Bayu Wicaksono C9409006

(1)

commit to user

i

PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS

KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Disusun Oleh : Bayu Wicaksono

C9409006

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO

1. Jangan menunda-nunda waktu, karena waktu adalah harta yang paling berharga (penulis).

2. Kesalahan bukanlah hal yang fatal, dengan kesalahan akan membuat kita menuju arah yang benar (penulis).

3. Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir (QS. Yusuf/ 12:78).


(5)

commit to user

v PERSEMBAHAN

Dengan Setulus hatiku kupersembahkan karya tugas akhir ini kepada:

1. Alm Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik . 2. Merinda Dyah Ayu yang


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia serta kasih – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Ahli Madya program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Universitas sebelas maret.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, serta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil yaitu:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Dra. Hj. Isnaini WW, M.Pd selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikan pengarahan dan dukungan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

3. Drs. Sri Agus, M.Pd selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Drs. Suharyana, M.Pd selaku pembimbing pembantu, terima kasih telah memberikan izin dalam penulisan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Yono selaku pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus yang telah memberikan penulis izin untuk mengadakan penelitian dan terima kasih banyak atas data-data yang sudah diberikan.


(7)

commit to user

vii

6. Bapak Azis selaku seksi pengembangan daya tarik wisata di Dinas Pariwisata, Mbah Syamsuri selaku juru kunci atau sesepuh Makam Pangeran Samudro, Bapak Pardi selaku juru kunci Sendang Ontrowulan terima kasih banyak atas bantuannya

7. Semua staf Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah membatu dan memberikan pengarahan selama ini.

8. Semua teman – teman angkatan 2009 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis, dan sudah membuat banyak kenangan indah yang tak terlupakan.

9. Untuk Gana dan Ikhwan yang selalu memberikan masukan – masukan dan tempat penulis mengeluh, suka duka kita lalui bersama.

10. Ibu, Kakak, Adik yang selalu memberikan dorongan dan fasilitas yang di butuhkan untuk penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya, oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa pengarahan, kritik, saran yang penulis butuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Surakarta, 16 Juli 2012


(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Bayu Wicaksono, C9409006, 2012. Profil wisatawan di Gunung Kemukus

Kabupaten Sragen. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan di Gunung Kemukus, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tujuan dan motivasi wisatawan berkunjung ke Gunung Kemukus, mengetahui foklor Gunung Kemukus, mengetahui prosesi upacara ziarah, untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus, mengetahui tanggapan masyarakat tentang Gunung Kemukus.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, yang disusun dengan menggunakan metode Observasi, metode wawancara dengan wisatawan, metode angket untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Gunung Kemukus, kemudian data dianalisis menggunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu analisa data dengan mendiskripsikan fenomena yang nampak yang nantinya akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang di kaji.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal sebagai Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah andalan Kabupaten Sragen, obyek ini tidak pernah lepas dari forklor Pangeran Samudro, yaitu putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir, mempunyai dua bangunan utama yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontruwulan.

Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.

Pengunjung yang datang ke Gunung kemukus mayoritas laki-laki dengan prosentase 70%,dan mayoritas berumur >45 tahun dengan prosentase 50%, 60% dari pengunjung bekerja sebagai wiraswasta. Mayoritas pengunjung berasal dari Cianjur dengan jumlah prosentasenya 16%, pengunjung tersebut mayoritas memakai kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya dengan jumlah prosentase 84%, tujuan pengunjung datang ke Gunung Kemukus adalah untuk berziarah dengan prosentasenya 70%, 40% pengunjung datang ke Gunung Kemukus termotivasi karena keunikan Gunung Kemukus. Masyarakat setempat memberikan tanggapan positif terhadap obyek tersebut, dan banyak pengunjung yang berharap dilakukannya perenovasian makam.


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Metodologi Penelitian ... 13


(10)

commit to user

x

BAB II PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN ... 16

A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen... 16

B. Perkembangan Wisaata di Kabupaten Sragen ... 18

C. Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen ... 19

D. Gunung Kemukus Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen ... 23

E. Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen ... 24

BAB III PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN ... 27

A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen... 27

B. Profil Wisatawan di Gunubg Kemukus Kabupaten Sragen ... 31

1. Variabel Demografik ... 31

2. Variabel Geografik ... 40

3. Variabel Psikografik... 42

4. Variabel Behaviouristik ... 51

C. Harapan Wisatawan Terhadap Gunung Kemukus ... 54

D. Prosesi Ziarah di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen ... 54

E. Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 58


(11)

commit to user

xi

BAB IV PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(12)

commit to user

xii DAFTAR TABEL

TABEL 1. Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen dari

Tahun 2007 sampai 2011 ... 24

TABEL 2. Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen dari Bulan Januari sampai Bulan Desember tahun 2011 ... 25

TABEL 3. Jenis Kelamin Responden ... 32

TABEL 4. Umur Responden ... 33

TABEL 5. Status Perkawinan Responden ... 33

TABEL 6. Pendidikan Terakhir Responden ... 34

TABEL 7. Status Pekerjaan Responden ... 35

TABEL 8. Penghasilan per Bulan responden ... 36

TABEL 9. Pengeluaran per Bulan Respnden ... 37

TABEL 10. Agama Responden... 37

TABEL 11. Daerah Asal Responden ... 39

TABEL 12. Negara Asal Responden ... 40

TABEL 13. Transportasi yang digunakan responden ... 41

TABEL 14. Tujuan Utama Responden Berkunjung Ke Gunung Kemukus ... 42

TABEL 15. Motivasi Responden Berkunjung ke Gunung Kemukus ... 43

TABEL 16. Atraksi Wisata yang Paling Diinginkan Responden ... 44

TABEL 17. Gunung Kemukus Merupakan Tujuan Utama Responden ... 45

TABEL 18. Keanekaragaman Daya Tarik Obyek Wisata ... 46

TABEL 19. Kualitas Tempat Penginapan ... 47

TABEL 20. Sikap Masyarakat Setempat Terhadap Wisatawan ... 48

TABEL 21. Kebersihan Obyek Wisata ... 49

TABEL 22. Informasi Obyek ... 50

TABEL 23. Jumlah Kunjungan Responden ke Obyek ... 51

TABEL 24. Kedatangan Responden ke Obyek Wisata ... 52

TABEL 25. Perencanaan Kunjungan Responden ke Obyek ... 53


(13)

commit to user

xiii DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin ke Kesbangpol Kabupaten Sragen... 65

LAMPIRAN 2 Surat Ijin ke Pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 66

LAMPIRAN 3 Surat Ijin Pengambilan Data ... 67

LAMPIRAN 4 Lembar Kuisioner Profil Wisatawan di Gunung Kemukus ... 68

LAMPIRAN 5 Lembar Karakteristik Responden ... 74

LAMPIRAN 6 Peta Wisata Kabupaten Sragen ... 77

LAMPIRAN 7 Peta Kecamatan Sumberlawang ... 78

LAMPIRAN 8 Foto Gerbang Depan Obyek Wisata Gunung Kemukus ... 79

LAMPIRAN 9 Wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus ... 80

LAMPIRAN 10 Foto Makam Pangeran Samudro dan Sendang Ontrowulan ... 81

LAMPIRAN 11 Foto Wisatawan yang berziarah ke Makam Pangeran Samudro 82 LAMPIRAN 12 Prosesi Larab Slambu yang diadakan setiap tanggal 1 syuro ... 83

LAMPIRAN 13 Foto penginapan dan papan penunjuk jalan Gunung Kemukus . 84 LAMPIRAN 14 Foto Tiket Masuk Obyek ... 85


(14)

TOURIST PROFILE IN MOUNT KEMUKUS SRAGEN

Bayu Wicaksono1 Drs. Soedarmono, SU2

ABSTRACT

2012. Diploma III Program Business Travel Literature and the Arts Faculty of the 11 March University of Surakarta.

This final report examines the profile of tourists at Mount Kemukus, the purpose of this study was to determine the purpose and motivation of tourists visiting Mount Kemukus, folklore Mount Kemukus know, knowing pilgrimage procession ceremony, to know the profile of tourists coming to Mount Kemukus, knowing the public response on Mount Kemukus.

