Isi Pesan Dakwah Pada Lirik Lagu Album Surgamu Group Band Ungu

(1)

i ABSTRAK Budi Haryanto

Isi Pesan Dakwah dalam Lirik Lagu Album SurgaMU Group Band Ungu

Perkembangan teknologi komunikasi sangat begitu pesat dan sangat mempengaruhi konsumtif informasi pada saat ini. kemajuan teknologi baik secara langsung maupun tidak langsung telah memudahkan masyarakat dalam mendapatkan segala bentuk informasi yang diperlukan yang mampu memenuhi kebutuhan komunikasi dan informasi masyarakat.

Kemajuan dakwah di bidang media sarana dakwah yang telah megikuti perkembangan teknologi serta inovasi metode penyampaian dakwah yang benar-benar dapat diterima dan disukai oleh masyarakat. Dakwah melalui musik dan lagu yang dibantu penyampaiannya oleh media elektronik bukanlah hal yang baru, namun dengan inovasai gaya penyampaian serta tutur bahasa yang dapat disukai masyarakat membutuhkan kemampuan yang layak dihargai dalam penyampaiannya.

Dari uraian di atas, tujuna penelitian ini untuk mengetahui isi pesan dakwah yang terdapat dalam lirik lagu album SurgaMu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Deskriptif, suatu penelitian untuk membuat penjabaran dari obyek yang diteliti dengan mengidentifikasikan secara sistematis dan obyektif karakteristik dari liril-lirik lagu yang ada.

Dalam penelitian ini unit analisis penelitiannya adalah album SurgaMu group band Ungu sedangkan untuk pengamatannya empat lagu, diantaranya; Andai Ku Tahu, Surga Mu, Selamat Lebaran dan Do’a. Yang dianalisanya pesan dakwah yang terkandung dalam lirik lagu yang terdapat dalam album tersebut.

Keberadaan group band yang beraliran musik pop, rock dan dangdut memiliki peluang menyampaikan pesan moral dengan menyentuhkan unsur-unsur keagamaan “dakwah”, karena pengaruh kesukaan masyarakat akan jenis bentuk media serta aliran musik dalam setiap pergelarannya selalu disaksikan dan diterima oleh banyak orang dan apa yang dilantunkan mudah diingat oleh pendengarnya


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin itulah kalimat yang pantas dan sangat melegakan saat penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini, sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah yang maha Penyayang, Pengasih atas segala hidayah dan rahmatNya. Shalawat beserta salam tetap tercurah kepada sebaik-baik manusia yang memberi tauladan, membawa kedamaian dan ketentraman kepada seluruh umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat-sahabatnya dan umat yang selalu mengikuti ajaran-ajaran Beliau.

Walau usaha dalam penyelesaian skripsi ini telah dilalui, namun sudah pasti terdapat kekurangan didalamnya. Sebagai salah satu karya ilmiah, skripsi ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yang perduli dengan masalah ini tapi juga menerima saran dan kritik yang bertujuan untuk penyempurnaan.

Selesainya penulisan skripsi ini sangat terkait dari bantuan partisipasi berbagai pihak. Untuk itu penulis haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mencurahkan segala bantuan, perhatian serta motivasinya selama penyusunan skripsi ini hingga diterima sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Secara khusus ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Murodi, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(3)

iii

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.Ag. dan Ibu Ummi Musyarofah M.A. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Rubiyanah, M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sangat bersabar dapat meluangkan waktu dan perhatian untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Segenap Bapak Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan keilmuan serta berbagi wawasan dan pengalamannya selama penulis menuntut ilmu di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islasm, tidak lupa pula segenap pimpinan, Staf dan Karyawan baik Akademik, Perpustakaan maupun Umum, yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Orang tua ku tercinta Hj. Sri Rejeki yang telah mencurahkan kasih sayangnya yang tak henti-hentinya bekerja keras, sabar, dan ikhlas dalam berdoa diperuntakkan kepada Penulis demi satu titik kemudahan hingga usainya study ini. Dan seluruh saudara ku I love you all

6. Bapak Rudi selaku Management Ungu yang telah banyak membantu dan mengizinkan penulis untuk mengangkat Band Ungu sebagai bahan penelitian. Juga kepada Abang Pasha dan Abang Enda yang telah bersedia diwawancarai sehingga tersusun menjadi sebuah Skripsi.


