Langkah–langkah model pembelajaran reciprocal teaching Pengertian berpikir kritis

12

2. Question generating

Strategi ini merupakan penguatan dari strategi summarizing meringkas yang membawa peserta didik satu langkah lebih maju dalam pemahaman materi. 3. Clarifying Strategi clarifying klarifikasi ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran terutama bagi peserta didik yang mempunyai kesulitan dalam pemahaman.

4. Predicting

Strategi ini merupakan strategi di mana peserta didik melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai materi apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.

b. Langkah–langkah model pembelajaran reciprocal teaching

Menurut Suyitno 2004:35 langkah-langkah dalam model pembelajaran reciprocal teaching adalah sebagai berikut. 1. Guru menyiapkan materi yang akan dikenai model pembelajaran reciprocal teaching. Materi tersebut diinformasikan kepada peserta didik. 2. Peserta didik mempelajari materi tersebut secara mandiri di rumah. 3. Guru menunjuk peserta didik untuk menyajikan materi tersebut di depan kelas, lengkap dengan alat peraga yang mungkin diperlukan. 13 4. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali secara singkat untuk melihat tingkat pemahaman para peserta didik. 5. Guru melatih peserta didik mengarjakan soal pendalaman materi. 6. Guru memberikan tugas rumah.

c. Tujuan model pembelajaran reciprocal teaching

Menurut Pannen dalam Suyitno 2004:36 melalui pembelajaran reciprocal teaching ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemauan belajar mandiri, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri, dan guru cukup berperan sebagai fasilitator, mediator, dan manager dari proses pembelajaran. Jadi dalam reciprocal teaching ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengkaji materi terlebih dahulu seperti jika guru menerangkan materi kemudian guru hanya bertugas untuk memfasilitasi peserta didik, meluruskan atau memberi penjelasan menganai materi yang tidak bisa dipecahkan secara mandiri oleh peserta didik dan mengelola jalannya pembelajaran.

2.1.3 Pembelajaran konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang saat ini banyak diterapkan di sekolah-sekolah baik tingkat dasar maupun lanjutan, ciri khas dalam pembelajaran konvensional ini adalah 14 mengedepankan tatap muka antara guru dengan peserta didik. Dalam pembelajaran ini guru mendominasi pembalajaran yang menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan kemampuan berpikir peserta didik tidak berkembang termasuk kemampuan berpikir kritisnya.

2.1.4 Berpikir kritis

a. Pengertian berpikir kritis

Menurut KBBI kritis adalah bersifat tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, dan tajam dalam penganalisaaan. Berpikir kritis merupakan sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yang membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan Sembel, 2003. Menurut Scrivendalam Achmad,2007 berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan ketrampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sintesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi. Menurut Ennis dalam Achmad, 2007 berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. 15 Selanjutnya Ennis mengidentifikasikan 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam 5 aktivitas besar yaitu 1. memberikan penjelasan sederhana, yang berisi : memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan; 2. membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi; 3. menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan; 4. memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi; 5. mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Berpikir kritis harus ditanamkan di kalangan peserta didik agar peserta didik mau berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 16 sehingga peserta didik tidak hanya menghafal materi tetapi juga peserta didik berusaha menggali informasi sendiri dengan berpartisipasi aktif sehingga dengan sendirinya hasil belajar dapat meningkat. Guru perlu memahami tentang berpikir kritis agar dalam pembelajaran guru dapat menanamkan sikap berpikir kritis yang dalam penerapannya dapat menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching. Menurut Kember dalam Sudaryanto, 2008 kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada peserta didik

b. Tahapan Berpikir Kritis

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT

2 11 301

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM SETTING TUTOR SEBAYA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII

0 19 371

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empa

0 3 127

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empat

0 7 127

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMPN 1 HURISTAK.

0 1 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN MODEL RECIPROCAL TEACHING.

0 0 45

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATERI SEGI EMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PEGANDON.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATERI SEGI EMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PEGANDON.

0 0 122