Penetapan dan Penyusunan Draft Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten Nganjuk

(1)

Kata Pengantar

Kabupat en Nganjuk merupakan salah sat u kabupat en di Provinsi Jaw a Timur yang memiliki sumber daya lahan pert anian yang subur dan t erkenal sebagai daerah penghasil berbagai produk pert anian, t ermasuk di dalamnya adalah produk pert anian pangan. Di sisi lain, t ak dapat dipungkiri ada ancaman t erhadap ket ahanan pangan yang ada, khususnya perubahan guna lahan pert anian subur menjadi lahan non pert anian.

Upaya mempert ahankan keberadaan lahan pert anian pangan berkelanjut an merupakan amanat undang-undang, yakni Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 Tent ang Perlindungan Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an (LP2B). Berkait an dengan hal t ersebut dan juga gerakan nasional t erkait ket ahanan pangan, maka Pemerint ah Kabupat en Nganjuk berkomit men mempersiapkan amanat undang-undang t ersebut dengan melakukan Penet apan Dan Penyusunan Draft Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an Kabupat en Nganjuk.

Laporan Akhir ini berisi hasil verifikasi luasan lahan saw ah Kabupat en Nganjuk, hasil survei peminat an pemilik lahan saw ah pada program LP2B, draft penet apan LP2B Kabupat en Nganjuk, dan Insent if perlindungan LP2B. Unt uk mendapat kan hasil yang baik, kami mohon saran dan krit ik t erkait upaya LP2B di Kabupat en Nganjuk. Terima kasih

Nganjuk, Desember 2015


(2)

Daftar Isi

Kat a Pengant ar Daft ar Isi

Bab 1: Pendahuluan

1.1 Lat arbelakang I-1

1.2 Perumusan M asalah I-3

1.3 Dasar Pelaksanaan Kegiat an I-4

1.4 M aksud dan Tujuan I-5

1.5 Sasaran I-5

1.6 M anfaat Kegiat an I-5

1.7 Ruang Lingkup Kegiat an I-6

Bab 2: Profil Wilayah Kabupat en Nganjuk

2.1 Gambaran Umum Wilayah II-1

2.1.1 Kependudukan dan Sumber Daya M anusia II-2

2.1.2 Pot ensi Bencana Alam II-4

2.1.3 Pot ensi Sumber Daya Alam II-5

2.1.4 Pot ensi Ekonomi Wilayah II-8

Bab 3: M et ode Pelaksanaan

3.1 Tahap Persiapan III-1

3.2 Tahap Ident ifikasi & Pemet aan LP2B III-1

3.3 Verifikasi LP2B III-8

3.4 Survey dan analisa peminat an LP2B III-9

3.5 Draft penet apan LP2B III-9

3.6 Draft Perat uran penet apan LP2B III-9

3.7 Penyusunan Laporan III-11

Bab 4: Verifikasi LP2B Kabupat en Nganjuk

4.1. Hasil Ident ifikasi LP2B Tahun 2014 IV-1

4.2. Saw ah Berdasar Informasi Dat a kelompok Tani

Kabupat en Nganjuk Tahun 2014 IV-4

4.3. Luas Saw ah Berdasar Int erpret asi Cit ra Sat elit Tahun 2014 IV-5

4.4. Verifikasi Dat a Luas Lahan Saw ah IV-6

Bab 5: Survei Peminat an LP2B Tahun 2015 V-1


(3)

Bab 7: Insent if Perlindungan LP2B VII-1 Bab 8: Kesimpulan dan Rekomendasi

8.1 Kesimpulan VIII-1

8.2 Rekomendasi VIII-2

Daftar Tabel

Tabel 2.1. Luas Wilayah Tiap Kecamat an Di Kabupat en Nganjuk Tahun 2014 II-1 Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2013 II-3 Tabel 2.3. Kepadat an Penduduk M enurut Kecamat an Kabupat en Nganjuk II-4

Tahun 2013

Tabel 2.4. Luas Penggunaan Lahan Kabupat en Nganjuk Tahun 2012 II-6 Tabel 2.5.Penggunaan Lahan di Kabupat en Nganjuk Tahun 2014 II-9 Tabel 2.6. Luas Lahan Tanam dan Panen Komodit as Padi Saw ah dan Padi Gogo II-11

di Kabupat en Nganjuk Tahun 2013

Tabel 2.7. Luas Lahan Tanam dan Panen Komodit as Jagung dan Kedelai II-12 di Kabupat en Nganjuk Tahun 2013

Tabel 2.8. Luas Lahan Tanam dan Panen Komodit as Ket ela Pohon II-13 dan Ket ela Rambat di Kabupat en Nganjuk Tahun 2013

Tabel 2.9. Luas Lahan Tanam dan Panen Komodit as Sayur-sayuran II-14 di Kabupat en Nganjuk Tahun 2013

Tabel 4.1. Pot ensi Lahan Pert anian Kabupat en Nganjuk menurut kecamat an

t ahun 2014 IV-1

Tabel 4.2 Kaw asan Pert anian Pangan Berkelanjut an Kabupat en Nganjuk

t ahun 2014 IV-2

Tabel 4.3 Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an Kabupat en Nganjuk

t ahun 2014 IV-3

Tabel 4.4 Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an

Kabupat en Nganjuk t ahun 2014 IV-4

Tabel 4.5 Luas Lahan Saw ah M enurut Dat a Gapokt an Kabupat en Nganjuk

Tahun 2014 IV-5

Tabel 4.6 Lahan Saw ah Kabupat en Nganjuk Hasil Int erpret asi Cit ra Sat elit

Tahun 2014 IV-6

Tabel 4.7 Verifikasi Lahan Saw ah Berdasar Hasil Survei, Gapokt an dan

Int erpret asi Cit ra Sat elit Tahun 2014 IV-6

Tabel 5.1 Jumlah Sampling Survei Peminat an LP2B Kabupat en Nganjuk

Tahun 2015 V-1

Tabel 5.2 Hasil Survei Peminat an LP2B Kabupat en Nganjuk Tahun 2015 V-4 Tabel 6.1 Luasan Saw ah per Desa di Kabupat en Nganjuk Hasil Int erpret asi


(4)

Tabel 6.2 Analisis Daya Dukung Lahan Saw ah Kabupat en Nganjuk VI-11 Tabel 6.3 Rangking Kecamat an Berdasar Hasil Survei Peminat an LP2B

di Kabupat en Nganjuk VI-14

Daftar Gambar

Gambar 2.1. Pet a Administ rasi Kabupat en Nganjuk II-2

Gambar 2.2. Pet a Penggunaan Lahan t ahun 2012 II-9

Gambar 2.3. Pet a Lokasi Wisat a II-20

Gambar 3.1 Diagram Int erpret asi Cit ra Sat elit unt uk Ident ifikasi Lahan Saw ah III-8

Gambar 3.2 Diagram Langkah-langkah Penet apan LP2B III-10

Gambar 3.3 Diagram Langkah-langkah Penet apan dan Penyusunan III-11 Draft LP2B Kabupat en Nganjuk

Gambar 4.1 Cont oh Pet a Saw ah di Kecamat an Prambon Hasil Int erpet asi

Cit ra Sat elit Tahun 2014 IV-8

Gambar 4.1 Cont oh Pet a Saw ah di Kecamat an Rejoso Hasil Int erpet asi


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkat an ket ahanan pangan m erupakan priorit as ut am a dalam pem bangunan, karena pangan m erupakan kebut uhan yang paling dasar bagi m anusia. Ket ahanan pangan diart ikan sebagai t ersedianya pangan dalam jum lah yang cukup, t erdist ribusi dengan harga t erjangkau dan am an dikonsum si bagi set iap w arga sam pai t ingkat rum ah t angga unt uk m enopang akt ivit asnya sehari-hari sepanjang w akt u. Dalam pengert ian operasional, ket ahanan pangan dit erjem ahkan bahw a ket ahanan pangan m enyangkut ket ersediaan, aksesibilit as (ket erjangkauan) dan st abilit as pengadaannya.

Persediaan pangan yang cukup secara nasional t ernyat a t idak m enjam in adanya ket ahanan pangan t ingkat regional m aupun t ingkat rum ah t angga/ individu. Penent u t ingkat ket ahanan pangan di t ingkat nasional, regional dan lokal dapat dilihat dari t ingkat produksi, perm int aan, persediaan dan perdagangan pangan. Sem ent ara it u penent u ut am a di t ingkat rum ah t angga adalah akses (fisik dan ekonom i) t erhadap pangan, ket ersediaan pangan dan resiko yang t erkait dengan akses sert a ket ersediaan pangan t ersebut . Indikat or ket ahanan pangan juga dapat dilihat dari pangsa pengeluaran rum ah t angga, dim ana sem akin besar pangsa pengeluaran pangan akan sem akin rendah ket ahanan pangannya.

Kabupat en Nganjuk m erupakan salah sat u kabupat en di Provinsi Jaw a Tim ur yang m em iliki sum ber daya lahan pert anian yang subur dan t erkenal sebagai daerah penghasil berbagai produk pert anian dan perkebunan. Sekt or pert anian m enjadi t um puan sebagian besar m asyarakat , yang dapat dilihat dari besarnya kont ribusi pert anian pada Produk Dom est ik Regional Brut o (PDRB). Nam un dem ikian sekt or pert anian cenderung m engalam i penurunan produkt ivit as dan kinerja. Hal ini dapat dibukt ikan dengan paling rendahnya laju pert um buhan PDRB sekt or pert anian dibandingkan dengan sekt or indust ri dan jasa.

Secara t opografi Kabupat en Nganjuk t ergolong w ilayah yang kom pleks, m em iliki pola t opografi yang beragam sehingga t idak m ungkin m enerapkan pengelolaan lahan yang sam a unt uk seluruh w ilayahnya. Pengam bil keput usan harus m enerapkan st rat egi yang t epat t erhadap kondisi lahan t ert ent u. Dengan berasum si


(6)

bahw a pent ingnya pelaksanaan program revit alisasi pert anian yang dapat m engangkat kesejaht eraan pet ani, m aka perlu dilakukan kegiat an unt uk m endapat kan inform asi yang akurat , jelas dan t erpercaya berkait an dengan kondisi dan kesesuaian lahan sebagai fakt or pent ing dalam pert anian. Langkah yang akan dilakukan adalah m enget ahui kesesuaian lahan unt uk t anam an pert anian dan m elakukan evaluasi t erhadap lahan t ersebut dalam upaya unt uk m eningkat kan ket ahanan pangan bagi Kabupat en Nganjuk pada khususnya dan Provinsi Jaw a Tim ur pada um um nya.

Sat u kebijakan yang paling pent ing di bidang pem bangunan pert anian yang berkait an dengan perm asalahan agraria adalah kebijakan t ent ang “ lahan pert anian pangan berkelanjut an” , yang disam paikan pem erint ah sebagai salah sat u bagian dari Revit alisasi Pert anian, Perikanan dan Kehut anan (RPPK) yang dicanangkan pada bulan Juni t ahun 2005.

Penet apan baku luas saw ah m erupakan langkah aw al dalam penent uan luas Kaw asan Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an (LP2B) di suat u daerah. Hasil yang diperoleh dari perhit ungan (survey) t ersebut akan dikelom pokkan sesuai dengan kebut uhan daerah. Kebut uhan lahan t ersebut t elah m em perhit ungkan kebut uhan lain sepert i kaw asan indust ri m aupun kaw asan pengem bangan w ilayah lainnya bagi kepent inga peningkat an invest asi daerah dan perm ukim an.

Upaya m ew ujudkan kebijakan t ent ang “ lahan pert anian pangan berkelanjut an” sedikit banyak akan sam a sulit nya dengan upaya m encegah t erjadinya konversi lahan pert anian ke non pert anian. M eskipun sudah banyak him bauan dan perat uran yang dibuat , nam un konversi lahan t et ap t erjadi. Akar perm asalahannya adalah karena aspek penggunaan dan pem anfaat an t anah kurang m em iliki landasan yang kuat dalam hukum agraria nasional, dibandingkan dengan aspek penguasaan t anah dan pem ilikan t anah.

Pem baharuan agraria at au yang biasa disebut dengan reform asi agraria at au reform a agraria yang berasal dari kat a agrarian reform t erdiri dari dua pokok perm asalahan, yait u penguasaan dan pem ilikan, di sat u sisi, dan penggunaan dan pem anfaat an, di sisi lain. Kedua sisi t ersebut ibarat kedua sisi m at a uang yang harus dilakukan secara seiring dan bersam aan dengan t idak m enekankan pada sat u sisi saja, yait u pada sisi penguasaan dan pem ilikan at au yang sering disebut dengan “ land reform ”. Di sisi lain Depart em en Pert anian sebagai depart em en t eknis m isalnya,


(7)

m erekayasa segala bent uk input produksi, m ulai dari t eknologi, kredit usaha, ket ram pilan pet ani dan lain-lain. Ket idaklengkapan t erhadap proses pem baharuan agraria t elah m em berikan hasil yang parsial pula. It ulah m engapa aspek revolusi hijau (pengusahaan) yang t idak didahului oleh land reform (aspek penguasaan) hanya m am pu m encapai peningkat an produksi dan sw asem bada, nam un t idak sert a m ert a m em berikan kesejaht eraan bagi pet aninya.

