PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah S.W.T dan kerendahan hati, skripsi ini
kupersembahkan kepada:
Ayahku Saring Alamsyah dan Ibuku Watiyem yang telah memberikan doa,
semangat, cinta dan kasih sayang tiada batas serta perjuangan ayah dan ibu
bekerja demi biaya pendidikanku hingga aku bisa menyelesaikan studi
sarjanaku.
Kakakku Lusi Purwanti, adikku Prabella Teovany dan kakak iparku Bambang
Sapto Saputro serta saudara-saudaraku yang selalu berbagi kasih sayang dan
semangat disetiap langkahku.
Sahabat dan teman-teman seperjuangan di program studi S1 PGSD Universitas
Lampung yang selalu memberikan motivasi dan semangat!
Almamater tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “peningkatan aktivitas dan hasil belajar
matematika dengan menggunakan model cooperative learning tipe think pair

share (TPS) pada siswa

kelas IV SD negeri 4 metro utara tahun pelajaran

2012/2013” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam
mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.


3.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan
kemudahan

kepada

peneliti

dalam

terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

mengikuti

pendidikan

hingga


4.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD
Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.

5.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP S1 PGSD Metro yang telah
memberi kemudahan dan arahan kepada peneliti hingga terselesaikannya
skripsi ini.

6.

Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik
dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.


7.

Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing kedua atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik
dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8.

Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya
untuk membahas, memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat
dalam proses penyempurnaan skripsi ini.

9.

Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan membantu dalam penyelesaian tugas yang ada di
dalam kampus.

10. Bapak dan Ibu dosen serta staf S1 PGSD Universitas Lampung yang turut
andil dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Ibu Herawati, S.Pd. Kepala SD Negeri 4 Metro Utara yang telah memberikan
izin untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 4 Metro Utara.

12. Ibu Yulmaiyer, S.Pd, selaku guru pamong dan teman kolaborasi dalam
melaksanakan penelitian ini yang telah banyak membantu peneliti dalam
kelancaran penyusunan skripsi ini.
13. Seluruh guru, staf administrasi, dan seluruh karyawan di SD Negeri 4 Metro
Utara yang yang telah memberikan kemudahan dan motivasi yang
membangun kepada peneliti.
14. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara yang menjadi subjek dalam
penelitian ini.
15. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ibunda Watiyem dan
Ayahanda Saring Alamsyah, Kakakku Lusi Purwanti, beserta keluarga besar
tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil, doa,
serta kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti.
16. Sahabat-sahabat terdekat peneliti: Yulia, Desi, Eka Suryani, Anggun, Anissa,
Agil, Puji. terimakasih atas semangat dan doa kalian.
17. Rekan-rekan S1 PGSD angkatan 2008, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah dan
terimakasih atas kebersamaan serta dukungan yang diberikan selama ini.

18. Seluruh dosen, staf administrasi dan karyawan FKIP Unila, seluruh temanteman PGSD, kakak-kakak, adik-adik angkatan, 2006, 2007, 2009, 2010,
2011 terimakasih atas kerja samanya.
19. Semua pihak yang telah banyak memberikan motivasi dan informasi serta
pendapat yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini kurang dari kesempurnaan, akan tetapi
peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan
perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar ke SD-an. Semoga
Allah SWT melimpahkan balasan atas kebaikan dan perhatian yang diberikan
kepada peneliti, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Amin.

Metro, Maret 2013
Peneliti

Susti Anggra Eni
0813053059

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 4 METRO UTARA
TAHUN PELAJARAN
2012/2013

Oleh
SUSTI ANGGRA ENI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 4 METRO UTARA
TAHUN PELAJARAN
2012/2013

Skripsi

Oleh

SUSTI ANGGRA ENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

Latar Belakang Masalah .......................................................
Identifikasi Masalah .............................................................
Batasan dan pemecahan masalah .........................................
Rumusan Masalah ................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................
Manfaat Penelitian ................................................................

