Sifat-sifat dari White liquor Pengawasan pada saat pemasakan

5 mm-35 mm. b. Bulk Density dari Chip Adalah tolok ukur yang sangat penting artinya selama waktu pengisian digester. Ini akan membuktikan seberapa banyak kayu yang dapat dimasukkan kedalam digester, yang dinyatakan dalam satuan kgm 3 . Bulk density dari chip dikarenakan oleh berat jenis kayu dan ukuran chip. c. Kandungan air dalam chip Juga berakibat pada rendemen pulp, kappa number dan kualitas pulp. Bila kandungan air dalam chip sangat rendah, akan sulit bagi larutan pemasak untuk meresap kedalam chip. Adalah penting untuk mengetahui seberapa besar kandungan air dalam chip tersebut, dan memperhitungkan seberapa berat kayu yang sesungguhnya yang telah dimuat kedalam digester, untuk memperhitungkan jumlah alkali yang dimasukkan dan konsentrasi larutan pada jumlah yang tetap. Kandungan air dalam kayu diusahakan sebesar 40-50 . d. Kulit kayu dan bahan-bahan lain yang mengotori kayu - Kulit kayu adalah bahan yang tidak diinginkan keberadaannya didalam chip dan ia akan memberikan dampak yang negatif pada pulp yang akan dihasilkan. Keberadaan kulit kayu akan menambah jumlah pemakaian larutan pemasak sehingga akan mengurangi strength dari pulp. - Bahan pengotor lainnya bisa datang dari luar kulit kayunya sendiri seperti misalnya, pasir, logam-logam, plastik dan lain-lain. Yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin.

2. Sifat-sifat dari White liquor

White liquor digunakan sebagai media pemasak, terdiri dari beberapa bahan kimia yang berupa larutan berair : 1. Sodium Hidroksida NaOH 2. Sodium Sulfida Na 2 S 3. Sodium Karbonat Na 2 CO 3 Universitas Sumatera Utara Konsentrasi dari masing-masing zat tersebut akan memainkan peranan yang penting dalam reaksinya dengan kayu yaitu : a. Pengurangan pada konsentrasi alkali aktif yang berarti menambah jumlah pengencer, berakibat pada beban penguapan yang lebih besar. b. Pengurangan sulfidity akan berakibat pada kualitas pulp lebih banyak pemutusan rantai yang terjadi karena adanya penambahan konsentrasi ion hidroksil. c. Penambahan jumlah karbonat, menunjukkan bahwa efisiensi causticizing yang rendah, yang disebabkan oleh adanya penambahan beban pada areal bagian washing. Hal ini juga berakibat pada kualitas pulp dimana akan terjadi penggumpalan karbonat.

3. Pengawasan pada saat pemasakan

Hal-hal yang perlu diawasi pada saat pemasakan adalah: a. waktu dan temperatur Reaksi penghilangan lignin sangat tergantung pada temperatur. Penambahan temperatur sedikit saja sudah berakibat besar terhadap reaksi penghilangan lignin, contoh pada penambahan 10 o C dari 160 o C menjadi 170 o C akan mengakibatkan kecepatan reaksinya dua kali lipat. b.Jumlah Alkali yang dimasukkan Normalnya jumlah efektif alkali yang dimasukkan dalam digester berkisar 18- 19 sebagai Na 2 O terhadap kayu kering tergantung dari jenis kayunya. Kondisi pemasakan dan seberapa jauh tingkat penghilangan lignin yang akan dicapai. Jika jumlah alkali yang dimasukkan lebih banyak maka akan mempercepat kecepatan reaksinya. Dengan menambah alkali, kita dapat memasak dengan H-factor yang lebih rendah untuk mencapai kappa number yang sama. Dengan bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan maka akan mengurangi rendemen pulp karena jumlah hemiselulosa yang terlarut bertambah. c. Perbandingan liquor dengan kayu Universitas Sumatera Utara Pada digester yang beroperasi secara batch, dibutuhkan sejumlah efektif alkali yang dimasukkan sebanyak kurang dari jumlah volume yang dibutuhkan untuk membasahi seluruh chip. Weak Black Liquor WBL perlu ditambahkan sebagai penambah kekurangan liquornya. Kalau WBL yang ditambahkan terlalu banyak maka akan memperbesar nilai perbandingan liquor dengan kayu. Normalnya berkisar 1-4. Anonim, 2002

2. 5. 3. Pencucian washing

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sulphidity terhadap Kappa Number pada Proses Pemasakan Chip di Unit Digester Pt. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

9 78 53

Penentuan Jumlah Cairan Pemasak Terhadap Tingkat Kematangan Chip Optimum pada Proses Pemasakan di Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea

7 63 60

Pengaruh Temperatur dan Waktu (H-faktor) Terhadap Bilangan Kappa dan Viskositas pada Proses Pemasakan di Unit Digester PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

23 64 55

Pengaruh Penambahan NaOH di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa dan Viskositas pada Pemasakan di Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

5 76 58

Pengaruh Jumlah Pemakaian Cairan Pemasak Terhadap Bilangan Kappa Pada Proses Pemasakan Di Digester Unit Fiber Line PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

20 109 54

Pengaruh Pemakaian White Liquor ( Lindi Putih ) Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester Pt.Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea

1 46 51

Pengaruh Konsentrasi Alkali Aktif Di Dalam White Liquor Terhadap Bilangan Kappa Pada Unit Digester Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

5 88 59

Penentuan Kadar Total Aktif Alkali Didalam White Liquor Pada Proses Recausticizing Di PT.Toba Pulp Lestari,Tbk

16 61 39

Pengaruh Perbandingan Cairan Pemasak Dengan Chip Terhadap Proses Pemasakan Chip di Digester Plant PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

1 1 12

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU (H-FAKTOR) TERHADAP BILANGAN KAPPA DAN VISKOSITAS PADA PROSES PEMASAKAN DI UNIT DIGESTER PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA KARYA ILMIAH YOHANA LAMRIA SITANGGANG 112401100

0 1 12