23
2 Seniman dalam hubungan antar manusia, mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan pendidikan;
3 Pembent.uk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan;
4 Catalytic agent, berpengaruh dalam pembaharuan dalam pembelajaran;
5Petugas kesehatan mental, bertanggung-jawab terhadap pembinaan mental siswa-siswinya.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru apabila dijalankan dengan baik dan
penuh tanggung jawab maka akan meningkatkan kualitas guru, khususnya kualitas pendidikan.
2.1.3 Peran Komite sekolah
Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, dibentuk berda-
sarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah sebagai
representasi dari
berbagai unsur
yang bertanggungjawab
terhadap peningkatan
kualitas proses dan hasil pendidikan Permadi dan Arifin,
2007:30. Komite Sekolah merupakan badan yang bersifat
mandiri, tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan satuan pendidikan maupun lembaga pemerintah
lainnya. Posisi Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, satuan pendidikan, dan lembaga-lembaga pemerintah
lainnya mengacu pada kewenangan masing-masing
24
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pembentukan Komite Sekolah ditetapkan dalam Keprnendiknas
Nomor 044U2002 dan merupakan amanat dari UU Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional Propenas tahun 2000-2004. Sasaran yang dicapai dalam program pembinaan pendidikan dasar
dan menengah di antaranya adalah terwujudnya manajemen pendidikan berbasis sekolah atau masya-
rakat school community based management dengan mengenalkan konsep dan merintis pembentukan
Dewan Sekolah Pendidikan di setiap kabupatenkota, dan pemberdayaan Komite Sekolah di setiap sekolah.
Pembentukan komite sekolah bertujuan: a mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan program pendidikan
di kabupatenkota
untuk Dewan
Pendidikan dan di satuan pendidikan untuk Komite Sekolah; b meningkatkan tanggung jawab dan peran
serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; c menciptakan suasana
partisipatif, transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
bermutu di daerah kabupatenkota dan satuan pen- didikan.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 56 membahas tentang Dewan Pendidikan dan Komite
25
Sekolah. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan tertuang pada pasal 56 1 yang
menyebutkan: masyarakat berperan dalam peningkat- an
mutu pelayanan
pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan melalui Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Kinerja Komite Sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan Komite Sekolah dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan tanggung jawab dan peran yang dilakukannya yakni sebagai badan pertimbangan
advisory agency, pendukung supporting agency, pengawasan controlling agency dan mediator. Sebuah
organisasi publik, maka Komite Sekolah memiliki peran penting dalam pendidikan, oleh karena itu Komite
Sekolah harus senantiasa tanggap dalam menghadapi seluruh persoalan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Peran Komite Sekolah mutlak diperlukan seiring dengan tuntutan masyarakat yang ingin berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan. Peran dan fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tidak dapat
dipisahkan dari pelaksanaan manajemen pendidikan di tingkat sekolah. Menurut Uno 2008: 55 beberapa
aspek manajemen yang secara langsung dapat dise- rahkan pada tingkat sekolah adalah:
1. Menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah;
26
2. Memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan ruang kelas yang tersedia, fasilitas yang
ada, jumlah guru, dan tenaga administratif yang dimiliki; 3. Menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
yang akan diadakan dan dilaksanakan oleh sekolah; 4. Pengadaan sarana prasarana pendidikan, termasuk buku
pelajaran dengan memperhatikan standar dan ketentuan yang ada;
5. Penghapusan barang dan jasa dapat dilaksanakan sendiri oleh sekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan
oleh pemerintah provinsi dan kabupaten; 6. Proses pengajaran dan pembelajaran.
Sejak bergulirnya
demokrasi dan
partisipasi, akuntabilitas pendidikan tidak hanya terletak pada
pemerintah tetapi juga oleh masyarakat sebagai stakeholder pendidikan termasuk Komite Sekolah.
Komite Sekolah dapat menyampaikan ketidakpuasan para orang tua murid akan rendahnya prestasi yang
dicapai oleh sekolah. Komite sekolah tidak perlu melakukan studi atau penilaian pendidikan, tetapi
cukup dengan menggunakan data pengaduan, laporan dari masyarakat yang ada untuk menyampaikan
kepuasan atau ketidakpuasan masyarakat terhadap pendidikan.
Dalam rangka memenuhi harapan besar terha- dap peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan diperlukan adanya kerjasama yang sinergis antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Komite
Sekolah memerlukan
acuan tentang
bagaimana membuat rencana kerja, melaksanakan program kerja,
memonitor dan
mengevaluasi, serta
27
mempertanggungjawabkan kepada
stakeholder pendidikan.
Komite Sekolah
merupakan mitra
dari pemerintah dan sekolah agar dapat melaksanakan
peran secara konsisten. Komite Sekolah menjadi penyalur aspirasi masyarakat dan harus rnemiliki
ADART, serta program kerja yang rasional. Komite Sekolah sebagai mediasi bagi masyarakat dalam arti
bahwa sekolah adalah milik bersama masyarakat dan pemerintah.
Tinggi rendahnya
mutu pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.
Suyatno dalam Pantjastuti 2008:15 menyebutkan bahwa kualitas pendidikan di masa yang akan datang
bergantung pada
komitmen daerah,
termasuk komitmen dari orang tua dan masyarakat yang terga-
bung dalam Komite Sekolah. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan keberhasilan
bersama secara sinergis antara sekolah, orang tua dan masyarakat.
Dari berbagai
pernyataan di
atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan penerapan hasil berpikir rasional di sekolah
tersebut untuk mengorganisasikan kegiatan yang menunjang kegiatan belajar dan pembelajaran guna
yang melibatkan unsur-unsur di sekolah tersebut yaitu
28
kepala sekolah, guru dan komite sekolah mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
2.2 Model Evaluasi Program CIPP