Persepsi Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa UKSW terhadap Makna Indonesia: Studi Iklan Televisi Partai Persatuan Indonesia versi “Siapakah Indonesia?” T1 362012017 BAB II

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Persepsi

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran interpretasi adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik decoding dalam proses komunikasi Mulyana, 2003:167. Menurut Philip Kotler 2006: 174 persepsi merupakan proses di mana orang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti. Hal senada juga diungkapkan oleh Schiffman et al 2008, menurut mereka persepsi merupakan proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Dalam konteks komunikasi, John R. Wenburg dan William W. Wilmot mengartikan persepsi sebagai cara organisme memberi makna Mulyana, 2003:168. Jadi, dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan cara seseorang untuk memaknai informasi-informasi yang ada di sekitarnya. Persepsi merupakan inti komunikasi, karena melalui persepsi seseorang memilih dan mengartikan pesan- pesan yang ditangkapnya sehingga kemudian dapat menentukan bagaimana ia merespon pesan tersebut. Komunikasi yang efektif tidak akan terwujud tanpa adanya persepsi yang akurat. Sunaryo 2004: 98 menyatakan syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: 1 Adanya objek yang dipersepsi. 2 Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. 3 Adanya alat indera reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus. 4 Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon. Persepsi yang timbul dalam benak setiap orang dapat berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Sebagaimana diungkapkan Rahmat 2008 yang mana dikutip oleh Carolina dan Ester 2014: 11 bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural yang ada dalam diri manusia. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli. Sedangkan faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Dengan demikian, perbedaan persepsi yang timbul dalam benak setiap orang dapat berbeda karena dipengaruhi faktor-faktor tersebut. Sedangkan menurut Robbins 2008: 175-176, ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: 1 Pelaku persepsi, ketika seorang individu melihat target dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi individual tersebut. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang. 2 Target atau objek, karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. 3 Situasi, merupakan konteks di mana pelaku persepsi melihat objek atau target. Faktor ini dapat meliputi waktu ataupun keadaan sosial. Timbulnya persepsi dalam benak seseorang tidak terjadi begitu saja, namun persepsi tersebut timbul dari serangkaian proses tertentu. Alex Sobur 2003 menyatakan ada 3 tahap proses persepsi, yaitu: 1 Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 8 2 Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Dalam fase ini rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Namun, persepsi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3 Reaksi, bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Reaksi terdiri dari reaksi tersembunyi yaitu pendapatsikap dan reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang tersembunyi.

2.2. Teori Kategori Sosial

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa UKSW terhadap Makna Indonesia: Studi Iklan Televisi Partai Persatuan Indonesia versi “Siapakah Indonesia?” T1 362012017 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa UKSW terhadap Makna Indonesia: Studi Iklan Televisi Partai Persatuan Indonesia versi “Siapakah Indonesia?” T1 362012017 BAB IV

2 5 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa UKSW terhadap Makna Indonesia: Studi Iklan Televisi Partai Persatuan Indonesia versi “Siapakah Indonesia?” T1 362012017 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa UKSW terhadap Makna Indonesia: Studi Iklan Televisi Partai Persatuan Indonesia versi “Siapakah Indonesia?”

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Mahasiswa UKSW terhadap Makna Indonesia: Studi Iklan Televisi Partai Persatuan Indonesia versi “Siapakah Indonesia?”

0 0 80

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Iklan Berkaitan dengan Etika Pariwara Indonesia (Analisis Semiotika Iklan XL dan Iklan As) T1 362007012 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Citra Iklan Televisi M-150 Versi “Everybody Can Be A Hero" T1 362007003 BAB II

0 0 15

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Galery Foto Event UKSW T1 BAB II

0 0 4

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kekerasan Simbolik dalam Iklan Televisi: Studi Semiotika Pesan Iklan Politik Partai Golkar dan Partai Nasdem dalam Pemilu DPR 2014 T1 BAB II

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Semiotika Iklan Axis: Studi Kasus Iklan Axis Versi Iritology di Televisi

1 5 24