39
5.3 Penugasan Liputan kepada Wartawan
Setelah dilakukan rapat perencanaan untuk program berita, Redaktur Desk atau Biro akan memberikan tugas liputan kepada Wartawan. Rapat program dilakukan
pada malam hari. Biasanya penugasan liputan harian diberikan setiap pagi hari kepada Wartawan. Wartawan tidak menghadiri rapat program perencaaan berita seperti
Redaktur atau Biro. Mereka akan menerima penugasan dari atasan. Komunikasi yang
dibangun antara Waratwan dengan yang memberi penugasan sifatnya diskusi, bukan seperti perintah yang sifatnya formal antara atasan dengan bawahan. Wartawan akan
dikoordinasikan dan diberi penugasan oleh Biro.
2
Pak Dhoni menyampaikan bahwa : “Kalau sistemnya di Suara Merdeka itu biasanya penugasan. Jadi yang ikut
rapat itu cuma dewan redaksi, diatasnya lagi ada yang namanya Koordinator Liputan, diatasnya lagi ada yang namanya Redaktur Pelaksana. Jadi mereka
rapat dulu membahas isu-isu yang berkembang atau acara-acara yang besok diselenggarakan di sekitar wilayah kerja begitu yang menarik untuk diangkat
isunya, terus setelah itu menugaskan kepada Wartawan
.” Hal mengenai penugasan liputan kepada Wartawan juga bisa diberikan dari
Koordinator Liputan langsung kepada Wartawan. Jadi tidak selalu dari Biro atau Desk. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pak Petrus selaku Redaktur Desk
bahwa : “Yang rancang agenda liputan pertama Redaktur, minta besok rencana
liputannya ini ini ini, ada berapa poin misalnya, ada berapa isu. Kita sampaikan ke Koordinator Liputan. Nanti Koordinator Liputan menyampaikan
ke Wartawan. Tapi nggak semua memang harus lewat
3
Korlip. Ada juga itu misalnya dari Desk
daerah itu memang bisa langsung, nugasin langsung.” Redaksi memiliki waktu hingga deadline berita masuk ke server yang harus
dipenuhi, yaitu sesi pertama pada pukul 17.00, dan sesi kedua pada pukul 21.00. Berita yang telah diliput oleh Wartawan harus sudah masuk ke server redaksi Suara
Merdeka 30 menit sebelum waktu deadline dalam bentuk naskah berita. Berita yang sudah masuk ke server akan disunting oleh Redaktur melalui komputer server.
Redaktur akan menentukan berita mana yang layak terbit, dan mana yang tidak. Dalam hal ini, Redaktur terkadang juga melakukan koordinasi dengan Redaktur
Pelaksana. Setelah tahap suntingan dari Redaktur selesai, koreksi berita yang lebih bersifat kebijakan penyajian akan dilanjutkan ke Redaktur Pelaksana.
2
Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret 2016.
3
Singkatan sehari-hari untuk menyebut Koordinator Liputan
40
Jika ada informasi yang berkembang, biasanya langsung diteruskan kepada Wartawan sesuai bidang tugas masing-masing. Dalam hal tertentu, jika Suara
Merdeka sudah mengetahui bahwa dalam beberapa hari kedepan sudah ditetapkan agenda untuk suatu kegiatan tertentu, maka Redaktur akan memberitahukan kepada
Wartawan dan mengajak Wartawan berdiskusi mengenai hal apa saja yang bisa digali dari kegiatan tersebut.
