Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

menyebabkan gangguan proses pembelahan sel dan mengakibatkan rusaknya kromosom. Pengaruh kronis yang muncul dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi pada genetik sistem reproduksi dan somatik atau sel tubuh Mulia, 2005.

2.5 Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

Unit-unit serta proses pengolahan air yang terdapat di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal adalah sebagai berikut:

1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal. Untuk menampung air tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m dan tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan, dibuat sekat channel berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake. Bendungan dibuat dengan sistem melintang.

2. Intake

Intake berfungsi untuk pengambilanpenyadap air baku. Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen saringan kasar dan fine screen saringan halus. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu ketinggian air sluice gate dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik dan manual untuk menjaga kestabilan air masuk. Universitas Sumatera Utara

3. Raw Water Tank RWT

Raw water tank atau bak air baku merupakan bangunan yang dibangun setelah intake yang berfungsi sebagai tempat sedimentasi pengendapan alamiah dengan waktu pengendapan detention time kurang dari 15 menit agar menghasilkan air baku dengan turbidity kekeruhan rendah. Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut prechlorination. Dosis klorin yang diberikan adalan 2-3 gm 3 air, tergantung pada turbidity air. 4. Raw Water Pump RWP Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa adalah 110 ldetik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC nominal 75 KW.

5. Clearator Clarifier

Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil clearator dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis. Proses yang terdapat pada clearator adalah : 1. Primary Reaction Zone 2. Secondary Reaction Zone 3. Return Reaction Zone 4. Clarification Reaction Zone Universitas Sumatera Utara 5. Concentrator Pada primary zone terjadi penginjeksian Alumunium Sulfat alumtawas, Al 2 SO4 3 .18H 2 O sehingga terjadi proses koagulasi atau proses pencampuran koagulan dengan air baku dengan cepat dan merata. Untuk menentukan dosis tawas yang tepat dalam proses terlebih dahulu dilakukan jar test di laboratorium, sehingga diketahui dosis optimal pemakaian tawas. Pada Secondary Zone terjadi proses flokulasi pengumpulan flok-flok yang lebih besar akibat adanya pengadukan cepat dan pengadukan lambat dengan menggunakan blade agitator. Sel secondary adalah inti dari clearator yang terletak pada bagian tengah bangunan tersebut. Flok – flok akan melakukan pengikatan kembali dengan butiran flok lainnya. Pada return reaction zone, flok-flok yang terbentuk akan semakin besar sludge dan pengaruh gaya gravitasi akan mengendap pada dasar clarifier. Sludge yang mengendap akan dibuang ke lagoon secara automatic dan manual. Pembuangan automatic disludge dilakukan satu kali sehari dengan melihat turbidity sekunder pada setiap clarifier. Pada clarification reaction zone terjadi pemisahan sludge dengan air bersih. Air bersih akan terpisah ke atas menjadi kumpulan atau concentrator zone.

6. Filter

Filter ini berfungsi menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter, proses back wash, yaitu pencucian media filter dengan menggunakan air yang disupply dari pompa reservoir. Proses ini bertujuan untuk mengoptimalkan kembali fungsi filter. Banyaknya air yang dibutuhkan untuk back wash dilakukan Universitas Sumatera Utara 1 x 24 jam – 72 jam, tergantung pada lancar tidaknya penyaringan. Air dan hasil back wash dibuang ke lagoon. 7. Reservoir Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah berdimensi 50 m x 40 m x 4 m yang berfungsi untuk menampung air minum air olahan setelah melewati media filter dan sebagai tempat penyaluran air ke pelanggan. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi klor post chlorination yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen dan penambahan larutan kapur jenuh untuk menetralisasi pH air karena dengan adanya kandungan alum dalam air akan membuat pH air bersifat asam. Kapur disalurkan dari saturator. Saturator adalah sebuah tabung besar yang merupakan terminal larutan kapur untuk diinjeksikan ke air hasil olahan.

8. Finish Water Pump FWP

Finish water pump FWP IPA Sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir distribusi cabang-cabang melalui pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi lima jalur dengan kapasitas 150 literdetik.

9. Lagoon

Air buangan limbah cair dari masing-masing unit pengelohan dialirkan ke lagoon untuk didaur ulang. Lagoon terdiri dari tiga sel. Sel pertama adalah sebagai tempat lumpur . jika sel telah penuh, lumpur akan disedot ke atas dan digunakan untuk menimbun tanah sekitar lagoon. Kemudian dialirkan ke sel berikutnya yang difiltrasi dengan batu benjong dan difiltrasi lagi dengan batu Universitas Sumatera Utara benjong ke sel ketiga. Dari sel ketiga, air lagoon tersebut akan dialirkan kembali ke intake sehingga tidak ada air yang dibuang kembali ke badan air apabila sudah memasuki intake.

2.6 Senyawa Halogen