mengusulkan bahwa lignin merupakan zat makromolekul dan sepuluh tahun kemudian, bahwa unit-unit koniferil alkohol tesrikat satu sama lain dengan ikatan-ikatan eter.
2.3.4. Ekstraktif
Beraneka ragam komponen kayu, meskipun biasanya merupakan bagian kecil, larut dalam pelarut-pelarut organik netral atau air. Mereka disebut Ekstrakrif. Ekstraktif terdiri atas jumlah
yang sangat besar dari senyawa-senyawa tunggal tipe lipofil maupun hidrofil. Ekstraktif dapat dipandang sebagai konstituen kayu yang tidak struktural, hampir seluruhnya terbentuk dari
senyawa-senyawa ekstraseluler dan berat molekul rendah.
2.4. Proses Pembuatan Pulp
Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan yang bukan serat didalam kayu dapat dilakukan dengan berbagai macam caraproses, yaitu:
1. Proses Mekanik
2. Prose Semikimia
3. Proses Kimia
Perbedaan utama diantara berbagai proses pembuatan kertas ialah metode yang digunakan untuk menyelesaikan langkah-langkah pertama pembuatan pulp. Cara mekanis,
cara kimia, atau energi panas atau kombinasinya digunakan dalam memproduksi pulp. Bentuk energi yang digunakan sebagian besar menentukan hasil dan sifat-sifat pulp.
2.4.1. Proses Mekanik
Dua metode yang lazim digunakan untuk memproduksi pulp mekanis ialah poses kayu asah batu dan kayu asah mesin penghalus. Batu asah tepatnya adalah sebuah batu besar yang
diputar pada sumbunya sedang permukaan tangensial kayu ditekan pada permukaannya. Suatu pengoyakan mekanis merobek serat-serat individual, bagian-bagian serat, atau berkas-berkas
Universitas Sumatera Utara
serat dari permukaan kayu, dan sesudah itu suatu aliran air membawa pergi serat-serat yang terkumpul tersebut.
Suatu metode pembuatan pulp mekanis yang lebih baru dan populer melibatkan penggunaan mesin penghalus yang terdiri atas dua lempeng logam beralur yang dapat dirapatkan
dan diputar pada arah yang berlawanan. Pada kedua tipe mesin penghalus tatal-tatal kayu digerakkan oleh suatu mekanisme pengumpan sekrup kedalam pusat mesin dengan tatal-tatal
yang harus lewat diantara dua lempeng yang diletakkan secara rapat, gerak mekanis yang dihasilkan mengubah tatal-tatal menjadi serat.
Dalam pembuatan pulp secara mekanik, pemisahan serat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga mekanik. Proses ini dilakukan dengan menggerinda kayunya menjadi serat
pulp dan menghasilkan rendemen sebesar 90-95 , tetapi menyebabkan kerusakan pada serat. Penggunaan pulpyang dihasilkan pada proses mekanik ini nilainya kecil sekali, juga pulp itu
masih mengandung banyak lignin, dan serat-seratnya tidak murni sebagai serat.