(4)

iv

7. Best Friends; Zarkasih, Ian Herlian S, Rama Julian, Lukman, Darmuji, Belgranau, Sukma P, Jaeni, Imam, Helmy, Suprihatin, Andayani, Supriyadi, dan teman-teman UKM RANITA yang telah banyak memberikan support untuk penyelesaian Skripsi ini.

8. Teman-teman regular KPI 2002 yang telah sama-sama berbagi rasa, khususnya KPI_C yang tidak dapat disebutkan satu persatunya. Mudah-mudahan persahabatan kita terus berlanjut.

9. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan Skripsi ini terselesaikan dengan baik.

Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a semoga segala perbuatan dan bantuan mereka terbalaskan oleh Allah SWT ‘amin….’ Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Ciputat, September 2008


(5)

v DAFTAR ISI Abstrak

Kata Pengantar ………... ii

Daftar Isi ……… v

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah……… 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….. 5

D. Metodologi Penelitian………7

E. Tinjauan Pustaka……….. 10

F. Sistematika Penulisan ……….. 12

BAB II KERANGKA TEORI………... 13

A. Pengertian Lirik Lagu ………. 13

B. Pengertian Dakwah ………. 14

C. Unsur-unsur Dakwah ……….. 17

1) Subyek Dakwah………. 17

2) Obyek Dakwah……….. 18

3) Materi Dakwah ………. 18

4) Media Dakwah ……….. 22

D. Musik dan Lagu Menurut Islam……….... 24

E. Lagu Sebagai Media Dakwah……… 25

BAB III PROFIL GROUP BAND UNGU………... 27

A. Sejarah Berdiri dan Visi Misi Group Band Ungu……… 27

B. Biografi Personil Group Band Ungu……… 28

C. Karya - karya Group Band Ungu……….……… 29

D. Sinopsis Album SurgaMu……… 32

BAB IV KANDUNGAN LAGU-LAGU DALAM ALBUM SURGAMU ... 33

A. Latar Belakang Pembuatan Lagu-lagu Dalam Album SurgaMu …… 33

B. Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu Ungu Album SurgaMu ……… 35

BAB V PENUTUP………. 47

A. Kesimpulan……….. 47

B. Saran-Saran……….. 48

DAFTAR PUSTAKA……… 49


(6)

vi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah hakekatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan menyeru seseorang kepada ajaran agama Islam pada apa yang diserukan.1 Dakwah tidak hanya terbatas pada aktifitas lisan semata tetapi meliputi aktifitas manusia, dakwah tidak hanya dilakukan oleh seorang ustadz atau mubaligh tetapi dakwah dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat sebagai penghuni alam semesta.

QS. Ali Imran 104



!"

#$%

! &'

($ !* +&,$$

-./0

1

2!"

34

$%

5

.689:"

'

 *;

<= 3" > ?34

$%

1@AB

Artinya : Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Dakwah dalam pengertian luas adalah penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalam prikehidupan manusia termasuk didalamnya politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan, dan sebagainya.2 Kegiatan dakwah dapat berjalan secara efektif dan efisien bila menggunakan cara-cara yang tepat dalam penyampaian ajaran-ajaran Allah SWT.

1

Ahmad Mahmud, Dakwah Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet. Ke-1, H. 13

2

Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000) Cet. Ke-I, H. 24.


(7)

vii

Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan prasarana dalam hal media dakwah, karena dakwah merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua sisi kegiatan manusia.