Berdasarkan perm asalahan t ersebut di at as, m aka perlu dilakukan Kegiat an St udi Penet apan dan Penyusunan Draft Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an (LP2B) di Kabupat en Nganjuk. Kegiat an ini t idak hanya dit injau dari aspek fisik saja, nam un juga aspek sosial budaya dan aspek st rat egis pem anfaat an ruang, sehingga hasil kegiat an diharapkan dapat dit erim a oleh m asyarakat secara luas, dapat dit erapkan oleh Pem erint ah Daerah sebagai sebuah produk rencana yang sesuai dengan kaidah pelest arian lingkungan.

1.2 Perum usan M asalah

Ket ahanan pangan adalah kondisi t erpenuhinya pangan bagi rum ah t angga yang t ercerm in dari t ersedianya pangan yang cukup, baik jum lah, m ut u, am an, m erat a dan t erjangkau. Oleh karena it u t erpenuhinya pangan m erupakan hak asasi bagi set iap w arga m asyarakat .

Dalam penyelenggaraan ket ahanan pangan, peran pem erint ah unt uk m ew ujudkan ket ahanan pangan adalah m elaksanakan dan bert anggung jaw ab t erhadap penyelenggaraan ket ahanan pangan di w ilayah m asing-m asing dan m endorong keikut sert aan m asyarakat dalam penyelenggaraan ket ahanan pangan. Salah sat u indikat or ket ahanan pangan adalah ket ersediaan pangan yang diart ikan sebagai kondisi t ersedianya pangan yang cukup unt uk m em enuhi kebut uhan seluruh penduduk baik dari sisi jum lah, m ut u, dan keam anannya. Ket ersediaan pangan dipengaruhi oleh berbagai fakt or, ant ara lain luas lahan pert anian.

Luas lahan pert anian di Kabupat en Nganjuk pada t ahun 2011 adalah seluas 42,986 ha dan m engalam i penyusut an dari t ahun ke t ahun. Penyusut an luas lahan pert anian saw ah ini disebabkan t erjadinya konversi dari lahan pert anian ke non pert anian. Konversi lahan pert anian ke non pert anian dipengaruhi oleh beberapa fakt or ant ara lain :

1. Peningkat an jum lahpenduduk.


(8)

3. Keberadaan hukum w aris yang m enyebabkan t erfragm ent asinya lahan pert anian sehingga t idak m em enuhi bat as m inim um unt uk skala ekonom i usaha yang m engunt ungkan.

4. Degradasi lahan sehingga lahan pert anian m enjadi kurang produkt if.

Konversi lahan pert anian ke non pert anian secara langsung akan berpengaruh t erhadap produksi pangan, apabila dibiarkan t anpa upaya pengendalian, dapat dipast ikan seiring dengan berjalannya w akt u ket ahanan pangan akan t erancam . Hal ini dipacu oleh perkem bangan yang sangat cepat di Kaw asan Rencana Jalan Tol Solo -Kert osono yang m endorong t erjadinya alih fungsi lahan pert anian ke non pert anian di Kabupat en Nganjuk.

1.3 Dasar Pelaksanaan Kegiatan

Landasan hukum pelaksanaan kegiat an Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk ini adalah:

1).

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 t ent ang Penat aan Ruang.

2).

Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 t ent ang Perlindungan Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an.

3).

Perat uran Pem erint ah No. 25 Tahun 2000 t ent ang Kew enangan Pem erint ah dan Pem erint ah Provinsi m engenai Penat aan Ruang Ekosist em yang berada dalam beberapa kew enangan adm inist rasi.

4).

Perat uran Pem erint ah No. 1 Tahun 2011 t ent ang Penet apan dan Alih Fungsi Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an.

5).

Perat uran Pem erint ah No. 12 Tahun 2012 Tent ang Insent if Perlindungan Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an.

6).

Perat uran Pem erint ah Republik Indonesia No. 25 Tahun 2012 Tent ang Sist em Inform asi Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an.

7).

Perat uran Pem erint ah No. 30 Tahun 2012 Tent ang Pem biayaan Perlindungan LahanPert anian Pangan Berkelanjut an.

8).

Perat uran M ent eri Pert anian Nom or: 07/ Pem ent an/ OT.140/ 2/ 2012 Tent ang Pedom an Teknis Krit eria Dan Persyarat an Kaw asan, Lahan, Dan Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an.


(9)

1.5 Sasaran

Sasaran dari kegiat an ini adalah :

1. Terident ifikasinya lahan pet ani pem ilik lahan pert anian yang lahannya secara sukarela dijadikan LP2B.

2. Tersusunnya inform asi t ingkat ket ahanan pangan Kabupat en Nganjuk. 3. Terw ujudnya invent arisasi dan pem ant apan LP2B/ KP2B.

4. Tersusunnya dat abase pot ensi sum ber daya lahan pert anian, t erut am a LP2B/ KP2B.

5. Arahan Pem ant apan LP2B/ KP2B di Kabupat en Nganjuk.

1.6 M anfaat Kegiatan

M anfaat penyusunan st udi bagi perencanaan pem bangunan daerah Kabupat en Nganjuk pada um um nya dan bagi perencanaan ket ahanan pangan pada khususnya adalah sebagai berikut :

1. M em berikan inform asi t ingkat ket ahanan pangan di Kabupat en Nganjuk. 2. M em berikan inform asi dan analisa LP2B/ KP2B Kabupat en Nganjuk.

3. M em berikan arahan st abilit as ket ahanan pangan di Kabupat en Nganjuk pada khususnya dan di Provinsi Jaw a Tim ur pada um um nya sert a sebagai pilar salah sat u penyangga produksi pangan secara nasional.

4. M enyediakan inform asi LP2B/ KP2B yang didalam nya t erm uat pula inform asi kesesuaian lahan.

1.7 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang Lingkup W ilayah

Lingkup Wilayah Kegiat an St udi Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk ini adalah seluruh w ilayah adm inist rasi Kabupat en Nganjuk, dengan unit w ilayah kecam at an at au desa. Lingkup pengam at an kegiat an ini m engacu pada unit lahan yang berdasarkan karakt erist ik lahannya. Penilaian karakt erist ik lahan m engacu pada pem anfaat annya unt uk pert anian khususnya t anam an pangan. Tingkat akurasi pet a ant ara skala 1:50.000 hingga 1:100.000. Sum ber dat a diperoleh dari dat a inst ansional dan hasil kegiat an t erdahulu dengan pet a t em at ik berbasis skala 1:25.000 sert a dengan pengukuran langsung. Penyajian hasil dalam bent uk t abel, grafik, pet a dan deskripsi singkat sum ber daya w ilayah khususnya unt uk pert anian.


(10)

Ruang Lingkup M ateri

Ruang lingkup m at eri pelaksanaan kegiat an ini adalah:

1. M elakukanan analisis ket ahanan pangan di Kabupat en Nganjuk.

2. M elakukan analisis t erhadap proyeksi penduduk dan lahan hingga t ahun 2020. 3. M elakukan analisis kesesuaian lahan unt uk lahan pert anian t anam an pangan. 4. M elakukan analisis t erhadap LP2B/ KP2B, lahan pert anian akt ual unt uk LP2B/

KP2B, sert a lahan pert anian pot ensial yang dapat digunakan sebagai cadangan LP2B/ KP2B.

5. M enyusun rekom endasi dan arahan kebijakan m engenai LP2B/ KP2B di Kabupat en Nganjuk m enuju ke arah legalisasi dan penet apan.


(11)

BAB 2

PROFIL WILAYAH KABUPATEN NGANJUK

2.1 Gambaran Umum W ilayah

Kabupat en Nganjuk t erlet ak pada koordinat 111º 5’ - 111º 13’ Bujur Timur dan 7º 20’ - 7º 50’ Lint ang Selat an. Dengan bat as-bat as w ilayah sebagai berikut :

 sebelah ut ara : Kabupat en Bojonegoro

 sebelah t imur : Kabupat en Jombang dan Kabupat en Kediri

 sebelah selat an : Kabupat en Kediri dan Kabupat en Tulungagung

 sebelah barat : Kabupat en Ponorogo dan Kabupat en M adiun.

Wilayah Kabupat en Nganjuk yang mencakup 20 kecamat an dan 284 desa/ kelurahan dengan luas keseluruhan w ilayah Kabupat en Nganjuk seluas 122.433 ha at au 1.224,33 km2. Unt uk lebih jelasnya orient asi dan w ilayah Kabupat en Nganjuk dapat dilihat pada Gambar 2.1.

TABEL 2.1. Luas W ilayah Tiap Kecamatan Di Kabupaten Nganjuk Tahun 2014

No. Kecamatan Luas (ha)

1. Saw ahan 11.589

2. Nget os 6.021

3. Berbek 4.830

4. Loceret 6.869

5. Pace 4.846

6. Tanjunganom 7.084

7. Prambon 4.116

8. Ngronggot 5.209

9. Kert osono 2.268

10. Pat ianrow o 3.559

11. Baron 3.680

12. Gondang 9.594

13. Sukomoro 3.539

14. Nganjuk 2.259

15. Bagor 5.115

16. Wilangan 5.064

17. Rejoso 15.166

18. Ngluyu 8.615

19. Lengkong 8.718

20. Jat ikalen 4.203

Total LuasKabupatenNganjuk 122.433


(12)

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Nganjuk

Penetapan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupaten Nganjuk


(13)

2.1.1 Kependudukan dan Sumber Daya M anusia

Berdasarkan jumlah penduduk, kecamat an yang memiliki jumlah penduduk paling banyak di Kabupat en Nganjuk pada t ahun 2013 adalah Kecamat an Tanjunganom, yait u sebesar 110.370 jiw a. Sedangkan kecamat an yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yait u Kecamat an Ngluyu sebesar 14.010 jiw a. Unt uk jumlah penduduk pada masing-masing kecamat an di Kabupat en Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nganjuk Tahun 2008-2013

Kecamat an Luas (Ha)

Jumlah Penduduk (jiw a)

2008 2009 2010 2011 2013

01. Saw ahan 11,589 38,877 36,023 36,015 36,218 36.638 02. Nget os 6,021 34,776 34,127 34,112 34,304 34.670 03. Berbek 4,83 54,247 51,048 53,732 54,035 54.544 04. Loceret 6,869 70,5 66,433 68,909 69,296 69.989 05. Pace 4,846 62,665 59,892 58,983 59,314 59.947 06. Tanjunganom 7,084 111,607 105,545 108,631 109,242 110.370 07. Prambon 4,116 68,819 64,496 68,524 68,909 69.619 08. Ngronggot 5,299 73,142 68,962 75,084 75,507 76.156 09. Kert osono 2,268 54,605 56,26 52,405 52,7 53.209 10. Pat ianrow o 3,559 43,38 41,12 40,89 41,12 41.587 11. Baron 3,68 48,982 50,995 48,069 48,34 48.804 12. Gondang 9,594 52,635 51,962 50,027 50,309 50.893 13. Sukomoro 3,539 42,287 40,239 41,566 41,8 42.194 14. Nganjuk 2,259 66,64 62,605 65,917 66,287 66.960 15. Bagor 5,115 56,754 53,551 56,753 57,072 57.715 16. Wilangan 5,064 27,778 29,476 26,91 27,061 27.382 17. Rejoso 15,116 68,58 65,749 66,167 66,539 67.339 18. Ngluyu 8,615 14,401 13,54 13,688 13,765 14.010 19. Lengkong 8,718 32,566 31,799 31,212 31,388 31.788 20. Jat ikalen 4,203 19,836 18,708 19,436 19,546 19.783 Jumlah 122,384 1,043,077 1,002,560 1,017,030 1,022,752 1.033.597 Sumber :Kabupat en Nganjuk Dalam Angka 2014

Jika dilihat dari jumlah penduduknya, Kecamat an Tanjunganom yang memiliki jumlah penduduk paling banyak, dengan luas w ilayah kecamat an sebesar 7.084 Ha, memiliki kepadat an sebesar 15.42 jiw a/ ha. Unt uk Kecamat an Ngluyu yang memiliki jumlah penduduk paling rendah, dengan luas w ilayah 8.615 ha, memiliki kepadat an penduduk sebesar 1.60 jiw a/ ha. Namun kepadat an t ert inggi ada di Kecamat an


(14)