1
4
5

6
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share
2.1.1 Model Pembelajaran .....................................................
2.1.2 Pengertian cooperative learning ...................................
2.1.3 Jenis-jenis cooperative learning ...................................
2.1.4 Pengertian Cooperative Learning Tipe TPS .................
2.1.5 Kelebihan kekurangan Cooperative Learning tipe TPS
2.1.6 Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe TPS ......
2.2 Pengertian Aktivitas .............................................................
2.3 Pengertian Belajar .................................................................
2.4 Pengertian Hasil Belajar........................................................
2.5 Pengertian Matematika..........................................................
2.6 Tujuan Matematika ...............................................................
2.7 Hipotesis Tindakan................................................................

8

8
9
10
12
14
15
16
17
19
19
20
22

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

Pendekatan Penelitian ..........................................................
Setting Penelitian .................................................................
Teknik Pengumpulan Data ...................................................
Alat Pengumpulan Data .......................................................
Teknik Analisis Data ............................................................
Prosedur Penelitian...............................................................

xiii

23
24
24
25
25
28

3.7
3.8

Urutan Penelitian Tindakan Kelas .......................................
Indikator Keberhasilan .........................................................

29
38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian…………………..…………………………
4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri 04 Metro Utara ...........
4.1.2 Deskripsi Awal ...........................................................
4.1.3 Refleksi Awal .............................................................
4.2.4 Persiapan Pembelajaran .............................................
4.1.5 Hasil penelitian Siklus I .............................................
4.1.6 Hasil penelitian Siklus II ............................................
4.1.7 Hasil penelitian Siklus III...........................................

39
39
40
41
42
43
59
74

4.2 Pembahasan ..........................................................................

87

4.2.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ............
4.2.2 Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ................
4.2.3 Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran .....

87
90
92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..........................................................................
5.2 Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

97
98
100

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. langkah-langkah model Think Pair Share ..............................................
2. Taraf keaktifan siswa dalam % ..............................................................
3. Taraf keberhasilan kinerja guru ..............................................................
4. Taraf keberhasilan belajar siswa dalam % ..............................................
5. Aktivitas belajar siswa pada Siklus I .....................................................
6. Kinerja guru siklus I ................................................................................
7. Hasil belajar siswa siklus I .....................................................................
8. Aktivitas belajar siswa siklus II ..............................................................
9. Kinerja guru siklus II ..............................................................................
10. Hasil belajar siswa siklus II..................................................................
11. Aktivitas belajar siswa siklus III ..........................................................
12. Kinerja guru siklus III ..........................................................................
13. Hasil belajar siswa siklus III ................................................................
14. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa siklus I, II, III ........................
15. Rekapitulasi persentase kinerja guru siklus I, II, III ..........................
16. Rekapitulasi ketuntasan nilai belajar siswa per-siklus ..........................
17. Presentase ketuntasan NIlai Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ................

xv

16
26
26
27
47
48
52
63
65
68
78
80
83
87
90
92
94

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.
2.
3.
4.

Halaman

Prosedur penelitian tindakan kelas...........................................................
Grafik rekapitulasi persentase aktivitas belajar siswasiklus I, II, III........
Grafik rekapitulasi persentase kinerja guru siklus I, II, III.......................
Grafik rekapitulasi persentase ketuntasan hasil belajar siswa
siklus I, II, III............................................................................................

xvi

28
87
90
92

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Halaman
1. Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 101
2. Surat pendahuluan dari fakultas .............................................................. 102
3. Surat izin dari fakultas ............................................................................ 103
4. Surat Keterangan dari SD........................................................................ 104
5. Surat Peryataan teman sejawat ................................................................ 105
6. Surat Izin penelitian dari SD ................................................................... 106
7. Pemetaan SK/KD ................................................................................... 107
8. Silabus Pembelajaran .............................................................................. 116
9. Rencana Perbaikan Pembelajaran sikuls I, II, dan III ............................. 119
10. Nilai hasil belajar siswa tertinggi dan terendah sikuls I, II dan III ....... 145
11. Aktivitas siswa per siklus I, II, dan III .................................................. 151
12. Instrument penilaian kinerja guru sikuls I,II dan III ............................. 159
13. Hasil belajar siswa per-siklus ................................................................ 172
14. Perhitungan Uji t-tes ............................................................................ 173
15. Daftar Tabel distribusi .......................................................................... 175
16. Dokumentasi foto pelaksanaan pembelajaran ....................................... 176