4
Seperti halnya ketika berlangsung pelantikan kepala daerah di Simpanglima, Semarang. Pelantikan tersebut dilakukan di tempat umum, sehingga
masyarakat bisa ikut merayakan. Masyarakat membawa makanan khas daerah masing-masing untuk disantap bersama. Dua hari sebelum pelaksanaan, Redaktur
sudah memberi tahu Wartawan mengenai agenda ini. Redaktur berkomunikasi dengan Wartawan mengenai hal kreatif apa yang bisa digali dari kegiatan ini. Melalui
komunikasi antara Redaktur dengan Wartawan, akhirnya ditentukan arah untuk pemberitaan tersebut, yakni masyarakat membawa masakan khas dari daerahnya
masing-masing. Masakan khas tersebut dibahas lebih detail lagi, dan ternyata hasil berita di Suara Merdeka pun berbeda dari media-media lain. Hal ini disampaikan oleh
Pak Edy, bahwa : “Ini kan sebagai sesuatu yang istimewa. Andai kata kita biarkan, paling kan
beritanya hanya standar, biasa. Tapi, bagaimana kita mengelola agar kita itu bisa berbeda dengan yang lain koran-koran lain. Jadi, dua hari sebelum
pelaksanaan, kita sudah minta Wartawan, ada sesuatu yang baru, kira-kira apa yang paling istimewa. Oh ada makanan khas, ada ini, ada itu. Dari bocoran itu
kemudian kita juga memberikan instruksi ke teman Biro daerah lain, yang kebetulan kepala daerahnya dilantik saat itu, menanyakan tentang makanan
khas apa yang akan ditampilkan disana nanti. Nah dari situlah tersaji sebuah laporan tentang makanan khas yang akan ditampilkan nanti. Dan itu sama
sekali berbeda dari media lain
.”
5
Jika ada agenda besar jauh-jauh hari, maka penugasan akan mengikuti. Isu besar akan dikembangkan dan disiapkan secara mendalam supaya berita bisa disajikan
secara lebih menarik. Biasanya juga mengangkat sisi lain, human interest, dan ditulis dalam format feature, selain itu ada pula yang ditulis dalam format straight news.
Saat mengalami kesulitan di lapangan, Wartawan akan menginformasikan kepada yang memberikan penugasan, bisa Biro atau Desk Redaktur masing-masing
bagian, atau Koordinator Liputan. Biro, Desk Redaktur atau Koordinator Liputan
4
Hasil wawancara dengan Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan, 23 Februari 2016.
5
Hasil wawancara dengan Dhoni Zustiyantoro selaku Wartawan, 12 April 2016.
41
pun akan memberikan respon untuk membantu Wartawan.
6
Seperti yang disampaikan oleh Pak Dhoni :
“Nah kalau misalnya ada kendala Reporter, biasanya langsung kontak Redaktur atau kontak Korlip juga bisa, dua-duanya. Karena kita kan tiap hari
harus koordinasi terus. Redaktur, Reporter, Korlip kadang
7
Redpel juga ikut terlibat. Terutama kalau ada isu-isu besar, isu-
isu penting gitu.” Saat narasumber yang direkomendasikan tidak bisa ditemui oleh Wartawan,
maka Desk Redaktur berusaha mencarikan dan memberikan rekomendasi narasumber lain. Sebisa mungkin tetap berupaya untuk menemui narasumber yang
valid, terpercaya, dan sesuai dengan kompetensinya. Untuk wawancara, narasumber idealnya ditemui secara langsung oleh Wartawan. Seperti yang dikatakan oleh Pak
Dhoni : “Karena dari pertemuan itu, Wartawan akan mendapatkan keterikatan emosi
dan hal-hal lain yang tidak didapat dari wawancara via telepon. ”
8
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa gerhana matahari di Indonesia, Suara Merdeka membahasnya secara mendalam untuk Jawa Tengah. Awalnya narasumber
akan diambil dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG Semarang, namun ternyata BMKG Semarang tidak mempunyai kapasitas untuk
penelitian mengenai gerhana matahari. Akhirnya Koordinator Liputan menerima informasi dari Biro Banyumas bahwa BMKG Banjarnegara memiliki kapasitas terkait
penelitian tentang gerhana matahari. Data-data terkait gerhana matahari ada di kantor BMKG cabang Banjarnegara yang memang khusus menangani soal antariksa. Segera
Koordinator Liputan memberi tahu kepada perwakilan Biro Banyumas untuk menginstruksikan kepada Wartawan yang bertugas di kawasan Banjarnegara untuk
menemui narasumber di sana. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi : “Jadi gini mbak, waktu itu kita menduga bahwa kantor BMKG itu ada di
Semarang, karena sebagai pusat pemerintahan, ibu kota Jawa Tengah. Kantor BMKG memang berada di Semarang. Tapi ternyata dalam struktur BMKG itu
yang menangani itu beda-beda. Jadi misalkan soal cuaca itu kantornya di Semarang. Nah ternyata yang soal gerhana ini, berkaitan dengan antariksa
kayak gini, ini ternyata kantornya justru di Banjarnegara. Nah ini kan di luar
6
Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016 dan 12 April 2016.