This study is a qualitative study to obtain information about the tourist profile of Mount Kemukus Sragen, which are prepared using observations, interviews with travelers, the questionnaire method to determine the characteristics of tourists coming to Mount Kemukus Sragen. method for obtaining review of literature on the Mount Kemukus tourists, then the data were analyzed using descriptive qualitative techniques of data analysis to describe the phenomenon that appears that will be used to address problems in the review.

The conclusion of this study is the Tomb of Prince Samudro or better known as Mount Kemukus is a mainstay of pilgrimage tourism Sragen, this object can never be separated from forklor Samudro Prince, son of the last king of Majapahit concubine mother, has two main buildings, namely the Tomb of Prince Samudro , and Spring Ontruwulan.

Travelers who want to make pilgrimages to these objects should follow the procedures or procession which has been determined, which must be done first ie before the pilgrimage to the Tomb of

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409006

2 Dosen Pembimbing

Prince Samudro, Pilgrims should first purify himself in the Spring Ontrowulan, and do not forget to bring flowers, in spring the there is a caretaker who will help the pilgrims, after the completion of Spring Ontrowulan pilgrims continue his pilgrimage to the Tomb of Prince Samudro to bring flowers, after which interest is given to the caretaker at the Tomb of Prince Samudro, and the interpreter will ask what the key complaints of pilgrims, established after the pilgrims provide complaint caretaker will guide pilgrims to read da-prayer, like that picture of ordinances or pilgrimage procession at the Tomb of Prince Samudro.

Visitors to Mount cubeb majority of men with a percentage of 70%, and the majority aged> 45 years with the percentage of 50%, 60% of visitors work as an entrepreneur. The majority of visitors are from Cianjur with the percentage of 16%, the majority of visitors use private vehicles as a means of transportation with the percentage of 84%, where visitors come to Mount Kemukus is to make pilgrimages to the percentage of 70%, 40% of visitors come to Mount Kemukus motivated because of the unique Mount Kemukus. Local people gave a positive response to these objects, and many visitors who wish to do tomb renovation.


(15)

PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN

Bayu Wicaksono1 Drs. Soedarmono, SU2

ABSTRAK

2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan di Gunung Kemukus, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tujuan dan motivasi wisatawan berkunjung ke Gunung Kemukus, mengetahui foklor Gunung Kemukus, mengetahui prosesi upacara ziarah, untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus, mengetahui tanggapan masyarakat tentang Gunung Kemukus.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang profil wisatawan Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, yang disusun dengan menggunakan metode Observasi, metode wawancara dengan wisatawan, metode angket untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Gunung Kemukus, kemudian data dianalisis menggunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu analisa data dengan mendiskripsikan fenomena yang nampak yang nantinya akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang di kaji.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal sebagai Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah andalan Kabupaten Sragen, obyek ini tidak pernah lepas dari forklor Pangeran Samudro, yaitu putra Raja

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409006

2 Dosen Pembimbing

Majapahit terakhir dari ibu selir, mempunyai dua bangunan utama yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontruwulan. Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.

Pengunjung yang datang ke Gunung kemukus mayoritas laki-laki dengan prosentase 70%,dan mayoritas berumur >45 tahun dengan prosentase 50%, 60% dari pengunjung bekerja sebagai wiraswasta. Mayoritas pengunjung berasal dari Cianjur dengan jumlah prosentasenya 16%, pengunjung tersebut mayoritas memakai kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya dengan jumlah prosentase 84%, tujuan pengunjung datang ke Gunung Kemukus adalah untuk berziarah dengan prosentasenya 70%, 40% pengunjung datang ke Gunung Kemukus termotivasi karena keunikan Gunung Kemukus. Masyarakat setempat memberikan tanggapan positif terhadap obyek tersebut, dan banyak pengunjung yang berharap dilakukannya perenovasian makam.


(16)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Sragen atau yang dikenal dengan Bumi Sukowati adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, ibu kotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur kota Surakarta, Kabupaten Sragen mempunyai motto Asri yang merupakan akronim dari Aman, Sehat, Rapi, Indah. Hari jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan perda nomor : 4 Tahun 1987 yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. Tanggal dan Hari tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke-I menancapkan tonggak pertamanya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu pemerintahan lokal di Desa Pandak. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sragen, diakses tanggal 10 Mei 2012).

Dalam bidang kepariwisataan, Kabupaten Sragen sangat mengembangkan pariwisatanya, hal itu terbukti dengan pengembangan-pengembangan yang dilakukan di objek-objek wisata, sebagai contoh pengembangan Ndayu Park, Waduk Kedung Ombo, dan Museum Sangiran, yang sampai sekarang masih dikembangkan dan objek-objek tersebut menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Sragen. Dengan adanya daya tarik wisata tersebut, membuat kabupaten Sragen dikenal di berbagai daerah.


(17)

commit to user

Sudah banyak wisatawan yang mengunjungi kabupaten Sragen, baik wisatawan Domestik maupun wisatawan Manca Negara. Wisatawan tersebut datang untuk menikmati berbagai macam atraksi wisata yang ada di Kabupaten Sragen. kabupaten Sragen juga memiliki berbagi jenis dan macam pariwisata seperti : Jenis Wisata rekreasi, Wisata olahraga, Wisata Outbond, dan Wisata Religi.

Bagi masyarakat Indonesia berwisata bukan hanya mengunjungi tempat-tempat yang indah seperti halnya pantai, pegunungan, wisata belanja, maupun wisata kuliner. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang melakukan wisata ziarah. Indonesia mempunyai banyak tempat-tempat ziarah mulai dari makam pahlawan, tempat ibadah, wali songo dan tempat yang di sakralkan. Tempat-tempat ziarah tersebut mempunyai daya tarik yang berbeda-beda yang mampu menarik wisatawan untuk bekunjung.

Dalam tuntunan Islam, wisata ziarah merupakan salah satu bagian rukun iman. Dengan pengertian bahwa ziarah makam dapat memperkuat salah satu rukun iman yaitu percaya pada hari akhir. Percaya pada hari akhir tidak hanya mencakup pada percaya kehidupan setelah mati. Namun juga percaya pada hal-hal yang terkait dengan hal-hal yang ada “ketika” masa kehidupan setelah kematian tersebut. Bisa berupa percaya pada perkumpulan padang mahsyar, perhitungan

baik dan buruk, jembatan shirathal mustaqim, syafa’at Nabi, surga-neraka, dan

melihat Tuhan dengan dzatnya. Lebih spesifik lagi, kehidupan setelah kematian menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Manusia masih akan mengalami kehidupan sekali lagi setelah kematian yang pertama. Dan perjalanan kehidupan setelah kematian ini akan ditempuh dalam waktu sangat


(18)

commit to user

panjang, bahkan selama-lamanya. Oleh karena itulah, manusia dituntut untuk memperbanyak bekal menghadapi perjalanan ini. (http://id.shvoong.com/society-and-news/opinion/2185788-wisata-religi/#ixzzlvvzTZmvY, diakses tanggal 10 Mei 2012).

