Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muthia Adhani

Tempat / Tanggal Lahir : Medan,28 April 1996

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pabrik Tenun No. 17 Medan.

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar YPI Amir Hamzah : 2001-2007

2. SMPN 16 Medan : 2007-2010

3. SMAN 4 Medan : 2010-2013 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : 2013-sekarang Riwayat Pelatihan, Seminar dan Simposium :

1. Seminar dan Workshop “Dokter Keluarga dan Sirkumsisi(2012)


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bernama Muthia Adhani (NIM: 130100411) adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Manfaat Vitamin A bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada Blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah Puskesmas Pembantu Sidorame Timur, Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Ibu bersedia silakan menandatangani persetujuan ini sebagai kesukarelaan Ibu.

Saya berharap Ibu bersedia mengikuti penelitian ini dan bila terdapat hal yang kurang dipahami, Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan, ____________________2016

Peneliti,


(8)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala yang akan dilakukan untuk penelitian. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai responden dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan baik dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Terima kasih.

Medan, __________________ 2016

Responden,


(9)

Lampiran 8

LEMBAR KUESIONER

Nama :

Umur : ... tahun Jumlah anak : Alamat :

Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi (Pilih salah satu)

Petunjuk pengisian:

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar.

1. Apakah manfaat Vitamin A ?

a. Untuk proses penglihatan dan mencegah kebutaan b. Untuk memperkuat daya tahan tubuh

c. Membantu proses pencernaan

2. Pada bayi yang masih berumur dibawah 6 bulan sumber vitamin A yang paling tepat diberikan adalah

a. ASI (Air susu ibu) b. Susu formula

c. Susu “Full Cream” kaya vitamin A

3. Ada berapa warna kapsul vitamin A yang ibu ketahui? a. Satu warna

b. Dua warna c. Tiga warna

4. Menurut ibu, berkurangnya penglihatan merupakan gejala ? a. Kurang Vitamin A

b. Kurang Vitamin B c. Kurang Vitamin C


(10)

a. Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu lama

b. Kurang makan

c. Kurang minum vitamin

6. Gejala kekurangan vitamian A yang khusus didasarkan pada ? a. Pemeriksaan Kaki

b. Pemeriksaan Mata c. Pemeriksaan tangan

7. Menurut ibu, manakah yang termasuk gejala kekurangan vitamin A ? a. kulit tampak bersisik.

b. Sakit mag

c. Sakit influensa/ pilek

8. Akibat paling membahayakan yang ditimbulkan dari kurang vitamin A a. Kebutaan

b. Mata berair c. Mata merah

9. Makanan yang mengandung Vitamin A adalah ? a. Wortel

b. Tomat c. Terasi

10. Hati sapi termasuk bahan makanan yang mengandung a. Zat bergizi

b. Vitamin K c. Vitamin A


(11)

11. Menurut program kesehatan, Vitamin A diberikan pada setiap ? a. Bulan Januari dan April

b. Bulan Agustus dan September c. Bulan Februari dan Agustus

12. Kapsul Vitamin A ini diberikan secara ? a. Terprogram

b. Diperjual belikan c. Keduanya benar


(12)

Kuesioner Media Informasi Petunjuk:

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang (√) pada kotak yang telah disediakan.

No. Pertanyaan Pernah Tidak Pernah

1. Pernahkah ibu mendengar informasi tentang vitamin A? 2. Apakah ibu pernah mencari

informasi berkaitan dengan vitamin A?

3. Apakah ibu pernah membaca tentang manfaat vitamin A dalam majalah, koran, atau buku?

4. Apakah ibu pernah ikut penyuluhan dari tenaga kesehatan mengenai manfaat vitamin A? 5. Aapakah teman atau keluarga ibu

pernah bercerita tentang manfaat vitamin A pada ibu?

6. Apakah ibu pernah mencari informasi mengenai vitamin A lewat internet?

7. Apakah ibu pernah mendengar informasi manfaat vitamin A lewat radio?

8. Pernahkah ibu melihat atau membaca poster atau brosur mengenai manfaat vitamin A?


(13)

Lampiran 9

Distribusi repsonden berdasarkan umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 19 1 1.0 1.0 1.0

20 2 2.0 2.0 3.0

21 3 3.0 3.0 6.0

22 6 6.0 6.0 12.0

23 3 3.0 3.0 15.0

24 13 13.0 13.0 28.0

25 22 22.0 22.0 50.0

26 8 8.0 8.0 58.0

27 9 9.0 9.0 67.0

28 11 11.0 11.0 78.0

29 5 5.0 5.0 83.0

30 4 4.0 4.0 87.0

31 1 1.0 1.0 88.0

32 5 5.0 5.0 93.0

33 3 3.0 3.0 96.0

34 1 1.0 1.0 97.0

36 1 1.0 1.0 98.0

37 1 1.0 1.0 99.0

40 1 1.0 1.0 100.0


(14)

Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 14 14.0 14.0 14.0

SMP 26 26.0 26.0 40.0

SMA 44 44.0 44.0 84.0

perguruan tinggi 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi responden tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 73 73.0 73.0 73.0

Cukup 19 19.0 19.0 92.0

Kurang 8 8.0 8.0 100.0


(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

1. Gibney.J.Michael. GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Jakarta : EGC ; 2005 2. Truswell.A.Stewart. Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC ; 2012

3. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo, 78 dan 187.

4. Helen Keller International. 2001. Nutrition Bulletin: What are vitamin A knowledge and practices among mothers and health workers?.Available from:http://knowledge.hki.org/publications/Phil_Nutr_Bul_vol1_iss1.pdf.[Accesed in: 18 May 2016]

5. Herman, Susilowati 2007. Masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan Prospek penanggulangannya. Available from :

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mpk/article/download/.../1656[Acces ed in: 18 May 2016]

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

7. Eledrisi, Mohsen S. 2012. Vitamin A Toxicity. New York: Medscape Refrence. Available from:http://emedicine.medscape.com/article/126104-overview.[Accesed in: 20 May 2016]

8. Notoatmodjo, Sukidjo .2005 Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke Cipta. Jakarta.

9. Sommer, Alfred. 2003. Defisiensi Vitamin A dan Akibatnya. Edisi ke- 3 Jakarta: EGC.

10. Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 156 – 167.

11. Institute of Medicine. Food and Nutrition Board. Dietary Reference Intakes for Vitamin A, Vitamin K, Arsenic, Boron, Chromium, Copper, Iodine, Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel, Silicon, Vanadium, and Zinc. Washington, DC: National Academy Press; 2001.

12. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Available from :

http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf.[Accese d in: 25 May 2016]

13. Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia Kedokteran. Jakarta: EGC, 356.

14. Kartasapoetra, G., H. Marsetyo. 2008. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 85-87.


(20)

International Experiences in Assessing Vitamin A Status and Applying the Vitamin

A-Labeled Isotope Dilution Method. Available from

:http://econtent.hogrefe.com/doi/pdf/10.1024/0300-9831/a000184.[Accesed in: 28 May 2016]

16. Arisman. 2010. Kekurangan Vitamin A. In: Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi ke-2 Jakarta: EGC, 147-158.

17. Ilyas, Sidharta dan Sri Rahayu Yulianti. 2011. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 142 – 144.

18. WHO, 2009. Global prevalence of vitamin A deficiency in populations at risk 1995–2005. Geneva, World Health Organization.

19. Departemen Kesehatan RI, 2003. Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia, Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan 2003.