7
Singkatan sehari-hari untuk menyebut Redaktur Pelaksana.
8
Hasil wawancara dengan Rukardi selaku Redaktur Pelaksana, 07Maret 2016.
42
perkiraan kita. Barangkali itu terjadi mis disitu. Data-data ini ternyata ada di Banjarnegara.
” Namun, jika terpaksa narasumber tidak bisa ditemui, Wartawan bisa
melakukan wawancara lewat telepon. Misalnya apabila narasumber berada di luar kota dalam waktu yang lama. Wartawan melaporkan kepada Biro jika sampai masa-
masa deadline narasumber itu tidak bisa dihubungi. Setelah itu bisa didiskusikan alternatif narasumber lain yang tetap terpercaya. Untuk narasumber yang terkenal atau
sudah tidak asing, biasanya kontak sudah dimiliki, baik oleh Wartawan, Biro, maupun redaksi. Namun apabila ada narasumber yang relatif masih baru dan belum banyak
Wartawan memiliki kontaknya, Biro maupun redaksi akan membantu memfasilitasi. Jika tidak, maka Wartawan akan mencari sendiri kontak dan alamat narasumber
melalui jejaring atau kenalan yang dimiliki. Keberadaan media sosial sekarang ini juga membantu untuk mendapatkan informasi kontak dan informasi lain terkait
narasumber. Ketika ada isu yang berkembang di lapangan,
9
Wartawan juga dapat memberi tahu, berkoordinasi, melaporkan kepada Biro untuk mendiskusikan arah pemberitaan
yang diambil. Saat Wartawan bekerja di lapangan dan menemukan isu baru yang menarik akan langsung melaporkan kepada perwakilan Biro masing-masing. Dalam
hal ini, Wartawan media massa cetak dituntut untuk menulis berita secara mendalam. Jadi, tidak sekadar memberitakan kejadian. Hal ini disampaikan oleh Pak Dhoni :
“Nah Wartawan juga berhak memberi masukan tentang program-program yang ada di lapangan.”
Wartawan harus bertanggung jawab penuh karena merupakan orang yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan juga dengan narasumber.
Berhubungan dengan masyarakat maksudnya adalah Wartawan bisa menyuarakan suara rakyat. Jika dalam posisi yang dilematis, Wartawan harus memilih menolong
dulu atau mengambil berita dulu. Jadi kesuksesan untuk tercapainya pemenuhan perencanaan sebuah berita merupakan tugas mereka. Wartawan harus jeli melihat
seberapa dalam suatu informasi bisa digali. Dia harus memilih sudut pandang atau angle yang tepat dan eksklusif. Dimulai dari Wartawan itu sendiri, harus ada
kepekaan untuk langsung memperlakukan suatu berita secara teknis - profesional.
9
Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016.
43
Wartawan harus menanamkan prinsip untuk tidak segera mengirimkan berita tanpa melakukan konfirmasi kepada sumber mana saja yang harus dihubungi sesuai
kompetensinya. Wartawan menerima instruksi penugasan liputan melalui media telepon, grup
Blackberry Messenger, atau grup Watsapp. Jika penugasan diberikan melalui chat di grup watsapp atau bbm, biasanya hanya berupa poin-poin penting, jadi dalam hal ini
kurang ada penjelasan rinci, dan biasanya Wartawan kurang memahami tugas liputan yang diberikan. Jika Wartawan tidak paham akan penugasan yang diberikan, biasanya
akan mendiskusikan dengan kepala Biro atau Desk Redaktur yang mengkoordinasi Wartawan tersebut.