Dakwah dan seni pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berprilaku. Melalui keduanya diharapkan dapat mengubah kepribadian baik secara individu maupun kolektif. Dakwah dapat dilakukan Bil lisan, yang lebih banyak memfokuskan pada informatif persuasif, dan dakwah Bil hal yang lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang agar mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari.3

Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai media dakwah, salah satu diantaranya adalah melalui kesenian yang mempunyai daya tarik dan nilai tersendiri, tidak membosankan penikmatnya (pendengarnya) adalah dengan musik (lagu). Musik merupakan alat komunikasi yang cukup efektif dengan melalui seluruh aspek yang terdapat di dalam musik. Musik dapat mempengaruhi orang yang menikmatinya, musik adalah ekspresi jiwa manusia tentang keindahan nada dan irama, keindahan musik akan lebih terasa jika lirik dan syairnya dapat menyentuh jiwa penikmatnya. Oleh karena itu menjadi hal yang wajar jika manusia menyukai musik sebagai suatu yang indah. Sidi Gazilba mengatakan kalau kesenian itu mengandung daya tarik yang berkesan untuk menarik sasarannya, dan pemanfaatannya sendiri bertujuan untuk menimbulkan

3

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. Ke-I, H. 45.


(8)

viii

kesenangan yang bersifat estetik (keindahan), juga merupakan naluri atau fitrah manusia.4

Seni merupakan fitrah insani yang telah dibawa manusia sejak ia terlahir dan menjadi kebutuhan bagi setiap emosional manusia. Allah SWT menciptakan khalifah manusia untuk bisa menilai dan mencintai keindahan, sedangkan salah satu keindahan yang sangat dinikmati dan dicintai oleh manusia adalah seni. Islam merupakan agama yang menanamkan rasa cinta dan rasa suka akan keindahan di lubuk hati setiap insan. Ibnu Mas’ud meriwayatkan Rosulullah SAW bersabda :

Artinya : “Sesungguhnya Allah Maha Indah, dan menyukai keindahan.. Al-Hadist” (HR. Muslim)5

Aliran musik yang memang lazim disukai oleh manusia pada umumnya, syair-syair yang dapat menyentuh jiwa merupakan senjata ampuh untuk bisa ngetop di belantika dunia musik maupun seni. Maka sudah sepantasnya kehidupan yang serba digital ini merupakan Tuhan kedua bagi manusia, pemanfaatan digital untuk berdakwah merupakan metode yang tepat pada zaman sekarang ini, pemanfaatan musik sebagai media memberikan pengaruh buat para pendengarnya baik itu pribadi maupun lingkungannya. Misalnya seorang pencipta lagu menciptakan lagu bertema kritikan terhadap elit politik, lagu tersebut dapat mempengaruhi masa untuk bertindak melakukan suatu hal, maka sudah sewajarnya fungsi media salah satunya dapat mempengaruhi khalayak. Pemanfaatan musik sebagai media dakwah sudah dilakukan sejak zaman dahulu,

4

Sidi Gazilba, Islam Dan Kesenian, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998) Cet. Ke-I, H. 186.

5


(9)

ix

biasanya musik atau lagu untuk berdakwah terdapat jenis aliran musik tersendiri, seperti; nasyid, gambus, qosidah, dll.

Alternatif lain untuk berdakwah yaitu pemanfaatan aliran musik atau jenis lagu yang memang berasal dari Barat yang tujuannya tidak hanya untuk hiburan tetapi untuk berdakwah, sehingga dakwah tidak saja dilakukan melalui mimbar yang dihadiri oleh jamaah yang berkerudung dan berpeci,6 tetapi berdakwah yang memiliki nuansa yang berbeda dengan para pendengar atau audien yang dengan gaya preman atau dengan gaya keremajaannya pun dapat merasakan lantunan sebuah musik yang syairnya berisikan religius (pesan agama). Syair-syair yang dibuat oleh pencipta lagu bukan sekedar kata-kata yang indah tetapi mempunyai makna yang sangat berarti bila ingin digali lebih dalam.

Dari uraian di atas maka menjadikan wacana bagi penulis untuk meneliti, mengetahui lebih dalam lagi terhadap grup musik konvensional yang membuat album-album religi, khususnya pada grup musik Ungu yang mengeluarkan albumnya pada edisi Ramadhan 1427 H yang diberi tema “SurgaMu”. Album ini merupakan album yang dikeluarkan oleh group band Ungu dengan tampilan yang berbeda dari album-album sebelumnya. Khusus pada album SurgaMu ini group band Ungu mendapatkan penghargaan dalam bidang pemasaran (penjualan). Hanya dalam hitungan sepuluh hari sejak peluncurannya, mini album Ungu bertajuk SurgaMu telah terjual 150 ribu kopi.7 Dan dalam satu bulan, mini album SurgaMu terjual lebih dari 400 ribu kopi.8 Band Ungu merupakan group musik

6

Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKIS, 1994) Cet. Ke-3, H. 139.

