Pemeriksaan pH Dari Air Reservoir Pada Pdam Tirtanadi Instalasi Sunggal

(1)

PEMERIKSAAN pH DARI AIR

RESERVOIR

PADA PDAM TIRTANADI INSTALASI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

OLEH:

CLARA ARIANTI

NIM 102410066

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hadiahkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-setulusnya kepada berbagai pihak atas bimbingan dan bantuannya terutama kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi DIII Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Matheus Simanjuntak, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini, dan Ibu Dra Lely Sari Lubis,M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan dalam revisi tugas akhir ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Iwan Setiawan sebagai Kepala Bagian Pengendalian Mutu Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal yang selalu memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan PKL dan penyelesaian tugas akhir ini, Ibu Cempaka dan Bapak Adi selaku analis di Laboratorium Pengendalian Mutu Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal.


(4)

Dan penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini, teman-teman seperjuangan Puji Nurani , Dian Ramadhina, Astri Wo Mariana D, Tri Wahyuni, Kholidayani Hrp, Ramahdani dan Ely Widya Sari yang selalu memberikan motivasi dan masukan dalam penulisan tugas akhir ini serta seluruh teman-teman angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi keberadaan mereka.

Sebagai seorang manusia dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dikuasai, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi tugas akhir yang lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan maupun sebagai bahan perbandingan bagi para pembaca.

Medan, Juni 2013 Penulis

Clara Arianti NIM 102410066


(5)

EXAMINATION OF pH FROM THE

RESERVOIR

ON INSTALATION OF PDAM TIRTANADI SUNGGAL

MEDAN

ABSTRACT

Drinking water is the water quality meets health requirements and can be drunk directly. Drinking water quality level higher than the water quality in terms of some supporting components. Reservoir water is water that has undergone a series of treatment processes, ready to be used and marketed to the public. pH is a factor that must be considered given that the acidity of the water will greatly affect the activity of drinking water treatment. In the Regulation of the Minister of Health No.492/MENKES/PER/IV/2010, regarding drinking water quality requirements, it is known that the maximum allowable pH is 6.5 to 8.5. Reservoir water pH probe conducted Tirtanadi Sunggal IPA using a Comparator to indicators Bromotimol Blue. The results obtained at pH probe in the water reservoir is known that the lowest pH obtained was 6.9 and the highest was 7.1. From these data it can be concluded that the water is checked still meet water quality requirements that allowed the dalah minimum of 6.5 and maximum of 8.5 making it feasible for distributed and consumed by public.


(6)

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Kualitas air minum setingkat lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen pendukungnya. Air reservoir adalah air yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan, siap digunakan dan dipasarkan kepada masyarakat. pH merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan air minum. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, mengenai persyaratan kualitas air minum, diketahui bahwa pH maksimum yang diperbolehkan adalah 6,5–8,5. Pemeriksaan pH air reservoir yang dilakukan pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal menggunakan alat Comparator dengan indikator Biru Bromotimol. Hasil yang diperoleh pada pemeriksaan pH pada air reservoir diketahui bahwa pH terendah yang didapat adalah 6,9 dan yang tertinggi adalah 7,1. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air yang diperiksa masih memenuhi persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan yaitu batas minimum dalah 6,5 dan batas maksimum 8,5 sehingga layak untuk didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR ... iii

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1 Tujuan ... 2

1.2.2 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Pengertian Air ... 3

2.2 Sumber Air ... 3

2.2.1 Air Angkasa ... 3

2.2.2 Air Permukaan ... 4

2.2.3 Air Tanah ... 4

2.3 Persyaratan Kualitas Air Minum ... 4

2.4 Pengolahan Air Minum ... 6

2.5 pH ... 8


(8)

2.5.2 pH sebagai Parameter Standar Kualitas Kimia Air Minum 8

2.5.3 Hubungan pH dengan Proses Koagulasi ... 9

2.5.4 Hubungan pH dengan Pengolahan Besi ... 11

2.5.5 Hubungan pH dengan Proses Klorinasi ... 12

2.5.6 Netralisasi pH ... 12

2.5.7 Indikator Biru bromotimol ... 13

BAB III METODE PERCOBAAN ... 15

3.1 Alat ... 15

3.2 Bahan ... 15

3.3 Prosedur ... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

5.1 Kesimpulan ... 19

5.2 Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Dosis Koagulan ... ... 10 Tabel 2. Data Pemeriksaan pH Setiap Jam ... 17


