VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan : 1. Efektivitas program PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten
Pesawaran, Propinsi Lampung termasuk dalam klasifikasi efektif. Hal ini menunjukkan telah tercapainya tujuan umum dan tujuan khusus program
PNPM-MP serta moral anggota PNPM-MP. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat efektivitas Program PNPM-MP
di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung adalah tingkat partisipasi aggota program PNPM-MP, tingkat peranan TPK, dan tingkat
dana dalam program PNPM-MP, sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan effektivitas program PNPM-MP adalah tingkat pengetahuan anggota
PNPM-MP. 3. Tingkat pengetahuan anggota PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon,
Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung dengan klasifikasi tinggi, tingkat partisipasi aggota program PNPM-MP dengan klasifikasi tinggi, tingkat peranan
TPK dengan klasifikasi tinggi, dan tingkat dana dalam progam PNPM-MP dengan klasifikasi sedang.
4. Faktor yang paling berhubungan dengan efektivitas program PNPM-MP
di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran adalah tingkat peranan TPK.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan adalah : 1. Perlu adanya program-program bantuan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan
dan menciptakan lapangan kerja dengan memberdayakan masyarakat pedesaan salah satunya adalah program PNPM-MP yang rencananya akan berakhir pada
Tahun 2015. Program PNPM-MP telah berhasil mengatasi kemiskinan dan mensejahterakan masyrakat. Oleh karena itu, diharapkan agar program PNPM-
MP terus dilanjutkan oleh pemerintah. 2.
Bagi peneliti sejenis agar perlu diteliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas program PNPM-MP, misalnya umur, jarak tempat tinggal, motivasi,
respon, kinerja,dll.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Upaya penangulangan kemiskinan di Indonesia merupakan amanah konstitusional bagi pencapaian tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan dan
Batang Tubuh Undang-Undang 1945. Namun demikian, sampai saat ini isu kemiskinan di Indonesia masih merupakan salah satu permasalahan fundamental
dalam pembangunan dan masih sangat aktual dari masa ke masa. Bahkan sejarah peradaban manusia mencatat bahwa kemiskinan merupakan salah satu tragedi
kemanusiaan terbesar yang hingga sekarang belum bisa terpecahkan. Hal ini mengakibatkan pembangunan yang dilakukan belum mampu berfungsi secara
optimal dalam meningkatkan kesejahteraan Sumodiningrat, 2003. Program-program yang telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan antara lain Program Usaha Peningkatan Gizi Keluarga UPGK, Program Inpres Desa Tertinggal IDT, Kredit Miskin yang dilakukan oleh Bank Indonesia
BI, Program Pendukung Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Bappenas Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Program
Keluarga Sejahtera oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN, beras untuk keluarga miskin oleh Bulog. Saat ini pemerintah menangani program
tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring
Pengaman Sosial JPS. Melalui program JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan. Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP
sendiri sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Meskipun program- program telah banyak dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan namun pada
realitanya jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar. Salah satu program pemerintah dalam upaya mengembangkan potensi desa dan
memberdayakan masyarakat pedesaan yang saat ini sedang berjalan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP. PNPM-MP
merupakan program pemerintah yang dikelolah oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri . PNPM-MP
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan kemiskinan dan pengganguran untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat, yang
difokuskan pada program penangulangan kemiskinan yang berbasis pada partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta merupakan integrasi dan perluasan program-
program penanggulangan kemiskinan yang berbasis masyarakat yang sudah ada berjalan, dengan adanya program PNPM-MP ini diharapkan dapat mengurangi angka
kemiskinan di Indonesia melalui program pemberdayaan masyrakat dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat PNPM Mandiri mulai tahun 2007. Melalui program PNPM-MP dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan
unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan, pengawasan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan
partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat tumbuh berkembang sehingga mereka bukan sebagai objek melainkan
subyek upaya penanggulangan kemiskinan yang ikut terlibat dalam setiap tahapan program PNPM-MP.
Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang benar harus memadukan aspek-
aspek penyadaran dan pendayaan. Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang merupakan
program untuk mempercepat penaggulangan kemiskinan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan yang memberdayakan
masyarakat perdesaan melalui pinjaman modal, pembinaan kelompok masyarakat dan ikut berpartisipasi baik itu proses perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi
dalam program-program pembangunan sarana dan prasarana yang dapat membantu pembangunan di desa yang tergolong tertinggal Badan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Propinsi Lampung, 2010. Jumlah penduduk miskin per propinsi di Indonesia tahun 2004-2007 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah penduduk miskin per propinsi di Indonesia tahun 2004-2007.
Propinsi 2004
x 000 jiwa 2005
x 000 jiwa 2006
x 000 jiwa 2007
x 000 jiwa NAD
1.157,2 1.166,4
1.149,7 1.083,7
Sumatera Utara 1.800,1
1.840,2 1.897,1
1.768,5 Sumatera Barat
472,4 482,0
578,7 529,2
Riau 744,4
600,4 564,9
574,5 Jambi
325,1 317,8
304,6 281,9
Sumatera Selatan 1.379,3
1.429,0 1.446,9
1.331,8 Bengkulu
345,1 361,2
360,0 370,6
Lampung 1.561,7
1.572,6 1.638,0
1.661,7
Bangka Belitung 91,8
95,3 117,4
95,1 DKI Jakarta
277,1 3162
407,1 405,7
Jawa Barat 4.654 ,2
5.137,6 5.712,5
5.457 Jawa Tengah
6.843,8 6.533,5
7.100,6 6.557,2
DKI Yogyakarta 616,2
625,8 648,7
633,5 Jawa Timur
7.312,5 7.139,9
7.678,1 7.155,3
Banten 779,2
830,5 904,3
888,6 Bali
231,9 228,4
243,5 229,1
Nusa Tenggara Barat 1.031,6 1.136,5
1.156,1 1.118,6
Nusa Tenggara Timur 1.152, 1 1.171,2
1273,9 1.163,6
Kalimantan Barat 558,2
629,8 626,7
584,3 Kalimantan Tengah
194,1 230,9
212,9 210,3
Kalimantan Selatan 231.1
235,1 278,5
233,5 Kalimantan Timur
318,2 299,1
335,5 324,8
Sulawesi Utara 192,2
201,4 249,4
250,1 Sulawesi Tengah
486,3 527,5
553,5 557,4
Sulawesi Selatan 1 2 4 1
1.280,6 1.112,0
1 . 0 8 3 Sulawesi Tenggara
418,444 450,5
466,8 465,4
Gorontalo 259,1
255,0 273,8
241,9 Maluku
397,6 411,5
418,6 404,7
Maluku Utara 107,5
118,6 116,8
109,9 Papua
966,8 1.028,2
816,7 793,4
Indonesia 36.146,9
36654 38.645
37.168,
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Bandar Lampung, 2008. Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk miskin di Lampung pada tahun 2006
sebanyak 1.638.000 jiwa. Jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya 2004 - 2005 mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Tahun 2007 menunjukkan
bahwa jumlah penduduk miskin di Lampung mencapai 1.661.700 jiwa. Pemerintah Propinsi Lampung dan pemerintah pusat sejauh ini telah melakukan
berbagai upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui peningkatan anggaran di berbagai bidang, pendidikan melalui program-programnya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dimasing-masing bidang.
Melalui peningkatan anggaran diharapkan dapat membantu masyarakat yang ada di pedesaan, karena di daerah tertinggal masih banyak pendidikan yang tidak merata
dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai, hal ini disebabkan oleh tidak adanya fasilitas yang menunjang dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
Dibidang kesehatan, pemerintah juga telah meluncurkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan tujuan untuk mengurangi
kemiskinan, program-program pemerintah tersebut adalah program Keluarga Miskin Gakin untuk membantu masyarakat-masyarakat yang kurang mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya dan didukung oleh program-program nasional untuk daerah yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, seperti Program Pengembangan Kecamatan, Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP, Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa
Tertinggal, dan termasuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Mandiri yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat melalui program-program PNPM- MP. Adapun jumlah penduduk miskin menurut Kabupaten Kota di Propinsi
Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah penduduk miskin per Kabupaten di Propinsi Lampung tahun 2008
Kabupaten Kota Jumlah
Penduduk jiwa
Jumlah Penduduk
Miskin jiwa Persentase
Penduduk Miskin
Kabupaten Lampung Barat 390.392
86.100 21,74
Kabapetan Tanggamus 848.895
179.300 20,91
Kabupaten Lampung Selatan 1.380.104
351.200 24,72
Kabupaten Lampung Timur 962.513
228.400 23,35
Kabupaten Lampung Tengah 1.192.203
242.000 19,89
Kabupaten Lampung Utara 576.181
182.900 31,24
Kabupaten Way Kanan 372.881
84.100 22,34
Kabupaten Tulang Bawang 795.088
90.900 11,17
Kabupaten Pesawaran 420.220
64.923 15,44
Kota Bandar Lampung 834.745
130.100 15,41
Kota Metro 134.432
22.100 15,91
Jumlah 7.487.434
1.661.700 Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung, 2010.