7

http://www.suaramerdeka.com/harian/0609/30/bud02.htm 8


(10)

x

yang terdiri dari lima personil yaitu; Pasha (vokal), Enda (gitar), Rowman (drum), Makki (bass) dan Oncy (gitar).

Penelitian yang ingin dilakukan merupakan penelitian terhadap lirik lagu yang terdapat dalam album SurgaMu group band Ungu. Dari latar belakang masalah diatas peneliti mengangkat judul “Isi Pesan Dakwah Pada Lirik Lagu Album SurgaMu Group Band Ungu”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Grup musik merupakan organisasi utuh yang didalamnya terdapat banyak hal yang dapat dibahas, misal: management grup musik, jenis aliran musik, kegiatan personil grup band, dst. Agar lebih terfokus ruang lingkup tentang penelitian ini maka pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan tentang isi pesan lagu grup musik Ungu pada album SurgaMu. Dari album ini peneliti hanya meneliti sebanyak 4 (empat) lagu dari 5 (lima) lagu, yang terdiri dari; SurgaMu, Andai Ku Tahu, Do’a, dan Selamat Lebaran.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahannya pada:

Apa saja pesan dakwah yang terkandung didalam lirik lagu yang terdapat dalam album Surga-Mu?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(11)

xi

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Mengetahui pesan dakwah apa saja yang terkandung didalam lirik lagu pada album Surga-Mu

2. Kegunaan Penelitian

Ada dua kegunaan dari penelitian ini, yaitu:

a. Akademis : Agar dapat memberikan kontribusi yang positif dalam berbagai analisis studi tentang dakwah dan komunikasi, khususnya analisis isi pesan pada lagu. Penelitian ini diharapkan pula dapat menarik minat peneliti yang lain untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian tentang bahasan ini lebih lanjut, sehingga apabila dapat ditempuh maka akan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perkembangan dakwah melalui musik dan lagu.

b. Praktis : Untuk menambah wawasan para juru dakwah (baik yang sudah aktif maupun yang belum menjalani) tentang pentingnya pemanfaatan segala bentuk media atau aktifitas yang bisa digunakan sebagai alat atau media dakwah. Khususnya yang telah berkecimpung didunia seni musik untuk lebih mengapresiasikan bidangnya sebagai media dakwah.


(12)

xii D. Metodologi Penelitian

1) Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analisis yang merupakan teknik penulisan yang mendeskripsikan secara obyektif, dan sistematik9 dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

2). Tehnik Pengumpulan Data

Agar lebih memudahkan dalam pengumpulan data atau mencari isi materi obyek yang akan diteliti, Adapun subyek penelitian ini adalah album SurgaMu group band Ungu, sedangkan obyek penelitiannya adalah lirik lagu atau syair yang terdapat pada album SurgaMu. Berikut ini adalah judul lagu-lagu yang akan diteliti:

Tabel

Judul Lagu pada Album Surga Mu

No. Judul Pencipta

1 SurgaMu Enda

2 Andai Ku Tahu Pasha

3 Do’a Enda

4 Selamat Lebaran Pasha

Syair lagu yang akan diteliti dapat di lihat pada lembar lampiran.

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi

Observasi adalah sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan

9

Farid Wajidi, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, (Terj), (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1993), H. 16


(13)

xiii

organisme in situ, sesuai dengan tujuan empiris penelitian. Dari definisi tersebut terdapat 7 (tujuh) karakter observasi: Pemillihan (selection), pengubahan (Provocation), pencatatan (recording), pengkodean (encoding), rangkaian perilaku dan suasana (test of behaviors and setting), in situ.