xvii

ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh
SUSTI ANGGRA ENI
Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil
belajar siswa yakni 17 siswa dari 29 siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan
belajar berdasarkan KKM 60 pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri
4 Metro Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa menggunakan model cooperative learning tipe think pair
share.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan daur yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui observasi dan soal tes.
Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model
cooperative learning tipe think pair share pada mata pelajaran matematika kelas
IV SDN 4 Metro Utara dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu
persentase rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I (38,18%), siklus II (59,78%),
dan siklus III (84,69%). Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus I terdapat 10 siswa (34,48%) mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II
terdapat 18 siswa (62,06%) dan untuk siklus III meningkat menjadi 26 siswa
(89,65%). Jika dihitung menggunakan uji t-tes berdasarkan taraf kepercayaan 5%
(dk):n-1 dan n=29 ditemukan sebesar 2,048 didapatkan hasil pada siklus I dan II t
hitung 4,45>t tabel 2,048 dan uji t-tes siklus II dan III didapatkan t hitung 6> t tabel 2,048
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima,
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima serta adanya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada penelitian telah mencapai ketuntasan
75% dari jumlah 29 siswa dengan KKM 60.
Kata kunci: cooperative learning tipe think pair share, aktivitas dan hasil belajar.

MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat".
(QS. Al Mujadalah : 11)
“Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju syurga”.
(Pepatah Arab)
“Janganlah kamu merasa rendah diri atau susah hati karena sebenarnya kamu
adalah orang-orang yang paling unggul, kalau kamu benar-benar beriman”
(Q,s. Al Mu’minun:62)

HALAMAN PERSETUJUAN
Judul

: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa

: SUSTI ANGGRA ENI

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0813053059

Program Studi

: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)

MENYETUJUI,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I

Drs. Muncarno, M. Pd.
NIP 19581213198503 1 003

Pembimbing II

Drs. Mugiadi, M. Pd.
NIP 19520511197207 1 001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.
NIP 195105071981031002

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: Drs. Muncarno, M.Pd.

Sekretaris

: Drs. Mugiadi, M.Pd.

Penguji
Bukan Pembimbing

: Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd.

2. Dekan FKIP

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP 1960031511985031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 21 Maret 2013

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama mahasiswa
NPM
Program studi
Jurusan
Fakultas

: SUSTI ANGGRA ENI
: 0813053059
: S-1 PGSD
: Ilmu Pendidikan
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ peningkatan aktivitas dan hasil
belajar matematika dengan menggunakan model cooperative learning tipe think pair share (TPS)
pada siswa kelas IV SD negeri 4 metro utara tahun pelajaran 2012/2013”adalah asli hasil
penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak
benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, Maret 2013
Yang membuat pernyataan,

Susti Anggra Eni
NPM 0813053059

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Sritejokencono, Kotagajah Lampung Tengah pada tanggal 27 Mei 1991,
sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Saring Alamsyah dan Ibu Watiyem.
Peneliti menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Sritejokencono, Lampung Tengah
yang diselesaikan pada tahun 2002. Peneliti melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri 1 Pekalongan Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi S-1 PGSD
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam membentuk watak kepribadian siswa maka pendidikan sangatlah
dibutuhkan supaya siswa mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya serta akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang
memungkinkan, sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan
masyarakat
Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman
(Syarifudin dan Nur’aini, 2006: 188).
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3
tentang