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Gambar Alat dan Bahan Percobaan ... 21 Lampiran 2. Gambar Sampel Air ... 22


(11)

EXAMINATION OF pH FROM THE

RESERVOIR

ON INSTALATION OF PDAM TIRTANADI SUNGGAL

MEDAN

ABSTRACT

Drinking water is the water quality meets health requirements and can be drunk directly. Drinking water quality level higher than the water quality in terms of some supporting components. Reservoir water is water that has undergone a series of treatment processes, ready to be used and marketed to the public. pH is a factor that must be considered given that the acidity of the water will greatly affect the activity of drinking water treatment. In the Regulation of the Minister of Health No.492/MENKES/PER/IV/2010, regarding drinking water quality requirements, it is known that the maximum allowable pH is 6.5 to 8.5. Reservoir water pH probe conducted Tirtanadi Sunggal IPA using a Comparator to indicators Bromotimol Blue. The results obtained at pH probe in the water reservoir is known that the lowest pH obtained was 6.9 and the highest was 7.1. From these data it can be concluded that the water is checked still meet water quality requirements that allowed the dalah minimum of 6.5 and maximum of 8.5 making it feasible for distributed and consumed by public.


(12)

ABSTRAK

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Kualitas air minum setingkat lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen pendukungnya. Air reservoir adalah air yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan, siap digunakan dan dipasarkan kepada masyarakat. pH merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan air minum. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, mengenai persyaratan kualitas air minum, diketahui bahwa pH maksimum yang diperbolehkan adalah 6,5–8,5. Pemeriksaan pH air reservoir yang dilakukan pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal menggunakan alat Comparator dengan indikator Biru Bromotimol. Hasil yang diperoleh pada pemeriksaan pH pada air reservoir diketahui bahwa pH terendah yang didapat adalah 6,9 dan yang tertinggi adalah 7,1. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air yang diperiksa masih memenuhi persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan yaitu batas minimum dalah 6,5 dan batas maksimum 8,5 sehingga layak untuk didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung pada air, dan kualitas kesehatan juga sangat ditentukan oleh kualitas air untuk keperluan sehari-hari. Untuk mendapatkan air yang baik dengan kualitas tertentu, pada saat ini sudah mulai sulit disebabkan oleh adanya pencemaran air akibat kegiatan manusia. Dapat dinyatakan bahwa kualitas air merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia, karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat (Situmorang, 2007).

pH merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi dan pelunakan air dan pencegahan korosi. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, mengenai persyaratan kualitas air minum, diketahui bahwa pH maksimum yang diperbolehkan adalah 6,5–8,5. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 dapat menyebabkan korosi pada pipa air menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan (Sutrisno, 2010).


(14)

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui pH air reservoir pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal apakah telah memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 atau tidak.

1.2.2 Manfaat

Agar dapat mengetahui pH air reservoir pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal apakah telah memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 atau tidak.


(15)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah -Comparator

-Kuvet

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah -Indikator Biru Bromotimol

-Sampel Air

3.3 Prosedur

1. Diisi kuvet dengan air sampel ± 10 ml

2. Ditambahkan 3-5 tetes Indikator BromThymol Blue (Biru Bromotimol) 3. Ditempatkan kuvet sampel di sebelah kanan tempat kuvet comparator 4. Ditempatkan kuvet blanko di sebelah kiri tempat kuvet comparator 5. Dibandingkan warna sampel dengan standar pada comparator

- Jika warna sampel sama atau mendekati, maka nilai pH baca pada disk comparator

- Jika warna sampel tidak sama dengan warna pada disk comparator, maka dilihat nilai tengah (median)


(16)

6. Ditampung sampel yang telah tercemar bahan kimia dalam wadah yang aman

7. Dicatat hasil pengukuran

8. Diisi form ketidaksesuaian jika nilai pengukuran tidak sesuai standard Catatan:


(17)

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pemeriksaan pH harian yang dilakukan setiap jam mulai pukul 08.00-16.00 WIB pada air reservoir di Laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Data Pemeriksaan pH Air Setiap Jam

Jam

pH Reservoir

I II

08.00 7,1 7,1

09.00 7,1 7,1

10.00 7,1 7,1

11.00 7,1 7,1

12.00 7,1 7,1

13.00 7,1 7,1

14.00 7,1 7,1

15.00 7,1 6,9


(18)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada pemeriksaan pH harian didapatkan hasil yaitu pada pukul 08.00-13.00 WIB pH untuk R1 = 7,1 dan R2 = 7,1 dan pada pukul 15.00-16.00 WIB pH untuk R1 = 7,1 dan R2 = 6,9.