Pemilihan menunjukkan bahwa pengamat ilmiah mengedit dan memfokuskan pengamatannya secara sengaja atau tidak sengaja. Pemilihan mempengaruhi apa yang diamati, apa yang dicatat, dan kesimpulan apa yang diambil. Pengubahan berarti observasi tidak hanya dilakukan secara pasif. Peneliti boleh mengubah perilaku atau suasana tanpa mengganggu kewajarannya (naturalles). Mengubah perilaku artinya dengan sengaja mengundang respon tertentu. Pencatatan adalah upaya merekam kejadian-kejadian dengan menggunakan catatan lapangan, sistem kategori, dan metode-metode lain. Pengkodean berarti proses menyederhanakan catatan-catatan melalui metode reduksi data. Rangkaian perilaku menunjukan bahwa observasi melakukan serangkaian pengukuran yang berlainan pada berbagai perilaku dan suasana. In Situ berarti pengamatan kejadian dalam situasi alamiah (naturalistic) walaupun tidak berarti tanpa menggunakan manipulasi eksperimental.10

Dalam buku lain dijelaskan, Observasi adalah suatu cara penelitian dalam bentuk pengamatan langsung terhadap obyek untuk

10

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-11, H. 83.


(14)

xiv

mendapatkan data yang jelas.11 Dalam hal ini peneliti mengobservasi lirik lagu yang terdapat dalam album SurgaMu group band Ungu, guna mengenal terlebih dahulu dari obyek yang akan diteleti.

b. Interview / Wawancara

Interview merupakan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian mendapatkan informasi.12 Peneliti melakukan wawancara dengan manajemen atau personil Ungu khususnya Enda dan Pasha yang merupakan pencipta lagu dari beberapa lagu yang terdapat dalam album SurgaMu.

3) Pengolahan Data atau Analisa Data

Pengolahan atau analisa syair atau lirik lagu band Ungu pada album Surga-Mu pada penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil dari pengamatan terhadap lirik-lirik lagu yang telah ditetapkan oleh peneliti sebagai obyek penelitiannya, yang terkait dengan kategori-kategori yang telah ditentukan sehingga nampak kecenderungan tema lagu dan isi pesan lagu yang disampaikan.

Kemudian penulis mencoba mendeskripsikan kembali hasil dari interview dengan para pencipta lagu, pihak manajeman group band Ungu dan hasil dari pengamatan terhadap syair atau lirik lagu yang peneliti lakukan. Adapun tehnik penulisan Skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi yang dikeluarkan oleh Ceqda Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

11

Sutrino Hadi, Metodologi Reserch II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1990), H. 234.

12


(15)

xv E. Tinjauan Pustaka

Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untul menghasilkan komposisi suara yang tersusun sedemikian rupa hingga menyandang irama, lagu dan keharmonisan.13 Sulaiman Al-Khattaby mengatakan setiap yang meninggikan suara dengan berkesinambungan menggunakan suatu alat musik dan menyusun temponya secara teratur, maka itulah yang disebut musik.14

Musik merupakan komunikasi simbolik pada satu tingkatan, musik ada dalam kerangka kesatuan kepercayaan, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai ada di dalam terminologi, dimana individu menegaskan dunianya mengekspresikan perasaan serta membuat keputusan mereka pada tingkatan lain, ada proses tingkah laku yang sedang berlangsung dalam suatu struktur sosial. Jelasnya ditengah masyarakat yang kelompok hubungan kedua tingkatan ini bersifat kritis dalam penelitian modern. Penciptaan sebuah lagu merupakan konteks sosial yang terjadi di dalam masyarakat, bagaimana seorang pencipta lagu menuangkan segala yang dialami, dirasakan, dilihatnya sehingga menjadi inspirasi bagi sebuah lagu yang dikarangnya, maka sebuah lagu merupakan gambaran dalam sebuah sistem sosial. Seni musik dapat disatukan dengan seni instrumental atau seni vokal, seni instrumentalia adalah seni suara yang diperbantukan oleh media alat-alat musik,

13

Departemen Pendidikan dan Kebuyaan RI, Kamus bahasa Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1986), H. 602

14


(16)

xvi

sedangkan seni vokal adalah melagukan syair yang hanya dinyanyikan dengan perantara oral (suara saja) tanpa iringan instrumen musik.15

