26
4.5.  Bagan Alir Penelitian
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
Persiapan : -  Tinjauan pustaka
-  Studi pendahuluan -  Proposal penelitian
Identifikasi jenis partisipasi
masyarakat lokal dalam
perencanaan destinasi
pariwisata perdesaan
Analisis dan sintesis
Jenis sumber daya atau modal
Model integrasi masyarakat lokal
dalam perencanaan destinasi pariwisata
perdesaan Kontribusi
pengembangan pariwisata perdesaan
bagi masyarakat lokal -  Temu tim
-  Seminar proposal -  Pengumpulan
proposal
Penelitian tahun I -  Observasi
-  Wawancara kepada
masyarakat -  FGD
-  Tinjauan pustaka -  Laporan penelitian
-  Seminar nasional -  Bagian buku
Penelitian tahun II -  Observasi
-  Wawancara kepada masyarakat, pakar atau
praktisi -  FGD
-  Tinjauan Pustaka -  Laporan penelitian
-  Seminar nasional -  Tulisan ke Asia
Pacific Journal of Tourism Research
Identifikasi dampak
pengembangan pariwisata
perdesaan
Analisis dan sintesis
27
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Penelitian Sebelumnya
Penelitian  pada  tahun  sebelumnya  bertujuan  untuk  mengetahui  kontribusi pengembangan  destinasi  pariwisata  perdesaan  terhadap  masyarakat  lokal.
Penelitian ini telah menghasilkan beberapa temuan yaitu tentang dampak destinasi pariwisata perdesaan terhadap masyarakat lokal dan peran sentral elit desa dalam
pengembangan  desa  wisata  di  Desa  Pakraman  Pinge.  Dampak  yang  ditimbulkan dari  pengembangan  Desa  Wisata  Pinge  cukup  beragam  yang  meliputi  aspek
ekonomi,  sosial  budaya,  dan  lingkungan.  Namun  berbagai  dampak  tersebut sampai  saat  belum  sepenuhnya  dinikmati  oleh  sebagian  besar  masyarakat  lokal
akibat  jenis  partisipasi  masyarakat  selama  ini  masih  manipulatif  dan  pasif  serta adanya dominasi elit dalam pengembangan Desa Wisata Pinge.  Dominasi elit ini
muncul lebih disebabkan oleh kevakuman aktivitas pariwisata selama tujuh tahun, karena masyarakat lokal tidak berdaya mengembangkan Desa Wisata Pinge yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan pada tahun 2004. Kemudian setelah beberapa elit yang merupakan pensiunan pegawai pemerintah dan swasta
pariwisata  mengisi  kekosongan  tersebut  dengan  berinisiatif  mengembangkan produk  desa  wisata,  aktivitas  pariwisata  di  Desa  Pakraman  Pinge  kembali
berkembang.  Munculnya  sejumlah  elit  yang  mempunyai  peran  sentral  dalam pengembangan  Desa  Wisata  Pinge  menyebabkan  dampak  yang  ditimbulkan
akhirnya mengarah kepada kutub-kutub kekuatan para elit tersebut. Menarik  untuk  dibahas  kemudian  berdasarkan  temuan  tersebut  adalah
terdapatnya  dua  tipologi  elit  dalam  ranah  pariwisata  di  Desa  Pakraman  Pinge. Kedua  jenis  elit  tersebut  adalah  elit  inklusif  dan  elit  eksklusif  yang  mempunyai
karakteristik  yang  tidak  sama  dan  dapat  memberikan  pengaruh  berbeda  dalam konteks  pengembangan  Desa  Wisata  Pinge.  Dualisme  elit  dalam  kepariwisataan
Desa  Pakraman  Pinge  dapat  menciptakan  renggangnya  kohesivitas  sosial  dan menyimpan  potensi  konflik.  Terkait  dengan  kemungkinan  resiko  yang  terjadi,
kata  kunci  dalam  pengembangan  pariwisata  berkelanjutan  di  Desa  Pakraman Pinge  adalah  inklusivitas  elit-elit  tersebut.  Inklusivitas  elit  dalam  penelitian  ini
berupa rumusan model yang mampu mensinergikan kedua kekuatan elit tersebut.