sisdiknas

disebutkan

bahwa

pendidikan

nasional

berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia

3

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2011: 7).
Menurut Dewantara (dalam Ihsan, 2008: 5) pendidikan berarti daya upaya
untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek), dan tubuh anak. Pikiran anak dapat dikembangkan melalui proses
pendidikan di lembaga sekolah salah satunya pendidikan Matematika.
Suwangsih (2006: 25) menyebutkan dalam pembelajaran matematika
hendaknya disesuaikan dengan kompetensi siswa. Materi pembelajaran
matematika diajarkan secara bertahap yaitu mulai dari konsep-konsep yang
sederhana, menuju konsep-konsep yang lebih sulit, selain itu pembelajaran
matematika dimulai dari yang kongkrit, ke semi kongkrit dan akhirnya kepada
yang abstrak.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran matematika di sekolah dasar, seorang
guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu, seorang guru harus memiliki
pemahaman berkaitan dengan pendekatan dengan melakukan suatu inovasi
yang menyangkut tugasnya sebagai pendidik yang berkaitan dengan tugas
mengajar siswa. Inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai
pendidik diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Mengingat

4

bahwa guru juga memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh
karena itu perubahan-perubahan berkaitan dengan tugas mengajar guru harus
selalu ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan
inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan
dalam mengembangkan metode mengajarnya.
Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang dipakai oleh
guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Khususnya dalam hal ini adalah metode untuk menunjang proses
pembelajaran matematika. Salah satu metode mengajar yang bervariatif untuk
mengatasi permasalahan dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif
dan tidak membosankan adalah model pembelajaran kooperatif tipe (TPS). TPS
merupakan salah satu model pembelajaran berkelompok yang melibatkan 2
orang siswa untuk saling berpasangan bertukar pikiran untuk memecahkan
masalah dan saling berbagi jawaban. Model pembelajaran kooperatif tipe (TPS)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menjawab, merespon
dan membantu satu sama lain
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada SD
Negeri 4 Metro Utara didapatkan nilai ulangan akhir semester terlihat nilai
rata-rata hasil belajar siswa yaitu 55, yakni masih terdapat 17 siswa dari 29
siswa atau 58% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan

5

KKM. Dengan demikian hasil belajar yang diperoleh belum mencapai standar
KKM yang telah ditetapkan yaitu 60.
Banyak faktor yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung seperti siswa
yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, masih banyak siswa yang
mengobrol, dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga
aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Kurangnya metode yang bervariasi
yang dilakukan oleh guru membuat aktivitas dan

prestasi belajar siswa

menurun
Berdasarkan observasi

dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 13 Juli 2012 di SD 4 Metro Utara, maka timbul keinginan peneliti
untuk melakukan perbaikan pembelajaran dalam penelitian dengan judul
“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan
Model Cooperative Learning tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa

Kelas

IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika kelas IV
SDN 04 Metro Utara.

6

1.2.2 Rendahnya hasil belajar matematika yaitu hanya 12 siswa (42%) dari 29
siswa yang mencapai KKM yakni 60.
1.2.3 Kurangnya metode yang bervariasi dalam pembelajaran metematika yang
dilakukan oleh guru.
1.2.4 Banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru pada proses
pembelajaran.
1.2.5 Banyaknya siswa yang kurang aktif mengikuti proses pembelajaran
1.3

Batasan dan Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah dan alternatif
pemecahannya, agar penelitian dapat terarah dan terfokus.
Batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: “aktivitas dan hasil belajar
siswa yang rendah pada pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 4
Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Untuk alternatif pemecahan masalahnya ialah dilakukannya Perbaikan
pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam
pembelajaran dengan menggunakan model TPS agar aktivitas dan hasil belajar
siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat
meningkat.

1.4 Rumusan Masalah

7

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.4.1 Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model TPS
pada pembelajaran matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara
Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.4.2 Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melalui model TPS pada
pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun
Pelajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendiskripsikan:
1.5.1 Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model TPS dalam
pembelajaran

matematika siswa kelas IV SD negeri 4 Metro Utara

Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.5.2 Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model TPS dalam pembelajaran
matematika siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran
2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian

8

Manfaat dari penelitian tentang model cooperative learning tipe TPS untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebagai
berikut:
1.6.1 Bagi siswa; Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran

matematika menggunakan model TPS

sehingga dapat

mencapai KKM pada pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 4
Metro Utara.
1.6.2 Bagi guru; Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelasnya, serta dapat menambah pengetahuan yang
berguna dalam pembelajaran melalui penerapan model TPS sehingga
pembelajaran matematika lebih bervariasi.
1.6.3 Bagi sekolah; Dengan penerapan model TPS pada pembelajaran
matematika memberikan sumbangan yang berguna kepada sekolah dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
1.6.4 Bagi peneliti; Sebagai bahan masukan peneliti untuk menerapkan ilmu
yang telah diperoleh selama belajar di bangku perkuliahan juga sebagai
bekal bagi peneliti kelak ketika menjadi guru supaya memperhatikan
metode mengajar yang tepat khususnya model TPS.

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Hanafiah dan Sujana (2009: 41) model pembelajaran
merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan
perilaku peserta didik secara adaptif maupun generative. Model
pembelajaran sangat erat sekali kaitanya dengan gaya belajar peserta
didik (learning stye) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang
keduanya disingkat menjadi solat (style of learning and teaching).
Menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2007: 50) model pembelajaran
adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian
rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya.

Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan suatu pendekatan rencana pengajaran yang mengacu
kepada pendekatan secara menyeluruh yang memuat tujuan, tahapantahapan kegiatan, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Untuk itu model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil
pembelajaran Arends (dalam Suwarjo, 2008: 97).

10

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah suatu gaya mengajar guru untuk
melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk meningkatkan hasil
pembelajaran.

2.1.2 Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu
satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Cooperative
learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang
secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar (Slavin dalam Isjoni 2007: 15).
Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 4) cooperative learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja
sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau
lebih di mana keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Sedangkan Lie (dalam Isjoni, 2007: 16) Cooperative learning
merupakan pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran

11

yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama
dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar
belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih efektif (Lie, 2004: 29).
Sedangkan menurut Slavin (2009: 4) cooperative learning merujuk
pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para peserta didik
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model cooperative learning tidak hanya sekadar belajar
dalam kelompok melainkan belajar memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk saling bekerja sama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang diberikan.
2.1.3 Jenis – Jenis Cooperative Learning
Ada beberapa macam model pembelajaran cooperative learning
menurut Suprijono (2010: 89-133) diantaranya :
1. Jigsaw

12

Pembelajaran cooperative ini pertama kali dikembangkan oleh
Aronson dkk. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dalam tipe ini
setiap siswa diberi tugas mempelajarai salah satu bagian materi
tersebut, semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar
bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli, dalam
kelompok ahli mendiskusikan bagian materi yang yang sama serta
menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika
kembali ke kelompok asal.
2. Group Investigation
Dalam group investigation para murid bekerja melalui enam tahap di
antaranya; (1) mengidentifikasikan topic dan mengatur muris kedalam
kelompok, (2) merncanakan tugas yang ingin dipelajari, (3)
melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5)
mempresentasikan laporan akhir, (6) evaluasi.
3. Two Stay Two Stray
Model pembelajaran two stay two stray/ dua tinggal dua tamu
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok
lainnya.

4. Think Pair Share

13

yaitu seperti namanya “Thinking”. Pembelajaran ini diawali dengan
guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk
dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik memikirkan jawabannya. Selanjutnya “Pairing”, pada
tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Beri
kesempatan

kepada

pasangan-pasangan

itu

untuk

berdiskusi.

Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang
telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Hasil
diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan
dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan “Sharing”.
Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong
pada pengonstruksian pengetahuan secara intregratif. Peserta didik
dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinnya.

2.1.4 Pengertian Cooperative Learning Tipe Think Pair Share
Model

pembelajaran

kooperatif

tipe

Think-Pair-Share

(TPS)

merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu
mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu
diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan.
Trianto (2010: 81) menyebutkan bahwa model pembelajaran Think
Pair Share merupakan model pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan TPS siswa diberi

14

kesempatan untuk berfikir terlebih dahulu kemudian berdiskusi
dengan temannya
.