Tabel 2 menunjukkan bahwa Kabupaten Pesawaran dengan jumlah penduduk miskin yaitu 64.923 jiwa. Angka tersebut didapatkan dari penjumlahan Keluarga Pra
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Penanggulangan kemiskinan dalam teori ekonomi dikatakan bahwa untuk memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat
dilakukan peningkatan ketrampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi. Melalui berbagai suntikan maka
diharapkan produktifitas akan meningkat.
Berbagai persoalan kemiskinan penduduk menarik untuk disimak dari berbagai aspek seperti aspek sosial, aspek ekonomi, aspek psikologi dan aspek politik. Aspek sosial
terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya
tawar rendah. Aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, malas, dan rasa terisolir, sedangkan dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap
berbagai fasilitas dan kesempatan dan diskriminatif. Masalah mendasar dalam upaya mengangkat sebagian sebesar penduduk yang masih
terhimpit kemiskinan yaitu dengan cara mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat, peningkatan pelayanan sosial bgi masyarakat miskin untuk dapat
menyelesaikan masalah dalam bidang pelayanan sosial agar manfaat dari pembangunan lebih dirasakan, perlindungan bagi masyarakat miskin. Kondisi ini
dapat memperbaiki dengan menyediakan program perlindungan soisal yang lebih bermanfaat bagi penduduk miskin serta masyarakat yang rentan terhadap
kemiskinan. Senada dengan indikator yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional BKKBN, 2007, Propinsi Lampung dalam menilai kesejahteraan penduduk di Propinsi Lampung Pengukuran tingkat kesejahteraan
penduduk biasanya memakai istilah Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III-plus, sedangkan yang dikategorikan miskin yaitu Pra Sejahtera
dan Sejahtera I. Secara rinci, rekapitulasi penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Pesawaran tahun 2008 tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah penduduk miskin menurut Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2008
Kecamatan Pra Sejahtera
KK Keluarga
Sejahtera I KK Jumlah KK
Padang Cermin 8.674
4.966 13.640
Punduh Pidada 3.942
1.221 5.163
Kedondong 7.143
3.637 10.780
Way Lima 4.497
1.620 6.117
Gedung Tataan 8.399
2.671 11.070
Negeri Katon 4.751
6.513 11.264
Tegineneng 5.610
2.333 7.943
Jumlah 45.220
19.703 64.923
Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pesawaran, 2010.
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Kecamatan Negeri Katon memiliki penduduk miskin yang masih relatif tinggi yaitu sebesar 11.264 Kepala Keluarga
KK di Kabupaten Pesawaran yang merupakan hasil penjumlahan dari Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Hal ini menandakan bahwa penduduk di
Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani padi sawah dan tanaman hortikultura ini masih
miskin sehingga perlu diperhatikan kesejahteraan mereka agar lebih baik lagi kesejahteraan kehidupanya.
Kemiskinan masyarakat pedesaan seringkali dipandang sebagai salah satu kelompok yang identik dengan kemiskinan. Sebagian besar masyarakat yang tergolong miskin
merupakan masyarakat yang berada di pedesaan dan daerah tertinggal yang memiliki keterbatasan dari segi kempemilikan lahan, penguasaan teknologi, dan permodalan.