Di Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen terdapat sebuah obyek wisata, dan objek wisata tersebut dijadikan sebagai tempat ziarah. Objek tersebut menjadi pembicaraan banyak orang, hal yang menjadikan objek tersebut menarik adalah pandangan pro dan kontra. Objek wisata tersebut adalah Gunung Kemukus, ada dua paradigma yang berkembang di tengah masyarakat bahwa apabila ingin mendapatkan berkah atau permohonannya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan prosesi yang dilanjutkan dengan ritual intim dengan lawan jenis yang bukan suami istri atau istrinya selama tujuh kali dalam satu lapan secara berturut-turut. Pendapat lain mengatakan bahwa berziarah ke objek tersebut adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang diziarahi. Dengan berziarah ditempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.

Daya tarik wisata religi yang disertai dengan kebudayaan itulah yang menjadi daya tarik para wisatawan baik yang berasal dari Kabupaten Sragen maupun dari luar Kabupaten Sragen. Banyak dari wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus dengan motif dan tujuan yang berbeda, selain itu wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus mempunyai profil yang berbeda pula.


(19)

commit to user

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dan untuk lebih mengetahui profil wisatawan yang ada di Gunung Kemukus, maka penulis

mengangkat hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan judul “Profil Wisatawan di

Gunung Kemukus Kabupaten Sragen”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka masalah pokok yang akan di teliti adalah:

1. Apa tujuan dan motif wisatawan mengunjungi objek wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen?

2. Bagaimana forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen? 3. Bagaimana prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung Kemukus

Kabupaten Sragen?

4. Bagaimana profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen?

5. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tujuan dan motif wisatawan mengunjungi wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.


(20)

commit to user

3. Untuk mengetahui prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.

4. Untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.

5. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi profil wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, dan memberikan informasi yang berguna dalam mengambil kebijakan kepariwisataan yang ada di Kabupaten Sragen.

2. Diharapkan karya ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca, dan dapat menjadi referensi buku-buku tugas akhir di labtour DII UPW FSSR-UNS.

E. Kajian Pustaka

Wisata ziarah merupakan sebuah bentuk kunjungan ritual yang dilakukan ke makam dan masjid yang bersejarah. Dari prosesnya, wisata ziarah juga dipahami sebagai perjalanan batin seseorang, sehingga memiliki ikatan emosi dan kontempolasi tinggi.

Wisata ziarah juga merupakan bagian dari wisata religi, merupakan tempat atau lokasi ziarah yang memiliki kekayaan dan kepentingan historis, artistik, dan


(21)

commit to user

spiritual atau rohani, dan mampu menarik ribuan wisatawan setiap tahun. Ketenangan, kesunyian, dan kesyahduan yang menentramkan untuk dirasakan ketika seseorang menziarahi tempat-tempat yang berupa makam pemuka agama, penguasa atau tokoh-tokoh yang disegani yang dapat membangkitkan religiusitasnya. (http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=22&id=1041), diakses tanggal 10 Juni 2012

Ziarah bukan hal terlarang. Hukumnya mustahab (dianjurkan). Di awal perjalanan Islam, perbuatan ini memang dilarang untuk menutup akses menuju syirik. Ketika tauhid telah mapan di hati para Sahabat, ziarah diizinkan kembali dengan tata cara yang disyariatkan. Artinya, siapa saja yang berziarah dengan cara-cara yang tidak disyariatkan, maka ia tidak diizinkan untuk berziarah.

Pengagungan manusia dan perbuatan syirik di mana pun bertentangan dengan Islam yang berlandaskan tauhid. Begitu pula dalam ibadah yang bernama ziarah ini. Syariat telah menentukan hikmah dari anjuran berziarah kubur, yaitu; Mengingatkan hamba kepada akhirat dan memberi pelajaran berharga baginya akan kehancuran dunia dan kefanaannya. Sehingga jika ia kembali dari makam, timbul rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla yang bertambah, dan kemudian memikirkan akhirat dan beramal untuk itu.

Mendoakan kebaikan bagi mayat dan memohonkan ampunan bagi mereka. Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang telah mati. Amalannya telah putus begitu menghembuskan nafas terakhirnya meninggalkan dunia menuju akhirat. Oleh sebab itu, sangat membutuhkan orang-orang yang berbaik hati mau mendoakan kebaikan dan ampunan baginya, serta menjadikannya penghuni surga. Pada tata cara berziarah, bagi yang mengikuti


(22)

commit to user

petunjuk Rasulullah SAW berarti ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang melakukan perbuatan macam-macam dalam berziarah, mereka telah menjerumuskan diri kedalam jurang kesesatan. (http://aycuna.wordpress.com/2012/05/04/tujuan-ziarah-kubur-dalam-kaca-mata-sufi, diakses tanggal 11 juni 2012).

Menurut buku karangan I Ketut Suwena dan I Gst Widyatmaja yang berjudul Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, 2010 menyebutkan bahwa pengertian pariwisata secara etiomolgi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “traveling”,

sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata

pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan bekali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak kata

“kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Sampai sekarang definisi pariwisata belum adanya suatu kejelasan dan kesepakatan dari pakar, berikut beberapa penjelasan dari sudut pandang masing-masing pakar :

1. Herman V. Schulalard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara.

2. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan


(23)

commit to user

pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.

3. K. Krapt (1942), kepariwisataan adalah gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.

4. Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara oaran-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu Negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan.

5. Hans. Buchli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari sesorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tertentu.

Menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang dikemukakan diatas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi cirri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat disamakan (walau cara


(24)

commit to user

mengemukakannya agak berbeda-beda), yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yaitu :

1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lain.

3. Perjalanan itu walaupun ada bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi.

4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini umumn sifatnya yang menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam-macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu.

Wisatawan memang sangat beragam, tua-muda, kaya-miskin, asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda-beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist descriptor).

a. Trip Descriptor, wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok


(25)

commit to user

b. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya

digambarkan dengan “who wants what, why, when, where and how

much?”.

Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya adalah sebgai berikut.

1. Karakteristik Sosio-Demografis

Karakteristik sosio-demografis menjawab pertanyaan “who wants what”.

Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.

2. Karakteristik Geografis

Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain. 3. Karakteristik psikografis

Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik personal. Wisatawan wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki


(26)

commit to user

profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu produk wisata.

Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,

“kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka

terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. (Ketut Suwena, 2000 :43).

Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan Kepariwisataan tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.

a. Kebangsaan

Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah laku, kepercayaan, kebudayaan, life style, dan kesukan terhadap atraksi wisata yang mereka inginkan.


(27)

commit to user

b. Umur, jenis kelamin dan status

Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik sosio-demografis wisatawan. Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan pada saat melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi sebagai berikut :

1) Wisatawan Remaja

Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini. remaja biasanya melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap dalam jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur.

Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal, sering seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang sering kali timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku wisatawan remaja dari luar negeri.

2) Wisatawan Usia Lanjut

Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi tempat yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan fasilitas dan pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang baik, Lebih suka duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat sensitive, beberapa wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak berkeberatan.


(28)

commit to user

3) Jenis kelamin

Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih membutuhkan kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang yang mereka inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas. (Happy Marpaung, 2000 :49).

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data penulis akan menggunakan beberapa teknik pengumpilan data, yaitu :

a. Wawancara

wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul redaksi data dengan koresponden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 83).

