Chlorida Cl Sisa Chlor

benjong ke sel ketiga. Dari sel ketiga, air lagoon tersebut akan dialirkan kembali ke intake sehingga tidak ada air yang dibuang kembali ke badan air apabila sudah memasuki intake.

2.6 Senyawa Halogen

Halogen merupakan senyawa yang bersifat oksidator seperti klorin, bromine, dan yodin, kalium permanganat, dan sebagainya yang bersifat sebagai desinfeksi Joko, 2010.

2.6.1 Chlorida Cl

Konsentrasi 250 mgl unsur ini dalam air merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa asin. Konsentrasi dalam air dapat meningkat dengan tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. Chlorida mencapai air alam dengan banyak cara. Kemampuan melarutkan pada air adalah untuk melarutkan chlorida dari humus topsoil dan lapisan-lapisan yang lebih dalam Sutrisno, 2010. Percikan dari laut terbawa ke pedalaman sebagai tetesan atau sebagai kristal-kristal garam kecil yang dihasilkan dari penguapan air dalam tetes-tetes tersebut. Kotoran manusia khususnya urine, mengandung chlorida dalam jumlah yang kira-kira sama dengan chlorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini rata-rata kira-kira 6 gr chlorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam air bekas sewage kira-kira 15 mgl di atas konsentrasi dalam air yang membawanya, di samping itu banyak air buangan dari industri yang mengandung chlorida dalam jumlah yang cukup besar Sutrisno, 2010. Universitas Sumatera Utara Chlorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. US Public Health Service menyatakan bahwa chlorida hendaknya dibatasi sampai 250 mgl dalam air yang akan digunakan oleh umum. Sebelum prosedur pemeriksaan bakteriologis berkembang percobaan kimia untuk chlorida dan nitrogen dalam berbagai bentuk digunakan sebagai dasar dalam pendeteksian kontaminasi air tanah oleh air bekas dan digunakan metode titrimetri dengan argentometri metode mohr Sutrisno, 2010. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan sebagai desinfectant. Unsur ini apabila berikatan dengan ion Na + dapat menyebabkan rasa asin, dan dapat merusak pipa-pipa air. Konsentrasi maksimal chlorida dalam air yang ditetapkan sebagai standar persyaratan oleh Dep.Kes RI adalah sebesar 200,0 mgl sebagai konsentrasi maksimal yang dianjurkan, dan 600,0 mgl sebagai konsentrasi maksimal yang diperbolehkan Sutrisno, 2010.

2.6.2 Sisa Chlor

Chlor sisa setelah tercapai break point itulah yang sering digunakan dalam air untuk proses desinfeksi. Dengan demikian maka dosis chlor menjadi terlalu tinggi. Penggunaan chlor yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terbentuknya senyawa Tehalometan merupakan hasil klorinasi dari sisa material humat dan organoklorin dan senyawa-senyawa ini bersifat karsinogenik Joko, 2010. Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan ke dalam air, yaitu hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisis adalah: Cl 2 + H 2 O HOCl + Cl - + H + Reaksi ionisasi adalah: HOCl OCl - + H + . Universitas Sumatera Utara Diambil bersama-sama, konsentrasi dari asam hipoklorus dan ion hipoklorit didefinisikan sebagai klorin bebas yang dapat diperoleh. Karena klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif dari pada ion hipoklorit, maka disinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada nilai-nilai pH yang asam Linsley, 1986. Secara umum, kebanyakan air akan mengalami disinfeksi cukup baik bila residu klorin bebas sebanyak kira-kira 0,2 mgl diperoleh setelah klorinasi selama 10 menit. Residu klorin yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tidak enak, klorin akan sangat efektif bila pH air rendah. Superklorinasi harus diikuti dengan deklorinasi yang biasanya berupa pengolahan dengan sulfur dioksida atau dengan melewatkan air yang bersangkutan melalui suatu filter butiran karbon yang diaktifkan Linsley, 1986. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat

Senyawa halogen yang diperiksa yaitu chlorida dan sisa chlor yang dilakukan di laboratorium pengendalian mutu PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air IPA Sunggal.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-Alat

Alat-alat yang digunakan adalah kuvet, disk chlor, komparator, buret, erlenmeyer 250 ml, pipet volume 100 ml, dan pipet ukur 1 ml.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel air baku dan air reservoir PDAM Tirtanadi Sunggal, indikator Tetra Methyl Benzidine, larutan AgNO 3 0,0141 N, dan larutan indikator K 2 CrO 4 5.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Analisis Sisa Chlor

- Diisi kuvet dengan air sampel ± 10 ml - Ditambahkan 3-5 tetes indikator Tetra Methyl Benzidine - Ditempatkan kuvet sampel di sebelah kanan tempat kuvet komparator - Dibandingkan warna sampel dengan standard pada komparator Universitas Sumatera Utara