Adapun jumlah Rumah Tangga Miskin RTM per desa di Kecamatan Negeri Katon dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Miskin RTM per desa di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran tahun 2008
Desa Jumlah RTM
Trisno Maju 470
Poncokresno 667
Sidomulyo 491
Lumbirejo 459
Bangunsari 357
Sinarbandung 289
Tri Rahayu 337
Tanjung Rejo 614
Halangan Ratu 398
Pejambon 406
Negeri Ulangan Jaya 267
Negarasaka 340
Kagungan Ratu 221
Karang Rejo 417
Pujo Rahayu 384
Purworejo 436
Kalirejo 441
Rowo Rejo 642
Negeri Katon 401
Jumlah 8037
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Pesawaran, 2010. Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tahun 2008, desa-desa yang ada di Kecamatan
Negeri Katon memiliki Rumah Tangga Miskin RTM yang masih relatif tinggi. Hal ini menandakan bahwa penduduk di Kecamatan Negeri Katon yang sebagian besar
bermatapencarian sebagai petani padi sawah dan perkebunan ini masih miskin sehingga perlu diperhatikan kesejahteraan mereka agar lebih baik lagi.
PNPM Mandiri secara Nasional terdapat di 33 Propinsi, 495 Kabupaten Kota dan 6321 Kecamatan. Untuk di Propinsi Lampung sendiri terdapat di 14 Kabupaten
Kota, 71 Kecamatan. Program PNPM Mandiri terbagi menjadi lima yaitu : PNPM Pedesaan, PNPM Perkotaan, PNPM daerah tertingal khusus, PNPM Infrastruktur
Pedesaan dan PNPM Infrastruktur Sosial ekonomi wilayah. Program PNPM Mandiri tersebut tersebar di bebarapa daerah yang ada di Propinsi Lampung. Jumlah
Kecamatan per Kabupaten yang menerima program PNPM-MP di Propinsi Lampung tahun 2010 dapat dlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Kecamatan per Kabupaten yang menerima program PNPM-MP di Propinsi Lampung Tahun 2008
Kabupaten Kota Jumlah Kecamatan
Kabupaten Lampung Barat 6
Kabapetan Tanggamus 6
Kabupaten Lampung Selatan 6
Kabupaten Lampung Timur 6
Kabupaten Larnpung Tengah 6
Kabupaten Lampung Utara 6
Kabupaten Way Kanan 6
Kabupaten Tulang Bawang 6
Kabupaten Pesawaran 6
Kota Bandar Lampung -
Kota Metro 5
Kabupaten Mesuji 3
Kabupaten Tulang Bawang Barat 4
Kabupaten Prengsewu 4
Jumlah 71
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Propinsi Lampung, 2010. Keterangan
- = tidak mendapatkan bantuan program PNPM-MP
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 13 Kabupaten yang menerima bantuan Program Nasional Pemberdayaaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Propinsi
Lampung. Salah satunya adalah Kabupaten Pesawaran yang menerima sebanyak 6 Program PNPM-MP yang tersebar di beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten
Pesawaran. Data Lokasi Program PNPM Mandiri Kabupaten Pesawaran Tahun 2010 sebagaimana disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Data ALokasi BLM PNPM Mandiri di Kabupaten Pesawaran Tahun 2009
Kecamatan PNPM
Pedesaan PNPM
Perkotaan PNPM
Daerah Tertinggal
khusus PNPM
Infrastruktur Pedesaan
PNPM Infrastruktur
Sosek Wilayah
Alokasi BLM x Milyar
Gedong Tataan -
- -
4.5 -
Kedondong 3
- -
- -
Negeri Katon 3
- -
- -
Padang Cermin 3
- -
- -
Punduh Pidada 3
- -
- -
Tegineneng 3
- -
- -
Way Lima 3
- -
- -
Jumlah BLM 18
4.5
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Propinsi Lampung, 2010. Keterangan
- = tidak mendapatkan bantuan program PNPM-MP.
Tabel 6 menunjukkan bahwa lokasi PNPM Mandiri tersebar di enam Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran. Kecamatan Negeri Katon yang semula berada di
wilayah kabupaten Pesawaran sejak Juli 2007 kini menjadi Kabupaten Pesawaran sebagai akibat dari pemekaran wilayah. Kecamatan Negeri Katon Kabupaten
Pesawaran ditentukan menjadi salah satu wilayah yang menerima Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan PNPM-MP.
