2 Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Dalam fase ini rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Interpretasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yakni pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Namun, persepsi juga
bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi
informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3
Reaksi, bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Reaksi terdiri dari reaksi tersembunyi yaitu pendapatsikap dan reaksi terbuka
sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang tersembunyi.
2.2. Teori Kategori Sosial
Teori kategori sosial beranggapan bahwa terdapat kategori sosial yang luas dalam masyarakat kota industri yang kurang lebih memiliki perilaku sama
terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Kategori sosial tersebut didasarkan pada usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, tempat tinggal
desa atau kota, ataupun agama. Asumsi dasar dari teori ini adalah masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sama akan membentuk sikap yang sama
dalam menghadapi rangsangan tertentu. Persamaan dalam orientasi serta sikap akan berpengaruh pula terhadap tanggapan mereka dalam menerima pesan
komunikasi. Masyarakat yang memiliki orientasi sama, lebih kurang akan memilih isi komunikasi yang sama dan akan menanggapi isi komunikasi tersebut
dengan cara yang sama. Suprapto, 2009: 23
9
2.3. Komunikasi Politik
Komunikasi politik secara etimologis berasal dari kata komunikasi dan politik. Komunikasi sebagaimana diungkapkan oleh Hovland, Janis, dan Kelly
merupakan proses di mana individu komunikator mengirimkan stimuli biasanya verbal untuk mengubah perilaku orang lain. Harold D. Lasswell,
seorang ahli ilmu politik merumuskan definisi komunikasi dalam sebuah rangkaian pertanyaan, “Siapa mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa, dan
apa akibatnya”. Definisi Lasswell ini kemudian menjadi model yang populer dalam jagat ilmu komunikasi. Sedangkan politik menurut Lasswell adalah ilmu
tentang kekuasaan. Hal tersebut tercermin dalam salah satu ungkapannya “when we speak of the science of politics, we mean the science of power.”
1
Bertolak dari definisi-definisi di atas, kita dapat sepakat bahwa komunikasi politik adalah suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol
komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta
memengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik Cangara: 2009.
Sama halnya dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi politik mencakup beberapa unsur yaitu: komunikator, pesan, media atau saluran, sasaran
dan efek. a.
Komunikator politik Komunikator politik sebagai sumber informasi merupakan pihak-
pihak yang dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang berbau politik yaitu orang-orang yang duduk di pemerintahan baik eksekutif
maupun legislatif, fungsionaris partai politik, LSM, dan kelompok- kelompok masyarakat yang dapat memengaruhi jalannya pemerintahan.
1
Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009, hlm. 19.
10
b. Pesan politik
Pesan politik merupakan inti dari sebuah proses komunikasi politik. Pesan politik dapat disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal,
disadari maupun tidak disadari. c.
Media Media adalah alat yang digunakan oleh komunikator untuk
menyampaikan pesan-pesan politiknya. d.
Sasaran Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat
memberikan dukungan terhadap partai atau kandidat dalam pemilihan umum.
e. Efek
Dari sebuah proses komunikasi politik, diharapkan dapat menimbulkan efek yaitu terciptanya pemahaman terhadap pesan-pesan
politik yang disampaikan khususnya berkaitan dengan pemerintah maupun partai politik yang pada akhirnya akan bermuara pada keputusan
memberikan suara pada partai atau kandidat yang bersangkutan. Adapun fungsi dari komunikasi politik menurut Cangara 2009, yang
merupakan kombinasi fungsi-fungsi komunikasi yang dirumuskan oleh McNair dan Goran Hedebro adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai usaha-usaha yang
dilakukan oleh lembaga politik. b.
Sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga politik. c.
Memberikan motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para pendukung partai.
d. Menjadi wadah yang mampu menampung ide-ide masyarakat yang dapat
berkembang menjadi opini publik. e.
Mendidik masyarakat tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak suara.
11
f. Menjadi hiburan bagi masyarakat dalam konteks “pesta demokrasi”
dengan menampilkan juru kampanye, artis, dan para pengamat politik. g.
Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflik dan ancaman berupa tindakan separatis yang
mengancam persatuan nasional. h.
Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap
gerakan reformasi dan demokratisasi. i.
Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda setting, maupun komentar-komentar politik.
j. Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good
governance yang transparan dan akuntabilitas.
2.4. Iklan Politik