20. Sediaoetama, A. D., 2009. Vitamin A. In: Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat, 225-248.

21. Carrington-Smith, Denise. 2005 . Mawson and Mertz: a re-evaluation of their ill-fated mapping journey during the 1911–1914 Australasian Antarctic Expedition. Available from:

https://www.mja.com.au/system/files/issues/183_11_051205/car10291_fm.pdf[Ac cesed in : 30 May 2016]

22. Depdiknas, 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 726. 23. Putri ED, hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan upaya kepatuhan pemberian

vitamin A pada balita di Puskesmas Wirobrajan, Yogyakarta tahun 2014. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AISYIYAH,Yogyakarta.2014

24. Indrawati E, Hubungan Tingkat pengetahuan ibu dengan cakupan pemberian vitamin a pada balita di PKD melati sari Desa Durensari kecamatan Bagellen kabupaten Purworejo.skripsi.Purworejo.2014

25. Naibaho E. Gambaran pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas oleh penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas poriaha kecamatan Tapian Nauli Tengah.Skripsi.Universitas Diponegoro.2011


(21)

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Teori. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

1. Pendidikan 2. Informasi 3. Sosial budaya 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi Tingkat Pengetahuan:

1. Tahu ( know )

2. Memahami ( comprehension ) 3. Aplikasi ( application)

4. Analisis ( analysis ) 5. Sintesis (synthesis) 6. Evaluasi ( Evaluation )

Pengetahuan

Vitamin A :

1. Pengertian Vitamin A 2. Manfaat Vitamin A 3. Sumber Vitamin A 4. Metabolisme Vitamin A 5. Kebutuhan Akan Vitamin A 6. Kekurangan Vitamin A 7. Epidemiologi Kekurangan

Vitamin A

8. Klasifikasi Vitamin A 9. Tanda dan Gejala

Kekurangan Vitamin A 10. Pengobatan Kekurangan

Vitamin A

11. Pencegahan Kekurangan Vitamin A

12. Kelebihan Vitamin A

13. Tanda dan Gejala Vitamin A 14. Kesehatan Mata


(22)

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen : Variabel Dependen :

Gambar 3.2. Bagan Kerangka Konsep Penelitian Ibu Rumah Tangga :

• Pendidikan • Media Informasi

Manfaat Vitamin A bagi kesehatan mata


(23)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dari variabel yang diteliti untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat Vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah kerja puskesmas pembantu Sidorame Timur. Dan menganalisis hubungan pengaruh pendidikan, usia, dan media informasi terhadap pengetahuan ibu.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Agustus 2016. Penelitian ini akan dilakukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur. Alasan peneliti memilih posyandu wilayah kerja sebagai lokasi penelitian telah dipaparkan pada latar belakang penelitian ini.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu yang memiliki anak bayi maupun balita yang datang berkunjung ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sidorame Timur. 4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi ibu rumah tangga yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dimana pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Populasi dalam penelitian ini adalah 1000 ibu rumah tangga.

= 1 + Keterangan :

D = Besar Sampel N = Jumlah Populasi

e = Batas Toleransi Kesalahan

Perhitungan besar sampel menggunakan rumus tersebut di dapat sampel sebanyak 90,9 ibu rumah tangga, dengan toleransi kesalahan sebanyak 10%.


(24)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : a. Kriteria Inklusi

Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak bayi maupun balita yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak bayi maupun balita yang tidak bersedia menjadi responden.

4.4. Jenis Data Data primer

Data primer yaitu data yang didapat langsung dari responden melalui pengisian kuesioner oleh peneliti. Responden pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak yang ada di posyandu-posyandu wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur.

Kuesioner diisi langsung oleh responden untuk mengetahui pengetahuan ibu. Kuesioner ini terdiri dari 12 pertanyaan. Skor tertinggi adalah 12 dan terendah adalah 0 dengan teknik penentuan skor dalam pernyataan positif.

Jawaban benar : mendapat nilai 1 Jawaban salah: mendapat nilai 0 4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data dari setiap responden dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan software statistik komputer yang sesuai.

4.6. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala

1. Pendidikan Tingkat atau jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh dan

Wawancara Kuesioner •Rendah:bila responden tidak sekolah sampai tamat


(25)

berhasil diselesaikan oleh ibu rumah tangga yang diteliti dalam penelitian ini. SD sederajat •Menengah: bila responden tamat SMP atau SMA sederajat •Tinggi: bila responden telah tamat perguruan tinggi.

2. Media

Informasi Informasi yang dimiliki ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata yang diperoleh dari berbagai macam informasi.

Wawancara Kuesioner •Cukup : bila responden menjawab jawaban “Pernah” lebih dari 50% dari jumlah

seluruh pertanyaan. •Kurang : bila

responden menjawab jawaban “Pernah” kurang dari 50% dari jumlah

seluruh pertanyaan.


(26)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur, yang beralamat di Jl. Pelita 1 No. 83 Medan, Sumatera Utara.

5.2 Hasil penelitian

Pada penelitian ini digunakan kuesioner untuk menguji pengetahuan responden tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata. Pertanyaan mengenai vitamin A terdiri dari 12 pertanyaan yang meliputi fungsi vitamin A, sumber vitamin A, dan gejala – gejala kekurangan vitamin A. Penegetahuan responden tentang manfaat vitamin A terhadap kesehatan mata akan dinilai tingkatannya.

Responden adalah ibu rumah tangga yang datang berkunjung ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi peneliti. Deskripsi dari demografi responden bisa dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

SD 14 14

SMP 26 26

SMA 44 44

PT 16 16

TOTAL 100 100

Dari tabel di atas dapat dilihat karakteristik pendidikan responden dari tingkat SD sampai dengan SMA, tamatan SD sebanyak14 orang (14%), kemudian SMP 26 orang (26%), SMA 44 orang (44%), PT sebanyak 16 orang (16%).


(27)

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

19 – 25 50 50

26 – 30 37 37

31 – 35 10 10

36 – 40 3 3

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa usia terbanyak dari responden adalah usia 19-25 sebanyak 50 orang, kemudian usia 26-30 sebanyak 37 orang. Sedangkan usia responden paling sedikit berusia 36-40 tahun sebanyak 3 orang.

Informasi awal mengenai vitamin A dan manfaat vitamin A dapat dilihat pada tabel.

Tabel 5.3 Informasi awal responden

Informasi awal Ya Tidak

N % n %

Pernahkah ibu mendapat informasi tentang vitamin A 95 95 5 5 Apakah ibu pernah mencari informasi berkaitan dengan

vitamin A? 88 88 12 12

Dari tabel di atas didapatkan bahwa responden yang sudah pernah mendapat informasi tentang vitamin A sebanyak 95 orang (95%), dan 5 orang (5%) belum pernah mendapat informasi tentang vitamin A. Sebanyak 88 orang (88%) responden sudah pernah mencari tau informasi yang berkaitan dengan vitamin A. Sedangkan 12 orang (12%) responden tidak pernah mencari tahu informasi yang berkaitan dengan vitamin A.

Tabel 5.4 Sumber informasi responden

Sumber N %

Majalah, koran , atau buku 82 82

Penyuluhan tenaga kesehatan 70 70

Teman atau keluarga 83 83

Internet 61 61

Radio 54 54


(28)

Responden diminta untuk menyebutkan sumber informasinya mengenai vitamin A, dan manfaat vitamin A, dan responden boleh memilih lebih dari 1 sumber informasi. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi terbanyak dari responden adalah teman atau keluarga sebanyak 82 orang. Sumber informasi terendah adalah radio, yaitu 54 orang.

Tabel 5.5 Distribusi jawaban responden tentang vitamin A dan manfaat vitamin A

No Pertanyaan Benar Salah

N % N %

1 Manfaat vitamin A 91 91 9 9

2 Sumber vitamin A paling baik untuk bayi dibawah 6 bulan

99 99 1 1

3 warna kapsul vitamin A 48 48 52 52

4 penyebab berkurangnya vitamin A 96 96 4 4

5 penyebab kekurangan vitamin A 81 81 19 19

6 pemeriksaan untuk menilai kekurangan vitamin A

95 95 5 5

7 gejala kekurangan vitamin A 72 72 28 28

8 akibat yang paling membahayakan kekurangan vitamin A

72 72 28 28

9 makanan yang mengandung vitamin A 95 95 5 5 10 vitamin yang banyak di Hati sapi 57 57 43 43 11 Jadwal pemberian vitamin A diberikan, 53 53 47 47

12 vitamin A diberikan secara 79 79 21 21

Dari tabel di atas, didapatkan bahwa pertanyaan yang paling banyak di- jawab benar adalah pertanyaan nomor 2,4,6,9,dan 1, yaitu sebanyak 99 orang, 96 orang, 95 orang, 95 orang, dan 91 orang. Hal ini menunjukkan responden mengetahu dengan benar manfaat vitamin A (pertanyaan nomor 1,4,6) dan responden juga mengetahui dengan benar sumber – sumber makanan yang mengandung vitamin A (pertanyaan nomor 2 dan 9). Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 3,11 dan 10, sebanyak 52 orang, 47 orang dan 43


(29)

orang. Hal ini menunjukkan bahwa banyak responden tidak tahu warna-warna dari kapsul vitamin A, kapan vitamin A diberikan, dan hati sapi mengandung vitamin apa.