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh pada pemeriksaan pH air reservoir yang dilakukan setiap jam diketahui bahwa pH terendah yang didapat adalah 6,9 dan yang tertinggi adalah 7,1. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air yang diperiksa masih memenuhi persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan yaitu 6,5–8,5. Jika terjadi perubahan pH pada R1 atau R2 kemungkinan disebabkan oleh penambahan kapur atau tawas yang berbeda pada saat pengolahan air. Tetapi jika pH masih berada pada batas maksimum persyaratan kualitas air minum, maka air tersebut masih layak dikonsumsi dan dialirkan ke masyarakat.

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, mengenai persyaratan kualitas air minum, diketahui bahwa pH maksimum yang diperbolehkan adalah 6,5–8,5. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa air dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Sutrisno, 2010).


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

pH air reservoir pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 karena masih berada pada batas minimum dan maksimum pH yaitu antara 6,5–8,5 sehingga dapat diketahui bahwa air reservoir layak untuk didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

5.2 Saran

Pemeriksaan pH harus dilakukan secara terus-menerus jika terdapat perubahan pH yang sangat signifikan untuk menghindari hal yang tidak diiginkan.


(20)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah -Comparator

-Kuvet

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah -Indikator Biru Bromotimol

-Sampel Air

3.3 Prosedur

1. Diisi kuvet dengan air sampel ± 10 ml

2. Ditambahkan 3-5 tetes Indikator BromThymol Blue (Biru Bromotimol) 3. Ditempatkan kuvet sampel di sebelah kanan tempat kuvet comparator 4. Ditempatkan kuvet blanko di sebelah kiri tempat kuvet comparator 5. Dibandingkan warna sampel dengan standar pada comparator


(21)

6. Ditampung sampel yang telah tercemar bahan kimia dalam wadah yang aman

7. Dicatat hasil pengukuran

8. Diisi form ketidaksesuaian jika nilai pengukuran tidak sesuai standard Catatan:


(22)

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pemeriksaan pH harian yang dilakukan setiap jam mulai pukul 08.00-16.00 WIB pada air reservoir di Laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Data Pemeriksaan pH Air Setiap Jam

Jam

pH Reservoir

I II

08.00 7,1 7,1

09.00 7,1 7,1

10.00 7,1 7,1

11.00 7,1 7,1

12.00 7,1 7,1

13.00 7,1 7,1

14.00 7,1 7,1


(23)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada pemeriksaan pH harian didapatkan hasil yaitu pada pukul 08.00-13.00 WIB pH untuk R1 = 7,1 dan R2 = 7,1 dan pada pukul 15.00-16.00 WIB pH untuk R1 = 7,1 dan R2 = 6,9.

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh pada pemeriksaan pH air reservoir yang dilakukan setiap jam diketahui bahwa pH terendah yang didapat adalah 6,9 dan yang tertinggi adalah 7,1. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air yang diperiksa masih memenuhi persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan yaitu 6,5–8,5. Jika terjadi perubahan pH pada R1 atau R2 kemungkinan disebabkan oleh penambahan kapur atau tawas yang berbeda pada saat pengolahan air. Tetapi jika pH masih berada pada batas maksimum persyaratan kualitas air minum, maka air tersebut masih layak dikonsumsi dan dialirkan ke masyarakat.

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, mengenai persyaratan kualitas air minum, diketahui bahwa pH maksimum yang diperbolehkan adalah 6,5–8,5. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa air dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Sutrisno, 2010).

Menurut Pitojo 2002, cara mengatasi kendala pH air adalah dengan melakukan netralisasi pH. Air yang bersifat asam, perlu dinetralkan dengan penambahan basa antara lain kapur tohor (CaO) atau batu gamping (CaCO3). Air yang bersifat basa, perlu dinetralkan dengan penambahan tawas (Al2(SO4)3).