Nganjuk yang memiliki kepadat an 29,34 jiw a/ ha. Unt uk kepadat an penduduk pada masing-masing kecamat an di Kabupat en Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk M enurut Kecamatan Kabupaten Nganjuk Tahun 2013

Jum lah Pe nduduk

(jiw a)

1 Sawahan 36.63 8 11.589 3

2 Ngetos 34.67 0 6.021 6

3 Ber bek 54.54 4 483 113

4 Locer et 69.98 9 6.869 10

5 Pace 59.94 7 4.846 12

6 Tanj ungano m 110.37 0 7.084 16

7 Pr ambon 69.61 9 4.116 17

8 Ngr on ggot 76.15 6 5.299 14

9 Ker toson o 53.20 9 2.268 23

10 Pati anr ow o 41.58 7 3.559 12

11 Bar on 48.80 4 368 133

12 Gond ang 50.89 3 9.594 5

13 Sukom or o 42.19 4 3.539 12

14 Nganj uk 66.96 0 2.259 30

15 Bagor 57.71 5 5.115 11

16 W i l angan 27.38 2 5.064 5

17 Rej oso 67.33 9 15.116 4

18 Ngl uyu 14.01 0 8.615 2

19 Lengko ng 31.78 8 8.718 4

20 Jati ka l en 19.78 3 4.203 5

1 .0 3 3.5 9 7 1 2 2 .3 8 4 8

N o. Kecam at an

Luas W ilayah

(ha)

Kepadat an

Jum lah/ Tot al

Sumber :Kabupat en Nganjuk Dalam AngkaTahun 2012

2.1.2 Potensi Bencana Alam

Wilayah peka at au raw an bencana banjir rut in maupun t idak rut in di Kabupat en Nganjuk meliput i beberapa kecamat an, yait u: Kecamat an Nganjuk, Kecamat an Prambon, Kecamat an Jat ikalen, Kecamat an Lengkong, Kecamat an Pat ianrow o, dan Kecamat an Kert osono. Hal ini dikarenakan keadaan t opografi di Kabupat en Nganjuk di bagian t engah dimana Sungai Kedungpedet dan Sungai Widas mengalir berupa dat aran rendah, sehingga pada musim hujan w ilayah ini mengalami


(15)

Kecamat an Bagor, Kecamat an Wilangan, Kecamat an Ngluyu, Kecamat an Rejoso, dan Kecamat an Jat ikalen.

2.1.3 Potensi Sumber Daya Alam

Keadaan t opografi di Kabupat en Nganjuk sangat bervariasi, yait u mulai dari dat aran, bergelombang hingga berbukit -gunung. Adapun mengenai persebarannya kondisi t opografi sebagai berikut :

 Wilayah dengan ket inggian 25 – 100 met er di at as permukaan air laut dengan luas w ilayah sekit ar 47.507,75 ha at au 62% dari luas w ilayah secara keseluruhan. Diant aranya t erdapat di beberapa kecamat an, sepert i: Kecamat an Wilangan, Kecamat an Bagor, Kecamat an Nganjuk, Kecamat an Sukomoro, Kecamat an Rejoso, Kecamat an Gondang, Kecamat an Loceret , Kecamat an Pace, Kecamat an Tanjunganom, Kecamat an Prambon, Kecamat an Ngronggot , Kecamat an Kert osono, Kecamat an Pat ianrow o, Kecamat an Lengkong, dan Kecamat an Jat ikalen.

 Wilayah dengan ket inggian 100 – 1.000 met er di at as permukaan air laut dengan luas w ilayah sekit ar 41.552,15 ha at au 34,05% dari luas w ilayah secara keseluruhan. Adapun w ilayahnya meliput i: Kecamat an Ngluyu, Kecamat an Lengkong, Kecamat an Gondang, Kecamat an Rejoso, Kecamat an Wilangan, Kecamat an Bagor, Kecamat an Berbek, Kecamat an Nget os, Kecamat an Pace, Kecamat an saw ahan, dan Kecamat an Loceret .

 Wilayah dengan ket inggian lebih dari 1.000 met er di at as permukaan air laut dengan luas w ilayah 5.957,15 ha at au 4,89% dari luas w ilayah secara keseluruhan. Diant aranya t erdiri at as 2 w ilayah kecamat an saja, yait u: Kecamat an Saw ahan dan Kecamat an Nget os.

Dilihat dari pola penggunaan t anah di w ilayah Kabupat en Nganjuk berdasarkan dat a Kabupat en Nganjuk Dalam Angka t ahun 2012 t erdiri at as 3 kelompok, ant ara lain yait u :

 Tanah Saw ah

Pada t ahun 2011 t erdapat 42,986.4 ha dari seluruh luas w ilayah Kabupat en Nganjuk at au sekit ar 35,11% yang dimanfaat kan sebagai lahan saw ah.

 Tanah Kering

Tanah kering yang ada di Kabupat en Nganjuk unt uk t ahun 2011 seluas 32 439.7 ha at au sekit ar 26,50% dari luas seluruh Kabupat en Nganjuk digunakan sebagai


(16)

t anah kering, yang dimaksud dimanfaat kan sebagai t anah kering yait u digunakan unt uk permukiman, fasilit as, sert a ruang t erbuka hijau.

 Tanah Hut an

Luas dari hut an yang t erdapat di Kabupat en Nganjuk pada t ahun 2011 ini seluas 47 007.0 ha. Luasan ini sekit ar 38,39% dari t ot al luas w ilayah Kabupat en Nganjuk. Tanah hut an ini selain t erdiri hut an produksi juga t erdiri at as hut an lindung sert a hut an negara.

Jenis penggunaan t anah/ hut an merupakan penyangga bagi daerah yang dibaw ahnya t erhadap banjir, maupun kekurangan air, karena hut an fungsinya sebagai hidrologis. Kaw asan hut an ini berada di kaw asan sebelah selat an dan ut ara, yait u: Kecamat an Saw ahan, Kecamat an Nget os, Kecamat an Pace, Kecamat an Berbek, Kecamat an Loceret , Kecamat an Gondang, Kecamat an Bagor, Kecamat an Wilangan, Kecamat an Rejoso, Kecamat an Ngluyu, Kecamat an Lengkong, dan Kecamat an Jat ikalen. Berdasarkan Pet a Penggunaan Lahan dari RBI skala 1:25,000 dari BIG yang t elah di-updat e dengan cit ra SPOT t ahun 2012 diperoleh dat a bahw a luasan kaw asan hut an di Kabupat en Nganjuk adalah seluas 3,435.1 ha at au sekit ar 2,66% dari luas keseluruhan Kabupat en Nganjuk. Dat a penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 2.4.


(17)

Sedangkan unt uk area pemukiman berada di luasan sebesar 16,517.3 hekt ar at au sekit ar 12,78 % dari keseluruhan area kabupat en.

Di Kabupat en Nganjuk kaw asan permukiman cukup berkembang di sekit ar masingmasing IKK. Perkembangan kaw asan permukiman ini diakibat kan meningkat -nya jumlah penduduk dan semakin kompleks-nya kegiat an masyarakat khusus-nya di kaw asan perkot aan. Jika diamat i, pola penyebaran permukiman yang berkembang secara umum berpola linier yait u cenderung mengikut i pola jalan yang t elah ada, sehingga di beberapa w ilayah kecamat an sering t erlihat pola permukiman yang t erkesan padat di sepanjang jalan ut ama w ilayah kecamat an, misalnya di Kecamat an Sukomoro, Baron, dan Kert osono yang berada pada ruas jalan regional yang menghubungkan Kabupat en Nganjuk dengan Kabupat en Jombang. Selain it u pola penyebaran permukiman yang bersifat linier ini juga t ampak di Kecamat an Rejoso, Gondang dan kecamat an-kecamat an di bagian Ut ara Kabupat en Nganjuk sert a Kecamat an Loceret , Pace yang t erlet ak di sebelah Selat an Kabupat en Nganjuk.

Sedangkan pada beberapa w ilayah lain sepert i di Kecamat an Saw ahan, Wilangan, Ngluyu dan Bagor pola permukiman yang t erbent uk bersifat mengelompok, yang membent uk spot -spot yang t erdiri at as beberapa kelompok perumahan dan set iap kelompok perumahan t erkadang dipisahkan oleh lahan kosong berupa ladang jagung at aupun semak belukar dan hut an.

Pola perkembangan kaw asan permukiman di Kabupat en Nganjuk dew asa ini cenderung mengarah ke daerah-daerah at au kecamat an yang berada di kaw asan yang subur. Selain it u juga t erkait dengan fakt or aksesbilit as, kelengkapan fasilit as dan t ingkat ket ersediaan ut ilit as, khususnya mengenai ket ersediaan jaringan air bersih. Hal ini cukup dirasakan pada w ilayah Nganjuk bagian Selat an. Berdasarkan pert imbangan diat as, maka daerah dengan t ingkat perkembangan permukiman masyarakat yang cukup pesat t erlihat di Kecamat an Tanjunganom, Berbek, Sukomoro, Gondang dan Kert osono. Kegiat an yang dapat diambil dalam pengembangan permukiman adalah menent ukan kaw asan permukiman yang bukan merupakan kaw asan konservasi sesuai dengan fungsi pola guna t anah.

Kaw asan permukiman di Kabupat en Nganjuk t ersebar dalam w ilayah kot a kecamat an maupun permukiman di w ilayah perdesaan. Sedangkan unt uk area permukiman berada di luasan sebesar 16,517.3 hekt ar at au sekit ar 12,78 % dari keseluruhan area kabupat en. Unt uk lebih jelasnya lihat Gambar 2.2 Peta Penggunaan


(18)

2.1.4 Potensi Ekonomi W ilayah

a. Potensi Hutan Produksi

Potensi hutan produksi di Kabupaten Nganjuk berdasarkan data dari dinas Kehutanan yait u :

• Kecamatan Sawahan

• Kecamatan Ngetos

• Kecamatan Berbek

• Kecamatan Baron

• Kecamatan Bagor

• Kecamatan Wilangan

• Kecamatan Rejoso

• Kecamatan Ngluyu

b. Tanaman Pangan

Pot ensi pert anian di w ilayah Kabupat en Nganjuk yait u berupa pert anian t anaman pangan, kaw asan pert anian t anaman hias, kaw asan pert anian t anaman buah-buahan, kaw asan pert anian t anaman sayur-sayuran, kaw asan pert anian t anaman hias kaw asan pert anian t anaman obat -obat an.

Pada t ahun 2014 lahan pert anian yait u 35,11% dari luas lahan yang t ersedia at au 43.026 ha, yait u berbent uk lahan persaw ahan irigasi dan t adah hujan. Luas areal pert anian bukan saw ah mencapai 27.959 ha at au 22,8% dari luas Kabupat en Nganjuk.


(19)

Gambar 2.2. Peta Penggunaan Lahan tahun 2012

Secara umum produksi padi Kabupat en Nganjuk pada t ahun 2013 adalah dat a luas dan produksi t anaman pangan dan hort ikult ura di Kabupat en Nganjuk pada t ahun 2013 adalah 5.525.595 kw int al at au 552.559,5 t on, t erdiri dari padi saw ah sebanyak

Penetapan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupaten Nganjuk


(20)

520.387,5 t on dan 32.172,0 t on padi gogo. Produkt ivit as padi saw ah adalah 6,645 t on/ ha dan padi gogo 5,707 t on/ ha. Dat a selengkapnya luas panen dan produkt ivit as t anaman pangan dan hort ikult ura disampaikan pada Tabel-t abel sebagai berikut :

Tabel 2.5 Penggunaan Lahan di Kabupaten Nganjuk Tahun 2014

No. Penggunaan Lahan

Ditanami Padi Tidak Ditanam i Padi

Jumlah 1 kali 2 kali 3 kali

Ditanami Tanaman Lainnya

Tidak Ditanami

1 Lahan Saw ah 6.446 27.661 7.028 633 1.258 43.026

a Irigasi 4.553 27.080 7.028 633 1.150 40.444

b Tadah Hujan 1.893 581 - - 108 2.582

2 Lahan Pertanian Bukan

Saw ah 27.959

a Tegal/ kebun 18.538

b Ladang 313

c Perkebunan 2.113

d Hut an Rakyat 681

e Padang Rumput

-f Lainnya(kolam, hut an

negara, dll) 6.314

3 Lahan Bukan Pertanian 51.448

Jumlah 122.433


(21)

Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk – Laporan Akhir/ 2015 II-11

Tabel 2.6 Luas Lahan Tanam dan Panen Komoditas Padi Saw ah dan Padi Gogo di Kabupaten Nganjuk Tahun 2013

No. Kecamat an

Luas Saw ah Luas Panen Produksi Th. 2013

Saw ah Padi Saw ah Gogo Saw ah Padi Saw ah Gogo Padi Saw ah Padi Gogo

Jumlah Produksi

Padi Th. 2012 Th. 2013 Th. 2012 Th. 2013 Th.2012 Th. 2013 Th.2012 Th. 2013 Tot al Rat a-rat a Tot al Rat a-rat a

(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Tanam

Kot or (ha) Puso

(ha)

Bersih (ha)

Tanam Kot or (ha)

Kot or (ha)

Bersih

(ha) (kw int al) (kw t / ha) (kw int al) (kw t / ha)

1. Saw ahan 515 530 440 480 3.488 3.452 21 3.299 305 265 253 192.587 58,38 14.308 56,55 206.895

2. Nget os 1.114 965 370 140 1.830 1.979 1.892 200 430 411 98.757 52,20 17.702 43,07 116.458

3. Berbek 987 798 25 72 4.044 4.233 4.046 172 125 119 245.222 60,61 5.425 45,59 250.647

4. Loceret 971 496 525 4.275 4.750 4.540 665 140 134 321.708 70,86 6.123 45,70 327.831

5. Pace 254 248 325 594 5.039 5.041 4 4.818 594 325 311 327.974 68,07 17.091 54,96 345.065

6. Tanjunganom 3.406 3.422 32 9.566 9.464 86 9.046 164 196 187 582.000 64,34 10.260 54,87 592.260

7. Prambon 6.044 5.877 75 75 5.940 6.101 6 5.831 75 75 72 418.632 71,79 3.632 50,44 422.263

8. Ngronggot 2.079 2.084 45 166 3.493 3.488 3.334 220 99 95 230.634 69,18 4.704 49,51 235.338

9. Kert osono 165 243 1.494 1.386 30 1.325 86.466 65,26 0,00 86.466

10. Pat ianrow o 47 51 3.845 3.572 269 3.414 702 702 671 235.574 69,00 39.607 59,03 275.182

11. Baron 1.568 1.843 24 152 4.607 4.332 4.141 902 774 740 316.585 76,45 47.591 64,31 364.175

12. Gondang 189 200 459 235 5.623 5.612 5.364 565 789 754 365.124 68,07 45.248 60,01 410.372

13. Sukomoro 53 55 4.690 4.688 4.481 309.175 69,00 0,00 309.175

14. Nganjuk 867 645 2.554 2.731 45 2.610 165.492 63,41 0,00 165.492

15. Bagor 2.482 2.272 545 400 3.905 4.115 3.933 585 730 698 286.056 72,73 40.496 58,02 326.552

16. Wilangan 1.238 934 130 250 2.579 2.867 16 2.740 380 260 249 204.397 74,60 15.159 60,88 219.556

17. Rejoso 4.160 4.147 86 8.031 7.988 56 7.635 86 462.753 60,61 0,00 462.753

18. Ngluyu 190 50 37 125 1.288 1.428 1.365 177 89 85 73.813 54,08 4.714 55,45 78.526

19. Lengkong 520 374 29 40 2.497 2.633 10 2.517 490 479 458 164.260 65,26 26.417 57,68 190.677

20. Jat ikalen 25 276 2.349 2.076 22 1.986 419 419 400 116.667 58,74 23.244 58,11 139.910

Jumlah 26.874 25.510 2.536 3.340 81.137 81.936 565 78.317 6.701 5.897 5.637 5.203.875 66,45 321.720 57,07 5.525.595


(22)

Tabel 2.7 Luas Lahan Tanam dan Panen Komoditas Jagung dan Kedelai di Kabupaten Nganjuk Tahun 2013

Th. 2012 Th. 2013 Th. 2012 Th. 2013 Total Rata-r ata Total Rata-r ata (ha) (ha) (ha) (ha) Tanam

Kotor (ha ) Puso

(ha) Kotor (ha) Ber si h(ha) Kotor (h a)

Ber si h

(ha) (kw i nt al ) (kw t/ ha) (kw i nt al ) (kw t/ ha) 1. Saw ahan 1.450 1.350 - - 2.082 2.182 2.086 - - 124.028 59,46 - - 2. Ngetos 594 100 - - 1.586 2.080 1.988 - - 121.709 61,22 - - 3. Ber bek 366 344 - - 1.774 1.796 1.717 - - 114.104 66,46 - - 4. Locer et 1.998 1.630 100 500 2.764 3.132 2.994 587 561 212.064 70,83 7.344 13,08 5. Pa ce 72 138 - - 2.518 2.452 2.344 455 435 159.882 68,21 6.836 15,72 6. Tanj un ganom 2.115 2.182 - 156 2.195 2.128 2.034 376 359 147.644 72,59 9.017 25,12 7. Pr ambon 135 206 - 170 1.593 1.522 1.455 250 239 110.690 76,08 3.649 15,27 8. Ngr onggot 593 549 - 492 2.010 36 2.018 1.929 1 0 1 0 132.085 68,47 194 19,39 9. Ker tosono 25 68 - 1 835 20 772 738 2 2 45.815 62,08 36,49 18,25 10. Pa ti anr ow o 719 - - 2.517 94 1.704 1.629 - - 111.109 68,21 - - 11. Bar on 1.536 1.546 - 157 2.265 2.255 2.155 6 4 6 1 162.102 75,22 1.281 21,00 12. Gondang 254 144 136 673 723 833 796 883 844 48.042 60,35 21.175 25,09 13. Suko mor o 1.107 1.107 426 427 1.379 1.379 1.318 686 656 87.611 66,47 10.727 16,35 14. Nganj uk - 281 332 332 317 769 735 23.590 74,42 14266,55 19,41 15. Bagor 214 166 427 74 523 571 546 1.197 1.144 40.092 73,43 22.207 19,41 16. W i l angan 207 603 310 107 778 382 365 1.300 1.243 27.143 74,36 27.100 21,80 17. Rej oso 349 400 64 70 992 941 899 2.701 2.582 70.010 77,88 59119 22,90 18. Ngl uyu 2.038 1.871 - - 1.921 2.088 1.996 - - 108.207 54,21 - 0,00 19. Lengkong 739 730 13 7 523 532 508 1 3 1 2 31.572 62,15 237 19,77 20. Jati kal en 434 800 - - 612 246 235 - - 9 .664 41,12 - 0,00 Juml ah 14.226 14.653 1.476 3.115 29.922 150 2 9.345 28.049 9.293 8.883 1.887.161 67,28 183.189 20,62 No. Kecamatan

Luas Tanam

Jagung Kedel ai Kedel ai

Th. 2013

Lua s Panen Pr oduksi Th. 2013

Th. 2013

Jagung Kedel ai Jagung


(23)

Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk – Laporan Akhir/ 2015 II-13

Tabel 2.8 Luas Lahan Tanam dan Panen Komoditas Ketela Pohon dan Ketela Rambat di Kabupaten Nganjuk Tahun 2013

No. Kecamat an

Luas Tanam Luas Panen Produksi Th. 2013

Ket ela Pohon Ket ela Rambat Ket ela Pohon Ket ela Rambat Ket ela Pohon Ket ela Rambat Th. 2012 Th. 2013 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2013 Th. 2013 Tot al Rat a-rat a Tot al Rat a-rat a

(ha) (ha) (ha) (ha) Tanam

Kot or (ha) Puso

(ha) Kot or(ha) Bersih(ha)

Kot or (ha)

Bersih

(ha) (kw int al) (kw t / ha) (kw int al) (kw t / ha)

1. Saw ahan 1.650 1.000 - - 1.422 - 2.072 1.980 166 159 236.600 119,50 27.836 175

2. Nget os 320 125 - - 1.211 - 1.406 1.344 225 215 262.831 195,56 36.568 170

3. Berbek 1.550 1.365 - - 340 - 525 502 - - 107.234 213,61 -

-4. Loceret 937 - 100 500 - - 937 896 96 92 181.616 202,70 16.454 179

5. Pace 1.621 458 - - 458 - 1.621 1.549 209.162 135,03 -

-6. Tanjunganom 3 - - 156 3 - 6 6 712 118,75 -

-7. Prambon - - - 170 - - -

-8. Ngronggot - 14 - 492 14 - - -

-9. Kert osono - - - 1 - - -

-10. Pat ianrow o - - -

-11. Baron - - - 157 5 - 5 5 824 164,84 -

-12. Gondang 62 16 136 673 26 - 72 69 12.340 178,85 -

-13. Sukomoro - - 426 427 - - -

-14. Nganjuk - - - 281 - - -

-15. Bagor 82 - 427 74 - - 82 78 9.276 118,92 -

-16. Wilangan 750 469 310 107 600 - 881 842 149.045 177,01 -

-17. Rejoso - - 64 70 - - -

-18. Ngluyu 37 21 - - 14 - 30 29 4.479 154,45 -

-19. Lengkong 3 59 13 7 93 - 37 35 6.012 171,77 -

-20. Jat ikalen 6 15 - - 24 - 15 14 2.587 184,80 -

-Jumlah 7.021 3.542 1.476 3.115 4.210 - 7.689 7.349 487 466 1.182.719 160,94 80.858 173,51


(24)

Tabel 2.9 Luas Lahan Tanam dan Panen Komoditas Sayur-sayuran di Kabupaten Nganjuk Tahun 2013

Baw ang M er ah

Cabe

M er ah Cabe Raw i t

Ka cang

Panj ang Ter on g Saw i Kent ang Semangka Gar bi s Tomat M el on 1. Saw ahan 133,00 - 97,30 517,00 84,50 394,00 - - - - -2. Ngetos 49,00 - 21,50 77,00 - - 15,50 - - - -3. Ber bek - - - - - - - - - - -4. Locer et 914,60 16,10 23,50 468,00 27,60 - - 135,00 - - 27,4 5. Pace 52,70 365,30 3,40 - - - - - 74,00 - 301,4 6. Tanj un gano m 67,50 58,60 - 346,00 - - - 150,80 - - 1972,1 7. Pr ambon - - - 55,00 - - - - - - 711,6 8. Ngr on ggot - 84,40 - 319,00 21,00 - - - - - 299,2 9. Ker toson o - 45,30 10,30 - - - - - - - 368,5 10. Pati anr ow o 8,20 - 707,70 - - - - 356,20 90,80 - 156,9 11. Bar on 688,00 2,50 33,90 178,00 23,90 - - 301,00 - 2,10 893,6 12. Gondang 23.518,60 241,80 667,20 147,00 - - - 3.813,00 - - 1180,2 13. Sukomor o 9.788,10 13,80 49,50 331,00 - 664,50 - - - - 416 14. Nganj uk 4.341,40 - 5,60 - - - - - - - 141,2 15. Bagor 28.063,50 - 6,50 - - - - - - - 61,7 16. W i l angan 11.991,40 14,50 - - - - - - - 4,20 52,6 17. Rej oso 38.086,80 - - - - - - - - - -18. Ngl uyu 1.890,80 - 360,30 - - - - - - - -19. Lengkong 66,50 - 480,20 - 4,20 - - 611,20 519,10 - 176,5 20. Jati kal en - - 206,70 34,00 - - - - - 29,1 Jum l ah 119.660,10 842,30 2.67 3,60 2.472,00 161,20 1.058,50 15,50 5.367,20 683,90 6,30 6.788,00 Kecamat an

No.

Pr od uksi (t on)


(25)

c. Perkebunan

Sekt or perkebunan yang ada di Kabupat en Nganjuk merupakan salah sekt or yang mempunyai peranan besar t erhadap peningkat an perekonomian. Hasil produksi dari sekt or perekebunan ant ara lain w ijen, kelapa, kapuk, t embakau, cengkeh, t ebu dan lain-lainnya, t anaman kopi yang hanya ada di 3 kecamat an saja, yait u Kecam at an Saw ahan, Kecamat an Nget os, dan Kecamat an Loceret .

d. Peternakan

Sekt or pet ernakan yang ada di Kabupat en Ngajuk t erdiri at as t ernak besar yang meliput i t ernak sapi pot ong, sapi perah, kerbau dan kuda) dan t ernak kecil (domba, kambing dan babi, ayam kampung, ayam pet elor, ayam pot ong dan it ik). Unt uk sapi perah juga hanya t erdapat di beberapa kecamat an saja, sepert i: Kecamat an Loceret , Kecamat an Pace, Kecamat an Nganjuk, dan Kecamat an Bagor. Sekt or pet ernakan yang cukup banyak juga di Kabupat en Nganjuk selain yang t ersebut di atas adalah: kerbau, kuda, ayam ras, dan it ik.

e. Industri

Di Kabupat en Nganjuk direncanakan kegiat an indust ri yang bersifat sent ra indust ri kecil (Home Indust ri) dan manufakt ur. Kegiat an sent ra indust ri kecil dikembangkan di Sukomoro dan bersifat home indust ri dikembangkan di seluruh kecamat an. Sedangkan kegiat an perindust rian manufakt ur dialokasikan di Kecamat an Nganjuk, Rejoso (Sekit ar RingRoad Ut ara), Kecamat an Pat ianrow o di sekit ar Indust ri penggilingan t ebu Pat ianrow o dan Kecamat an Kert osono yait u sekit ar indust ri yang saat ini sudah ada di sepanjang jalan art eri primer.

f. Pertambangan

Pot ensi pert ambangan di w ilayah Kabupat en Nganjuk cukup besar dan sebagian besar masih belum digali secara opt imal. Kaw asan unt uk pert ambangan, yait u:

1) Jenis pert ambangan Bat u Lempung yait u berada di Kecamat an Ngronggot dan Bagor

2) Jenis Pert ambangan Andesit yait u berada di Kecamat an Rejoso, Loceret dan Lengkong

3) Jenis Pert ambangan Pasir Bat u yait u berada di Kecamat an Bagor dan Wilangan

4) Jenis pert ambangan Pasir, yait u di Kali Widas, Brant as dan Gunung Kendeng.


(26)

6) Jenis pert ambangan Onyx yait u di Kecamat an Lengkong.

g. Pariw isata

Pot ensi w isat a yang ada di Kabupat en Nganjuk dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yait u w isat a budaya dan peninggalan sejarah sert a w isat a religius, w isat a alam, dan w isat a buat an.

a) Wisat a Budaya, Peninggalan Sejarah dan Wisat a Religius

Kabupat en Nganjuk kaya akan w isat a budaya yait u berupa kesenian dan adat ist iadat masyarakat berkait an dengan peringat an dan upacara t radisional. Sedangkan yang t ermasuk w isat a sejarah adalah peninggalan-peninggalan sejarah sepert i candi, monumen dan makam yang sekaligus merupakan w isat a religius yait u sebagai t empat berziarah khususnya pada hari dan bulan-bulan t ert ent u. Kegiat an w isat a budaya, sejarah dan w isat a religius yang ada adalah : 1) Kesenian Tayub. Kesenian ini disebut juga dengan t ayuban yang sangat

populer bagi masyarakat Nganjuk, yang pusat nya t erlet ak di Desa Sambirejo, Kecamat an Tanjunganom.

2) Gembyangan Waranggana. Kesenian ini diadakan sejak t ahun 1987. Upacara prosesi Gembyangan Waranggana dilaksanakan di Padepokan Langen Tayub Anjuk Ladang di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Kecamat an Tanjunganom sebagai upacara pendadaran w aranggana yang t elah selesai belajar seni t ayub.

3) Prosesi Upacara Tradisional M andi Sedudo Prosesi ini pada aw alnya didasarkan pada mit os bahw a Air Terjun Sedudo dianggap suci dan mempunyai nilai magis yang t inggi, dan karenanya air suci t ersebut digunakan dalam upacara Prana Prat hist a, yait u upacara memandikan area yang t erdapat di Candi Condrogeni dan Candi Nget os.

4) Hari Jadi Kabupat en Nganjuk Set iap t anggal 10 April sebagaimana t ert ulis pada prasast i Anjuk Ladang bahw a pada t anggal 10 April 937 M asehi t erjadi pert empuran dahsyat ant ara M pu Sendok melaw an bala t ent ara Kerajaan M elayu dalam rangka mempert ahankan w ilayah kekuasaannya di Jaw a Timur. Pert empuran berakhir di Desa Anjuk Ladang (Nganjuk). Unt uk mengenang perist iw a t ersebut dibangunlah Prasast i Anjuk Ladang, dan t anggal 10 April dit et apkan sebagai Hari Jadi Kabupat en Nganjuk. Perayaan


(27)

5) Kirab Pusaka/ Grebek M aulud dan Jamasan Pusaka Kegiat an Kirab Pusaka at au Grebeg M aulud dan Jamasan Pusaka merupakan upacara sakral at au rit ual masyarakat Desa Ngliman yang t ermasuk dalam kaw asan w isat a Air Terjun Sedudo.

6) Candi Nget os Candi Nget os t erlet ak di desa Nget os, Kecamat an Nget os, sekit ar 17 Km arah selat an Kot a Nganjuk. M enurut para ahli, berdasarkan bent uknya candi ini dibuat pada abad XV (Jaman M ajapahit ).

7) Candi Lor, Candi Lor t erlet ak di desa Candirejo, Kecamat an Loceret , Kabupat en Nganjuk, at au kira-kira 3-4 Km arah selat an dari pusat Kot a Nganjuk. Candi Lor ini didirikan oleh M pu Sendok pada t ahun 859 Caka at au 937 M sebagai Tugu Peringatan Kemenangan M pu Sendok at as musuhnya dari Kerajaan M elayu.

8) M asjid dan M akam Kanjeng Jimat , M akam Kanjeng Jimat t erlet ak di Desa Kacangan, Kecamat an Berbek dengan jarak 8 Km dari Kot a Nganjuk. M akam t ersebut menjadi saksi perjalanan sejarah keberadaan Kabupat en Berbek sebagai “ cikal bakal” Kabupat en Nganjuk sekarang ini.

9) M akam Syekh Suluki, M akam Syekh Suluki t erlet ak di Kecamat an Wilangan. M akam ini merupakan sebuah makam yang oleh sebagian masyarakat dianggap memiliki daya t arik t ersendiri, baik unt uk bersemedi at au sekedar unt uk berziarah maupun hanya sekedar ingin menget ahui.

10) M onumen Jenderal Sudirman, M onumen ini t erlet ak di desa Bajulan, Kecamat an Loceret , yang berjarak 22 Km dari Kot a Nganjuk sert a dapat dijangkau dengan angkut an mini bus.

11) M onumendan M useum Dr. Sut omo, M onumen ini t erlet ak di Desa Ngepeh, Kecamat an Loceret , yang berjarak sekit ar 7 Km dari Kot a Nganjuk, dan dapat dit empuh dengan menggunakan jasa angkut an mini bus. M onumen ini juga merupakan t anda sebagai t empat kelahiran Dr. Sut omo. Di dalam museum dr. Sut omo digunakan sebagai t empat unt uk menyimpan benda-benda peninggalan Dr. Sut omo yang sebagian besar berupa alat kedokt eran.

12) M useum Anjuk Ladang M useum Anjuk Ladang t erlet ak di Kot a Nganjuk. Dimana di dalamnya t ersimpan benda cagar budaya jaman Hindu, Dhoho, dan M ajapahit , yang t erlet ak di daerah Kabupat en Nganjuk sert a dit emukan Prasast i Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupat en Nganjuk.


(28)

13) Nyadran/ Bersih Desa Pelaksanaan kegiat an nyadran/ bersih desa dilaksanakan di Desa Sonoageng, Kecamat an Prambon.

14) Upacara Gebur Ubalan Kegiat an upacara ini dilaksanakan di Desa Sugih-w aras, Kecamat an Ngluyu.

15) Upacara Adat Sedekah Bumi Dampu Aw ang Gunung Prahu. Kegiat an upacara ini dilaksanakan di Desa Bajang, Kecamat an Ngluyu.

16) M akam Ki Ageng Ngaliman 17) M akam M ent eri Supeno 18) Pert apaan Sadepok

19) Pura Kert a Bhuw ana Giri Wilis

20) M akam Nyi Ageng Sepet , yang t erdapat di Desa Joho, Kecamat an Pace. 21) M akam Sent ono Kocek, t erdapat di Desa Pace Kulon, Kecamat an Pace. 22) M akam Kyai Poleng, di Desa M ojoduw ur.

23) Ziarah M akam Kenit en, yang t erlet ak di Kecamat an Tanjunganom. 24) Klent eng Sukomoro, yang t erlet ak di Kecamat an Sukomoro. 25) Ziarah makam Sono Gedong, t erdapat di Kecamat an Ngluyu. 26) Ziarah makam Rajegw esi, t erdapat di Kecamat an Ngluyu.

b) Obyek W isata Alam

Kabupat en Nganjuk memiliki obyek w isat a alam yang t erdiri dari t iga jenis obyek w isat a, yait u : w isat a alam gunung, w isat a alam goa dan w isat a alam w aduk.

1) Wisat a Alam Gunung

Wisat a alam gunung yang ada di Kabupat en Nganjuk adalah Air Terjun Sedudo. Dimana di lokasi Air Terjun Sedudo ini sudah dilengkapi dengan fasilit as “ Camping Ground” seluas kurang lebih 0,5 Ha. Hal ini bisa menimbulkan dayat arik t ersendiri bagi w isat aw an yang ingin menikmat i alam pegunungan. Ada 9 lokasi air t erjun selain air t erjun Sedudo yang t ersebar di lereng ut ara Gunung Wilis, ant ara lain adalah: Air Terjun Singo Kromo, Air Terjun Segunt ing, Air Terjun Sumber Cagak, Air Terjun Sumber Selaw e, Air Terjun Jeruk, Air Terjun Banyuiber, Air Terjun Banyupait , dan Air Terjun Cemorokandang. Disamping Air Terjun Sedudo yang menjadi


(29)

2) Wisat a Alam Goa

 Goa Semanding, yang t erlet ak di Desa M ojoduw ur, Kecamat an Nget os.

 Goa M argo Tresno,Goa M argo Tresno berada di Desa Sugihwaras, Kecamat an Ngluyu. Dengan mengandalkan Goa M argo Tresno sebagai t ujuan w isat a, w isat aw an juga dapat menikmat i goa-goa yang ada di sekit arnya, ant ara lain adalah : Goa Gondel, Goa Bale, Goa Paw on, dan Goa Landak. Daya t arik dari goa ini dit unjang dengan adanya upacara rit ual “ Kebur Umbulan” , yakni upacara rit ual masyarakat set empat unt uk mendapat kan sumber air bersih dan adanya Kolam Ubalan di goa ini yangmempunyai sumber air yang sangat jernih.

3) Wisat a Alam Waduk

 Waduk Kulak Secang, t erlet ak di Desa Jati Greges, Kecamat an Pace

 Waduk M bah Irun, t erdapat di Desa Ngumpul, Kecamat an Bagor.

 Waduk Sumber Suko, t erlet ak di Desa Ngumpul, Kecamat an Bagor.

 Waduk Sumberkepuh, t erdapat di Desa Sumberkepuh, Kecamat an Lengkong.

 Waduk Kedung Sengon, yang berada di Desa Balonggebang, Kecamat an Gondang.

 Waduk Sumberagung, yang t erlet ak di Desa Sumberagung, Kecamat an Gondang.

 Waduk Sumbersono, di Desa Sumbersono, Kecamat an Lengkong.

 Waduk Perning, t erletak di Desa Perning, Kecamat an Jat ikalen.

c) W isata Buatan

Obyek w isat a buat an di Kabupat en Nganjuk yang dikunjungi w isat aw an, t erdiri dari :

 Taman Rekreasi Anjuk Ladang Taman rekreasi Anjuk Ladang t erlet ak di dekat St adion Anjuk Ladang, kurang lebih 2 Km arah selat an Kot a Nganjuk dengan fasilit as arena permainan anak-anak, jogging t rack, dan camping ground.

 Kolam Renang Sumber Karya Kolam renang Sumber Karya merupakan pemandian dengan t at anan yang indah, dan t erlet ak di Pusat Kot a Nganjuk. Fasilit as yang t erdapat di sekit ar kolam renang ini adalah arena permainan anak-anak, kamar mandi/ kamar bilas, dan kamar gant i pakaian.


(30)

Penetapan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupaten Nganjuk


(31)

BAB 3

METODOLOGI PELAKSANAAN

M et odologi pelaksanaan Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk adalah t ahapan pekerjaan Penet apan Dan Penyusunan Draft Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an (LP2B) Kabupat en Nganjuk, dilakukan sebagai berikut :

1) Persiapan

2) Ident ifikasi & Pemet aan LP2B a. Pusdat in Dinas Pert anian b. BPN

c. Int erpret asi Cit ra 3) Verifikasi LP2B

4) Survey dan analisa peminat an LP2B 5) Draft penet apan LP2B

6) Draft Perat uran penet apan LP2B

Tahapan proses pelaksanaan baik di st udio maupun di lapangan dikelompokkan berdasarkan urut an proses yang dit uangkan secara rinci sebagai berikut ini:

3.1 Tahap Persiapan

Kegiat an pada t ahap persiapan meliput i :

a. Penent uan met odologi pelaksanaan pekerjaan, b. Penent uan lokasi survei,

c. Pembuat an jadw al pelaksanaan t ahapan pekerjaan, d. Pembuat an jadw al penugasan t enaga ahli dan surveyor e. Penyiapan pet ugas yang diperlukan

f. Briefing t eknis pelaksanaan

g. Penyiapan dan mobilisasi peralat an pendukung (sepert i: ceklist , kamera, komput er, cit ra sat elit dan kendaraan bermot or) sert a kegiat an yang t erkait dengan mobilisasi pekerjaan.

3.2 Tahap Identifikasi & Pemetaan LP2B

Dat a yang diperlukan dalam kegiat an ini t erdiri dari dat a primer dengan melakukan observasi langsung dan survey di lapangan dan dat a sekunder yang didapat dari inst ansi t erkait .


(32)

a. Data Primer

Dat a primer adalah dat a yang dikumpulkan melalui survei di lapangan dan dat a yang dihasilkan bersifat kualit at if. Dat a primer akan dikumpulkan dengan beberapa met ode yait u

a) Observasi Langsung

Observasi bert ujuan unt uk menget ahui kondisi eksist ing guna lahan dan budidaya t anaman pangan di Kabupat en Nganjuk dan dat a yang dihasilkan berupa dat a kualit at if. Hal-hal yang diobservasi adalah lokasi, jenis penggunaan lahan pert anian, kondisi dan permasalahan guna lahan pert anian.

b) Waw ancara

Waw ancara dilakukan dengan t ujuan unt uk menget ahui kebijakan-kebijakan dan perencanaan sist em pert anian yang t elah dilakukan dan yang direncanakan. Waw ancara dilakukan kepada :

Inst ansi set empat yang t erkait sepert i inst ansi kelurahan/ desa, kecamat an dan kabupat en mengenai kebijakan-kebijakan budidaya pert anian t anaman pangan.

Tokoh masyarakat dan masyarakat sekit ar unt uk menget ahui budidaya t anaman pangan.

b. Data Sekunder

Dat a sekunder yang dibut uhkan dalam pekerjaan Penet apan Dan Penyusunan Draft Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an (LP2B) Kabupat en Nganjuk adalah: a) Jumlah penduduk dan jumlah KK Kabupat en Nganjuk

b) St udi lit erat ur maupun perat uran yang t erkait , sepert i RTRW Kabupat en c) Dat a eksist ing guna lahan dan budidaya pert anian t anaman pangan yang

berasal dari dat a Dinas Pert anian Kabupat en Nganjuk. d) Dat a pendukung budidaya t anaman pangan.

e) Dat a neraca t at a guna lahan dari BPN Kabupat en Nganjuk f) Dat a int erpret asi cit ra sat elit unt uk guna lahan pert anian.

Khusus unt uk int erpret asi cit ra sat elit diuraikan lebih det ail sebagai berikut :


(33)

memperbaiki kualit as cit ra baik perbaiki t erhadap kesalahan geomet rik maupun radiomet ri, sert a perbaikan dalam t ampilan cit ra. Unt uk koreksi radiomet rik biasanya sudah dilakukan saat kit a membeli produk penginderaan jauh, sehingga kegiat an yang dilakukan hanya koreksi geomet rik dan ort horekt ifikasi, mosaik cit ra dan penajaman cit ra.

a) Koreksi geometrik

Geomet rik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan dist ribusi keruangan (spat ial dist ribut ion). Geomet rik memuat informasi dat a yang mengacu bumi (geo-referenced dat a), baik posisi (syst em koordinat lint ang dan

bujur) maupun informasi yang t erkandung di dalamnya. Koreksi geomet rik

adalah t ransformasi cit ra hasil penginderaan jauh sehingga cit ra t ersebut mempunyai sifat -sifat pet a dalam bent uk, skala dan proyeksi. Transforamasi geomet rik yang paling mendasar adalah penempat an kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada cit ra digit al yang t ert ransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang t erekam sensor. Pengubahan bent uk kerangka liput an dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil t ransformasi ini. Tahap ini dit erapkan pada cit ra digit al ment ah (langsung hasil

perekam an sat elit), dan merupa-kan koreksi kesalahan geomet ric sist emat ik.

Geomet rik cit ra penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit sat elit sangat t inggi dan medan pandangnya kecil, maka t erjadi dist orsi geomet ric. Kesalahan geomet rik cit ra dapat t ejadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat sat elit mengindera bumi, kelengkungan dan put aran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan geomet ric ini maka posisi pixel dari dat a inderaja sat elit t ersebut sesuai dengan posisi (lint ang dan bujur) yang sebenarnya.

Koreksi geomet rik dilakukan sesuai dengan jenis at au penyebab kesalahannya, yait u kesalahan sist emat ik dan kesalahan random, dengan sifat dist orsi geomet ric pada cit ra. Koreksi geomet rik mempunyai t iga t ujuan, yait u: (a) M elakukan pembet ulan (rekt ifikasi) at au pemulihan (rest orasi) cit ra agar

koor-dinat cit ra sesuai dengan koordinat geografis.

(b) M encocokan (meregist rasi) posisi cit ra dengan cit ra lain yang sudah t erkoreksi (image t o image rect ificat ion) at au ment ransformasikan syst em koordinat cit ra mult ispect ral dan mult i t emporal.


(34)

(c) M eregist rasi cit ra ke pet a at au t ransformasi syst em koordinat cit ra ke koordinat pet a (im age t o m ap rect ificat ion), sehingga menghasilkan cit ra dengan syst em proyeksi t ert ent u.

Koreksi geomet rik yang biasa dilakukan adalah koreksi geomet rik sist emat ik dan koreksi geom et rik presisi. M asing-masing sebagai berikut :

(a) Koreksi geomet rik sist em at ik melakukan koreksi geomet rik dengan menggunakan informasi karakt erist ik sensor yait u orient asi int ernal

(int ernal orient at ion) berisi informasi panjang focus syst em opt iknya dan

koordinat t it ik ut ama (prim ary point) dalam bidang cit ra (im age space) sedangkan dist orsi lensa dan difraksi at mosfer dianggap kecil pada sensor inderaja sat elit , sert a orient asi ekst ernal (ext ernal orient at ion) berisi koordinat t it ik ut ama pada bidang bumi (ground space) sert a t iga sudut relat ive ant ara bidang cit ra dan bidang bumi.

(b) Koreksi geomet rik presisi pada dasarnya adalah meningkat kan ket elit ian geomet rik dengan menggunakan t it ik kendali/ kont rol t anah at au biasa disebut GCP (Ground Cont rol Point ). GCP dimaksud adalah t it ik yang diket ahui

(c) koordinat nya secara t epat dan dapat t erlihat pada cit ra inderaja sat elit sepert i perempat an jalan, perpot ongan jalan dengan sungai dan lain-lain. b) Penggabungan Citra ( M osaik )

M osaik at au penggabungan cit ra adalah penggabungan 2 cit ra at au lebih menjadi sat u cit ra/ sat u file. M osaik dilakukan unt uk memperoleh dat a cit ra yang cakupannya lebih luas. Ada beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam melakukan proses mosaik cit ra yait u :

(a) Semua cit ra sudah t erkoreksi geomet rik (b) Proyeksi dan Dat umnya sama

(c) M inimal 2 scene cit ra

(d) Scene saling bersebelahan (opt ional) c) Penajaman Citra

Penajaman cit ra dapat didefinisikan sebagai pemilihan manipulasi kont ras kenampakan suat u cit ra sehingga informasi t ersebut dapat lebih mudah diint erpret asikan unt uk suat u t ujuan t ert ent u. Sebagai cont oh sepert i di baw ah


(35)

penajaman cit ra t idak dapat digunakan unt uk berbagai macam kepent ingan at au suat u t eknik penajaman hanya cocok unt uk int erpret asi t ert ent u, sebagai cont oh penajaman cit ra unt uk daerah perairan akan berbeda dengan model penajaman obyek yang ada di darat an. Namun demikian ada beberapa ket ent uan umum yang dapat dipert imbangkan dalam pemilihan panajaman cit ra, meskipun apabila dit injau kembali ke definisi di at as ada pembedaan yang sangat subyekt if sifat nya.

Dalam hal ini kit a dapat membedakan beberapa t eknik penajaman cit ra, sepert i di baw ah ini :

(a) Penajaman kont ras, yait u t eknik modifikasi cit ra yang digunakan unt uk mengubah nilai spekt ral cit ra asli menjadi cit ra baru, sehingga kekont rasan ant ar obyek menjadi lebih t inggi (kont ras).

(b) Komposit w arna (Color Composit ), yait u Set iap saluran (band) pada cit ra sat elit memiliki keunggulan dalam menonjolkan fenomena t ert ent u pada permukaan lahan. Cit ra Komposit merupakan cit ra baru hasil penggabungan beberapa saluran yang di t ampilkan secara serent ak pada layer monit or. M odifikasi w arna dan masukan saluran (band) yang digunakan dapat membant u dalam penyajian fenomena permukaan bumi yang lebih int erpret at ive.

(c) Penapisan (filt ering), yait u t eknik penonjolan sekaligus menghilang-kan variasi spect ral t ert ent u, sehingga menghasilkan cit ra baru yang ekspresif dalam menonjolkan pola-pola t ert ent u, sepert i kelurusan at au planimet ris obyek dan pengelompokan obyek.

2) Pengolahan Citra (Image Processing)

Tahapan pengolahan cit ra at au lebih dikenal dengan int erpret asi cit ra at au penafsiran cit ra adalah t indakan mengkaji cit ra dengan maksud unt uk mengenali objek dan gejala sert a menilai art i pent ingnya objek dan gejala t ersebut . Dalam int erpret asi cit ra, penafsir mengkaji cit ra dan berupaya mengenali objek melalui t ahapan kegiat an, yait u:

(a) Det eksi (b) Ident ifikasi (c) Analisis

Set elah melalui t ahapan t ersebut , cit ra dapat dit erjemahkan dan digunakan ke dalam berbagai kepent ingan sepert i dalam: geografi, geologi, lingkungan hidup


(36)

dan sebagainya. Pada dasarnya kegiat an int erpret asi cit ra t erdiri dari 2 proses, yait u: pengenalan obyek melalui proses det eksi dan penilaian at as fungsi obyek. (1) Pengenalan Objek M elalui Proses Deteksi

Pengenalan objek melalui proses det eksi, yait u pengamat an at as adanya suat u objek. Berart i penent uan ada at au t idaknya sesuat u pada cit ra at au upaya unt uk menget ahui benda dan gejala di sekit ar kit a dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Unt uk mendet eksi benda dan gejala di sekit ar kit a, penginderaan t idak dilakukan secara langsung at as benda, melainkan dengan mengkaji hasil reklamasi dari fot o udara at au sat elit . Dalam ident ifikasi ada t iga ciri ut ama benda yang t ergambar pada cit ra berdasarkan cirri yang t erekam oleh sensor yait u sebagai berikut :

Spekt oral, ciri yang dihasilkan oleh int eraksi ant ara t enaga elekt romagnet ik

dan benda yang dinyat akan dengan rona dan w arna.

Spat ial, ciri yang t erkait dengan ruang yang meliput i bent uk, ukuran,

bayangan, pola, t ekst ur, sit us dan asosiasi.

Tem poral, ciri yang t erkait dengan umur benda at au saat perekaman.

(2) Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antar objek

Penilaian at as fungsi objek dan kait an ant ar objek dengan cara mengint erpret asi dan menganalisis cit ra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju ke arah t erorisasi dan akhirnya dapat dit arik kesimpulan dari penilaian t ersebut . Pada t ahapan ini int erpret asi dilakukan oleh seorang yang ahli pada bidangnya, karena hasilnya sangat t ergant ung pada kemampuan penafsir cit ra. Int erpret asi cit ra berlandaskan 9 met ode kunci int erpret asi yait u sebagai berikut :

a. Rona/ W arna

Rona merupakan t ingkat kehit aman at au t ingkat kegelapan obyek pada cit ra/ fot o, rona merupakan t ingkat an dari hit am ke put ih at au sebaliknya, dengan mat a biasa rona dapat dibedakan menjadi 5 t ingkat an put ih, kelabu-put ih, kelabu, kelabu hit am dan hit am.

Warna merupakan w ujud yang t ampak oleh mat a dengan meng-gunakan spect rum sempit , lebih sempit dari spect rum t ampak, cont ohnya w arna at ap rumah adalah coklat , w arna jalan adalah abu-abu t erang, dsb.


(37)

bent uk; Bangunan Gedung: berbent uk I, L, U, t ajuk pohon : berbent uk t ak berat uran, Lapangan bola : berbent uk per-segi panjang, dsb.

c. Ukuran

At ribut obyek yang berupa panjang (sungai,jalan), luas (lahan), volume, ukuran ini merupakan fungsi skala. M isalnya ukuran rumah berbeda dengan ukuran perkant oran, biasanya rumah berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bangunan perkant oran.

d. Tekstur

Frekuensi perubahan rona pada cit ra/ fot o at au pengulangan rona pada kelompok objek, misalnya : permukiman at au hut an t ekst ur dinyat akan dengan kasar, belukar t ekst ur kasar dan t anaman padi at au permukaan air t ekst ur halus.

e. Pola

Susunan keruangna merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bent ukan manusia dan bagi beberapa objek bent ukan alamiah, cont oh; pola t erat ur (t anaman perkebunan.Permukiman t ransmigrasi), pola t idak t erat ur: t anaman di hut an, jalan berpola t erat ur dan lurus berbeda dengan sungai yang berpola t idak t erat ur at au perumahan (dibangun oleh pengembang) berpola lebih t erat ur jika dibandingkan dengan perumahan diperkampungan.

f. Bayangan

M erupakan kunci pengenalan objek yang pent ing unt uk beberpa jenis objek, misalnya, unt uk membedakan ant ara pabrik dan pergudangan, dimana pabrik akan t erlihat adanya bayangan cerobong asap sedangkan gudang t idak ada.

g. Situs

M enjelaskan let ak objek t erhadap objek lain disekit arnya, cont oh pohon kopi di t anah miring, pohon nipah di daerah payau, sekolah dekat lapangan olahraga, pemukiman akan memanjang di sekit ar jalan ut ama.

h. Assosiasi

Diart ikan sebagai ket erkait an ant ara objek yang sat u dengan objek yang lain. Sehingga asosiasi ini dapat dikenali 2 objek at au lebih secara langsung. Cont ohnya st asiun KA, t erdapat jalur rel KA.


(38)

i. Konvergensi Bukti

Yait u penggunaan beberapa unsure int erpret asi cit ra sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit kearah sat u kesimpulan t ert ent u. Cont oh: TUmbuhan dengan t ajuk sepert i bint ang pada cit ra, menunjukkan pohon palem. Bila dit ambah unsur int erpret asi lain, sepert i sit usnya di t anah becek dan berair payau, maka t umbuhan palma t ersebut adalah sagu.

Gambar 3.1 Diagram Interpretasi Citra Satelit untuk Identifikasi Lahan Saw ah 3.3 Verifikasi LP2B

Cit ra Quickbird 2014

Koreksi Geomet rik Penajaman cit ra & M osaiking

Cit ra Quickbird Terkoreksi

Cek lapangan Int erpret asi

Cit ra

Lahan Saw ah hasil interpretasi


(39)

1) M elakukan evaluasi t erhadap dat a ident ifikasi LP2B dari 3 sumber, yakni Pusdat in Dinas Pert anian, BPN dan hasil int erpret asi cit ra sat elit .

2) M enganalisis dat a pendukung LP2B sepert i dat a kesesuaian lahan, produkt ivit as lahan, prasarana irigasi, kelompok t ani dan krit eria t eknis LP2B.

3) M elakukan penyusunan Kaw asan LP2B

4) M enent ukan skala priorit as LP2B, yakni penent uan LP2B ut ama dan LP2B cadangan.

3.4 Survey dan analisa peminatan LP2B

Peran pet ani pemilik lahan sangat pent ing dalam ident ifikasi dan penet apan LP2B, oleh karenanya dilakukan penjajakan t ent ang penget ahuan dan minat pet ani t erhadap LP2B. Garis besar survei adalah:

a. M elakukan w aw ancara menggunakan kuest ioner yang t elah dipersiapkan dengan sasaran pet ani pemilik lahan di t ingkat desa

b. Survey w aw ancara dilakukan secara sampling

c. Hasil survei dilakukan analisa peminat an pet ani t erhadap LP2B

Hasil survei peminat an LP2B ini menjadi salah sat u dasar ut ama penet apan LP2B, karena fakt or pet ani dan kepemilikan lahan saw ah sangat kuat dalam menent ukan keberlanjut an budidaya t anaman pangan. Det ail dari survei peminat an pet ani t erhadap LP2B disampaikan pada Bab 5 t ent ang Survei Peminat an LP2B.

3.5 Draft penetapan LP2B

Hasil verifikasi LP2B, hasil analisis dat a pendukung dan hasil survei peminat an LP2B diolah unt uk menghasilkan draft penet apan LP2B. Jangka w akt u LP2B adalah 20 (dua puluh) t ahun. Draft penet apan LP2B t erdiri dari:

a. LP2B

b. LP2B cadangan

3.6 Draft Peraturan penetapan LP2B

Draft penet apan LP2B kemudian dit indaklanjut i dengan penyusunan perat uran penet apannya. Unt uk skala kepent ingan maka perat uran unt uk penet apan LP2B adalah perat uran daerah, namun t idak t ert ut up kemungkinan dengan pert imbangan prakt is maka perat uran penet apan adalah perat uran bupat i.


(40)

Sumber: Direkt orat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Dit jen PSP, Kement rian Pert anian


(41)

Peta Admin

Peta Lahan Pertanian dari BPN Peta Lahan Pertanian

Dari Dinas Pertanian

Peta Lahan Pertanian Peta Lahan Pertanian Citra Satelit Terbaru

Peta Lahan Pertanian Verifikasi Peta Lahan Pertanian Peta Irigasi Peta Luas Panen Peta LP2B Inti Peta LP2B Cadangan

Peta Lahan Pertanian non LP2B Peta& Info

Pendukung Lainnya

Sosialisasi ke Petani Pemilik Lahan Kualifikasi LP2B

Setuju ditetapkan sbg LP2B Menolak ditetapkan sbg LP2B Perda LP2B Kabupaten Nganjuk

Survei Peminatan LP2 B

Gambar 3.3 Diagram Langkah-langkah Penetapan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupaten Nganjuk

3.7 Penyusunan Laporan

Jenis laporan yang harus disampaikan dalam pekerjaan Penet apan Dan Penyusunan Draft Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an (LP2B) Kabupat en Nganjuk adalah :

a. Laporan Pendahuluan

- M encakup pemahaman t erhadap maksud, t ujuan, sasaran, ruang lingkup dalam pekerjaan survey dan kompilasi dat a

- Tat akala dan diskripsi singkat pelaksanaan pekerjaan dan t ahapannya, sert a - Personil yang akan dilibat kan dalam pekerjaan ini.

b. Laporan Ant ara

- M eliput i hasil pengumpulan dat a sekunder yang akan digunakan dalam penyusunan LP2B.


(42)

- Analisa dat a LP2B dari 3 sumber, yakni Pusdat in Dinas pert anian, BPN dan hasil int erpret asi cit ra sat elit .

- Hasil survey peminat an LP2B - M asukan dari berbagai pihak c. Draft Laporan Akhir

- M eliput i hasil verifikasi LP2B - Draft penet apan LP2B - Draft Album Pet a

- Draft perat uran penet apan LP2B d. Laporan Akhir

M erupakan Penyempurnaan draft laporan akhir yang t elah diseminarkan pada pengguna jasa dan inst ansi t erkait . Laporan akhir berisi:

- Draft Penet apan LP2B - Album Pet a LP2B


(43)

BAB 4

VERIFIKASI LP2 B KABUPATEN NGANJUK

4.1 Hasil Identifikasi LP2B Tahun 2014

Berdasarkan penelit ian sebelum nya, yakni Dokum en Hasil Survei Luas Saw ah Kabupat en Nganjuk Tahun 2014 m enunjukkan Kabupat en Nganjuk m em iliki pot ensi lahan pert anian seluas 50.873,21 ha, t erdiri dari lahan pert anian saw ah irigasi t eknis seluas 36.709,28 ha dan lahan pert anian saw ah irigasi non t eknis seluas 5.977,31 ha sert a lahan pert anian bukan saw ah (t egalan) seluas 8.186,62 ha. Tabel 4.1 m enunjukkan sebaran lahan pert anian di Kabupat en Nganjuk per Kecam at an pada t ahun 2014

Tabel 4.1 Pot ensi Lahan Pert anian Kabupat en Nganjuk m enurut kecam at an t ahun 2014

No Kecamatan

Saw ah Irigasi (ha)

Saw ah Non Irigasi (ha)

TegaL (ha) Total

1 Pram bon 2.388,81 - 37 2.425,81

2 Kert osono 1.054,64 - 190,43 1.245,07

3 Ngronggot 1.946,75 - 718,5 2.665,25

4 Tanjunganom 4.007,18 - 271,45 4.278,63

5 Saw ahan 896 8 1.931,80 2.835,80

6 Loceret 2.576,95 118,9 1.057,08 3.752,93

7 Wilangan 1.182,14 - - 1.182,14

8 Berbek 1.758,00 - - 1.758,00

9 Bagor 2.205,68 269,5 149,19 2.624,36

10 Nget os 1.628,00 - 732 2.360,00

11 Lengkong 891,68 838,4 444,02 2.174,10

12 Pace 2.789,07 - - 2.789,07

13 Sukom oro 2.543,42 135,84 92,92 2.772,18

14 Nganjuk 1.159,67 52 82,98 1.294,65

15 Gondang 2.195,98 1.501,36 1.027,35 4.724,69

16 Rejoso 3.848,54 648,46 21,1 4.518,10

17 Ngluyu 189 827,5 571 1.587,50

18 Jat ikalen 928,12 - 553,61 1.481,73

19 Pat ianrow o 665 1.677,35 393,32 2.735,67

20 Baron 2.062,80 - 597,9 2.660,70

Kabupat en Nganjuk 36.917,43 6.077,31 8.871,65 51.866,38 Sum ber: Dokum en Hasil Survei Luas Saw ah Kabupat en Nganjuk Tahun 2014


(44)

Kaw asan Pert anian Pangan Berkelanjut an m eliput i w ilayah budidaya pert anian t erut am a pada w ilayah perdesaan yang m em iliki ham paran Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an dengan fungsi ut am a unt uk m endukung kem andirian, ket ahanan, dan kedaulat an pangan. Kaw asan ini m erupakan kaw asan yang dipert ahankan unt uk kegiat an pert anian pangan. Unt uk it u, dari pot ensi lahan pert anian yang ada perlu diselaraskan dengan rencana pengem bangan t at a ruang yang ada (RTRW) sepert i pengem bangan kaw asan perm ukim an, pengem bangan kaw asan indust ri, pengem bangan kaw asan lainnya. Berdasarkan Hasil Survei Luas Saw ah Kabupat en Nganjuk Tahun 2014, m em iliki Kaw asan Pert anian Pangan Berkelanjut an m eliput i kaw asan seluas 22.137,29 ha t erdiri dari Lahan Pert anian Pangan Berkelanjut an dengan luas 18.937,81 ha dan Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an dengan luas 3.199,48 ha. Sebaran Kaw asan Pert anian Pangan Berkelanjut an dapat kit a lihat pada t abel 4.2 berikut .

Tabel 4.2

Kaw asan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Nganjuk tahun 2014

No Kecamatan Kaw asan

P2B

Lahan P2B

Lahan Cadangan P2B

1 Pram bon 1.419,11 1.386,67

2 Kert osono 414,13 259,89 32,44

3 Ngronggot 1.327,21 1.297,32 154,24

4 Tanjunganom 2.173,75 1.620,50 29,89

5 Saw ahan 356,21 111,68 553,24

6 Loceret 886,98 886,98 244,53

7 Wilangan 603,54 603,54

-8 Berbek 1.233,09 979,26

-9 Bagor 1.286,22 1.150,17 253,83

10 Nget os 780,49 332,44 136,05

11 Lengkong 612,54 612,54 448,05

12 Pace 1.671,50 1.671,50

-13 Sukom oro 1.337,94 1.337,94

-14 Nganjuk 46,79 0,03

-15 Gondang 2.118,58 1.251,65 46,76

16 Rejoso 3.140,40 2.914,18 866,93

17 Ngluyu 731,27 540,59 226,22

18 Jat ikalen 601,65 588,03 190,67

19 Pat ianrow o 1.139,93 1.136,91 13,61

20 Baron 255,99 255,99 3,01

TOTAL 22.137,29 18.937,81 3.199,48


(45)

Pert anian Pangan Berkelanjut an dengan luas 18.937,81 ha t erdiri dari saw ah dengan irigasi dengan luas 16.456,86 ha dan saw ah non irigasi dengan luas 2.480,95 ha. Sebaran lahan pert anian pangan berkelanjut an di Kabupat en Nganjuk m enurut kecam at an dapat dilihat pada t abel 4.3 berikut

.