Tabel 5.6 Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang vitamin A

Tingkat pengetahuan N %

Baik Cukup Kurang 73 19 8 73 19 8

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa responden paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 73 orang (73%), kemudian tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 orang(19%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 8 orang(8%).

5.3 Pembahasan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindreraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya6. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang manfaat vitamin A. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sehingga diharapkan ibu – ibu yang ada di Puskesmas Sidorame Timur memiliki pengetahuan yang baik untuk menyadari pentingnya vitamin A terhadap kesehatan khususnya kesehatan mata.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 95 dari 100 orang responden pernah mendapat informasi mengenai vitamin A dan manfaat vitamin A. Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai vitamin A mudah didapat dan sudah menjadi informasi yang umum di masyarakat. Hal ini tentu tidak lepas dari program pemerintah dalam menginformasikan manfaat vitamin A yang cukup berhasil di Sidorame Timur.

Berdasarkan responden yang sudah mendapat informasi awal mengenai manfaat vitamin A, didapatkan sumber informasi terbanyak mengenai manfaat vitamin A adalah dari teman atau keluarga. Sedangkan sumber informasi lain seperti internet dan radio masih sedikit menjadi sumber informasi. Hal ini mungkin dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah ibu – ibu dari Puskesmas Sidorame Timur, sehingga angka penggunaan internet dan radio masih tergolong rendah.


(30)

berkunjung ke puskesmas sidorame timur baik sebanyak 73 orang (73%), cukup sebanyak 19 orang(19%), kurang sebanyak 8 orang (8%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellistya (2014) di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta. Penelitian ini mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat di Puskesmas Wirobrajan baik sebanyak 16 orang (53,3%), sedangkan tingkat pengetahuan rendah 14 orang (46,7%)20.

Namun hal ini berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh Esty. Penelitian ini dilakukan di Desa Duren Sari, Kecamatan Bagellen, Kabupaten Purworejo. Penelitian ini mendapatkan tingkat pengetahuan ibu – ibu dengan kategori baik sebanyak 5 orang (9,6%), sedangkan dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 36 orang (69,2%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 orang (21,2%). Penelitian yang dilakukan oleh Ernita Naibaho di Puskesmas Poriaha, Tapian Nauli, Tapanauli Tengah, hanya 1 dari 9 ibu nifas (11,1%) yang mengerti dan mampu menjelaskan apa manfaat dari pemberian vitamin A pada anak22. Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh perbedaan tingkat penddidikan, pekerjaan, dan status sosial dari responden. Begitu juga dengan peran masing – masing pemerintah daerah yang berbeda sehingga tentu akan mempengaruhi tingkat pendidikan warga setempat. Seperti yang dilaporkan oleh ernita naibaho dalam penelitiannya, bahwa hanya ada 4 penolong persalinan dari 9 penolong yang menjelaskan kepada ibu hamil bagaimana pentingnya pemberian vitamin A.


(31)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian – uraian yang telah dipaparkan oleh peniliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebanyak 95 orang dari 100 responden sudah pernah mendapat informasi mengenai manfaat vitamin A.

2. Sumber informasi terbanyak dari responden tentang manfaat vitamin A adalah teman dan keluarga sebanyak 83 orang (83%) sedangkan sumber informasi paling sedikit adalah radio dan internet yaitu sebesar 54 orang dan 61 orang. 3. Tingkat pengetahuan ibu – ibu yang berkunjung ke Puskesmas Sidorame Timur

tentang manfaat vitamin A adalah 73 orang (73%) untuk tingkat pengetahuan baik, 19 orang (19%) untuk tingkat pengetahuan cukup, dan 8 orang (8%) untuk tingkat pengetahuan kurang.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka berikut beberapa saran peneliti, yaitu:

1. Bagi masyarakat

Tingkat pengetahuan masyarakat khususnya warga masyarakat Kelurahan Sidorame Timur harus lebih di tingkatkan lagi, mengingat ada beberapa responden yang masih belum pernah mendapat informasi mengenai vitamin A.

2. Bagi instansi kesehatan

Dari penelitian ini, didapatkan peran instansi kesehatan dalam memberi informasi mengenai vitamin A masih harus ditingkatkan. Responden masih banyak yang belum tahu mengenai warna kapsul vitamin A, sumber – sumber makanan yang mengandung vitamin A, serta jadwal pemberian vitamin A. Maka dari itu peran instansi kesehatan disini sangatlah penting.

3. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya.


(32)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).Tingkat PengetahuaMenurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisa (analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.


(33)

2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba salah (trial and error).

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Bila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan ke empat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 3) Berdasarkan pengalaman pribadi.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan maka orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

b. Cara modern memperoleh ilmu pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.


(34)

Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.8

2.2. Vitamin A 2.2.1. Pengertian

Vitamin A atau retinol adalah suatu substansi yang larut dalam lemak dan terdapat pada hati ( terutama hati ikan ) dan pada kuning telur dan produk susu.9

Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.10

2.2.2. Manfaat Vitamin A

Menurut Thurnham (2014) manfaat vitamin A antara lain : a. Penglihatan

Vitamin A dibutuhkan untuk fungsi visual pada cahaya remang. Senyawa retinol dalam vtamin A ini dibutuhkan untuk mempertahankan epitel permukaan mata. Proses visual dalam retina tergantung pada kemampuan untuk mensintesis senyawa 11-cis retinal dan perilaku retina terkena cahaya. Ada dua jenis sel reseptor cahaya dalam retina mata manusia yaitu sel rod dan cone. Sel rod menyebabkan kita dapat melihat cahaya dengan intensitas cahaya yang rendah, sedangkan sel cone


(35)

berfungsi sebaliknya. Bila kita dari cahaya terang di luar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya, maka kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah. Jika terjadi defisiensi vitamin A kemampuan melihat keadaan remang-remang akan menurun dan akan mengalami rabun senja.

b. Diferensiasi selular

Diferensiasi selular merupakan sejumlah rangkaian perubahan morfologis yang terjadi untuk memproduksi epitel yang mature. Kulit sebelah luar ditandai oleh sel-sel yang memproduksi keratin, smentara usus ditandai oleh jaringan yang mengeluarkan lendir dan mengandung banyak sel goblet. Kebanyakan fungsi vitamin A dari hasil diferensiasi sel diatur oleh asam retinoat. Ketika terjadi defisiensi vitamin A, maka sel-sel yang memproduksi keratin akan menggantikan sel-sel penghasil lendir di dalam usus dan saluran pernapasan. Proses yang sama menyebabkan xerosis dan kekeringan pada konjungtiva dan kornea mata.

c. Reproduksi

Vitamin A penting bagi laki-laki dalam menjaga fertilitas spermatogenesis, sedangkan bagi wanita akan terjadi tingkat pembuahan yang rendah dan angka mortalitas kelahiran pada bayi tinggi. Beta karoten dapat juga berfungsi dalam reproduksi karena beta karoten disimpan dalam jumlah besar di dalam korpus luteum ovarium. d. Embriogenesis

Isomer asam retinoat memainkan peran penting dalam embryogenesis melalui kontrol gen yang berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan (gen homeoboks). Baik defisiensi maupun kelebihan vitamin A dapat menimbulkan efek yang merugikan. Terutama pada saat kehamilan, karena vitamin A juga bersifat teratogenik.

e. Imunitas dan pertahanan tubuh host

Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral). Di


(36)

bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan selular). Sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.

f. Pencegahan kanker dan penyakit jantung

Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih. Di samping itu beta-karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan dan diduga dapat pula mencegah kanker paru-paru.

g. Haemopoiesis

Peranan vitamin A dalam haemopoiesis belum sepenuhnya dimengerti, tetapi efek anti-inflamasi yang ditimbulkan oleh suplemen vitamin A dapat menstimulasi penggunaan kembali zat besi dan absorpsinya secara tidak langsung dengan mengurangi insidens infeksi dan inflamasi.1

h. Pertumbuhan dan Perkembangan

Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak – anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat. 10

i. Pencegahan kanker dan penyakit jantung

Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih. Di samping itu beta-karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan dan diduga dapat pula mencegah kanker paru-paru.

j. Lain-lain

Kekurangan vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin


(37)

A juga berperan dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.10

2.2.3. Sumber Vitamin A

Vitamin A dalam makanan sebagian besar manusia berasal dari sumber-sumber makanan nabati dan hewani dengan variasi yang sangat luas untuk memenuhi kebutuhan harian manusia. Di negara industri, lebih dari dua per tiga asupan vitamin A berasal dari sumber makanan hewani sebagai vitamin A yang sudah terbentuk sebelumnya. Sementara itu, di negara berkembang bergantung terutama pada senyawa karotenoid provitamin A yang berasal dari sumber makanan nabati.

Sumber vitamin A yang sudah terbentuk dalam makanan, meliputi hati, susu, ASI, telur, serta ikan. Sumber vitamin A yang paling kaya adalah minyak hati seperti hiu, halibut, serta cod, dan pada hewan yang hidup dari laut. Pada ikan laut, senyawa alkohol vitamin A1 (retinol) merupakan bentuk simpanan vitamin A; sementara itu,

simpanan ikan air tawar berupa senyawa alkohol vitamin A2 (3-dehidroretinol) hanya

memiliki 40% aktivitas retinol. Hati binatang seperti sapi, domba, anak sapi atau ayam juga mengandung vitamin A dengan konsentrasi yang sebanding dengan minyak hati ikan cod. Telur, susu, dan produk susu lainnya seperti mentega dan keju, merupakan sumber vitamin A dengan konsentrasi sedang (moderate). Daging seperti, daging sapi, kambing, dan babi hanya memiliki sedikit vitamin A yang telah terbentuk sebelumnya.11

Senyawa karotenoid provitamin A ditemukan pada makanan nabati seperti buah yang berwarna kuning; jeruk, pepaya, mangga, sayuran yang berwarna kuning hingga jingga; wortel, labu kuning, ubi, dan sayuran yang berwarna hijau; bayam memiliki kandungan karotenoid yang cukup signifikan. Minyak kelapa sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling kaya dan yang paling sedikit sumber karotenoidnya terdapat pada biji-bijian sereal.9

2.2.3. Metabolisme Vitamin A

50-90% retinol yang telah dicerna diabsorbsi dalam usus kecil, dan diangkut bersama dengan kilomikron, ke hati, tempat retinol mula - mula disimpan sebagai retinil palmitat. Ketika dibutuhkan, retinol dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai retinol dalam gabungan dengan protein pengikat retinol yaitu retinol binding protein (RBP), yang merupakan suatu protein pengangkut spesifik yang diurai oleh hati, kompleks 1:1 ini dikenal sebagai holo-RBP. Dalam serum, kompleks RBP-retinol bergabung dengan transtiretin, suatu protein besar yang juga disintesis dalam hati.


(38)

fotoreseptor retinal di retina dan epitel yang melapisi seluruh tubuh dan metabolismenya dipengaruhi oleh retinol. Reseptor-reseptor spesifik untuk kompleks vitamin A atau metabolit aktifnya berada pada permukaan sel dan inti sel, terutama asam retinoat. Vitamin A mempengaruhi ekspresi beberapa ratus gen yang berbeda, dan jumlah tersebut meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan ekspresi gen kiranya menjelaskan perubahan resultante dalam diferensiasi sel, imunitas dan banyak fungsi lain yang bergantung pada vitamin A. 9

Gambar 2.1 Metabolisme vitamin A

Simpanan hati membentuk suatu buffer penting melawan variasi dalam asupan vitamin A dan karotenoid provitamin A, jika asupan melampaui kebutuhan, yaitu berkisar 180-450 g/hari retinol atau ekuivalennya, tergantung pada usia, jenis kelamin dan status fisiologis, kelebihan tersebut disimpan dan cadangan di hati meningkat. Jika asupan vitamin A kurang dari jumlah ini, maka simpanan dalam hati dialirkan untuk mempertahankan retinol serum dan kadar normal (sebaiknya diatas 0,7 / atau 200 / ). Jika asupan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama, maka simpanan


(39)

hati akan menurun, kadar serum retinol menurun, dan fungsi sel terganggu, menyebabkan manifestasi abnormal misalnya xeropthalmia dan akibat fisiologis lainnya serta manifestasi klinis dari defisiensi misalnya; anemia, gangguan imunitas.9 2.2.5. Kebutuhan akan Vitamin A

Rekomendasi asupan vitamin A dan nutrisi lainnya menurut Referensi Intakes diet ( DRIs ) yang dikembangkan oleh Badan Pangan dan Gizi ( FNB ) di Institute of Medicine dari Akademi Nasional (sebelumnya National Academy of Sciences ). DRI adalah istilah umum untuk satu set nilai acuan yang digunakan untuk perencanaan dan menilai asupan gizi orang sehat . Nilai-nilai ini , yang bervariasi menurut usia dan jenis kelamin , termasuk :

• Recommended Dietary Allowance ( RDA ) : Rata-rata tingkat harian asupan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi dari hampir semua ( 97 % -98 % ) orang yang sehat .

• Intake memadai / Adequate Intake ( AI ) : dibuat bila bukti tidak cukup untuk mengembangkan RDA dan ditetapkan pada tingkat diasumsikan untuk memastikan kecukupan gizi .

• Perkiraan rata Kebutuhan : Rata-rata tingkat harian asupan diperkirakan untuk memenuhi persyaratan 50 % dari orang yang sehat . Hal ini biasanya digunakan untuk menilai kecukupan asupan gizi pada kelompok penduduk tapi bukan individu .

• Tolerable Upper Intake Level : asupan harian maksimum tidak menyebabkan efek kesehatan yang merugikan .

Saat ini , vitamin A terdaftar pada makanan dan suplemen label di unit internasional ( IU ) meskipun para ilmuwan gizi jarang menggunakan ukuran ini . tingkat konversi antara mcg RAE dan IU adalah sebagai berikut:

• 1 IU retinol = 0.3 mcg RAE

• 1 IU beta-carotene dari suplemen makanan = 0.15 mcg RAE • 1 IU beta-carotene dari makanan = 0.05 mcg RAE

• 1 IU alpha-carotene atau beta-cryptoxanthin = 0.025 mcg RAE

RAE tidak dapat langsung diubah menjadi IU tanpa mengetahui sumber vitamin A. Sebagai contoh , RDA 900 mcg RAE untuk remaja dan dewasa pria adalah setara dengan 3.000 IU jika makanan atau suplemen sumber preformed vitamin A (


(40)

18.000 IU beta - karoten dari makanan , atau 36.000 IU alfa - karoten atau beta - cryptoxanthin dari makanan . Jadi diet campuran yang mengandung 900 mcg RAE menyediakan antara 3.000 dan 36.000 IU vitamin A , tergantung pada makanan yang dikonsumsi .11

Tabel 3: Angka Kecukupan Vitamin A untuk Indonesia.12

Kelompok Umur Vitamin A (mcg)

Bayi/ Anak

0-6 bulan 375

7-11 bulan 400

1-3 tahun 400

4-6 tahun 450

7-9 tahun 500

Laki- Laki

10-12 tahun 600

13-15 tahun 600

16-18 tahun 600

19-29 tahun 600

30-49 tahun 600

50-64 tahun 600

65-80 tahun 600

80+ tahun 600

Perempuan

10-12 tahun 600

13-15 tahun 600

16-18 tahun 600

19-29 tahun 500

30-49 tahun 500

50-64 tahun 500

65-80 tahun 500

80+tahun 500

Hamil (+an)


(41)

Trimester 2 +300

Trimester 3 +350

Menyusui (+an)

6 bulan pertama +350

6 bulan kedua +350

Sumber: Gizi Depkes, 2013

2.3. Kekurangan dan Kelebihan Vitamin A 2.3.1. Kekurangan Vitamin A

Defisiensi vitamin A dapat timbul karena makanan yang kurang kandungan vitamin A-nya atau karena absorpsi dan transport vitamin A yang kurang baik dalam tubuh. Biasanya defisiensi vitamin A untuk melaksanakan fungsi tubuh yang diperlukan, disebabkan oleh kedanya. Tanda-tanda khas defisiensi vitamin A antara lain (a) melemahnya kekebalan yang disertai dengan menurunnya ketahanan tubuh terhadap infeksi; (b) keratinisasi, yaitu mengering dan mengerasnya beberapa sel epitel pada mata, saluran cerna, kelenjar eksokrin, dan paru-paru; (c) terhambatnya pertumbuhan yang lengkap, khususnya pada pembentukan rangka.