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

pH air reservoir pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 karena masih berada pada batas minimum dan maksimum pH yaitu antara 6,5–8,5 sehingga dapat diketahui bahwa air reservoir layak untuk didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

5.2 Saran

Pemeriksaan pH harus dilakukan secara terus-menerus jika terdapat perubahan pH yang sangat signifikan untuk menghindari hal yang tidak diiginkan.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Halaman 39, 55-56.

Depkes, RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI. Halaman 1140.

Ghufran, M., dan Andi, B.S. (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Halaman 46-50.

Joko, T. (2010). Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 182-184.

Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 59-62.

Pitojo, S., dan Eling, P. (2002). Deteksi Pencemar Air Minum. Demak: CV. Aneka Ilmu. Halaman 28-31, 63.

Situmorang, M. (2007). Kimia Lingkungan. Medan: Unimed Press. Halaman 44-45.

Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia. Halaman 111-112. Sutrisno, T.C. (2010). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.


(26)

Lampiran 1. Gambar Alat dan Bahan Percobaan


(27)

Lampiran 2. Gambar Sampel Air


(1)

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pemeriksaan pH harian yang dilakukan setiap jam mulai pukul 08.00-16.00 WIB pada air reservoir di Laboratorium PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Data Pemeriksaan pH Air Setiap Jam

Jam

pH Reservoir

I II

08.00 7,1 7,1

09.00 7,1 7,1

10.00 7,1 7,1

11.00 7,1 7,1

12.00 7,1 7,1

13.00 7,1 7,1

14.00 7,1 7,1

15.00 7,1 6,9


(2)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada pemeriksaan pH harian didapatkan hasil yaitu pada pukul 08.00-13.00 WIB pH untuk R1 = 7,1 dan R2 = 7,1 dan pada pukul 15.00-16.00 WIB pH untuk R1 = 7,1 dan R2 = 6,9.

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh pada pemeriksaan pH air reservoir yang dilakukan setiap jam diketahui bahwa pH terendah yang didapat adalah 6,9 dan yang tertinggi adalah 7,1. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air yang diperiksa masih memenuhi persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan yaitu 6,5–8,5. Jika terjadi perubahan pH pada R1 atau R2 kemungkinan disebabkan oleh penambahan kapur atau tawas yang berbeda pada saat pengolahan air. Tetapi jika pH masih berada pada batas maksimum persyaratan kualitas air minum, maka air tersebut masih layak dikonsumsi dan dialirkan ke masyarakat.

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, mengenai persyaratan kualitas air minum, diketahui bahwa pH maksimum yang diperbolehkan adalah 6,5–8,5. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa air dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Sutrisno, 2010).

Menurut Pitojo 2002, cara mengatasi kendala pH air adalah dengan melakukan netralisasi pH. Air yang bersifat asam, perlu dinetralkan dengan penambahan basa antara lain kapur tohor (CaO) atau batu gamping (CaCO3). Air yang bersifat basa, perlu dinetralkan dengan penambahan tawas (Al2(SO4)3).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

pH air reservoir pada PDAM Tirtanadi IPA Sunggal telah memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 karena masih berada pada batas minimum dan maksimum pH yaitu antara 6,5–8,5 sehingga dapat diketahui bahwa air reservoir

layak untuk didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

5.2 Saran

Pemeriksaan pH harus dilakukan secara terus-menerus jika terdapat perubahan pH yang sangat signifikan untuk menghindari hal yang tidak diiginkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Halaman 39, 55-56.

Depkes, RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI. Halaman 1140.

Ghufran, M., dan Andi, B.S. (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Halaman 46-50.

Joko, T. (2010). Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 182-184.

Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 59-62.

Pitojo, S., dan Eling, P. (2002). Deteksi Pencemar Air Minum. Demak: CV. Aneka Ilmu. Halaman 28-31, 63.

Situmorang, M. (2007). Kimia Lingkungan. Medan: Unimed Press. Halaman 44-45.

Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia. Halaman 111-112. Sutrisno, T.C. (2010). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Lampiran 1. Gambar Alat dan Bahan Percobaan

Gambar 1: Comparator dan Disk Pemeriksaan pH


(6)

Lampiran 2. Gambar Sampel Air