Ada beberapa jenis-jenis Cooperative yang dikemukakan oleh
Suprijono (2011: 91) salah satunya Think Pair Share yaitu seperti
namanya “Thinking”. Pembelajaran ini diawali dengan guru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk
dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik memikirkan jawabannya. Selanjutnya “Pairing”, pada
tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Beri
kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi.
Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban
yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan
pasangannya. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan
hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini
dikenal dengan “Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi
tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan
secara intregratif. Peserta didik dapat menemukan struktur dari
pengetahuan yang dipelajarinnya.

Karakteristik

model

TPS

siswa

dibimbing

secara

mandiri,

berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan.
Model ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan
proses pembelajaran juga mempunyai dampak lain yang sangat
bermanfaat bagi siswa. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
model ini adalah siswa dapat berkomunikasi secara langsung oleh
individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar
pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika
pendapat itu layak untuk dipertahankan (Ramawati
http//:Matematika-IPA.com/).

dalam

15

Dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe TPS ialah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk
berfikir terlebih dahulu kemudian berdiskusi dengan temannya

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Think Pair Share
Berikut kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share menurut Lie (2004: 57):
a. Kelebihan model kooperatif tipe TPS
1. Meningkatkan kemandirian siswa.
2. Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan
pemikiran karena merasa leluasa dalam mengungkapkan
pendapatnya.
3. Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat.
4. Melatih kecepatan berpikir siswa.
b. Kelemahan model kooperatif tipe TPS
1. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara
berpikir sistematik.
2. lebih sedikit ide yang masuk.
3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam
kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang
melapor dan dimonitor.
Kelemahan lainnya ialah apabila terdapat jumlah siswa yang ganjil
sehingga berdampak pada pembentukan kelompok, maka guru akan
menggabungkan siswa yang sediri dengan siswa yang memiliki
pengetahuan yang kurang (http//kristian.ps.com).
Berdasarkan

kelebihan

model

kooperatif

tipe

TPS

peneliti

menyimpulkan bahwa model kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan
kemandirian dan melatih siswa untuk berpikir cepat dalam
berkelompok.

16

2.1.6 Langkah-langkah Pembelajaran Model Think Pair Share (TPS).
Menurut Trianto (2010: 133) langkah-langkah pembelajaran model
Think Pair Share (TPS) sebagai berikut :
Langkah 1. Think (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran,
dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berpikir sendiri jawaban atau masalah yang diajukan dengan
pemberian lembar kerja siswa.
Langkah 2. Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan berdiskusi dengan teman
sebangkunya untuk menyatukan jawaban yang sudah diperoleh. Guru
memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3. Share (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan yang telah dibicarakan. Hal ini efektif untuk
berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan.
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Model Think Pair Share
Menurut Tjokrodiharjo (dalam Trianto, 2010: 124-125).

17

Tahap
Tahap 1 menyampaikan
tujuan dan
mengatur siswa
Tahap 2 mengarahkan
diskusi
Tahap 3. menyelenggarakan
diskusi

Tahap 4 mengakhiri diskusi
Tahap 5 melakukan tanya
jawab singkat
tentang proses
diskusi

Kegiatan guru
1) Menyampaikan pendahuluan,
a) motivasi, (b) menyampaikan
tujuan diskusi, (c) apersepsi.
2) Menjelaskan tujuan diskusi.
1) Mengajukan pertanyaan awal/
permasalahan.
2) Modeling.
1) Membimbing/mengarahkan
siswa dalam mengerjakan LKS
secara mandiri (think).
2) Membimbing/mengarahkan
siswa dalam berpasangan
(pair).
3) Membimbing/mengarahkan
siswa dalam berbagi (share).
4) Menerapkan waktu tuggu.
5) Membimbing kegiatan siswa.
Menutup diskusi.
Membantu siswa membuat rangkuman
diskusi dengan tanya jawab singkat.