Gejala-gejala defisiensi vitamin A pada mata, diawali berkurangnya daya adaptasi, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan mata dengan keadaan redup, yang lambat laun menjadi buta malam (niktalopia). Pada stadium terakhir defisiensi vitamin A dapat timbul xeroftalmia, yaitu mengering dan mengerasnya sel-sel kornea yang berakibat keratomalasia, yaitu hancurnya kornea mata sehingga menjadi kebutaan.13

Kekurangan vitamin A dapat dibagi dua yaitu kekurangan vitamin A primer dan sekunder. Kekurangan vitamin A primer disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin tersebut, sedangkan kekurangan vitamin A sekunder dikarenakan akibat absorpsi dan utilisasinya yang terhambat 14


(42)

Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) , sekitar 190 juta anak-anak < 5 tahun dan 19,1 juta wanita hamil memiliki retinol serum yang rendah (SR) konsentrasi ( < 0,7 umol / L ). Frekuensi tanda-tanda klinis KVA telah menurun di Indonesia . Namun berdasarkan konsentrasi SR , KVA masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang moderat untuk anak di bawah 5 tahun dan pada wanita hamil. 15

Secara umum, prevalensi xeroftalmia di Indonesia menurun dari 1,18% pada tahun 1978 menjadi 0,14% di tahun 1991. Sementara kekurangan vitamin A juga menipis dari 1,2% (1986) menjadi 0,3% (1992). Angka ini sudah berada di bawah kriteria yang ditetapkan sebagai masalah kesehatan masyarakat (0,5%). Meskipun di beberapa daerah angka prevalensi KVA masih di atas 0,5% seperti provinsi Sulteng (0,6%), Maluku (0,8%), dan Sulsel (2,8%) .16

B. Klasifikasi Kekurangan Vitamin A

Dikenal beberapa klasifikasi kekurangan vitamin A di Indonesia, seperti klasifikasi Ten Doeschate, yaitu:

•X0 : Hemeralopia

•X1 : Hemeralopia dengan xerosis konjungtiva dan bitot •X2 : Xerosis kornea

•X3 : Keratomalasia

•X4 : Stafiloma, ftisis bulbi

Di mana kelainan pada: X0 sampai X2 masih reversibel, dan X3 sampai X4 ireversibel.17

Klasifikasi kekurangan vitamin A menurut WHO 2009, adalah sebagai berikut:18


(43)

C. Tanda dan Gejala kekurangan Vitamin A19

Berikut tanda dan gejala kekurangan vitamin A berdasarkan Depkes RI (2003): 1. Buta Senja (XN)

Tanda-tanda :

• Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.

• Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang setelah lama berada di cahaya terang

• Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja. 2. Xerosis konjungtiva (XIA)

Gambar 2.2. Xerosis konjungtiva Tanda-tanda :

• Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.

• Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan.


(44)

Gambar 2.3. Xerosis konjungtiva dan Bitot’s spot Tanda-tanda :

• Tanda-tanda xerosis kojungtiva (X1A) ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar.

• Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat.

Dalam keadaan berat :

• Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva. • Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut. • Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik 4. Xerosis Kornea (X2)

Gambar 2.4. Xerosis kornea Tanda-tanda :

• Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea.

• Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar. • Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita,


(45)

5. Keratomalasia dan ulcus kornea = X3A, X3B

Gambar 2.5. Keratomalasia dan ulcus kornea

Tanda-tanda :

• Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus.

• Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea.

• Tahap X3B : Bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan kornea.

• Keadaan umum penderita sangat buruk.

• Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah) Keratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir dengan perforasi dan prolapse jaringan isi bola mata dan membentuk cacat tetap yang dapat menyebabkan kebutaan. Keadaan umum yang cepat memburuk dapat mengakibatkan keratomalasia dan ulkus kornea tanpa harus melalui tahap-tahap awal xeroftalmia.

6. Xeroftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea

Gambar 2.6. Xeroftalmia scar Tanda-tanda :

• Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut.

• Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea


(46)

Gambar 2.7. Xeroftalmia Fundus

Tanda-tanda :

• Dengan opthalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol.19

D. Diagnosis Kekurangan Vitamin A

Pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kekurangan vitamin A antara lain:

• Anamnesis konsumsi vitamin A

• Pemeriksaan gejala-gejala kulit dan mata

• Tes kadar vitamin A di dalam darah. Normalnya kadar vitamin A dalam darah di Indonesia sekitar 20 mcg/dl. Namun kadar 10-20mcg/dl pun masih dianggap optimal walaupun sudah meningkatkan risiko timbulnya gejala-gejala hipovitaminosis. Kadar kurang dari 10mcg/dl sudah dianggap menderita kekurangan vitamin A, besar kemungkinan sudah terlihat gejala-gejala xerophthalmia.20

E. Pengobatan Kekurangan Vitamin A

Pilihan pertama ialah preparat oral (misalnya tablet atau sirup vitamin A) karena telah terbukti amat efektif, aman, dan murah. Terapi dapat dilakukan dengan pemberian segera vitamin A setelah diagnosis ditegakkan, yang memberikan hasil perbaikan yang dramatis dalam 1-2 hari. Dosis 5 x 20.000 IU oral untuk satu minggu atau suntikan depot 100.000 IU intramuskular sebagai one shot memberikan hasil yang sama.20 XN, XIA, XIB, X2 biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan yang baik. Pada stadium X2 merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera diobati karena dalam beberapa hari bias berubah menjadi X3.X3A dan X3B bila


(47)

diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan total bila lesi (kelainan) pada kornea cukup luas sehingga menutupi seluruh kornea (optic zone cornea).

Tabel 2.3. Pengobatan Xeroftalmia

Sumber: Deteksi dan Tatalaksana Xeroftalmia, 2010

Rabun senja akan merespons terapi setelah 24-48 jam. Xerosis konjungtiva yang aktif dan bintik bitot mulai mereda dalam 2-5 hari, dan akan sembuh dalam dua minggu. Sementara xerosis kornea reda dalam 2-5 hari dan kornea kembali normal setelah 1-2 minggu.

Pemberian vitamin A akan memberikan perubahan atau perbaikan yang nyata pada penderita kekurangan vitamin A dalam waktu 1 – 2 minggu, berupa:

• Mikrovili kornea akan timbul kembali sesudah 1 – 7 hari • Keratinisasi yang terjadi menghilang

• Sel goblet konjungtiva kembali normal dalam 2 – 4 minggu

• Tukak kornea memperlihatkan perbaikan, sehingga dapat direncanakan keratoplasti.17

F. Pencegahan Kekurangan Vitamin A19

Prinsip dasar untuk mencegah xeroftalmia adalah memenuhi kebutuhan vitamin A yang cukup untuk tubuh serta mencegah penyakit infeksi terutama diare dan campak. Selain itu perlu memperhatikan kesehatan secara umum. Untuk mencegah


(48)

• Mengenal wilayah yang berisiko mengalami xeroftalmia (faktor social budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan, faktor keluarga dan faktor individu)

• Mengenal tanda-tanda kelainan secara dini

• Memberikan vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak secara periodik, • yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus

(100.000 IU), untuk anak balita diberikan enam bulan sekali secara serentak pada bulan Februari dan Agustus dengan dosis 200.000 IU.

• Mengobati penyakit penyebab atau penyerta • Meningkatkan status gizi, mengobati gizi buruk

• Penyuluhan keluarga untuk meningkatkan konsumsi vitamin A / provitamin A secara terus menerus.

• Memberikan ASI Eksklusif

• Pemberian vitamin A pada ibu nifas (< 30 hari) 200.000 IU • Melakukan imunisasi dasar pada setiap bayi.

2.3.2. Kelebihan Vitamin A

A. Pengertian Kelebihan Vitamin A

Hipervitaminosis A (toksisitas vitamin A) merupakan berlebihnya asupan vitamin A di atas batas yang dianjurkan. Kemampuan tubuh untuk memetabolisme vitamin A terbatas, jadi apabila terjadi kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan penimbunan yang melebihi kapasitas protein pengikat, sehingga vitamin A dalam bentuk tidak terikat merusak jaringan.

B. Tanda dan Gejala Kelebihan Vitamin A

Gejala-gejala hipervitaminosis A kronis. Vitamin A, yang larut dalam lemak dan disimpan dalam tubuh sampai batas tertentu, yang dikenal untuk menunjukkan toksisitas pada dosis yang sangat tinggi diambil alih jangka waktu yang lama . Namun, sebagian besar laporan telah terkait dengan konsumsi dalam jumlah besar vitamin dalam bentuk tablet lebih waktu yang lama biasanya beberapa tahun , bukan minggu . Gejala ini termasuk kekasaran dan kekurangan dari rambut dari kulit kepala, alis dan bagian lain dari tubuh; kekeringan kulit, ulserasi, dan deskuamasi; hepatosplenomegali; anoreksia dan diare; berhentinya menstruasi; Kecenderungan hemoragik; hyperostosis, nyeri tulang atau nyeri, terutama pada ekstremitas distal


(49)

(yang dapat disertai dengan kelemahan ) mialgia; dan pusing, penglihatan kabu , peningkatan tekanan intrakranial (menyebabkan penonjolan dari fontanelles pada bayi dan sakit kepala parah pada orang dewasa ) ; dan mudah marah dan depresi .

Sebaliknya, sebagian besar bukti keracunan vitamin A akut Gejalanya termasuk sakit perut , mual , muntah , diare , sakit kepala , pusing, penglihatan kabur, cepat marah , kelesuan dan keinginan untuk tidur, mulai dalam beberapa jam dari makan, diikuti oleh pemulihan yang cepat . Dalam beberapa kasus , deskuamasi kulit terlihat. Sedangkan menurut Mawson gejala akut kelebihan vitamin A yaitu; sakit kepala, mual , muntah , pusing, kelemahan kaki, kelelahan berlebihan atau pendarahan.21

2.4. Kesehatan Mata

2.4.1. Tanda-Tanda Mata Sehat19

Mata sehat pada umumnya dapat diketahui dari luar, dimana mata terlihat cerah dan bersinar. Untuk mengetahui apabila ada kelainan pada mata perlu pemeriksaan mata dari dekat yang memerlukan bantuan senter atau lampu. Mata yang sehat dapat diketahui, apabila dari pemeriksaan ditemukan tanda-tanda

sebagai berikut:

1. Kornea (selaput bening) benar-benar jernih dan letaknya ditengah (simetris) antar kedua mata

2. Bagian yang putih benar-benar putih

3. Pupil (orang-orangan mata) benar-benar terlihat hitam, jernih dan ada reflek cahaya, mengecil bila ada sinar

4. Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik 5. Bulu mata teratur dan mengarah keluar

6. Tidak ada sekret atau kotoran pada mata 7. Tidak ada benjolan pada kelopak mata.

2.5. Media Informasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media dapat diartikan sebagai: 1. Alat

2. Alat atau (sarana) komunikasi seperti majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.


(50)

seperti surat kabar, majalah.

• Media Elektronik : Sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern, misal radio, televisi, dan film

• Media masa : Sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.23


(51)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vitamin A merupakan istilah umum bagi sebuah kelompok senyawa kimia yang secara struktural saling berhubungan dan dikenal dengan nama retinoid; yang tersusun atas 20 atom karbon dan karotenoid pro-vitamin A dengan 40 atom karbon.1 Kelompok retinoid ini secara kualitatif mengendalikan aktivitas biologis retinol. Meskipun hanya diperlukan dalam jumlah yang kecil, namun nutrien ini sangat dibutuhkan agar berbagai proses regulasi dan fisiologis lainnya tetap bekerja secara normal dalam tubuh manusia. Vitamin A sendiri merupakan mikronutrien yang larut dalam lemak dan disimpan di dalam hati, serta tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya harus didapatkan dari luar (esensial). Vitamin ini berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan, serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.2

Vitamin A dalam makanan sebagian besar manusia didapat dari produk hewani seperti susu, kuning telur, hati dan ikan. Sedangkan karoten yang berfungsi sebagai prekursor vitamin A terkandung dalam buah-buahan dan sayur-sayuran seperti, daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, papaya, mangga, nangka, dan jeruk. Unit satuan dasar aktivitas vitamin A adalah retinol equivalent (RE), dimana 1 g RE setara dengan 3,33 IU atau 3,5 nmol retinol.1

Kadar kecukupan vitamin A bergantung sesuai dengan umur dan kebutuhan untuk pertumbuhan. Jadi, kebutuhan pada waktu bayi dan anak lebih tinggi per kg berat badan tubuh daripada orang dewasa. Menurut Tan KP (2008) dalam Eledrisi (2012) secara umum kadar vitamin A yang direkomendasikan per harinya adalah 5000IU untuk orang dewasa dan pada wanita hamil atau menyusui disarankan 8000IU.3

Dalam kondisi fisiologis yang normal, hampir 90% dari vitamin A yang ditemukan di dalam hati. Sebagian besar vitamin A akan didaur ulang antara plasma, hati dan jaringan tubuh lainnya. Laju pemakaian vitamin A oleh jaringan tertentu dapat menunjukkan adanya adaptasi terhadap ketersediaan vitamin A yang berkurang. Adaptasi homeostatik dan pendaur ulangan ini berfungsi untuk mempertahankan kadar vitamin A yang relatif konstan dalam darah sampai simpanan di dalam tubuh terpakai di bawah nilai batas yang menentukan.2 Kelainan defisiensi vitamin A terjadi ketika


(52)

sekalipun bukti klinis adaya xeroftalmia (tanda patologis defisiensi vitamin A pada mata) yang masih belum terlihat.1

Defisiensi vitamin A atau yang lebih dikenal dengan KVA, setelah malnutrisi protein dan energi serta anemia karena defisiensi zat besi, merupakan persoalan gizi yang paling serius dan paling banyak ditemukan diantara anak-anak kecil pada awal 1990-an, WHO (World Health Organization) mengestimasikan bahwa secara global hampir 14 juta anak yang tiap tahunnya terkena xeroftalmia dan 190 juta anak yang beresiko mengalami defisiensi vitamin A subklinis.1 Indonesia sendiri masalah kekurangan vitamin A merupakan salah satu masalah dari empat masalah gizi utama. Adapun keempat masalah gizi utama tersebut antara lain kurang kalori protein dan obesitas (masalah gizi ganda), kurang vitamin A, gangguan akibat kurangnya iodium (GAKI), dan anemia zat besi.3

Hal ini dianggap masalah karena defisiensi vitamin ini sebagai penyebab terbesar kebutaan pada kanak-kanak. Lebih kurang 150 juta anak lainnya menghadapi resiko yang meningkat untuk meninggal dalam usia kanak-kanak karena penyakit infeksi yang disebabkan oleh status vitamin A yang tidak adekuat.1 Dan disamping itu berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Helen Keller International Nutrition Bulletin dikatakan bahwa lebih dari 90% ibu-ibu pernah mendengar tentang vitamin A. Namun diantaranya masih banyak ibu-ibu yang kurang akan kesadaran terhadap pentingnya pemenuhan vitamin A sebagai target yang harus dipenuhi, 55% dari ibu -ibu mengetahui bahwa vitamin A baik untuk kesehatan mata dan 39% diantaranya mengetahui bahwa vitamin A mampu meningkatkan derajat kesehatan.4

Indonesia sendiri telah aktif mengkampanyekan penanganan kondisi kekurangan vitamin A, dengan program suplementasi vitamin A dua kali dalam satu tahun, sejak tahun 1970-an. Indonesia sendiri pernah tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengatasi masalah KVA sehingga tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat pada tahun 1992, yang ditandai dengan penghargaan Trophy Helen Keller. Tetapi sejak krisis 1997, tampaknya masalah KVA mencuat lagi dan hingga saat ini permasalahan kekurangan vitamin A menjadi permasalahan bagi kesehatan masyarakat. Hingga saat ini program pemberian suplementasi vitamin A pada kelompok masyarakat yang rentan kekurangan vitamin A masih terus dilakukan.5

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2010, persentase pemberian kapsul vitamin A pada anak-anak pra sekolah di Sumatera Utara masih di bawah


(53)

rata-rata persentase seluruh provinsi di Indonesia. Juga didapati bahwa persentase pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di Sumatera Utara merupakan persentase paling rendah di Indonesia. Berdasarkan data ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa status pemberian kapsul vitamin A baik pada ibu nifas maupun anak pra sekolah di Sumatera Utara masih tergolong kurang baik.6

Namun demikian perlu diperhatikan bahwa pemberian dosis vitamin A yang terlalu tinggi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan keracunan pada tubuh.7Penyebab hipervitaminosis A umumnya dikategorikan menjadi akut dan kronis. Hipervitaminosis akut terjadi dalam beberapa jam atau hari setelah asupan yang sangat besar akibat terapi yang tidak tepat. Dosis toksis diperkirakan adalah sekitar 25.000IU/kg. Hipervitaminosis A kronik muncul setelah mengonsumsi lebih dari 25.000 IU setiap hari 3

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti perlu melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata. Dalam hal ini peneliti memilih Posyandu wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur, dimana puskesmas ini memiliki 22 posyandu di wilayah kerjanya.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat Vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur? “

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata berdasarkan pendidikan.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata berdasarkan usia.

3. Gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata berdasarkan sumber informasi.


(54)

1.4.1. Bagi Peneliti

Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan ilmu penelitian yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.

1.4.2. Bagi ibu rumah tangga

Sebagai bahan masukan bagi ibu rumah tangga agar dapat berperan sebagai kunci utama dalam menyediakan dan menjalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan vitamin A pada anak.

1.4.3. Bagi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Institusi sebagai data dasar dalam penelitian selanjutnya.


(55)

ABSTRAK

Vitamin A pada masa kanak – kanak memiliki peranan yang sangat penting bagi kesehatan anak, terutama bagi kesehatan mata. Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan penyebab kebutaan terbesar pada anak. Peran seorang ibu dalam pemberian vitamin A sangatlah penting. Pengetahuan ibu terhadap manfaat vitamin A akan mempengaruhi sikapnya terhadap pemberan vitamin A pada anaknya. Kurangnya pengetahuan ibu rumah tangga mengenai manfaat vitamin A menjadi salah satu faktor penyebab kekurangan vitamin A pada anak. Pengetahuan ibu rumah tangga mengenai manfaat vitamin A dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan informasi yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga mengenai manfaat vitamin A di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sidorame Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 100 orang dan dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik consecutive sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan analisa data diolah melalui program komputer dengan SPPS v. 17. Penelitian ini menunjukkan bahwa 95 orang ibu – ibu di puskesmas sidorame pernah mendapat informasi mengenai manfaat vitamin A, sedangkan 5 orang lagi tidak pernah mendapat informasi mengenai manfaat vitamin A. Sumber informasi mengenai manfaat vitamin A paling banyak berasal dari teman dan keluarga, sedangkan media yang paling sedikit menjadi sumber informasi mengenai manfaat vitamin A adalah internet dan radio. Penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan ibu – ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sidorame dengan Kategori baik sebanyak 73 orang (73%), sedangkan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (19%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 8 orang (8%).


(56)

Vitamin A during childhood has very important role for children’s health, especially for eye health. Vitamin A deficiency (KVA) is the most common cause of blindness in children. The role of a mother in giving vitamin A during childhood is very important. Knowledge of mothers about the benefits of Vitamin A would effect her attitude in giving vitamins to her children. Lack of housewife knowledge about the benefits of vitamin A to be one of the causes of vitamin A deficiency in children. Housewife knowledge about the benefits of vitamin A is affected by age, education, and information held. The purpose of this study is to describe the housewife knowledge about the benefits vitamin A in posyandu of the working area of the health center Sidorame Timur. Type of this research is descriptive research with the number of respondents as many as 100 people with approach cross sectional. Sampling technique in this study were consecutive sampling technique, all the subjets that come and meet the selection criteria for inclusion in the study until the required number of subjects met. The data was collected through questionnaires and data analysis processed by a computer program SPSS v.17. This study shows that 95 housewife at health centers Sidorame Timur have been informed of the benefits of vitamin A, while five others were never informed about the benefits of vitamin A. Sources of information about the benefits of vitamin A are mostly from friends and family, while media at least a source of information on the benefits of vitamin A is the internet and radio. The test result of housewife knowledge level in posyandu of working area of health center Sidorame Timur is categorized to good with a percentage of 73%, quite well 19% and poor 8%.


(57)

SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

TERHADAP MANFAAT VITAMIN A BAGI KESEHATAN MATA

DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU

SIDORAME TIMUR

TAHUN 2016

Oleh :

Muthia Adhani

130100411

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017


(58)

(59)

ABSTRAK

Vitamin A pada masa kanak – kanak memiliki peranan yang sangat penting bagi kesehatan anak, terutama bagi kesehatan mata. Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan penyebab kebutaan terbesar pada anak. Peran seorang ibu dalam pemberian vitamin A sangatlah penting. Pengetahuan ibu terhadap manfaat vitamin A akan mempengaruhi sikapnya terhadap pemberan vitamin A pada anaknya. Kurangnya pengetahuan ibu rumah tangga mengenai manfaat vitamin A menjadi salah satu faktor penyebab kekurangan vitamin A pada anak. Pengetahuan ibu rumah tangga mengenai manfaat vitamin A dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan informasi yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga mengenai manfaat vitamin A di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sidorame Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 100 orang dan dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik consecutive sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan analisa data diolah melalui program komputer dengan SPPS v. 17. Penelitian ini menunjukkan bahwa 95 orang ibu – ibu di puskesmas sidorame pernah mendapat informasi mengenai manfaat vitamin A, sedangkan 5 orang lagi tidak pernah mendapat informasi mengenai manfaat vitamin A. Sumber informasi mengenai manfaat vitamin A paling banyak berasal dari teman dan keluarga, sedangkan media yang paling sedikit menjadi sumber informasi mengenai manfaat vitamin A adalah internet dan radio. Penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan ibu – ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sidorame dengan Kategori baik sebanyak 73 orang (73%), sedangkan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (19%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 8 orang (8%).


(60)

Vitamin A during childhood has very important role for children’s health, especially for eye health. Vitamin A deficiency (KVA) is the most common cause of blindness in children. The role of a mother in giving vitamin A during childhood is very important. Knowledge of mothers about the benefits of Vitamin A would effect her attitude in giving vitamins to her children. Lack of housewife knowledge about the benefits of vitamin A to be one of the causes of vitamin A deficiency in children. Housewife knowledge about the benefits of vitamin A is affected by age, education, and information held. The purpose of this study is to describe the housewife knowledge about the benefits vitamin A in posyandu of the working area of the health center Sidorame Timur. Type of this research is descriptive research with the number of respondents as many as 100 people with approach cross sectional. Sampling technique in this study were consecutive sampling technique, all the subjets that come and meet the selection criteria for inclusion in the study until the required number of subjects met. The data was collected through questionnaires and data analysis processed by a computer program SPSS v.17. This study shows that 95 housewife at health centers Sidorame Timur have been informed of the benefits of vitamin A, while five others were never informed about the benefits of vitamin A. Sources of information about the benefits of vitamin A are mostly from friends and family, while media at least a source of information on the benefits of vitamin A is the internet and radio. The test result of housewife knowledge level in posyandu of working area of health center Sidorame Timur is categorized to good with a percentage of 73%, quite well 19% and poor 8%.