2.4.2. Proses Semikimia
Proses semikimia meliputi pengolahan cara kimia yang diikuti dengan perbaikan secara mekanik dan beroperasi pada rendemen yang tingginya dibawah proses mekanik. Biasanya bahan
kimia yang digunakan pada proses ini adalah sodium sulphite
2.4.3. Proses Kimia
Pada proses kimia, bahan-bahan yang terdapat ditengah lapisan kayu akan dilarutkan agar serat dapat terlepas dari zat-zat yang mengikatnya. Hal yang merugikan pada proses ini adalah
randemen yang rendah yaitu 45-55 . Proses kimia dibagi menjadi tiga kategori:
1. Proses Soda
2. Proses Sulfit
3. Proses Sulfat
Universitas Sumatera Utara
1. Proses Soda Dalam proses soda, kayu dimasak dengan larutan sodium hidroksida. Larutan sisa
pemasakan dipekatkan dan kemudian dibakar, yang akan menghasilkan sodium karbonat, dan apabila diolah dengan menambahkan batu kapur akan menghasilkan sodium hidroksida. Nama
proses “soda” karena bahan kimia yang ditambahkan kedalam prosesnya berupa sodium karbonat. Proses ini sekarang tidak dipakai lagi. Anonim,2002
2. Proses Sulfit
Dari segi kimia, lindi pemasak pulp sulfit berbeda-beda tergantung pada bentuk-bentuk yang mungkin dari belerang dioksida dalam larutan berair dan macam basa yang ditambahkan
pada sistem ini. Dalam pembuatan pulp sulfit komposisi lindi pemasak diberi ciri dengan istilah belerang dioksida bebas, gabungan dan total, yang dinyatakan dengan SO
2
100 ml lindi. Meskipun kecenderungan umum dalam perluasan kapasitas pulp kimia menunjukkan
pembuatan pulp kraft lebih unggul dari yang lain. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan pembuatan pulp sulfit dikemudian hari, yang meliputi keuntungan-keuntungan pulp sulfit yang
telah diketahui terhadap pulp kraft yaitu : -
Rendemen yang lebih tinggi pada bilangan kappa tertentu, yang mengakibatkan kebutuhan kayu lebih rendah
- Derajat putih pulp yang tidak dikelantang lebih tinggi
- Keluwesan yang lebih tinggi dari pengelantangan dan pengelantangan tanpa klor
- Persoalan pencemaran lebih sedikit
- Biaya instalasi lebih rendah. Fengel,D, 1995
Universitas Sumatera Utara
3. Proses Sulfat proses kraft
Pembuatan pulp kraft dilakukan dengan larutan yang terdiri atas natrium hidroksida dan natrium sulfida, yang dinamakan “lindi putih”. Menurut terminologi digunakan definisi-definisi
berikut, dimana semua bahan kimia dihitung sebagai ekuivalen natrium dan dinyatakan sebagai berat NaOH dan Na
2
O. Alkali total
semua garam natrium Alkali yang dapat dititrasi
NaOH + Na
2
S + Na
2
CO
3
Alkali Aktif NaOH + Na
2
S Alkali Efektif
NaOH + ½ Na
2
S Na
2
S Sulfiditas
x 100 NaOH + Na
2
S Sjostrom,E. 1995
Keuntungan-keuntungan dari proses sulfat ini adalah : -
Pulp yang dihasilkan mempunyai kekuatan yang tinggi -
Dapat dipakai untuk proses pembuatan pulp dari bahan baku kayu dari spesies yang bebeda
- Tersedianya bahan kimia pengganti dengan berbagai alternatif dan harganya tidak
mahal. -
Tersedianya peralatan-peralatan operasi yang standard -
Banyak pilihan yang dapat dipakai untuk proses pemucatan -
Dampak pencemarannya dapat dikatakan sangat rendah -
Pendaur-ulangan bahan kimianya sangat efisien -
Pendaur-ulangan panas yang begitu efisien -
Masalah getah pitch dari kayu yang mengandung resin-resin sangat berkurang -
Dapat dihasilkan berbagai jenis pulp
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Pembuatan Pulp dengan proses kraft Yang menjadi target pada proses ini adalah untuk memisahkan serat-serat yang terdapat
dalam kayu secara kimia dan melarutkan sebanyak mungkin lignin yang terdapat pada dinding- dinding serat. Pemisahan serat terjadi karena larutnya lignin yang ada diantaraditengah-tengah
“lamella” yang berfungsi sebagai pengikat serat. Bahan kimia yang terdapat dalam larutan pemasak juga merembesterserap kedinding serat dan melarutkan lignin yang terdapat
didalamnya.
2.5. Proses pembutan pulp di PT. Toba Pulp Lestari 2.5.1. Penanganan bahan baku