46 kadar air tanah yang diperoleh dan perpotongan garis penghubung
tersebut dengan garis vertikal 25 kali pukulan.
3.7.3.6 Pemeriksaan Batas Plastis
Tujuan: Untuk mengetahui batas plastis tanah. Peralatan :
a. Cawan porselen b. Spatula
c. Pelat kaca d. Saringan No.40
e. Batang pembanding berupa kawat 0 3 mm f. Alat-alat pemeriksaan kadar air
Benda Uji :
a. Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak ± 8 gram.
b. Apabila contoh tanah mengandung butir¬butir kasar mula-mula dikeringkan terlebih dahulu kenudian baru dipecahkan dengan
penumbuk lalu disaring Pelaksanaan :
a. Contoh tanah diletakan pada cawan porselen ditambahkan air sedikit demi sedikit
b. Contoh tanah yang sudah homogeny diambil ±8 gram dan dibuat gulungan tanah di atas pelat kaca sampai terbentuk batangan-
batangan dengan diameter 3 mm. Bila belum menunjukan retak- retak maka tanah terlalu basah dan perlu dikeringkan dengan cara
didiamkan atau diaduk-aduk dalam cawan pencampur. c. Contoh tanah yang sudah menunjukan retak-retak pada diameter
3mm menandakan tanah tersebut dalam keadaan plastis. d. Contoh tanah tersebut diambil dan periksa kadar airnya.
47
3.7.3.7 Pemeriksaan Batas Susut
Tujuan : Untuk mengetahui batas susut suatu tanah. Peralatan :
a. Cawan porselen b. Spatula
c. Cawan susut dan porselen atau monel berbentuk bulat dengan dasar rata, berdiameter ± 1,44 cm dan tinggi ± 1,27 cm
d. Pisau perata straight edge e. Air raksa
f. Gelas ukur 25 cc g. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Benda uji : a. Contoh tanah lolos saringan no.40 disediakan sebanyak ±30 gram.
Bila tanah mengandung butir kasar, mula-mula dikeringkan dalam suhu udara secukupnya, sampai dapat disaring.
b. Gumpalan-gumpalan tanah dipecahkan dengan cara ditumbuk dalam mortar dengan penumbuk berkepala karet sehingga butir-
butirnya tidak rusak. Pelaksanaan :
a. Contoh tanah diletakkan pada cawan porselen dan diaduk secara merata dengan air destilasi sehingga mengisi semua pori-pori tanah
dan jangan sampai ada udara yang terperangkap di dalamnya b. Banyaknya air sedemikian rupa sehingga bila benda uji berupa
tanah plastis kadar air lebih 10 dan batas cair, sedangkan bila benda uji berupa tanah kurang plastis sehingga konsistensi tanah
sedikit di atas batas cair. a. Cawan susut dibersihkan dan ditimbang, kemudian tentukan
volume cawan susut. Caranya cawan ditaruh dalam mangkok porselen dengan air raksa sampai penuh. Cawan ditekan dengan
pelat gelas kaca di atas permukaan cawan jangan sampai ada udara yang terperangkap. Air raksa yang melekat di luar cawan
dibersihkan, air raksa dipindahkan pada mangkok lain dan beratnya
48 dihitung. Volume cawan sama dengan berat air raksa dibagi berat
jenisnya. c. Bagian dalam cawan diolesi dengan pelumas. Cawan diisi dengan
tanah basah yang telah disiapkan kira-kira 13 volumenya dan diletakan ditengahnya. Cawan dipukul-pukulkan pada bidang
kokoh sehingga tanah mengisi sudut-sudut cawan. Tanah ditambahkan sehingga terisi penuh sampai tepi atas, lalu diratakan
dengan pisau perata dan tanah yang melekat di luar cawan dibersihkan sehingga volume tanah sama dengan volume cawan.
d. Cawan yang berisi tanah basah kemudian ditimbang lalu dibiarkan tanah mengering di udara sampai berubah dari warna tua menjadi
muda. Kemudian cawan berisi tanah dimasukkan dalam oven. Didinginkan dalam desikator dan setelah itu ditimbang.
e. Volume tanah kering ditentukan dengan cara tanah kering dan cawan dikeluarkan dan celupkan dalam mangkok gelas berisi air
raksa sampai melimpah. Mangkok ditempatkan dalam cawan porselen dan ditekan tanah dengan pelat gelas berpaku tiga secara
hati-hati di atas mangkok dan berat air raksa tersebut dihitung. Volume tanah kering sama dengan berat air raksa dibagi berat
jenisnya.
3.7.3.8 Pemeriksaan Pemadatan Standar