(61)

KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmanirrahiim,

Assalamua’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Alhamdulillah segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT atas semua rahmat dan karuniaNya yang berlimpah dan tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun laporan hasil penelitian dengan judul “ Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi SMP Negeri 10 Pematangsiantar” ini disusun sebagai tugas akhir serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Proses penyelesaian ini tak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- sebesarnya kepada:

1. Dr.dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Ruly Hidayat, M.Ked(Opth), Sp.M dan dr. Yoan Carolina, MKT. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasehat, ide serta masukan sehingga laporan hasil skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan berbagai saran dan kritik

untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Para Responden yaitu ibu- ibu di Kelurahan Sidorame Timur yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

5. Keluarga peneliti, yakni kedua orang tua, khususnya Ibunda tercinta Hj. Eka Wasilawati , dan tak luput juga untuk kakek dan nenek saya tercinta yang turut menjaga saya, senantiasa mencurahkan cinta dan ridhanya, mendidik dan mengajarkan tentang kehidupan serta memberikan dukungan baik moril maupun materil sejak lahir hingga sekarang.

6. Ahmad Azmi Hasyim, Ok. Muhammad Al Hafiz, dan Adinda Kasibu, Wira rafikasari Br. Sembiring yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat-nasehat yang membangun dan dukungan kepada penulis, suka duka yang kita bagi bersama selama ini.


(62)

segala suka dan duka yang kita bagi bersama dalam menyelesaikan skripsi ini serta segala bentuk dukungan yang telah diberikan.

8. Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas segala suka dan duka yang kita bagi bersama dan selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Guru, senior, teman-teman, dan adik-adik yang selalu memberikan

semangat dan saran dalam penyelesaian penelitian ini serta memberikan rasa kekeluargaan kepada penulis.

Demikianlah skripsi ini penulis perbuat. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan pihak terkait.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Medan, 06 Desember 2016 Penulis


(63)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan .………... i

Daftar Isi ………... ii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar ... v

Daftar Singkatan ... vi

Daftar Lampiran ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum... 3

1.3.2. Tujuan Khusus... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Bagi Peneliti... 4

1.4.2. Bagi Ibu Rumah Tangga... 4

1.4.3. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Pengetahuan ... 5

2.1.1. Definisi Pengetahuan... ... 5

2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 6

2.1.3. Faktor–Faktor Memperoleh Pengetahuan... . 6

2.2. Vitamin A ... 7

2.2.1. Pengertian... ... 7

2.2.2. Manfaat Vitamin A ... 7

2.2.3. Sumber Vitamin A... 10

2.2.4. Metabolisme Vitamin A... 10

2.2.5. Kebutuhan akan Vitamin A... 12

2.3. Kekurangan dan Kelebihan Vitamin A ... 14

2.3.1. Kekurangan Vitamin A ... 14

2.3.2. Kelebihan Vitamin A ... 21

2.4. Kesehatan Mata ... 22

2.4.1. Tanda-Tanda Mata Sehat ... 22

2.5 Media Informasi ... 19

BAB 3 KERANGKA TEORI dan KERANGKA KONSEP 24 3.1. Kerangka Teori Penelitian... 24

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 25

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 25


(64)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

4.4. Jenis Data ... 27

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27

4.6. Definisi Operasional ... 27

4.7. Jadwal Penelitian ... 26

BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

5.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

5.3. Pembahasan ... 32

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan ... 34

6.2. Saran ... 34


(65)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Vitamin A untuk Indonesia 13 Tabel 2.2 Klasifikasi Kekurangan Vitamin A WHO 2009 15

Tabel 4.1 Pengobatan Xeroftalmia 25

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 29

Tingkat Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia 30

Tabel 5.3 Informasi Awal Responden 30

Tabel 5.4 Sumber Informasi Responden 30

Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Vitamin A 31

dan Manfaat Vitamin A Tabeel 5.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden 32 Tentang Vitamin A


(66)

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Metabolisme Vitamin A 11

Gambar 2.2 Xerosis Konjungtiva 16

Gambar 2.3 Xerosis Konjungtiva dan Bitot’s Spot 16

Gambar 2.4 Xerosis Kornea 17

Gambar 2.5 Keratomalasia dan Ulcus Kornea 17

Gambar 2.6 Xeroftalmia Scar 18


(67)

DAFTAR SINGKATAN

RE : Retinol Equivalent

IU : International Unit

KVA : Kekurangan Vitamin A

WHO : World Health Organization

GAKI : Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

Mcg RAE : Micrograms Retinol Activity Equivalent

RDA : Recommended Dietary Allowance

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

AI : Adequate Intake

DRIs : Dietary Recommended Intakes


(1)

7. Kuganeswari, selaku teman satu Dosen Pembimbing, terima kasih atas segala suka dan duka yang kita bagi bersama dalam menyelesaikan skripsi ini serta segala bentuk dukungan yang telah diberikan.

8. Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas segala suka dan duka yang kita bagi bersama dan selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Guru, senior, teman-teman, dan adik-adik yang selalu memberikan

semangat dan saran dalam penyelesaian penelitian ini serta memberikan rasa kekeluargaan kepada penulis.

Demikianlah skripsi ini penulis perbuat. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan pihak terkait.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Medan, 06 Desember 2016 Penulis


(2)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan .………... i

Daftar Isi ………... ii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar ... v

Daftar Singkatan ... vi

Daftar Lampiran ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum... 3

1.3.2. Tujuan Khusus... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Bagi Peneliti... 4

1.4.2. Bagi Ibu Rumah Tangga... 4

1.4.3. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Pengetahuan ... 5

2.1.1. Definisi Pengetahuan... ... 5

2.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 6

2.1.3. Faktor–Faktor Memperoleh Pengetahuan... . 6

2.2. Vitamin A ... 7

2.2.1. Pengertian... ... 7

2.2.2. Manfaat Vitamin A ... 7

2.2.3. Sumber Vitamin A... 10

2.2.4. Metabolisme Vitamin A... 10

2.2.5. Kebutuhan akan Vitamin A... 12

2.3. Kekurangan dan Kelebihan Vitamin A ... 14

2.3.1. Kekurangan Vitamin A ... 14

2.3.2. Kelebihan Vitamin A ... 21

2.4. Kesehatan Mata ... 22

2.4.1. Tanda-Tanda Mata Sehat ... 22

2.5 Media Informasi ... 19

BAB 3 KERANGKA TEORI dan KERANGKA KONSEP 24 3.1. Kerangka Teori Penelitian... 24


(3)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

4.4. Jenis Data ... 27

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27

4.6. Definisi Operasional ... 27

4.7. Jadwal Penelitian ... 26

BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

5.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

5.3. Pembahasan ... 32

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan ... 34

6.2. Saran ... 34


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Vitamin A untuk Indonesia 13 Tabel 2.2 Klasifikasi Kekurangan Vitamin A WHO 2009 15

Tabel 4.1 Pengobatan Xeroftalmia 25

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 29

Tingkat Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia 30

Tabel 5.3 Informasi Awal Responden 30

Tabel 5.4 Sumber Informasi Responden 30

Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Vitamin A 31

dan Manfaat Vitamin A Tabeel 5.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden 32 Tentang Vitamin A


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Metabolisme Vitamin A 11

Gambar 2.2 Xerosis Konjungtiva 16

Gambar 2.3 Xerosis Konjungtiva dan Bitot’s Spot 16

Gambar 2.4 Xerosis Kornea 17

Gambar 2.5 Keratomalasia dan Ulcus Kornea 17

Gambar 2.6 Xeroftalmia Scar 18


(6)

x

DAFTAR SINGKATAN

RE : Retinol Equivalent

IU : International Unit

KVA : Kekurangan Vitamin A

WHO : World Health Organization

GAKI : Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

Mcg RAE : Micrograms Retinol Activity Equivalent

RDA : Recommended Dietary Allowance

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

AI : Adequate Intake

DRIs : Dietary Recommended Intakes


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Manfaat Vitamin A bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

1 39 88

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

0 3 11

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

0 0 4

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

0 0 19

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016

1 4 18

Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Manfaat Vitamin A bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

0 0 14

Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Manfaat Vitamin A bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1.Definisi Pengetahuan - Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Manfaat Vitamin A bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

0 0 21