Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia Sejarah Asal Mula Aksara Jawa

commit to user 3

BAB II IDENTIFIKASI DATA

A. Data Produk

1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia

Era 70an adalah meledaknya dunia komik di Indonesia, khususnya tentang kepahlawanan, pada era tersebut beberapa dikenal dengan cergamis single fighter bersifat mandiri, semua karya cergamis dihasilkan sendiri. Saat itu belum ada istilah team work atau kerja tim, semua pekerjaan dari penulisan naskah cerita, sketsa pensil, inking penintaan, dan coloring pewarnaan dilakukan sendiri oleh sang cergamis, di era ’70-an, para cergamis belum bersentuhan dengan kecanggihan teknologi informasi seperti scanner serta program aplikasi seperti Adobe Photoshop dan CorelDraw, maka bisa kita bayangkan bahwa cergamis dan komikus pada era itu sangat hebat perjuanganya. Sedangkan cergam dan komik tentang cerita rakyat di Indonesia juga banyak diciptakan pada era 60-70an, jaman dahulu cerita rakyat sangat familiar dalam benak masyarakat, dan anak-anak pun juga sering mendengarkan dongeng tentang cerita legenda Tanah Air sebelum mereka tidur, hal ini berbeda sekali dengan jaman sekarang yang kebanyakan masyarakat tidak lagi mengenal cerita legenda bangsanya sendiri, dan lebih bangga bila membaca atau melihat cerita legenda dari luar negeri. commit to user 4

2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa

Cerita asal mula Aksara Jawa merupakan kisah cerita rakyat di Jawa, yang penulis ambil dari buku yang berjudul Cerita Rakyat Nusantara, buku tersebut diciptakan oleh Dian K, illustrator buku tersebut adalah Yol Yuhanto dan Aji Meis, adapun penerbit dari buku Cerita Rakyat Nusantara adalah PT. Buana Ilmu Populer kelompok Gramedia. Cerita Asal Mula Aksara Jawa sendiri bercerita tentang kisah seorang pemuda bernama Ajisaka dengan dua punggawa yang bernama Dhora dan Sembadha, serta Prabu Dewata Cengkar yaitu seorang prabu yang gemar memakan daging manusia yang berawal karena seorang juru masak kerajaan tidak sengaja terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, lalu masakan itu dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar. Suatu ketika Ajisaka menantang agar Prabu Dewata Cengkar memakan Ajisaka tetapi dengan syarat Prabu Dewata Cengkar harus memberi tanah seluas panjang surban yang diikatkan di leher Ajisaka. Prabu Dewata Cengkar pun memenuhinya, ia mengukur dengan cara menarik kain surban Ajisaka, tetapi dengan kekuatan Ajisaka kain selendang itu memanjang hingga mencapai ke tepian laut Pantai Selatan, lalu Ajisaka menghempaskan Prabu Dewata Cengkar ke tengah-tengah laut Pantai Selatan tersebut, dan secara tiba-tiba Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi seekor buaya putih. Setelah menang melawan Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka pun menjadi raja di Negara Madhangkamulan, Ajisaka yang pernah menitipkan Keris Pusakanya kepada salah satu punggawanya yang bernama Sembada di Pulau Majethi, commit to user 5 mengutus Dhora untuk mengambil Keris Pusaka tersebut, dikarenakan Sembadha begitu mempertahankan amanat Ajisaka yaitu tidak boleh memberikan Keris Pusaka tersebut ke tangan orang lain selain Ajisaka sendiri yang mengambilnya, Dhora dan Sembadha pun bertarung, dan karena mereka sama saktinya, keduanya tewas atas pertempuran tersebut. Ajisaka mendengar tentang tewasnya kedua punggawa yang sangat setia dan terpercaya itu dari salah seorang pengawal kerajaan, Ajisaka baru teringat tentang pesan yang di berikan kepada Sembadha untuk tidak memberikan Keris Pusaka kepada orang lain selain Ajisaka, lalu Ajisaka pergi ketempat dimana kedua punggawanya bertempur, Ajisaka sangat menyesal atas kelalaianya, dan dari peristiwa itu Ajisaka membuat Aksara yang berbunyi : Artinya adalah : ha na ca ra ka : Ana utusan ada utusan da ta sa wa la : Padha kekerengan saling berselisih pendapat pa dha ja ya nya : Padha digdayané sama-sama sakti ma ga ba tha nga : Padha dadi bathangé sama-sama mejadi mayat commit to user 6 Penulis sertakan diskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa antara lain sebagai berikut : a. Ajisaka Seorang pengembara yang tinggal di sebuah negara yang bernama Majethi, berwajah rupawan dan mempunyai kepribadian yang luhur, mempunyai keris pusaka yang dititipkan kepada punggawanya yang bernama Sembada. b. Prabu Dewata Cengkar Seorang Raja di sebuah negara yang bernama Madhangkamulan, mempunyai kegemaran memakan daging manusia yang berawal dari ketidaksengajaan dari seorang juru masak istana yang terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, seiring dengan berjalanya waktu dan dari kebiasaan memakan daging manusia membuat Prabu Dewata Cengkar mempunyai kepribadian yang kejam dan perangai yang mengerikan. c. Sembadha Seorang punggawa dari Ajisaka yang menjaga amanat membawa keris sakti milik Ajisaka, cenderung mempunyai sifat pendiam dan patuh terhadap perintah Ajisaka. d. Dhora Seorang punggawa dari Ajisaka yang menemani pengembaraan Ajisaka ke negara Majethi, patuh terhadap perintah Ajisaka, mempunyai sifat periang. commit to user 7 e. Patih Kerajaan Madhangkamulan Seorang Patih kerajaan Majethi, yang bertahun-tahun mengabdi untuk raja diraja di kerajaan tersebut. Mempunyai sifat patuh dan setia terhadap segala perintah raja walaupun umurnya sudah menua. f. Negara Majethi Negara dimana Ajisaka tinggal, Negara yang makmur dan melimpah akan sandang pangan, sebagian besar rakyat Negara Majethi mempunyai pekerjaan sebagai petani. g. Negara Madhangkamulan Negara yang di pimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, Raja yang agung bijaksana, dan mempunyai sandang pangan yang melimpah, tetapi kemudian berubah menjadi Negara yang sepi dan mencekam, karena satu persatu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewatacengkar.

3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa