5. Pemasakan digester Proses pembutan pulp di PT. Toba Pulp Lestari 1. Penanganan bahan baku
Tujuan Pembuatan Pulp dengan proses kraft Yang menjadi target pada proses ini adalah untuk memisahkan serat-serat yang terdapat
dalam kayu secara kimia dan melarutkan sebanyak mungkin lignin yang terdapat pada dinding- dinding serat. Pemisahan serat terjadi karena larutnya lignin yang ada diantaraditengah-tengah
“lamella” yang berfungsi sebagai pengikat serat. Bahan kimia yang terdapat dalam larutan pemasak juga merembesterserap kedinding serat dan melarutkan lignin yang terdapat
didalamnya.
2.5. Proses pembutan pulp di PT. Toba Pulp Lestari 2.5.1. Penanganan bahan baku
Kayu dari Hutan dibawa kelokasi pabrik dengan panjang 1,5-2,5 m, kemudian ditimbun selama 2-3 bulan untuk mengurangi getah, menghilangkan kandungan air dan mempermudah
pengelupasan kulit. Kayu yang telah kering selanjutnya dibawa ketempat penampungan kayu wood yard, disini kayu diproses yakni dikuliti, selanjutnya dipotong-potong dengan chipper
menjadi chip dengan ukuran 5 – 35 mm. Selanjutnya chip dibawa dengan menggunakan conveyer kedalam bejana pemasak yang disebut dengan digester.
2. 5. 2. Pemasakan digester
Salah satu proses yang paling penting dalam pembuatan pulp yaitu pemasakan dengan menggunakan bahan kimia sebagai cairan pemasak. Jenis bejana yang digunakan adalah digester
yaitu bejana bertekanan dan bertemperatur tinggi. Adapun tujuan dilakukan pemasakan adalah untuk melarutkan bagian-bagian kayu yang tidak diinginkan sehingga diperoleh pulp dengan
kadar selulosa tinggi. Untuk itu penanganan pada unit pemasakan ini membutuhkan ketelitian
Universitas Sumatera Utara
yang cukup besar. Chip diumpankan masuk kedalam Top separator yang terdapat diatas digester selanjutnya masuk kedalam digester. Pemasakan berlangsung dengan langkah-langkah sebagai
berikut; 1. Chip Filling
Chip diangkut dari tempat penyimpanan atau lapangan chip dengan menggunakan conveyor. Pengisisan chip kedalam digester merupakan langkah awal proses pemasakan dan
merupakan suatu pekerjaaan yang sangat penting pada poses pembuatan pulp. Digester yang tidak penuh misalnya, akan mengurangi jumlah pulp yang dihasilkan digester, sebaliknya digester
yang terlalu penuh akan mengakibatkan kesulitan pada peredaran liquor dan pada saat blow. Sebelum pengisisan chip dimulai, harus dilaksanakan hal-hal berikut:
a. Digester harus dalam keadaan kosong dan katup blownya harus sudah tertutup.
b. Top cover atau capping valve pada posisi terbuka
c. Telescopic chute harus pada posisi turun
d. Shuttle conveyor harus tepat posisinya pada digester yang akan chip filling
2. Tahap Prehydrolysis Pada proses DKP, prehydrolysis merupakan tahapan awal dari proses pemasakan setelah
pengisisan chip. Untuk membuat serat rayon dibutuhkan pulp dengan kemurnian yang sangat tinggi, prehydrolysis dimaksudkan untuk mengolah terlebih dahulu serpihan kayu sebelum
dimasak dengan alkali, pada proses ini, kandungan-kandungan yang bukan selulosa yang terdapat dalam kayu, seperti selulosa yang terpotong-potong dan karbohidrat rantai pendek yang disebut
hemiselulosa akan dikeluarkan dari dalam serpihan kayu. Tahap prehydrolysis terjadi dalam tiga tahap yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Prehydrolysis kraft Ramp yaitu untuk menaikkan suhu dalam digester. Prehydrolysis
dilakukan dalam fase uap dengan menggunakan steam. Dengan menginjeksikan langsung low pressure steam LPS melalui bagian bawah digester sehingga mencapai temperatur
165-170°C 2.
