6
partisipasi masyarakat pada tingkat SLTA masih perlu ditingkatkan.
Tabel 6. APK Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2008 – 2013
No. Angka Partisipasi Kasar
2008 2009
2010 2011
2012 2013
1. SD MI
110,27 110,63
115,55 115,55
113,95 114,03
2. SLTP Mtsn
105,38 106,46
110,50 110,50
117,01 118,04
3. SMA SMK MA
82,90 81,35
95,00 95,00
98,21 98,71
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana, Tahun 2014
Gambar 2. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Jembrana
Angka Partisipasi Murni APM didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan
tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya
anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang
bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu.Angka Partisipasi Murni dalam lima tahun terkahir di Kabupaten Jembrana
mengalami fluktuasi dalam pencapaiannya. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tahun 2012 APM pada masing
– masing jenjang pendidikan, hanya APM pada tingkat SLTASMAMA mengalami kenaikan.
7
Berikut adalah APM di Kabupaten Jembrana selama lima tahun terakhir.
Tabel 7.APM Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2008 – 2013
No. Angka Partisipasi
Murni 2008
2009 2010
2011 2012
2013
1. SD MI
96,01 96,45 98,50 98,50 93,97 98,94
2. SLTP MTSn
80,13 85,89 90,00 90,00 86,03 94,02
3. SLTA SMA MA
64,37 69,78 75,60 75,60 100,00 89,10
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana, Tahun 2014
Grafik Perkembangan Angka Partisipasi Murni di KabupatenJembrana
Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Semakin tinggi rata-rata lama
sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Rata-rata lama sekolah yaitu rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti. Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemerintah telah
mencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau pendidikan dasar hingga tingkat SLTP.
Tabel 8. Perkembangan Rata – rata Lama Sekolah di Kabupaten Jembrana
8 Keterangan
Tahun
2008 200
9 201
201 1
201 2
201 3
Rata-rata
Lama Sekolah
6,50 7,00
7,80 7,80
7,80 7,87
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana, Tahun 2014
Salah satu indikator terlaksananya dengan baik pendidikan untuk masyarakat dapat diketahui dengan meningkatnya angka melek huruf atau
kemampuan baca tulis dalam masyarakat tersebut. Indikator ini juga dapat menggambarkan mutu dari SDM yang ada di suatu wilayah yang diukur
dalam aspek pendidikan, karena semakin tinggi angka kecakapan baca tulis maka semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM. Berdasarkan data dari
Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana, Angka Melek Huruf di Kabupaten Jembrana setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan. Angka Melek Huruf paling tinggi adalah pada tahun 2013 dengan angka 92,65 . Berikut adalah Angka
Melek Huruf di Kab. Jembrana selama 5 lima tahun terakhir. Tabel 8. Angka Melek Huruf di Kab. Jembrana Tahun 2008-2013
Tahun Angka Melek Huruf
2008 88,96
2009 89,60
2010 89,82
2011 90,69
2012 91,36
2013 92,65
Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014
9
Gambar 6.4Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Jembrana
Tabel 9 Jumlah Murid Tiap jenjang Pendidikan di Kabupaten Jembrana Tahun 2009-2013
No. TAHUN
Jumlah
Murid SD
Jumlah Murid
SLTP
Jumlah
Murid SLTA 1
2009 29.258
12.437 7.775
2 2010
29.485 12.852
10.496
3 2011
30.433 12.845
10.753
4 2012
29.907 12.674
10.957
5 2013
29.472 13.018
11.275 J u m l a
h 148.555
63.826 51.156
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana
Berdasarkan daya dukung yang dimiliki di Kabupaten Jembrana dan dasar kewenangan pendelegasian pembentukan Peraturan Daerah yang
sangat penting dimana posisi Penyelenggaraan Pendidikan baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah, maka diperlukan penyusunan
Naskah Akademik.
B. Identifikasi Masalah