44 sebagainya, bila mareka mengajak ke jalan Allah tetap mereka patut untuk di beri
pahala. Anehnya di kalangan Ummat Islam sendiri belum sadar akan usaha itu,
karena mereka nampaknya belum bisa membedakan antara profesinya dengan usahaaktivitas dakwahnya. Sebagaimana yang sering dihebohkan dalam dunia
pers, bahwa Rhoma Irama mengkomersilkan ayat-ayat Al Qur’an. Berdakwah melalui musik, dapat dijalankan oleh siapa saja tanpa harus
berpijak pada profesionalisme status seniman. Sedangkan untuk menciptakan seni secara hikmah, menuntut adanya spesialisasi atau kesungguhan, pendalaman
dan pengetahuan serta prosedur-prosedur yang melingkupi. Di samping itu praktek musik sebagai media dakwah dan sosialisasinya di ruang publik, telah
memperlihatkan ke arah kecenderungan budaya yang bersifat praktis, rekreatif, dan lebih menunjukkan bentuk keindahan luar artistik. Dan karena itu nyaris
dapat dikatakan sebagai “anti model”, dalam arti lebih sering menggunakan atau memberi nilai-nilai Islam terhadap bentuk seni tradisi atau modern yang telah ada
dan popular. Sehingga dengan sendirinya, fungsi dakwah memanggil manusia memberi peringatan serta menunjukan jalan menuju kebenaran Islam secara logis
dan empirik, merupakan tujuan pokok dan utama dari keberadaannya.
C. Pengertian Analisis Isi
Content analysis atau analisis isi adalah penelitian yang dimaksudkan
untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi. Metode analisis isi sangat tepat digunakan dalam bidang ilmu komunikasi karena
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah isi pesan yang disampaikan oleh
45 suatu media komunikasi. Prosedur kerja ini hampir sama dengan metode survey,
yang membedakan hanyalah objek penelitiannya. Pada metode survey yang menjadi objek penelitiannya adalah individu
atau orang, sedangkan pada metode analisis isi yang menjadi objek analsisnya unit analisis adalah isi pesan.
26
Menurut Wezer dan Wiener, analysis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut
krippendorf, analysis adalah suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data ke konteks. Sedangkan definisi yang diungkapkan
oleh Kerlinger, agak khas, yaitu analysis komunikatif secara sistematis, objektif, dan secara kuatitatif untuk mengukur variable.
27
Oleh beberapa penulis Indonesia istilah content analysis diterjemahkan dengan berbagai terjemahan seperti analisisi isi Nawawi, 1983:68 atau kajian isi
Moleong, 1989, akan tetapi karena istilah analysis sudah begitu popular dalam bernagai pelajaran penelitian, maka dalam tulisan untuk menghindari kekacauan
penggunaan istilah kita tetap mempergunakan istilah asal content analysisi. Usaha untuk menggambarkan wujud dari metode ini berdasarkan beberapa uraian dalam
buku-buku metode penelitian yang sifatnya sangat terbatas sekali. Dalam buku Moleong dikemukakan rumusan beberapa pakar antara lain:
Borelson mendefinisikan
kajian isi
sebagai teknik
penelitian untuk
mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi
26
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2006 cet. ket. Ke-1 h. 68
27
Ibid h. 66
46 komunikasi.
28
Weber menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih
dari sebuah buku atau dokumen. Krippendorff mengemukakan bahwa kajian isi adalah teknik penelitian yang memanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang
replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya.
29
Menurut Noeng Muhadjir, secara teknis content analysis mencakup: a. klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi
b. Menggunakan kriteria sebagi dasar klasifikasi c. menggunakan teknik analisis tertentu sebagai membuat prediksi.
Analisis isi telah digunakan secara luwes untuk melakukan pengetesan hipitesis pada bermacam-macam materi oleh sejumlah disiplin ilmu. Holsti
menggunakan untuk melukiskan sistem kepercayaan individu dan citra nasional. Baselson dan Salter menganalisis tulisan-tulisan fiksi dalam majalah hiburan di
Amerika untuk mengetahui bagaimana perlakukan terhadap kelompok mayoritas dan minoritas dalam cerita-cerita yang ditulis pada majalah tersebut. Edgar Dale
1935 menganalisis isi 1500 film yang diproduksi. Isi film diklasifdikasi kepada 10 kategori yaitu: kejahatan, seks, cinta, misteri, perang, anak-anak, sejarah,
wisata, komedi, dan propaganda.
30
Kegunaan analisis isi bukan hanya untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tetapi juga menarik kesimpulan tentang sifat komunikator, khalayak,
dan efeknya.
28
Farida Wijaya, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, h. 16.
29
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, h. 68
30
Ibid, 69
47
BAB III RIWAYAT HIDUP KH HUSNU MA’AD
A. Latar Belakang Keluarga
KH Husnu Ma’ad dilahirkan pada tanggal 09 September 1929 di Bekel Kampung Rembu, Kecematan Negara, Lombok Barat. Hobinya semenjak kecil
adalah memainkan alat musik gambus. Disaat ayahnya sedang mengajarkan murid-murid memainkan alat musik dia memperhatikannya.
1
Ketika ayahnya sedang memainkan alat musik khususnya gambus, ia selalu ada di samping dan memperhatikan dengan baik. Dan ayahnya mengajarkan
cara memainkan alat musik akustik dan perkusi secara perlahan-lahan. Kesempatan belajar alat musik tidak disia - siakan karena keinginan yang besar
untuk bisa memainkan alat musik tersebut.
2
Masa kecilnya mempunyai berkepribadian sebagai anak yang pendiam dan patuh kepada orang tua. Selalu mengerjakan perintah orang tua dengan ikhlas,
senang hati dan ketika mempunyai kesalahan, ia tidak sungkan untuk meminta maaf. Oleh karena itu disayangi orang tua dan saudara-saudaranya, karena
menjadi anak yang patuh dan mempunyai bakat cukup besar yang diturunkan dari Ayah dan Ibunya. Sosoknya disenangi oleh teman-teman seusianya karena ia
anak yang cerdas dan tidak banyak berbicara kecuali sesuatu hal yang penting.
3
Ayahnya, KH. Khalili Rais, adalah seorang ulama besar dan mempunyai Pondok Pesantren Tarbiyatul Qurra Wal hufffazh di Lombok Barat - Nusa
1
Wawancara Pribadi dengan KH Husnu Ma’ad. Depok, 06 Juli 2008
2
Ibid
3
Ibid
36