Pemanfaatan musik sebagai media memberikan pengaruh buat para pendengarnya baik itu pribadi maupun lingkungannya, misalnya seorang pencipta lagu menciptakan lagu bertema kritikan terhadap elit politik, lagu tersebut dapat mempengaruhi masa untuk bertindak melakukan suatu hal, maka sudah sewajarnya fungsi media salah satunya dapat mempengaruhi khalayak. Pemanfaatan musik sebagai media dakwah sudah dilakukan sejak zaman dahulu, biasanya musik-musik untuk berdakwah terdapat aliran musik tersendiri, seperti; nasyid, gambus, qosidahan, dll. Alternatif lain dari yang lain yaitu pemanfaatan aliran musik yang memang berasal dari barat yang bertujuan untuk berdakwah, sehingga dakwah tidak saja dilakukan melalui mimbar yang dihadiri oleh yang berkerudung dan berpeci, tetapi yang bertopi atau gaya preman remaja pun dapat merasakan lantunan sebuah musik yang syairnya berisi religius. Syair-syair yang dibuat oleh pencipta lagu bukan sekedar kata-kata yang indah tetapi mempunyai makna yang sangat berarti bila ingin digali lebih dalam, mengingat kata-kata dalam lagu menyimpan bermacam arti.16

Pada karya tulis ilmiah ini berbeda dengan karya-karya tulis ilmiah lainnya yang sama subyek dan obyek penelitiannya. Perbedaan penulisan karya ilmiah ini dengan yang lainnya terdapat pada metode penelitian yang digunakan, contohnya seperti; Analisis isi pesan dakwah pada lagu - lagu Opik dalam album Astagfirulloh yang dituliskan olehMuhammad Rifai, Analisis isi pesan dakwah

15

Abdurrahman Al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1993) Cet.4, H.13.

16


(17)

xvii

pada lagu - lagu Ust. Jefri Al Buchori dalam album Lahir Kembali yang dituliskan oleh Amrulloh, Musik sebagai media Dakwah (Study Kasus Group Musik Debu) yang dituliskan oleh Cecep Suherman.

Dari perbedaan ini penulis menilai lirik lagu atau group musik tidak dapat dilakukan penelitian menggunakan analisis isi karena lagu atau group musiknya tidak dapat memenuhi kriteria sebagai media massa yang didalamnya terdapat structural lembaganya. Inilah yang menjadi perbedaan dengan karya ilmiah lainnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Skripsi ini terdiri atas lima bab pembahasan dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama: Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab kedua: Membahas tentang kerangka teori berisikan pengertian lirik lagu, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, musik dan lagu menurut Islam, dan lagu sebagai media dakwah.

Bab ketiga: Memuat profil group band Ungu yang isinya berkisar tentang sejarah berdiri dan visi misi group band Ungu, biografi personil group band Ungu, karya-karya yang telah dihasilkan group band Ungu, dan sinopsis album SurgaMu.


(18)

xviii

Bab keempat: Menuliskan kandungan lagu-lagu dalam album SurgaMu yang berisikan latar belakang pembuatan lagu-lagu pada album SurgaMu, dan isi pesan dakwah dalam lirik lagu Ungu album SurgaMu.

Bab kelima: Berisikan penutup atau menerangkan kesimpulan dan saran, yang penjabarannya ditujukan bagi semua pembaca Skripsi ini.


(19)

xix BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Lirik Lagu

Menurut kamus bahasa Indonesia, lirik lagu berarti karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, atau juga susunan kata dari sebuah nyanyian.17

Dari pengertian di atas, lirik lagu berarti karya sastra yang berisi curahan perasaan pribadi yang diungkapkan dengan suara yang berirama, atau juga susunan kata sebuah nyanyian. Lirik lagu merupakan kata-kata yang diiringi oleh alat-alat musik (instrumental), sedangkan musik adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik tersebut, bidang ini membahas cara menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik memiliki nada tertentu. Disamping itu seni musik membahas cara membuat not, bermacam aliran musik, misalnya musik vocal, dan musik instrumental.18

Seni musik dapat disatukan dengan seni instrumental atau seni vocal, seni instrumental adalah seni suara yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik, sedangkan seni vocal adalah melagukan syair yang hanya dinyanyikan dengan perantara oral (suara saja) tanpa iringan instrument musik.19

17 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet-4, H. 528.