Metode wawancara disebut juga dengan interview dalam hal ini dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antaran peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Peneliti menyusun terlebih dahulu pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar pertanyaan tentang


(29)

commit to user

permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan nara sumber yang dianggap lebih tahu dan di percaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas. Wawancara dilakukan kepada pihak pengelola Gunung Kemukus Yono selaku pengelola obyek, Sumaryo selaku juru kunci Makam Pangeran Samudro, dan Nardi selaku juru kunci Sendang Ontrowulan, Bambang selaku pengunjung Gunung Kemukus. Wawancara dilakukan pada hari Kamis 12 Juli 2012.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

Penulis melakukan observasi pada bulan Juni dan Juli tahun 2012, observasi tersebut dilakukan dengan cara mengamati, meneliti, dan melihat kondisi yang ada terjadi di Gunung Kemukus.

c. Angket

Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini adalah kuesioner. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

Penulis menyebarkan 50 kuesioner kepada pengunjung yang ada di obyek Gunung Kemukus, kuesioner tersebut berisi Variabel Demografik, Variabel Geografik, Variabel Psikografik, dan Variabel Behaviouristik. Penyebaran


(30)

commit to user

kuesioner tersebut di lakukan pada hari Rabu, Kamis, dan Jum’at tanggal 11, 12, 13 Juli 2012.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan permasalahan dalam penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh. Studi pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membaca buku dan tulisan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan data yang diperoleh dari buku-buku teori, perpustakaan Laboratorium Tour DII Usaha Perjalanan Wisata maupun pihak obyek wisata Gunung Kemukus.

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Bab II menjabarkan mengenai gambaran umum Kabupaten Sragen, sekaligus membahas tentang perkembangan dan historis Gunung Kemukus.

Bab III menjabarkan mengenai profil wisatawan, tujuan dan motif wisatawan, menjelaskan foklor dan prosesi ziarah di Gunung Kemukus, serta tanggapan masyarakat terhadap Gunung Kemukus.

Bab IV menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dan semua keterangan objek wisata Gunung Kemukus.


(31)

commit to user

16 BAB II

PERKEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Propinsi jawa tengah, Ibu Kotanya terletak di Sragen sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batas wilayah Kabupaten Sragen :

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi Jawa Timur) Sebelah Barat : Kabupten Boyolali

Sebelah Selatan : kabupaten Karanganyar Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan, 8 kelurahan dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas : 40,037, 93 Ha (42,52%) lahan basah (sawah), 54,117, 88 Ha (57,48%) lahan kering, Kabupaten Sragen terletak pada : º 15 LS dan 7 º 30 LS, 110 º 45 BT dan 111 º 10 BT.

Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata-rata 109 m diatas permukaan laut. Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-310C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun. Jumlah penduduk Kabupaten Sragen berdasarkan data 2005 sebanyak 865.417 jiwa, terdiri dari 427.253


(32)

commit to user

penduduk laki-laki dan 438.164 penduduk perempuan. Kepadatan penduduk rata-rata 919 jiwa/km2.

Luas wilayah : 94, 155 Ha Luas Sawah : 40, 129 Ha Tanah Kering : 54, 026 Ha

Luas wilayah tersebut di bagi menjadi 2 bagian Sebelah selatan Bengawan Solo :

Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %) , Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %) Sebelah utara Bengawan Solo :

Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %) , Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %). Selain berkembang dalam dunia pariwisata, berbagai penghargaan dan prestasi yang dimiliki Kabupaten Sragen membuktikan bahwa Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang maju dan memiliki potensi dalam berbagai bidang. Penghargaan dan prestasi yang dimiliki tersebut antara lain : penghargaan Adipura ke-7 pada tahun 2010, juara 2 lomba PDAM sehat antar propinsi tahun 2007-2009, penghargaan Parade Posyandu Rekor MURI tahun 2007-2009, dan lain-lain. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=9). Diakses pada tanggal 24 Juni 2012.

Jika dilihat dalam kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sragen banyak bekerja dalam bidang jasa kemasyarakatan, pada tahun 2009 mencapai 114.630 orang yang bekerja dalam bidang jasa kemasyarakatan, selain bekerja di bidang jasa kemasyarakatan, banyak dari mereka menjadi pedagang besar, maupun eceran, Kabupaten Sragen melaporkan pada tahun 2009 mencapai 65.595 orang yang bekerja menjadi pedagang besar, maupun eceran. Standar UMK untuk


(33)

commit to user

kabupaten Sragen pada tahun 2010 mencapai Rp 724.000. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=4) diakses pada tanggal 29 juni 2012.

B. Perkembangan Wisata di Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen termasuk dalam wilayah karisidenan Surakarta, Kabupaten Sragen mempunyai obyek-obyek wisata yang menjadi andalan, dengan adanya objek-objek wisata andalan Kabupaten Sragen menjadi daerah tujuan wisata bagi wisatawan domestik, maupun wisatawan mancanegara. Obyek wisata andalan tersebut yaitu : Museum Sangiran, Waduk Kedung Ombo, Pemandian Air Panas Bayanan, Gunung Kemukus, dan Kolam Renang Kartika.

Perkembangan pariwisata Kabupaten Sragen sudah cukup bagus, hal itu di karenakan Kabupaten Sragen selalu mengembangkan daya tarik wisatanya, menambah fasilitas yang ada di objek, memperbaiki jalan akses menuju ke objek, dan peningkatan jasa pelayanan kepada wiasatawan agar wisatawan puas setelah berkunjung ke Sragen.

Dinas pariwisata Kabupaten Sragen melaporkan, selama kurun waktu terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah wisatawan di Kabupatan Sragen. Kunjungan dari tahun 2007 menurut data statistik jumlahnya mencapai 519 untuk mancanegara dan untuk wisatawan domestik 217,745, untuk tahun 2008 wisatawan mancanegara 1670 dan wisatawan domestik mencapai 217,188, pada tahun 2009 untuk wisatawan mancanegara mencapai 1791 dan wisatawan domestik mencapai 244,255, pada tahun 2010 dilaporkan jumlah


(34)

commit to user

wisatawan mancanegara mencapai 2208 sedangkan untuk wisatawan domestic sendiri mencapai 253,183, dan pada tahun 2011 wisatawan mancanegara jumlahnya mencapai 1532, sedangkan untuk wisatawan domestik mencapai 287,912. Dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sragen setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah pengunjung.

C. Obyek dan Daya Tarik Wisata di kabupaten Sragen

Sektor pariwisata Kabupaten Sragen menjadi salah satu sumber pendapatan yang sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu terus diupayakan pengembangannya mengingat potensi yang dimiliki dan masih perlu diperdayagunakan. Pengembangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek pelayanan terhadap wisatawan dan menjaga daya tarik wisata yang dimiliki oleh obyek tersebut. Sebagian besar obyek wisata yang sangat berpengaruh pada pendapatan Kabupaten Sragen antara lain :

1. Pemandian Air Panas Bayanan

Pemandian air panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan wisata minat khusus yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen, obyek wisata Bayanan ini digunakan untuk wisata kesehatan yang dipadukan dengan daya tarik alam atau ekowisata. Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, air panas Bayanan ini dianggap memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti : reumatik, gatal-gatal, dan penyakit lainnya.


(35)

commit to user

Pemandian air panas ini terletak tepat disebelah tenggara ibu kota Kabupaten Sragen yaitu Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. secara geografis, pemandian air panas Bayanan terletak sekitar 17 km di sebelah tenggara Kabupaten Sragen. jarak tersebut bisa dicapai menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum.

Fasilitas yang disediakan oleh pengelola Pemandian Air Panas Bayanan antara lain : kamar mandi air panas, parkir kendaraan, taman rekreasi dan bermain untuk anak, hutan wisata, warung makan, ruang informasi dan mushola. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=101). Diakses tanggal 24 juni 2012.

2. Kolam Renang Kartika.

Kolam Renang Kartika merupakan merupakan salah satu objek wisata tirta andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen. Objek wisata ini terletak didalam kota dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam pemancingan, arena bermain, taman keluarga dan kafetaria. Kolam Renang Kartika terletak di jl Veteran yang berdampingan dengan stadium Sepak Bola Sragen, kolam renang ini diresmikan pada tanggal 26 April 1988, mempunyai luas kurang lebih 2 hektar. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=105). Diakses pada tanggal 23 juni 2012.

3. Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar, yang areanya mencakup sebagian wilayah tiga kabupaten, yaitu : Sragen,


(36)

commit to user

Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air. Lokasi Objek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang sekitar 30 km dari pusat kota. Selain disuguhi pemandangan indah, para pengunjung bisa menikmati wisata air, menumpang perahu, berpetualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah waduk. Waduk Kedung Ombo juga menyediakan tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan.

Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di Desa Ngargotirto, telah dibangun area pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter. Arena pacuan kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Lokasi pacuan kuda berada lima kilometer dari jalan raya solo-purwodadi. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=102). Diakses pada tanggal 23 juni 2012.

4. Museum Sangiran

Museum Sangiran terletak di Desa krikilan Kecamatan Kalijambe kurang lebih 40 km dari Sragen atau kurang lebih 17 km dari Solo. Museum Sangiran menyimpan puluhan ribu fosil dari 2 juta tahun lalu. Fosil-fosil purba ini merupakan 65% fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil, 2.931 fosil ada di museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.

Museum Sangiran memiliki luas wilayah sepanjang bentangan dari utara-selatan sepanjang 9 km barat-timur sepanjang 7 km. Masuk dalam empat kecamatan atau sekitar 59,3km2. Museum Sangiran mempunyai berbagai koleksi


(37)

commit to user

fosil, seperti : Fosil Manusia, Fosil Hewan bertulang belakang, Fosil Binatang Air, Batu-batuan, Serudi, Kapak, Bola Batu dan Kapak perimbas-penetak. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=100). Diakses pada tanggal 23 juni 2012

5. Gunung Kemukus

Gunung Kemukus merupakan salah satu obyek wisata ziarah di Kabupaten Sragen. Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada diatas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Kompleks kawasan makam Pangeran Samudro mempunyai 2 bangunan, yaitu : bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan, di dalamnya terdapat tiga makam, satu makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan RAy. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliu kemanapun pergi. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber mata air) yang bernama

“Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut merupakan tempat bersuci Ray.

Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun. (http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103). Diakses pada tanggal 23 juni 2012.


(38)

commit to user

D. Gunung Kemukus sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sragen

Gunung Kemukus tidak pernah lepas dari legenda Pangeran Samudro, Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari Ibu Selir. Ketika kerajaan majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Pada waktu itu beliau telah berusia 18 tahun. Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro disuruh untuk berguru tentang agama islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai. Secara Geografis, obyek wisata Gunung Kemukus terletak sekitar kurang lebih 29 km di sebelah utara Kota Solo, dari Sragen kurang lebih 34 km ke arah utara, jarak tersebut dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari kota Sragen dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen - Pungkruk/Sidoharjo – Tanon - Sumberlawang/Gemolong - Gunung Kemukus.

Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30 menit, melewati jalan Solo – Purwodadi turun di Barong kemudian menuju Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo. Kawasan wisata Gunung Kemukus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pariwisata yang tentu saja bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi para pengunjung, antara lain : mushola, kamar kecil, tempat parkir, penginapan, dan


(39)

commit to user

ruang informasi. Obyek wisata Gunung Kemukus ini dikelola oleh Dinas Pariwisata kebudayaan Kabupaten Sragen.

E. Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Tabel 1 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten

Sragen Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah kunjungan Jumlah Kunjungan jumlah Domestik Mancanegara

2007 2008 2009 2010 2011 45,002 45,354 42,084 42,026 39,687 0 0 0 0 0 45,002 45,354 42,084 42,026 39,687 Sumber (hasil pendapatan obyek wisata Gunung Kemukus tahun 2007-2011).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kunjungan wisatawan pada tahun 2007 mencapai 45,002 pengunjung dan ditahun 2008 mengalami kenaikan hingga mencapai 45,354 hal ini disebabkan pada tahun 2007 terjadi perenovasian makam karna itulah kegiatan ziarah sedikit terganggu sehingga menyebabkan peziarah yang datang sedikit. Pada tahun 2009 sedikit mengalami penurunan pengunjung sampai 42,084, penurunan pengunjung terjadi kembali pada tahun 2010 mencapai 42,026 dan pada tahun 2011 hal yang sama pun terjadi, Obyek Wisata Gunung Kemukus mengalami penurunan pengunjung hingga 39,687. Hal tersebut terjadi karena faktor transportasi yang sulit untuk menuju ke


(40)

commit to user

obyek tersebut, factor perekonomian yang sekarang sudah membaik dan tidak ada lagi perbaikan, meningkatnya harga tiket masuk dan tariff-tarif lainnya, selain itu juga banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Sangiran dan Kolam Renang Kartika, sehingga Obyek Wisata Gunung Kemukus mengalami banyak penurunan

jumlah pengunjung. Tabel 2 Daftar Kunjungan Wisata di Gunung Kemukus Kabupaten

Sragen dari bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2011

No Bulan Jumlah Wisatawan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 1.927 3.789 3.835 3.504 3.884 3.476 2.807 883 2.434 3.862 4.375 4.911

Sumber (hasil pendapatan obyek wisata Gunung Kemukus tahun 2011). Dari data tabel di atas dapat dilihat pada bulan Desember 2011 paling banyak di kunjungi, hal ini disebabkan karena bertepatan dengan tahun baru atau pergantian tahun, hal itu mendorong minat wisatawan untuk berziarah ke Gunung


(41)

commit to user

Kemukus dan mereka meminta agar tahun depan diberi rizki dan ekonomi yang lebih baik. Pada bulan November kunjungan wisatawan mencapai 4.375, pada bulan ini kunjungan cukup banyak hal itu di karenakan pada bulan November 2011 ada ritual Larab Slambu yang diadakan setiap tanggal 1 syuro atau tahun baru hijriyah. Kunjungan paling sedikit pada bulan Agustus mencapai 883 pengunjung, hal itu di karenakan pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan ramadhan dan hari raya idul fitri.


(42)

commit to user

27 BAB III

PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.

Obyek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gunung Kemukus merupakan obyek wisata andalan Kabupaten Sragen, obyek wisata tersebut mempunyai sejarah dan keunikan budaya yang menarik, oleh karena itu Gunung Kemukus ini merupakan tujuan utama bagi para ziarah.

Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir. Pada saat kerajaan Majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya, beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Selama di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa sudah cukup dewasa Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai.

Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia. Selama berguru kepada Kyai Ageng Gugur, pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran Islam secara mendalam. Selama itu pula, Pangeran tidak mengetahui bahwa Kyai


(43)

commit to user

Ageng Gugur sebenarnya kakaknya sendiri. Ketika dirasa Pangean Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat tersebut.

Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak. Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke Demak. Mereka berjalan kearah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) kemudian mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam. Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan

sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat

tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (Gemolong).

Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah kecamatan Miri). Karena sakit yang dideritanya semakin parah, pangeran memutuskan beristirahat di dukuh tersebut. Ketika sakitnya semakin parah dan dirasa akan sampai pada ajalnya, Pangeran Samudro memerintahkan salah seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada sultan di Demak. Seusai mendengar amanat Sultan, abdi tersebut diperintahkan untuk kembali. Dan ketika


(44)

commit to user

abdi tersebut kembali ketempat dimana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut. Sebelum pemakaman, diadakan musyawarah diantara orang-orang yang memiliki lahan di sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi

nama “Dukuh Samudro” yang sampai kiniterkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak namun ajal terlebih dahulu

menjemput Pangeran Samudro, Sultan Demak mengatakan, “Menurut pendapat

ku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa untuk diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya Maha Kuasa bahwasannya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang-orang di sana.