Jenis kegiatan PNPM-MP merupakan kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat lansung secara ekonomi bagi
Rumah Tangga Miskin RTM, kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat
pendidikan nonformal, kegiatan peningkatan kapasitas ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber
daya lokal tidak termasuk penambahan modal, penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan SPP.
Kelembagaan kelompok PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran sudah tergolong maju. Ini terbukti dari banyaknya kelompok PNPM
Mandiri Pedesaan yang tersebar disetiap desa yang ada di Kecamatan Negeri Katon dengan program kegiatan masing-masing di setiap desa. Melalui kelembagaan
tersebut diharapkan dapat menjalankan program-prgram kegiatan PNPM-MP dan diharapkan juga masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam program PNPM-MP,
mulai dari perencanaan, sosialisasi, pelaksanaaan dan evaluasi kegiatan. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan PNPM-MP itu sendiri yaitu menangulangi
kemiskian dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan dengan cara memberdayakan masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan daerah tetinggal.
Jumlah anggota kelompok PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Negeri Katon tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Anggota Kelompok Program PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Tahun 2009
No Desa
Kelompok PNPM-MP Jumlah
anggota
1 Kalirejo
Karya Mandiri I 5
2 Purworejo
Mekar Sari 5
3 Pejambon
Bulan 5
4 Negeri Ulangan
jaya Anggrek I
10 5
Lumbirejo Warsinah
6
6 Lumbirejo
Mekar Sari 5
7 Karang Rejo
Anggrek 5
8 Trisnomaju
Sumber Makmur 5
9 Keagungan Ratu
Mekar Wangi 5
10 Kalirejo
Indah Mulia 5
11 Negerikaton
Viar 5
12 Karang Rejo
Bougenvil I 5
13 Tanjungrejo
Sedap Malam 5
14 Trisnomaju
Sumber Jaya 5
15 Purworejo
Matahari I 5
16 Trisnomaju
Intan 5
17 Trisnomaju
Mawar 5
18 Roworejo
Barokah 5
19 Roworejo
Putri Pertiwi 5
20 Keagungan Ratu
Jaya Usaha 5
21 Roworejo
Maju Lancar 5
22 Roworejo
Merah Delima 5
Jumlah 116
Sumber : UPK PNPM-MP Kecamatan Negeri Katon, 2010. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa terdapat 22 kelompok PNPM-MP yang tersebar di
beberapa desa yang ada di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran dengan jumlah anggota keseluruhan sebesar 116 anggota. Kelompok tersebut melaksanakan
program-program yang telah direncanakan dan disepakati bersama antara kelompok PNPM-MP dan fasilitator program PNPM-MP.
Efektivitas program PNPM-MP dapat dilihat dari tujuan PNPM-MP yaitu tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan.
Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang tersedia di
lingkugannya, mampu mengakses sumber daya di luar ligkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan PNPM-MP bertujuan untuk meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat
miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Misi PNPM-MP adalah peningkatan kapasitas
masyarakat dan kelembagaannya, pelembagaanya sistem pembangunan partisipatif, pengektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal, peningkatan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan kemampuan programnya dalam memenuhi
kebutuhan petani dan dapat memberikan perubahan perilaku petani berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Anggota kelompok petani yang menerima bantuan PNPM-MP di desa-desa Kecamatan Negeri Katon masih miskin, sehingga masih memerlukan program
bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. Salah satunya dengan memberikan bantuan program PNPM-MP.
Hal ini membuat program PNPM-MP penting untuk dilaksanakan untuk mengatasi kemiskinan, memberdayakan masyarakat supaya mandiri serta dapat menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat dan pada akhir nya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kajian tentang permasalahan kemiskinan
untuk mensejahterakan masyrakat dengan cara memberdayakan masyarakat pedesaan dengan program-program PNPM-MP seperti di bidang infrastruktur sarana dan
prasarana di desa, Simpan Pinjam untuk kelompok perempuan SPP, pelatihan dan ketrmapilan sangat penting untuk dilakukan penelitan.
B. Identifikasi Masalah