18

Abdurrahman Al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Gema Insani Pers, 1993), Cet-1, H. 13.

19


(20)

xx

Lirik merupakan sebuah kata-kata yang disusun oleh pengarang lagu, penciptaan sebuah lirik lagu merupakan curahan pengarang lagu yang berasal dari pemikirannya atau imajinasi perenungan, pembelajarannya baik yang dilihat atau yang dirasakan sehingga dapat dituangkan dalam sebuah kata yang diiringi oleh alat-alat musik, atau tanpa alat musik. Lirik merupakan ikon dari sebuah lagu, tanpa adanya lirik dalam sebuah lagu terasa kurang variasi kenikmatan sebuah lagu untuk dinikmatinya.

B. Pengertian Dakwah.

Menurut Prof. H. Mahmud Yunus bahwa kata dakwah mempunyai dua akar kata, yaitu:

,

,

yang artinya menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu. Dan yang kedua yaitu:

,

,

yang artinya memanggil, mendo’a dan memohon.20

Dakwah dalam lintasan sejarah kehidupan di muka bumi ini merupakan suatu aktivitas yang berusia tua, seusia manusia di muka bumi. Dakwah dalam ajaran Islam memiliki peradaban suatu bangsa bahkan agama Islam sendiri. Al-Qur’an memposisikan dakwah sebagai Ahsanu qaulan yaitu sebaik-baik perkataan yang diucapkan manusia dan Islam adalah agama dakwah, agama yang selalu memotivasi pemeluknya untuk senantiasa aktif dalam melakukan dakwah. Pengertian dakwah menurut Al-Qur’an tersebut merupakan cara-cara berdakwah yang baik, sehingga manusia yang diajak akan mengikuti segala seruannya.

Dari beberapa makna kata dakwah diatas dapat disimpulkan bahwa makna kata dakwah mengandung unsur panggilan, ajakan atau seruan. Sedangkan secara

20


(21)

xxi

terminologi kata dakwah memiliki definisi-definisi yang variatif yang dikemukakan oleh pakar ilmu dakwah. Perbedaan ini disebabkan sudut pandang mereka yang berbeda dalam mendefinisikan dakwah.

Menurut Prof. Toha Yahya Umar M. A, dakwah dapat diartikan dari dua segi, yaitu:

1. Pengertian Dakwah Secara Umum

Ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara atau tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat, dan pekerjaan tertentu.

2. Pengertian Dakwah Menurut Ajaran Islam

Ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.21

Muhammad Natsir dalam tulisannya mendefinisikan dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat. Konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam prikehidupan perseorangan, prikehidupan berumah-tangga, prikemasyarakatan dan prikehidupan bernegara.22

21

A.H. Hasanudin, Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. ke-2, H. 34.

22

Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet. ke-2, H. 8


(22)

xxii

Sementara itu Prof. Dr. M. Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada ke-Insyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi individu seseorang maupun masyarakat, dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.23

Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, Prof. H. Muzayyin Arifin mendefinisikan dakwah sebagai suatu kegiatan berupa ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam mempengaruhi usaha orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul didalam diri seseorang suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap agama sebagai message (pesan) yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.24

Lebih lanjut Amrullah Ahmad mendefinisikan dakwah sebagai aktualisasi nilai-nilai iman seseorang yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural, dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia, dengan menggunakan cara tertentu.25

Secara etimologi, dakwah memiliki makna yang beragam, diantaranya:

23 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. ke-17, H. 194

24

H. M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Askara, 1997), Cet.S ke-4, H. 6

25

Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yoyakarta: PLP2M, 1985), Cet. ke-2, H. 3


(23)

xxiii 1. An-nida artinya memanggil 2. Menyeru atau mendorong 3. Menegaskan atau membelanya

4. Suatu usaha berupa perkataan, perbuatan untuk menarik manusia ke suatu madzhab atau agama

5. Memohon dan meminta kebaikan, ini yang sering disebut dengan istilah berdo’a.26

Dari berbagai definisi diatas meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak individu atau golongan agar mengikuti ajaran agama Islam dan merealisasikannya dalam kehidupan, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode-metode tertentu dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