Pada awalnya keadaan lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk. Selanjutnya diterangkan bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap (kukus).


(45)

commit to user

Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus” nama aslinya dulu adalah Gunung Sari.

Setelah menerima kabar dari abdi Dalem Pangeran Samudro Sultan Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat untuk bermukim didekat Makam Pangeran samudro dan merawat makam putranya tersebut, setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang amat dicintainya. Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan

putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :“Oh ananda begitu

sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu, hanya engkau satu-satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu “. Pangeran Samudro pun menjawab : “Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama

belum melepas raga untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “Sendang”

yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”.

Setelah tebangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah itu rambutnya yang sudah terkurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi


(46)

commit to user

karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya R.Ay Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran Samudro hilang tak tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay.

Ontrowulan diberi nama “Sendang Ontrowulan”. (buku panduan wisata Gunung

Kemukus Kabupaten Sragen).

B. Profil Wisatawan di Gunung Kemukus berdasarkan Variabel Demografik, Variabel Psikografik, Variabel Behaviouristik

Untuk mengetahui profil wisatawan yang ada di obyek Wisata Gunung Kemukus dilakukan dengan cara melakukan survey dan penyebaran kuisioner sebanyak 50 responden. Sedangkan karakteristik yang digunakan meliputi: jenis kelamin, usia responden, status perkawinan, status pendidikan terakhir responden, pekerjaan responden, daerah asal responden, tujuan utama berkunjung ke Obyek Wisata Gunung Kemukus, dan motivasi responden mengunjungi Obyek Wisata Gunung Kemukus. Berdasarkan data yang di peroleh dapat dilihat dalam tabel data sebagai berikut:

1. Variabel Demografik

Yang termasuk dalam variable demografik yaitu : jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran per bulan, agama, daerah asal. Berikut ini adalah hasil data yang


(47)

commit to user

diperoleh dari pembagian angket kepada pengunjung yang ada di Gunung Kemukus.

Tabel 3

Jenis kelamin responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

1 Laki-laki 35 70%

2 Perempuan 15 30%

Jumlah 50 100%

Sumber : hasil angket 2012

Dari tabel 3 menyatakan bahwa Obyek Wisata Gunung Kemukus lebih diminati pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan pengunjung perempuan. Hal itu dikarenakan selain sebagai tempat berziarah banyak pengunjung laki-laki yang datang karena ingin bersenang-senang, seperti berkaraoke, melihat-lihat berbagai atraksi yang disediakan setiap malam jum’at pon, dan ingin mengunjungi tempat lokalisasi yang ada di obyek tersebut. Jumlah pengunjung laki-laki mencapai 35 dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai 70%, sedangkan untuk pengunjung perempuan mencapai 15 dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai 30%. Jenis kelamin membedakan pola pikir dan membedakan pula jenis wisata yang diinginkan.


(48)

commit to user

Tabel 4 Umur responden

No Umur Jumlah Persen (%)

1 <16 - -

2 16 – 25 10 20%

3 25 – 45 15 30%

4 >45 25 50%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas koresponden yang berkunjung di Gunung Kemukus berusia >45 tahun, yaitu sebanyak 25 orang dengan prosentase sebesar 50%. Sedangkan koresponden yang berusia 25-45 tahun sebanyak 15 orang dengan jumlah prosentase 30%, koresponden yang berusia antara 16-25 tahun mencapai 10 orang dengan prosentase 20%.

Tabel 5

Status perkawinan responden

No Status Perkawinan Jumlah Persen (%)

1 Belum 21 42%

2 Sudah 27 54%

3 Cerai 2 4%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan dari data tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas status perkawinan koresponden yang berkunjung di Gunung Kemukus 27 orang sudah


(49)

commit to user

menikah dengan prosentase 54%, 21 orang dengan prosentase 42% belum menikah, dan 2 orang dengan jumlah prosentase 4% sudah cerai.

Tabel 6

Pendidikan terakhir responden

No Status Pendidikan Terakhir Jumlah Persen (%)

1 SD - -

2 SMP 9 18%

3 SMU 15 30%

4 Diploma (D1, D2, D3, D4) 14 28%

5 Sarjana (S1) 12 24%

6 S2 atau S3 - -

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pengunjung yang berkunjung ke Gunung Kemukus mayoritas lulusan SMU, hal ini disebabkan karena banyak pengunjung yang bekerja sebagai wiraswasta dan mereka berpikiran untuk menjadi seorang wiraswasta tidak perlu bersekolah terlalu tinggi, meskipun ada sebagian pengunjung yang berbeda pemikirannya. Jumlah pengunjung yang berstatus lulusan SMU mencapai 15 orang jika dilihat dari jumlah prosentasenya mencapai 30%, sedagnkan untuk lulusan Diploma mencapai 14 orang jika dilihat dari jumlah prosentasenya mencapai 28%, untuk status pendidikan Sarjana mencapai 12 orang dengan jumlah prosentase 24%, sedangkan untuk status SMP mencapai 9 orang dengan jumlah prosentasenya 18%.


(50)

commit to user

Tabel 7

Status pekerjaan responden

No Status Pekerjaan Jumlah Persen (%)

1 Ibu rumah tangga 4 8%

2 Wiraswasta 30 60%

3 Pegawai swasta 11 22%

4 Pegawai pemerintah 2 4%

5 Guru, dosen 1 2%

6 TNI, polisi 1 2%

7 Pelajar, mahasiswa 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa status pekerjaan pengunjung yang ada di Gunung Kemukus adalah wiraswasta, hal ini di sebabkan pengunjung yang berkunjung di Gunung Kemukus ingin mendapatkan berkah setelah selesai berziarah, selain itu juga pengunjung yang berwiraswasta atau yang mempunyai usaha ingin usaha mereka cepat berkembang. Jumlah pengunjung yang status pekerjaannya sebagai wiraswasta ada 30 orang dengan jumlah prosentasenya mencapai 60%, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta berjumlah 11 orang dengan prosentasenya 22%, sedangkan ibu rumah tangga 4 orang dengan prosentase 8%, yang bekeja sebagai pegawai pemerintah ada 2 orang dengan prosentase 4%, dan bekerja sebagai dosen, guru, TNI, berjumlah 1 orang dengan jumlah prosentasenya mencapai 2%. Status pekerjaan pengunjung sangat


(51)

commit to user

berpengaruh pada penghasilan dan pengeluaran pengunjung yang ada di Gunung Kemukus.

Tabel 8

Penghasilan per bulan responden

No Penghasilan per bulan Jumlah Persen (%)

1 < Rp 750.000,00 15 30%

2 Rp 750.000,00 – Rp 1.500.000,- 24 48%

3 > Rp 1.500.000,00 11 22%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Penghasilan per bulan ini sangat berkaitan erat dengan status pekerjaan pengunjung, banyak atau sedikitnya penghasilan sangat di pengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan oleh pengunjung itu sendiri. Berdasarkan tabel 8 kebanyakan wisatawan yang berkunjung di Obyek Wisata Gunung Kemukus berpenghasilan per bulan Rp 750.000,00 - Rp 1.500.000,00, dengan jumlah 24 orang dan jika dilihat dari prosentasenya mencapai 48%, 15 orang dengan jumlah prosentase 30% berpenghasilan <Rp 750.000,00, 11 orang dengan jumlah prosentasenya 22% berpenghasilan per bulannya mencapai >Rp 1.500.000,00. Meskipun penghasilan pengunjung tidak begitu rendah tetapi masih banyak dari pengunjung yang datang dengan harapan ingin memperbaiki ekonominya dan meningkatkan penghasilannya.