Tabel 4.3

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Nganjuk tahun 2014

No Kecamatan Saw ah Irigasi

Teknis (Ha)

Saw ah

Non Teknis (Ha) Total

1 Pram bon 1.386,67 - 1.386,67

2 Kert osono 259,89 - 259,89

3 Ngronggot 1.297,32 - 1.297,32

4 Tanjunganom 1.620,50 - 1.620,50

5 Saw ahan - 111,68 111,68

6 Loceret 494,20 392,78 886,98

7 Wilangan 415,09 188,45 603,54

8 Berbek 538,42 440,84 979,26

9 Bagor 1.150,17 - 1.150,17

10 Nget os - 332,44 332,44

11 Lengkong 503,92 108,63 612,54

12 Pace 1.236,96 434,54 1.671,50

13 Sukom oro 1.337,94 - 1.337,94

14 Nganjuk 0,03 - 0,03

15 Gondang 1.232,13 19,52 1.251,65

16 Rejoso 2.560,01 354,17 2.914,18

17 Ngluyu 540,59 - 540,59

18 Jat ikalen 490,12 97,91 588,03

19 Pat ianrow o 1.136,91 - 1.136,91

20 Baron 255,99 - 255,99

TOTAL 16.456,86 2.480,95 18.937,81

Sum ber: Dokum en Hasil Survei Luas Saw ah Kabupat en Nganjuk Tahun 2014

Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an adalah lahan pot ensial yang dilindungi pem anfaat annya agar kesesuaian dan ket ersediaannya t et ap t erkendali unt uk dim anfaat kan sebagai lahan pert anian pangan berkelanjut an pada m asa yang akan dat ang. Berdasarkan hasil survei di at as Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an di Kabupat en Nganjuk sesuai dengan krit eria dalam pedom an t eknis seluruhnya berupa t anah t egal. Luas Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an adalah 3.199,48 ha yang hanya t ersebar di 14 kecam at an. Tabel 4.4 Berikut m enunjukkan sebaran Lahan Cadangan Pert anian Pangan Berkelanjut an di Kabupat en Nganjuk.


(1)

Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk – Laporan Akhir/ 2015 VII-3

Sum ber: Direkt orat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Dit jen PSP, Kem ent rian Pert anian

Gam bar 7.3 Cara Pem berian Insentif

Sum ber: Direkt orat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Dit jen PSP, Kem ent rian Pert anian


(2)

Sum ber: Direkt orat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Dit jen PSP, Kem ent rian Pert anian

Gam bar 7.5 Pencabutan Insentif

Dalam Perda No. 02 Tahun 2011 Tent ang Rencana Tat a Ruang W ilayah Kabupat en Nganjuk Tahun 2010-2030 disebut kan insent if unt uk m asyarakat yang bersedia lahannya dijadikan lahan pert anian berkelanjut an, yakni pada Pasal 97:

(1) Insent if yang diberikan im balan t erhadap pelaksanaan kegiat an yang sejalan dengan rencana t at a ruang, ant ara lain t erdiri at as:

a. insent if yang diberikan kepada m asyarakat yang bersedia lahannya dijadikan lahan pert anian berkelanjut an;

(2) Insent if yang diberikan kepada m asyarakat yang besedia lahannya dijadikan lahan pert anian berkelanjut an, m eliput i:

a. kem udahan m em peroleh pinjam an dengan bunga rendah, b. pupuk dan pem asaran;

c. pem bangunan sert a pengadaan infrast rukt ur; d. kem udahan prosedur perizinan; dan

e. pem berian penghargaan kepada m asyarakat . Tidak t ert ut up kem ungkinan


(3)

Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk – Laporan Akhir/ 2015 VIII-1

BAB 8

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8.1

Kesim pulan

a. Luas w ilayah Kabupat en Nganjuk 122.384 ha yang t erbagi m enjadi 20 kecam at an, yang secara t opografi didom inasi dengan dat aran rendah, di bagian selat an t erdapat Gunung Wilis dan di bagian ut ara t erdapat Pegunungan Kendeng. Kondisi ini m enjadikan sebagian besar w ilayah Kabupat en Nganjuk m erupakan daerah cekungan air sehingga m enjadikan t anah yang subur karena relat if t ersedia sum ber daya air unt uk saw ah. b. Beberapa kecam at an yang m em punyai produksi padi t inggi diat as rat a-rat a

Kabupat en (276.280 t on padi/ t ahun) adalah Kecam at an Tanjunganom , Rejoso, Pram bon, Gondang, Baron, Pace, Loceret , Bagor dan Sukom oro. Sem uanya adalah Kecam at an-kecam at an yang t erlet ak pada dat aran rendah.

c. Produksi beras Kabupat en Nganjuk t ahun 2013 adalah 346.676 t on, sedangkan konsum si beras penduduk selam a set ahun adalah sekit ar 117.830 t on, sehingga ada surplus 228.846 t on. Hasil analisis ket ahanan pangan at au daya dukung lahan unt uk t anam an padi m enunjukkan bahw a Kabupat en Nganjuk m asuk kat agori Kabupat en surplus beras, dim ana luasan lahan saw ah unt uk budidaya padi sangat m endukung produksi padi m elebihi kebut uhan penduduk set em pat , dit unjukkan dengan indeks Daya Dukung Lahan (DDL) sebesar 2,9.

d. Hanya t erdapat 1 kecam at an dari 20 kecam at an yang defisit produksi pangan (padi), yakni Kecam at an Kert osono, dengan nilai DDL = 0,9

e. Terdapat perbedaan luasan lahan saw ah ant ara Hasil Survei Tahun 2014, dat a lahan saw ah dari Kelom pok Tani Kabupat en Nganjuk Tahun 2014 dan hasil int erpret asi cit ra sat elit Geoeye Tahun 2014. Perbedaan luasan lahan saw ah dari 3 sum ber t ak t erhindarkan, dan hal ini juga t erjadi di sem ua daerah.

f. Jika m enggunakan hasil int erpret asi cit ra sat elit Geoeye Tahun 2014 m aka dapat dit et apkan luasan saw ah t erkait program LP2B adalah:


(4)

b) Kualifikasi LP2B adalah seluas 41.830 ha c) Cadangan LP2B adalah seluas 3.970 ha

g. Dat a luasan lahan saw ah hasil int erpret asi cit ra sat elit Geoeye t ahun 2014 yang dapat digunakan unt uk penet apan LP2B adalah luasan lahan saw ah agregat kecam at an, sedangkan luasan lahan saw ah per desa/ kelurahan belum dapat digunakan karena belum t ersedia bat as adm inist rasi desa/ kelurahan yang t erverifikasi dengan sist em geospasial m ut akhir. Dalam hal ini m enunggu pem ut akhiran RTRW Kabupat en Nganjuk.

h. Hasil survei pem inat an LP2B di Kabupat en Nganjuk m enunjukkan:

a) Kepem ilikan luas lahan di at as rat a-rat a kepem ilikan lahan pet ani kabupat en (3.308 m 2/ pem ilik) t erdapat di 11 Kecam at an: Kert osono, Ngronggot , Loceret , Wilangan, lengkong, Nganjuk, Gondang, Rejoso, Ngluyu, Jat ikalen dan Pat ianrow o.

b) Fakt or anak yang akan m eneruskan budidaya pert anian orang t uanya, dim ana hasil survei m enunjukkkan di at as rat a-rat a kabupat en (59%) adalah di 9 Kecam at an: Ngronggot , Wilangan, Berbek, Bagor, Lengkong, Sukom oro, Ngluyu, Pat ianrow o dan Baron c) M ayorit as responden (pet ani pem ilik lahan) set uju unt uk m engikut i

program LP2B, yakni m encapai 85%,

d) 84% responden bersedia lahan saw ahnya unt uk t idak dialih-fungsikan ke non pert anian selam a 20 t ahun kedepan, dan

e) Berdasar agregat penilaian dalam survei pem inat an LP2B dan luasan lahan saw ah, m aka t erdapat Kecam at an-kecam at an dengan penilaian unt uk pem inat an LP2B t ert inggi adalah Kecam at an: Ngronggot , Wilangan, Lengkong, Sukom oro, Gondang, Rejoso, Ngluyu dan Baron

8.2

Rekom endasi

a. Kabupat en Nganjuk m asuk kat agori Kabupat en surplus beras, dim ana luasan lahan saw ah unt uk budidaya padi sangat m endukung produksi padi m elebihi kebut uhan penduduk set em pat , dit unjukkan dengan indeks Daya Dukung Lahan (DDL) sebesar 2,9, bahkan unuk proyeksi t ahun 2035 nilai DDL adalah 2,7. Nam un dem ikian, hasil ini bukan m enjadi alasan luasan lahan saw ah yang ada sudah berlebih sehingga boleh leluasa unt uk dikonversi m enjadi lahan non pert anian. Sebaliknya, kondisi lahan saw ah


(5)

Penet apan dan Penyusunan Draft LP2B Kabupat en Nganjuk – Laporan Akhir/ 2015 VIII-3 yang ada adalah aset , dan aset dalam fakt or produksi adalah fakt or yang harus dilest arikan agar m enjadi aset yang berkelanjut an.

b. Beberapa kecam at an yang m em iliki surplus beras yang t inggi perlu m endapat kan perhat ian ut am a dalam kebijakan pem bangunan pert anian t anam an pangan unt uk m enjaga ket ersediaan pangan di Kabupat en Nganjuk, khususnya pem berian insent if. Yakni, Kecam at an: Tanjunganom , Rejoso, Gondang, Pram bon, Baron, Pace, Sukom oro, Bagor, Loceret dan Pat ianrow o .

c. Beberapa kecam at an yang m engalam i defisit beras at au ham pir defisit perlu dilakukan upaya ant isipasi sepert i int ensifikasi pert anian agar m am pu kem bali sw asem bara beras, sert a m em erlukan pengaw asan ekst ra ket at , khususnya dalam pengeluaran ijin konversi lahan pert anian dan bent uk disinsent if lainnya. Dalam hal ini adalah Kecam at an: Kert osono, Nganjuk, Nget os, Berbek dan Loceret .

d. Perlu dilakukan upaya pengurangan ket ergant ungan pangan pada beras dengan diversifikasi pangan lainnya sepert i um bi-um bian, jagung, dll. M engingat , produkt ivit as m inim al LP2B pada lahan saw ah beririgasi unt uk t anam an pangan non padi set ara dengan produkt ivit as t anam an padi (3 t on/ ha/ t ahun) adalah ubi jalar 75 t on/ ha/ t ahun dan ket ela pohon adalah 100 t on/ ha/ t ahun.

e. Akad keikut sert aan pet ani pem ilik lahan saw ah dalam program LP2B sebaiknya t idak dilakukan orang per orang, m elainkan dilakukan m elalui akad dalam kelom pok t ani (Gapokt an). Hal ini unt uk m engurangi panjangnya proses pem buat an akad, juga biaya, sert a guna m em perkuat solidit as kelom pok t ani.

f. Jika keikut sert aan pet ani dalam LP2B dalam jum lah yang banyak, sebagaim ana diket ahui jum lah pet ani pem ilik lahan di Kabupat en Nganjuk t ahun 2014 adalah 100.556 anggot a, m aka berkait an dengan insent if dalam perlindungan LP2B dapat dilakukan secara bergiliran. Nam un dem ikian, insent if yang bent uknya t idak perorangan/ kelom pok sepert i perbaikan sarana-prasarana irigasi, pendam pingan pem berant asan ham a dan penyakit t anam an, inovasi t eknologi pert anian dan inform asi harga kom odit as, sert a pem berian insent if khusus unt u pet ani berprest asi t et ap dapat dilakukan secara bersam a/ serent ak.


(6)

g. Pem berlakukan program LP2B at au akad program LP2B di Kabupat en Nganjuk sebaiknya dit erapkan dengan didahului kegiat an pilot project pada 2 desa/ kelurahan. Dim ana, 2 w ilayah t ersebut m erupakan represent asi t ipologi w ilayah yang dom inasi lahan saw ahnya t inggi; dan w ilayah yang lahan saw ahnya cenderung t erancam oleh konversi unt uk perum ahan, indust ri at au kegiat an non pert anian lainnya. Hasil pilot project m enjadi dasar pelaksanaan dan evaluasi penerapan program LP2B di Kabupat en Nganjuk.

h. Program sosialisasi LP2B sebaiknya t erus dilakukan, khususnya pendekat an lew at kelom pok t ani, m engingat ada beberapa pokok bahasan t erkait program LP2B yang perlu diberikan pem aham an yang lebih det ail, sepert i perihal insent if-disinsent if dan hak-kew ajiban pesert a LP2B.

i. Jika pelaksanaan LP2B t erkendala berat m aka perlindungan lahan pert anian pangan berkelanjut an dapat dilakukan lew at pengendalian lahan dalam t at a ruang det ail dan perat uran zonasi.

j. Luasan penet apan LP2B yang disepakat i sebaiknya sesegera m ungkin disam paikan kepada Badan Koordinasi Penat aan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupat en Nganjuk unt uk m enjadi bahan m asukan dalam pem ut akhiran RTRW at au penat aan ruang yang lebih rinci di Kabupat en Nganjuk.

k. Penet apan LP2B Kabupat en Nganjuk dilakukan dengan Perat uran Daerah at au perat uran lainnya yang signifikan (Perat uran Bupat i at au Keput usan Bupat i).