2.2 Pengertian Aktivitas
Menurut Hamalik (2001: 28) aktivitas adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku
tersebut yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti.
Sedangkan Sardiman (2011: 100) menyebutkan bahwa aktivitas adalah
kegiatan interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang melibatkan
fisik dan pikiran. Sedangkan Rosseau dalam Sardiman (2011: 100) aktivitas
adalah segala pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan sendiri,

18

pengalaman sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri
yang melibatkan kerja pikiran serta fisik.
Aktivitas adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan
belajar. Bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan
sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani
maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi
(Poerwadarminta dalam http://id.shvoong.com/).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23) aktivitas adalah keaktifan,
kegiatan. Sedangkan Abdurrahman (dalam Azwar, 2006: 34) menyatakan
bahwa aktivitas adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun
kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar.
Hanafiah (2009: 23) menyatakan bahwa Aktivitas belajar yang dimaksud
haruslah melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik, baik jasmani
maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilaku dapat secara cepat,
tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran mulai dari kegiatan fisik sampai psikis
yang dapat menunjang proses belajar siswa sebagai objek dalam penelitian ini.

2.3 Pengertian Belajar
Belajar merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh subjek didik (siswa,
pelajar) sebagai bagian dan kegiatan dalam melaksanakan tugas-tugas

19

perkembangannya (Syarifudin, 2006: 90). Sedangkan Menurut Mursell (2008:
22) belajar adalah suatu usaha mencari

dan memahami pengertian, makna,

pemahaman. Bila usaha itu gagal maka dapat dikatakan pembelajarannya juga
gagal.
Budiningsih (2004: 20) Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi stimulus dan respon. Dengan kata
lain belajar merupakan suatu bentuk perubahan dengan cara yang baru sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap telah
belajar sesuatu jika ia dapat menunjukan perubahan tingkah lakunya.
Sedangkan menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mujiono, 2009: 9) belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih
baik dan sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Writtig dalam bukunya”pshychology of learning” (dalam Syah, 2007: 90)
mendefinisikan belajar sebagai; any relatively permanent change in an
organism’s behavioral reptoire that occurs as a result of experience. Belajar
adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam
atau keseluruhan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Pendapat tersebut
sejalan dengan Hanafiah dan Suhana (2009: 25) yang menyatakan bahwa:
experience is the best teacher, Pengalaman merupakan guru yang paling baik.
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan, bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi stimulus

20

dan respon yang dijadikan sebagai pengalaman dalam interaksi dengan
lingkungan.
2.4 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses dengan menggunakan alat
pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, bentuk tes
tertulis, tes lisan maupun perbuatan Sudjana (dalam Kunandar, 2010: 276).
Menurut Abdurrahman (2003: 37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan
Hamalik (2001: 183) mengemukakan bahwa perbedaan hasil belajar
dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai alternative faktor-faktor,
antara lain faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar
belakang pribadi masing-masing sikap dan bakat terhadap suatu bidang yang
diberikan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
pengertian hasil belajar ialah suatu proses perubahan tingkah laku siswa
setelah melakukan proses pembelajaran.
2.5 Pengertian matematika
Matematika adalah pengetahuan terstruktur yang terorganisasi, sifat-sifat
dalam teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
terdifinisasikan. Dan matematika itu adalah suatu seni keindahannya terdapat
pada keterurutan dan keharmonisanya.

21

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
sekolah dasar. Kata matematika berasal dari bahasa latin
mathematika yang mulanya diambil dari perkataan yunai
mathematike yang berarti mempelajari. Perkataaan itu mempunyai
asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainya yang hampir
sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berfikir).
Jadi berdasarkan asal katanya, maka kata matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dari berfikir (Suwangsih, 2006: 3).
Sedangkan Johnson dan james (dalam Suwangsih, 2006: 4)
menyebutkan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Ruseffendi (dalam Herumawan, 2008: 1) mengatakan bahwa matematika
adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai
dari unsur yang tidak didefinisasikan ke unsur yang didefinisikan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika ialah
pola berfikir yang terstruktur dan terorganisaisi dengan menggunakan istilah
yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat berupa simbol.
2.6 Tujuan Matematika
Dalam

batasan

pengertian

pembelajaran

yang

dilakukan

disekolah,

pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja
dirancang

dengan

tujuan

untuk

menciptakan

suasana

lingkungan

(kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika
sekolah. Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di SD atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