10
Di dalam diskusi tersebut Wartawan akan terus bertanya mengenai narasumber hingga arah berita yang akan dikembangkan seperti apa. Dalam
hal ini Pak Dhoni menyampaikan bahwa : “Itu pentingnya komunikasi karena penugasan kan biasanya kalau nggak lewat
telepon atau lewat bbm grup atau whatsapp grup. Disitu kan kalimatnya biasanya pendek-pendek, terus ada poin-poin dibawahnya. Ini cari angle disini, terus
narasumbernya bisa dua atau tiga orang, ini ini ini. Nah terkadang kan kami bingung di lapangan, harus apa nih. Nah maka itu kami di grup sering diskusi. Nah diskusi
akan berjalan terus sampai pada kami melakukan penulisan di sore hari
.” Komunikasi antara Redaktur dan Wartawan akan terus berlangsung hingga
Wartawan melakukan penulisan berita. Semua tulisan berita dan foto yang sudah didapatkan oleh Wartawan dari hasil liputan dikirim ke server Suara Merdeka. Hal ini
pun disampaikan oleh Pak Dhoni : “Kami lewat server, ada server tersendiri. Ada server di Suara Merdeka,
alamatnya di news.suaramerdeka.com. Tapi yang bisa login kan cuma Wartawan sama Redaktur
.” Setelah berita dikirim ke server, berita yang ditulis Wartawan tersebut akan
dicek oleh Desk Redaktur. Desk Redaktur akan menilai kelayakan berita yang akan dimuat besok dan melakukan penyuntingan berita melalui server. Ada kalanya
Redaktur kesulitan untuk memutuskan apakah suatu berita layak dimuat atau tidak. Jika ada di posisi seperti ini, maka Redaktur bisa berdiskusi dan meminta masukan
10
Wawancara dengan Pak Dhoni selalu Wartawan pada 24 Februari 2016.
44
dari Redaktur Pelaksana. Baru kemudian penyuntingan berita akan diteruskan kepada Redaktur Pelaksana.
11
Dalam hal ini Pak Petrus menyampaikan bahwa : “Desk bisa minta pertimbangan, ini gimana, ini bisa dimuat apa enggak. Jadi
diskusi, baru diputuskan.” Dari hasil penelitian, penugasan liputan kepada Wartawan memperlihatkan
jaringan komunikasi model lingkaran tempat interaksi terjadi dari atasan kepada bawahan tanpa ada kelanjutan pada tingkatan yang lebih tinggi. Interaksi untuk
memperoleh berita di lapangan dilakukan oleh Wartawan, Koordinator Liputan, Desk Redaktur dan Biro. Jadi jika ada masalah yang dialami oleh Wartawan atau ada isu
berkembang yang harus segera ditangani, diskusi yang terjadi dilakukan antara Wartawan dan Biro atau Wartawan dan Koordinator Liputan atau Koordinator
Liputan dan Biro atau Desk Redaktur dan Wartawan. Diskusi yang terkait peliputan berita tidak dilanjutkan kepada Pemimpin Redaksi. Kalaupun dalam hal tertentu
melibatkan Redaktur Pelaksana, bukan Wartawan yang berkomunikasi langsung dengan Redaktur Pelaksana. Biasanya dilakukan oleh Koordinator Liputan dan
diteruskan kepada Wartawan. Jika digambarkan, proses komunikasi penugasan liputan kepada Wartawan
adalah sebagai berikut:
Bagan 10 Sumber : Olahan data primer, 2016
11
Wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret 2016.
Koordinator Liputan
Wartawan Desk
Redaktur Biro
45
5.4 Rapat Distribusi Berita Budgetting di Harian Suara Merdeka