Gelombang Seismik Dasar Teori

17 dengan adalah cepat rambat gelombang S ms, µ adalah modulus geser Nm 2 , dan ρ adalah densitas material yang dilalui gelombang kgm 3 . Gambar 7. Ilustrasi Gelombang S Elnashai dan Sarno, 2008 b. Gelombang Permukaan Surface wave Gelombang permukaan merupakan gelombang yang paling lambat dan zona perambatannya di kerak bumi. Pada umumnya gelombang ini lebih merusak dari pada gelombang badan, karena lebih banyak menghasilkan pergerakan tanah dan berjalan lambat, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merambat Carlson dkk, 2011. Ada dua tipe utama dari gelombang permukaan, yaitu gelombang Love dan gelombang Rayleigh, dinamai sesuai geofisikawan yang menemukannya. 1 Gelombang Love, mirip dengan gelombang S yang tidak memiliki perpindahan vertikal dan hanya terpolarisasi secara horizontal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Gelombang ini terbentuk akibat interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan gelombang seismik pada permukaan bebas dan tidak dapat merambat di medium air Carlson dkk, 2011. Karena pergerakan horizontalnya, gelombang Love merusak pondasi bangunan. 18 Gelombang ini bergerak lebih cepat daripada gelombang Rayleigh dan lebih dulu terbaca oleh seismograf. Gambar 8. Ilustrasi Gelombang Love Elnashai dan Sarno, 2008 2 Gelombang Rayleigh, merupakan gelombang permukaan hasil kombinasi gerakan gelombang P dan S, menyerupai bentuk elips. Arah gerak tegak lurus terhadap arah getarnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Kecepatan gelombang tergantung pada konstanta elastis dekat permukaan dan nilainya selalu lebih kecil dari gelombang S Carlson dkk, 2011. Gambar 9. Ilustrasi Gelombang Rayleigh Elnashai dan Sarno, 2008

4. Sesar Opak

Sesar adalah retakan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan, dengan arah yang sejajar dengan bidang retakan Massinai, 2015. USGS mendefinisikan 19 sesar fault sebagai sebuah rekahan akibat pertemuan blok di lapisan kerak dimana blok tersebut saling bergerak satu sama lain relatif terhadap arah rekahan. Patahan biasanya terjadi di daerah tumbukan antara lempeng benua dan samudera, namun dapat juga terjadi di tengah benua. Keller dan Pinter 1996 dalam Massinai 2015 mendefinisikan sesar aktif sebagai sesar yang pernah bergerak pada kurun waktu 10.000 tahun yang lalu. Sedangkan Huzita 1980 dalam Massinai 2015 berpendapat bahwa sesar aktif adalah sesar yang bergerak pada zaman kuarter dan berpotensi untuk bergerak kembali pada masa yang akan datang. Keller dan Pinter juga mendefinisikan sesar berpotensi aktif sebagai sesar yang bergerak pada kurun waktu 2 juta tahun yang lalu, sedangkan sesar tidak aktif adalah sesar yang belum atau tidak pernah bergerak dalam kurun waktu 2 juta tahun yang lalu. Setiap sesar mempunyai komponen-komponen yaitu arah strike, dan sudut kemiringan dip. Komponen sesar yang menggantung pada bidang sesar disebut hanging wall, sedangkan komponen alas bidang sesar disebut foot wall. Strike merupakan arah bidang sesar yang diukur dari arah utara ke timur dengan sudut antara 0 sampai 360 derajat. Dip sesar merupakan sudut yang dibentuk oleh bidang sesar terhadap bidang horizontal dengan sudut antara 0 sampai 90 derajat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. 20 Gambar 10. Notasi geometri untuk menentukan orientasi bidang patahan Natawidjaja, 2008. Dalam keadaan yang sebenarnya permukaan sesar dapat mempunyai keadaan yang berbeda dan demikian pula dengan gerakannya dapat mempunyai arah yang berlainan sepanjang permukaannya. Gerakan dasar dari sesar dapat dibedakan atas tiga bentuk yang ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 11. Ilustrasi Gerakan dasar dari sesar: 1 sesar mendatar, 2 sesar turun, dan 3 sesar naik Ibrahim dan Subardjo, 2005. Pada Gambar 11, gambar pertama menunjukkan gerakan sejajar arah sesar, disebut sesar mendatar atau slip fault. Tekanan yang terbesar adalah tekanan horizontal dan tekanan vertikal kecil sekali. Gambar kedua menunjukkan sesar relatif ke bawah terhadap blok dasar, disebut sesar turun sesar normal atau

Dokumen yang terkait

STUDI MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DENGAN PEMETAAN MIKROZONASI DAERAH MAKASSAR SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN DATA MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS HVSR (HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRA RATIO)

4 38 77

PROFILLING KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs) DAN MIKROZONASI KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INVERSI HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

16 141 70

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK.

2 9 134

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR.

12 41 160

Karakteristik Mikrotremor di Permukaan Sungai Bawah Tanah Bribin, Kawasan Karst Gunung Sewu, Berdasarkan Analisis Spektrum, Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR), dan Time Frequency Analysis(TFA).

0 0 2

Analisis Mikrotremor Kawasan Palu Barat Berdasarkan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio (HVSR) | Toiba | Gravitasi 7887 25888 1 PB

0 0 7

IDENTIFIKASI JALUR SESAR OPAK BERDASARKAN ANALISIS DATA ANOMALI MEDAN MAGNET DAN GEOLOGI REGIONAL YOGYAKARTA.

0 0 2

Identifikasi Indeks Kerentanan Seismik di Bendungan Bili-bili Kabupaten Gowa dengan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 129

ANALISIS DAMPAK GANGGUAN FREKUENSI TERHADAP KETAHANAN GEDUNG REKTORAT UIN ALAUDDIN MAKASSAR BERDASARKAN MIKROTREMOR DENGAN METODE HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

0 0 170

Estimasi Kecepatan Gelombang Geser (Vs)Berdasarkan Inversi Mikrotremor Spectrum Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR)Studi Kasus: Tanah Longsor Desa Olak Alen, Blitar - ITS Repository

0 0 107