22

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat,
efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Tujuan umum dan khusus yang ada dikurikulum SD/MI, merupakan
pelajaran matematika disekolah, jelas memberikan gambaran belajar
tidak hanya dibidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor
dan efektif. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan
kepribadian dan pembentukan kemampuan berfikir yang bersandar pada
hakikat matematika, ini berarti hakikat matematika merupakan unsur
utama dalam pembelajaran matematika. Oleh karena nya hasil-hasil
pembelajaran menampakkan kemampuan berfikir yang matematis dalam
diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika
sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya. Hasil lain yang tidak dapat diabaikan
adalah terbentuknya kepribadian yang baik dan kokoh (Aisyah, dkk.,
2007: 1.4).
Berdasarkan kajian pustaka di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa
tujuan matematika adalah memahami konsep matematika, menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, dan matematika jelas memberikan gambaran
belajar tidak hanya dibidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang
psikomotor dan efektif. Tujuan mempelajari matematika juga dapat
digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan seharihari yang berhubungan dengan perhitungan.

23

2.7 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

“Apabila dalam pembelajaran

Matematika menggunakan model Cooperative Learning Tipe Think Pair
Share dengan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 4 Metro Utara tahun pelajaran
2012/2013”.

24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi
kelas atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research, (CAR). Kemiss,
McNiff (dalam Wiriaatmadja, 2007: 115) Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk., 2007: 1.4).
Setiap siklus yang ada dalam penelitian ini terdiri dari empat kegiatan pokok
yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan
(act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian ini dipilih dan
berkolaborasi dengan guru matematika kelas IV SDN 4 Metro Utara. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
melalui penggunaan model cooperative learning tipe TPS.

3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4 Metro
Utara, Jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Purwosari Kota Metro. karena di
SD ini merupakan tempat peneliti melakukan kegiatan Program
Pengenalan Proses Pembelajaran Kompetensi Akademik (P4KA).

25

3.2.2 Subjek Penelitian
PTK ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar peneliti dengan
guru matematika kelas IV SDN 4 Metro Utara. Adapun subjek
penelitiannya adalah siswa dan guru kelas IV SDN 4 Metro Utara
dengan jumlah siswa 29 orang, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan.
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil pada bulan September
sampai dengan Desember tahun pelajaran 2012/2013. Kegiatan
penelitian

dimulai

dari

tahap

persiapan,

penyiapan

perangkat

pembelajaran sampai tahap pelaksanaan dan pelaporan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanan tindakan.
3.3.1 Tes dilakukan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai
siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya
model TPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3.3.2 Non tes dilakukan dengan mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja
guru dalam proses pembelajaran melalui model TPS.

3.4 Alat Pengumpulan Data

26

3.4.1 Tes Formatif, digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar yang
telah dilakukan khususnya dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model TPS.
3.4.2 Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang dan digunakan
untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model TPS, aktivitas
siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas berlangsung
dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan model TPS
pembelajaran di kelas akan lebih aktif.

3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara
kualitatif dan kuantitatif.
3.5.1 Data kualitatif
Data kualitatif ini digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar
siswa, serta untuk menganalisis kinerja guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Data kualitatif dianalisis dengan statistik
deskriptif untuk menemukan persentase dan nilai rata-rata dengan
rumus sebagai berikut:
a. Rumus analisis aktivitas belajar siswa.

Keterangan :
NP = nilai yang dicari atau yang diharapkan.
R

= skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum

27

100 = bilangan tetap
(Diadaptasi dari Poerwanto, 2008: 102).
Tabel 2. Kriteria keaktifan siswa dalam satuan pers

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 272

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 64

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 23 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASILBELAJARSISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE DAN MEDIA POWERPOINT PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 1 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 66

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 SINDANG AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IVA SD NEGERI 1 PANJANG SELATAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 53

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 2 SABAH BALAU LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SD NEGERI 7 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 47