Gempa Bumi Dasar Teori

12 gempa dalam yang memiliki kedalaman 300 sampai dengan 800 km Stein Wysession, 2003.

2. Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Perambatan tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat secara permanen dari materi-materi medium. Berdasarkan mediumnya gelombang terbagi menjadi dua yakni gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang membutuhkan medium untuk merambat. Contoh: getaran tali, gelombang laut dan gelombang bunyi. Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang tidak membutuhkan medium untuk merambat. Satriawan, 2007 Gelombang memiliki beberapa sifat umum yaitu dapat mengalami pemantulan refleksi, pembiasan refraksi dan penggabungan interferensi. Pada setiap pemantulan gelombang akan berlaku sudut datang gelombang sama dengan sudut pantulnya. Gelombang datang, garis normal dan gelombang pantul terletak pada satu bidang datar. Sedangkan dalam perambatannya, sebuah gelombang melewati bidang batas dua medium, maka arah gelombang datang tersebut akan mengalami pembelokan dan besar kecepatan gelombang dan panjang gelombang akan berubah. sedangkan frekuensinya tetap Kamajaya, 1990. Interferensi gelombang adalah perpaduan dua gelombang tunggal atau lebih yang terjadi berdasarkan prinsip superposisi. Interferensi gelombang bergantung pada beda fase antar gelombang. Prinsip superposisi adalah jika dua 13 gelombang tunggal atau lebih berjalan dalam suatu medium, maka gabungan fungsi gelombang adalah penjumlahan aljabar dari masing-masing fungsi gelombang tersebut. Sehingga energinya tidak didistribusikan secara merata dalam ruang, melainkan pada titik-titik tertentu dicapai harga maksimum, dan pada titik yang lain mencapai harga minimum. Perasamaan superposisi gelombang ditunjukkan pada persamaan 1. 1 Interferensi gelombang terbagi menjadi dua bagian yakni interferensi konstruktif yakni dua gelombang sefase, keduanya saling menguatkan. Amplitudo gelombang resutan merupakan jumlah amplitudo gelombang-gelombang individual, dan inteferensi destruktif yakni bila dua gelombang mempunyai beda fase π, amplitudo gelombang resultan merupakan selisih amplitudo gelombang- gelombang individual. Jika beda fase dua gelombang adalah nol, yaitu gelombang sefase, gelombang resultannya memiliki amplitudo yang besarnya dua kali amplitudo masing-masing gelombang seperti yang ditunjukkan pada perasamaan 2 dan Gambar 4. 2 14 Gambar 4. Interferensi Konstruktif Jika beda fasenya adalah π radian = 180 , maka gelombang tidak sefase dan kedua gelombang saling menghilangkan jika kedua amplitudonya sama, ditunjukkan pada persamaan 3 dan gambar 5. 3 4 5 Gambar 5. Interferensi Destruktif Energi gelombang merupakan energi mekanik yang dibawa atau disalurkan gelombang ketika merambat. Energi gelombang dapat dirumuskan dengan persamaan 6. dengan 6 Sehingga persamaan menjadi

Dokumen yang terkait

STUDI MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DENGAN PEMETAAN MIKROZONASI DAERAH MAKASSAR SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN DATA MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS HVSR (HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRA RATIO)

4 38 77

PROFILLING KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs) DAN MIKROZONASI KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN INVERSI HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

16 141 70

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK.

2 9 134

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR.

12 41 160

Karakteristik Mikrotremor di Permukaan Sungai Bawah Tanah Bribin, Kawasan Karst Gunung Sewu, Berdasarkan Analisis Spektrum, Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR), dan Time Frequency Analysis(TFA).

0 0 2

Analisis Mikrotremor Kawasan Palu Barat Berdasarkan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio (HVSR) | Toiba | Gravitasi 7887 25888 1 PB

0 0 7

IDENTIFIKASI JALUR SESAR OPAK BERDASARKAN ANALISIS DATA ANOMALI MEDAN MAGNET DAN GEOLOGI REGIONAL YOGYAKARTA.

0 0 2

Identifikasi Indeks Kerentanan Seismik di Bendungan Bili-bili Kabupaten Gowa dengan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 129

ANALISIS DAMPAK GANGGUAN FREKUENSI TERHADAP KETAHANAN GEDUNG REKTORAT UIN ALAUDDIN MAKASSAR BERDASARKAN MIKROTREMOR DENGAN METODE HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

0 0 170

Estimasi Kecepatan Gelombang Geser (Vs)Berdasarkan Inversi Mikrotremor Spectrum Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR)Studi Kasus: Tanah Longsor Desa Olak Alen, Blitar - ITS Repository

0 0 107