(52)

commit to user

Tabel 9

Pengeluaran per bulan responden

No Penghasilan per bulan Jumlah Persen (%)

1 < Rp 750.000,00 28 56%

2 Rp 750.000,00 – Rp 1.500.000,00 18 36%

3 > Rp 1.500.000,00 4 8%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa pengeluaran pengunjung yang ada di Gunung Kemukus paling banyak < Rp 750.000,00 mencapai 28 orang dengan prosentasenya 56%, sedangkan Rp 750.000,00- Rp1.500.000,00 mencapai 18 orang dengan prosentasenya 36%, dan > Rp 1.500.000,00 mencapai 4 orang dengan jumlah prosentasenya 8%, pengeluaran tersebut dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya kebutuhan dan penghasilan per bulannya.

Tabel 10 Agama responden

No Agama Jumlah Persen (%)

1 Islam 50 100%

2 Kristen prostestan - -

3 Katholik - -

4 Budha - -

5 Hindu - -

Jumlah 50 100%


(53)

commit to user

Berdasarkan tabel 10 semua wisatawan yang berkunjung di Gunung Kemukus mayoritas beragama islam, 50 orang dengan jumlah prosentasenya 100% mereka beragama Islam. Obyek Wisata Gunung Kemukus ini merupakan obyek wisata ziarah khusunya ziarah kubur dalam syariat Islam berziarah memang di perbolehkan, tetapi harus sesuai dengan tata cara yang diajarkan agar peziarah tersebut tidak terjerumus dalam kemusyrikan.

Hukum melakukan ziarah dalam ajaran agama Islam menjadi haram atau tidak dibenarkan jika aktivitas di dalamnya tidak sesuai atau bertentangan dengan ajaran Islam. Beberapa contoh hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam yaitu : meminta pertolongan pada tempat yang di ziarahi, membaca Al-Qur’an di kuburan, dan bernadzar kepada mayat yang ada di kuburan. Masih banyak masyarakat yang menyalah artikan ziarah, seharusnya berziarah dengan tujuan mendoakan mayat agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah, jika dilihat banyak dari peziarah tersebut datang ke sebuah makam dan berdoa memohon agar segala keinginannya bisa terkabulkan, hal itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan sangat disesali sekali kesalahan dalam berziarah tersebut menjadi kebiasaan bagi sebagian banyak masyarakat, selain itu pula kesalahan berziarah tersebut sudah menjadi warisan dan sulit untuk dihilangkan karena itu sudah menjadi kepercayaan yang salah.


(54)

commit to user

Tabel 11

Daerah asal responden No Alamat tempat tinggal dan kota

keberangkatan

jumlah Persen (%)

1 Gemolong 4 8%

2 Semarang 7 14%

3 Jogja 5 10%

4 Kediri 3 6%

5 Cianjur 8 16%

6 Pekalongan 1 2%

7 Malang 3 6%

8 Kudus 1 2%

9 Karawang 3 6%

10 Subang 4 8%

11 Indramayu 1 1%

12 Surabaya 3 6%

13 Demak 2 4%

14 Solo 1 2%

15 Jepara 3 6%

16 Sragen 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Dari tabel 11 dapat menunjukkan dari mana saja pengunjung yang berkunjung ke Gunung Kemukus, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus berasal dari cianjur, jumlah pengunjung yang berasal dari


(55)

commit to user

Cianjur mencapai 8 orang dengan prosentase 16%, setelah itu pengunjung dari semarang berjumlah 7 orang dan jika dilihat dari jumlah prosentasenya mencapai 14%, 5 orang berangkat dan berasal dari Jogjakarta jika dilihat dari jumlah prosentasenya mencapai 10%. Hal itu membuktikan bahwa Gunung Kemukus adalah obyek wisata yang sudah terkenal diberbagai daerah, khususnya daerah Sunda dan Jawa Timur.

2. Variabel Geografik

Variable Geografik lebih mengacu pada daerah negara asal pengunjung dan transportasi apa yang di gunakan oleh pengunjung, Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada pengunjung yang ada di Gunung Kemukus.

Tabel 12

Negara Asal responden

No Negara asal Jumlah Persen (%)

1 Indonesia 50 100%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Dari tabel 12 menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus berwarga Negara Indonesia dengan jumlah 50 orang dengan prosentase 100%, hal tersebut mebuktikan bahwa wisatawan Mancanegara belum mengenal dan mengetahui keberadaan Obyek Wisata Gunung Kemukus tersebut, jika dilihat target pemasaran obyek tersebut hanya untuk wisatawan domestik saja belum ada rencana pemasaran untuk wisatawan yang berasal dari Mancanegara,


(56)

commit to user

selain itu juga kebanyakan wisatawan Mancanegara jika berkunjung ke Kabupaten Sragen mereka lebih banyak berkunjung ke Museum Sangiran.

Tabel 13

Transportasi yang digunakan responden

No Transport Jumlah Persen (%)

1 Kendaraan pribadi 42 84%

2 Bus 7 14%

3 Kereta - -

4 Pesawat - -

5 Kendaraan perusahaan 1 2%

Jumlah 50 100%

Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012

Dari data tabel 13 menyatakan bahwa mayoritas pengunjung datang ke Gunung Kemukus dengan menggunakan kendaraan pribadi meskipun ada juga pengunjung yang menggunakan Bus, hal itu membuktikan bahwa pada saat melakukan perjalanan ke Gunung Kemukus, pengunjung lebih nyaman jika memakai kendaraan pribadi. Jika dilihat jumlah pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi mencapai 42 orang dengan jumlah prosentasenya 84%, sedangkan yang menggunakan bus mencapi 7 orang dengan jumlah prosentasenya 14% dan yang menggunakan kendaraan perusahaan hanya 1 dengan prosentasenya 2%.


(1)

commit to user

harus membawa isteri simpanan atau teman kumpul kebo serta melakukan hubungan seksual dengan bukan istri atau suami yang sah. Parahnya, pendapat tersebut diterima oleh sebagian besar masyarakat.

Akan tetapi pandangan atau pendapat tersebut tidak benar dan perlu diluruskan. Munculnya pendapat tersebut berawal dari penafsiran pengertian kata

“dhemenan”dalam bahasa jawa diartikan kekasih lain yang bukan isteri atau

suami yang sah (pasangan kumpul kebo), kekasih gelap, isteri atau suami atau simpanan. Sehingga pengertiannya menjadi apabila ziarah ke Makam Pangeran

Samudro harus membawa dhemenan. Arti sesungguhnya dari kata “dhemenan”

dalam konteks naskah dalam bahasa jawa tersebut adalah keinginan yang diidam-idamkan, cita-cita yang ingin segera terwujud atau tercapai seperti seakan-akan menemui ingin menemui kekasih.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus adalah apabila punya kemauan, cita-cita yang ingin dicapai atau apabila menghadapi rintangan yang menghalangi jalan, untuk mencapai cita-cita atau tujuan tersebut harus dilakukan dengan cara sungguh-sungguh, hati yang bersih suci dan konsetrasi pada cita-cita dan tujuan yang akan dicapai atau dituju. Dengan demikian, terbukalah jalan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut dengan mudah. Nilai-nilai keteladanan Pangeran Samudro apabila saat ini Makam Pangeran Samudro selalu ramai dikunjungi oleh peziarah adalah karena adanya keyakinan bahwa semasa hidupnya Pangeran Samudro adalah orang yang mulia, besar jasanya pada bangsa dan Negara, serta selalu berbuat baik dan menghormati sesama. Hal-hal yang perlu diteladani oleh para peziarah dari seorang figur Pangeran Samudro adalah : ketaqwaan kepada


(2)

commit to user

Tuhan Yang Maha Esa, menghargai orang tua sebagai perantara lahir manusia ke dunia, selalu taat dan setia kepada Negara dan sultan (pemerintah), seorang tokoh pendamai atau pemersatu bangsa dan bertanggung jawab. (buku panduan wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen).

D. Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Obyek Wisata Gunung

Kemukus

Masyarakat setempat memberikan tanggapan yang positif terhadap Obyek Wisata Gunung Kemukus tersebut, dengan adanya obyek tersebut masyarakat mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus masyarakat setempat menrima dampak yang baik dan

positif, jika pada malam puncak ziarah atau setiap malam Jum’at Pon masyarakat

sekitar berjualan bunga untuk menyekar, selain itu warga yang memiliki penginapan, toko-toko kecil, warung makan, dan tempat karaoke mereka mampu mendapatkan penghasilan lebih dari hari-hari biasa.

Masyarakat setempat memberi tanggapan yang positif karena mereka sudah sadar dan mengetahui bahwa setiap obyek wisata tidak bisa berdiri sendiri, selain itu juga warga setempat juga sangat mendukung dengan keberadaan Gunung Kemukus, dengan adanya dukungan itu warga bermaksud untuk meningkatkan jumlah pengunjung, dengan peningkatan jumlah pengunjung secara otomatis pendapatan warga pun juga semakin meningkat. (hasil wawancara dengan Sardi, Jumiyati, Narto, dan Sri Murni selaku warga setempat).


(3)

commit to user

59

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Makam Pangeran Samudro atau yang lebih di kenal dengan Gunung Kemukus merupakan obyek wisata ziarah yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Sragen. Obyek wisata ini mempunyai sejarah dan kebudayaan yang unik yang menjadi daya tarik wisata dan menjadikan motivasi wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. Kawasan obyek ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk menciptakan kenyamanan bagi para pengunjung, fasilitas tersebut antara lain : mushola, kamar kecil, tempat parkir, penginapan, dan ruang informasi.

Letak obyek yang strategis, membuat obyek ini mudah dikunjungi oleh wisatawan. Dari data yang telah dikumpulkan, dapat diketahui wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus mereka berasal dari luar kota, 16% wisatawan berangkat dari Cianjur, 10% wisatawan yang datang dari Jogjakarta, 14% kedatangan dari Semarang, sedangkan minat kebutuhan wisatawan pria dan wanita lebih banyak kaum pria dibandingkan kaum wanita, kaum pria tercatat dalam data sebanyak 70% sedangkan kaum wanita hanya 30%.

Dapat diambil kesimpulan pula bahwa wisatawan yang datang ke Gunung Kemukus berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa dan mayoritas berusia >45 tahun dengan jumlah prosentasenya 50%. Dan kebanyakan wisatawan yang datang berstatus perkawinan sudah menikah, dalam hal pekerjaan atau profesi sebagian wisatawan tersebut adalah dari kalangan wiraswasta. Sebanyak 60% bekerja sebagai wiraswasta, 22% bekerja sebagai pegawai swasta, 4% sebagai ibu


(4)

commit to user

rumah tangga, 1% bekerja sebagai Guru, TNI, dan Mahasiswa. Wisatawan yang berkunjung di Gunung Kemukus 100% mereka menganut Agama Islam dan berwarga Negara Indonesia.

Untuk berkunjung ke Gunung Kemukus wisatawan lebih menyukai memakai kendaraan pribadi yaitu sebanyak 84%, dan mayoritas pengunjung yang datang ke Gunung Kemukus tujuan utamanya adalah untuk berziarah yaitu sebanyak 70%, wisatawan termotivasi datang ke Gunung Kemukus di karenakan keunikan obyek dan mengetahui sejarah obyek masing-masing 40% dan 36%. Yang paling diinginkan wisatawan pada saat berkunjung adalah kehidupan masyarakatnya jika dilihat dari jumlah prosentase mencapai 90%, dan semua wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus menjadikan obyek tersebut sebagai tujuan utamanya. Gunung Kemukus memiliki fasilitas penginapan setelah melakukan survey ternyata sebanyak 58% wisatawan yang menginap di Gunung Kemukus berpendapat bahwa penginapannya mempunyai kualitas yang baik, dan 70% wisatawan mengatakan bahwa masyarakat setempat pun juga ramah terhadap wisatawan, kebersihan tempat di Gunung Kemukus selalu terjaga 56% wisatawan berpendapat sama. 84% wisatawan mendapatkan informasi obyek wisata dari teman, keluarga, dan kolega.

Dari hasil penelitian ternyata mayoritas pengunjung yang datang ke Gunung Kemukus sudah pernah berkunjung ke obyek lebih dari 3 kali 48% wisatawan mengatakan seperti itu, 46% wisatawan melakukan kunjungan bersama Rombongan, dan wisatawan tersebut berkunjung ke Gunung Kemukus tersebut atas inisiatif mereka sendiri.


(5)

commit to user

Harapan sebagian banyak pengunjung menginginkan agar Makam Pangeran Samudro direnovasi supaya lebih menarik dan nyaman saat dikunjungi, 40% wisatawan menginginkan perenovasian makam.

Pengunjung yang ada di Gunung Kemukus 70% masih mempercayai adanya mitos yang mengatakan harus berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami isteri, khususnya pengunjung yang datang dari Sunda. Mitos tersebut masih dipercayai oleh Orang Sunda karena hal tersebut sudah membudaya dan menjadi kebiasaan. 30% pengunjung tidak mempercayai dengan adanya mitos tersebut, khususnya pengunjung dari Jawa sendiri. Pengunjung tersebut sudah menyadari mitos tersebut adalah hal yang keliru jadi mereka tidak melakukan persyaratan yang mengharuskan berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami istrinya.

Obyek Wisata Gunung Kemukus mempunyai 2 tempat yang menjadi tujuan bagi para peziarah yaitu : Sendang Ontrowulan, dan Makam Pengeran Samudro. Wisatawan yang ingin berziarah ke obyek tersebut harus mengikuti tata cara atau prosesi yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pertama kali yaitu : sebelum berziarah ke Makam Pangeran Samudro, Peziarah harus mensucikan dahulu dirinya di Sendang Ontrowulan, dan jangan lupa untuk membawa bunga, di sendang tersebut ada juru kunci yang akan membantu peziarah, setelah selesai dari Sendang Ontrowulan Peziarah melanjutkan ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga di berikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, seteah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan


(6)

commit to user

memandu peziarah untuk membacakan da-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro.

Malam Jum’at Pon merupakan waktu yang tepat untuk berziarah dan

juga puncak kunjungan ziarah, tidak kurang dari 4000 pengunjung pengunjung dari daerah di Jawa da di luar Jawa berkunjung untuk berziarah di tempat ini. Masyarakat setempat memberikan tanggapan yang positif terhadap obyek tersebut, mereka sadar bahwasannya dengan adanya obyek tersebut akan berdampak baik bagi perekonomian masyarakat setempat, selain itu juga masyarakat setempat juga sudah menyadari bahwa setiap obyek wisata tidak bisa berdiri sendiri, harus ada peran serta dari masyarakat tersebut.

B. Saran

Untuk menjaga dan melestarikan Obyek Wisata Ziarah Gunung Kemukus, sedikit saran kepada pengelola obyek agar :

1. Peningkatan promosi terhadap Obyek Wisata Gunung Kemukus harus

ditingkatkan agar semakin dikenal oleh para wisatawan dan mampu meningkatakan jumlah kunjungan. Promosi tersebut bisa dilakukan dengan internet, buku panduan, dan brosur.

2. Penambahan fasilitas di obyek khususnya toilet untuk umum, selain itu

perenovasian makam, pernovasian tersebut dapat dilakukan dengan cara pembaruan cat dan bangunan-bangunan yang sudah rusak.