Prehydrolysis Kraft Cook yaitu untuk mempertahankan temperatur yang telah dicapai pada saat prehydrolysis kraft ramp. Temperatur dipertahankan sampai dicapai P-factor. P-
factor yang telah dicapai bertujuan untuk menghilangkan kandungan pentosan dalam chip. 3.
Prehydrolysis Kraft Relief yaitu menurunkan tekanan dalam digester. Dilakukan dengan melakukan pengeluaran gas gas blow selama kira-kira 15 menit sampai tekanan dalam
digester turun dari 7-3 bar. 3. Liquor filling
Pada proses DKP pengisian liquor dilakukan setelah prehydrolysis, dimana pada proses BKP pengisisan liquor dilakukan setelah pengisisan chip. Larutan pemasak panas yang
dimasukkan kedalam digester didapat dari relief heat rocovery system dengan temperatur 120
o
C
harus dengan perbandingan yang sesuai sebagaimana dibutuhkan untuk pemasakan white liquor dan black liquor penambah sebagai pengencer juga harus dengan perbandingan yang sesuai.
Penambahan white liquor didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering bone dry atau oven dry kayu yang dimasukkan. Persentase ini
juga tergantung dari seberapa jauh kita akan mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu degree of delignification.
Alkali aktif AA yang dimasukkan dalam digester adalah untuk melarutkan komponenkotoran bukan selulosa yang terdapat dalam kayu. Bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan akan
melarutkan lebih banyak lagi komponen-komponen itu, sebaliknya berkurangnya jumlah alkali yang dimasukkan akan menyebabkan kayunya tidak masak hard cook yang berakibat
Universitas Sumatera Utara
banyaknya kayu yang bakal terbuang berupa reject atau serpihan kayu yang hanya sebagian saja yang masak yang disebut knots.
4. Pemasakan dengan proses alkaline kraft Proses pemasakan secara kraft dilaksanakan setelah penambahan white liquor dan black
liquor kedalam digester. Digester yang berisi chip dan larutan pemasak dipanaskan hingga temperatur 165-170
o
C dan tekanan mencapai 7 bar. Pada temperatur dan tekanan ini chip dimasak dengan alkali untuk periode tertentu. Waktu dan temperatur selama pemasakan sangat
berpengaruh terhadap kualitas pulp, jika chip dimasak dalam jangka waktu yang terlalu lama, maka akan dihasilkan pulp dengan kualitas rendah dan dengan rendemen yang rendah pula.
Temperatur yang optimum untuk reaksi pencernaanpemasakan adalah 170
o
C dan temperatur ini harus dikontrol secara seksama. Temperatur dibawah 170
o
C tidak berpengaruh apa-apa terhadap kualitas dan rendemennya, tetapi diatas 180
o
C akan mulai terjadi pemutusan rantai dan serat-serat selulosa.
5. Pulp Blowing Tujuan utama dari pengoperasian blowing adalah untuk mengeluarkan atau blow semua
isi digester kedalam tempat penampungan sementara atau blow tank. Di pabrik ini, terdapat dua blow tank dengan masing-masing kapasitas 600 m
3
. Hanya satu digester yang dapat diblow kesatu blow tank pada satu waktu tertentu, hal yang penting untuk diperhatikan agar dipastikan
bahwa ada cukup ruang dalam blow tank untuk menampung pulp yang akan diblow. Beberapa hal yang mempengaruhi didalam proses pemasakan dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu: 1.
Kualitas chip 2.
Sifat-sifat white liquor 3.
Pengawasan pada saat pemasakan
Universitas Sumatera Utara