C. Unsur-unsur Dakwah.

Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Diantara unsur-unsur dakwah adalah:

1. Subyek Dakwah.

Yang dimaksud dengan subyek dakwah adalah da’i. Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da’i sering disebut kebanyakan orang dengan muballigh (orang yang menyampaikan ajaran Islam). Akan tetapi, sebagaimana telah disebutkan pada

26

Jum’ah Amin Abdul Azis, Fiqh Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, (Solo: Citra Islami Press 1997), Cet. ke-I, H. 22-23


(24)

xxiv

pembahasan di muka, sebutan tersebut lebih sempit dari sebutan da’i yang sebenarnya. Apabila kita kembali kepada Al-Qur’an dapat disimpulkan pelaku dakwah pertama itu adalah Nabi Muhammad SAW.27

2. Obyek Dakwah.

Obyek dakwah adalah mad’u atau jama’ah, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.28

3. Materi Dakwah.

Unsur lain dalam proses dakwah adalah maddah atau materi dakwah. Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung arti perintah, nasehat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.29 Sementara itu Onong Uchjana E, mengatakan bahwa pesan (message) merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.30

Materi dakwah atau isi pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak atau mempengaruhi manusia (individu atau kelompok), agar mengikuti ajaran Islam dan mampu merealisasikannya dalam kehidupan

27

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. ke-1, H. 75-77

28 Ibid, H. 90 29

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), H. 761.

30

Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 1994), H. 18.


(25)

xxv

dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang bahagia baik di dunia dan di akhirat. Lambang yang dimaksud disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan, baik berupa informasi atau opini mengenai hal-hal yang kongkrit maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan yang akan datang.31

Pesan dakwah atau materi dakwah adalah bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Oleh karena itu materi dakwah tidaklah dapat terlepas dari kedua sumber tersebut, bahkan bila tidak bersumber dari keduanya seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia dan dilarang oleh syariat.32 Begitu juga menurut M. Quraish Shihab, materi dakwah adalah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi masalah tentang Aqidah, Syariat, dan Akhlak. Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada tujuan pokok diturunkannya Al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia, petunjuk mengenai syariat dan hukum yang berhubungan dengan tuhan dan sesama manusia, serta petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila-asusila.33

a. Pesan Keimanan (Aqidah).

Secara etimologi Aqidah berasal dari kata al Aq-du yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan, pengencangan dengan

31

Ibid,H. 11.

32

Asmuni Syukur, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), Cet. Ke-1, H, 63.

33


(26)

xxvi

kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi terdapat dua pengertian, yaitu; pengertian secara umum dan pengertian secara khusus. Pengertian secara umum, Aqidah adalah hukum yang benar, seperti keimanan dan mentauhidkan Allah, beriman kepada malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi dan RosulNya, beriman pada hari kiamat, beriman kepada qodho dan qodar, serta semua yang ghoib yang didasarkan pada dalil-dalil yang kuat, juga kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukum yang benar. Dengan demikian, aqidah meliputi iman dalam segi keyakinan.34

Aqidah dalam Islam bersifat keyakinan batiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman, seperti sabda Rosul dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Muslim. yang artinya: Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitabNya, rosul-rosulNya, hari kiamat dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik dan yang buruk. (H,R. Muslim).

b. Pesan Ibadah

Ibadah secara etimologi berarti mematuhi, tunduk dan berdo’a. sedangkan secara terminologi, ibadah adalah kepatuhan atau tunduk kepada Dzat yang memiliki puncak keagungan, yaitu Allah SWT. Ibadah mencakup segala bentuk kegiatan (aktifitas perbuatan dan

34

Tim Dirasat Islamiah Universitas Islam Jakarta, Akhlak Ijtimaiyyah, (Jakarta: PT. Pamator, 1998), H. 5.


(27)

xxvii

perkataan) yang dilakukan oleh setiap muslim dengan tujuan untuk mencapai keridhoan Allah SWT.35

Ibadah dalam Islam berhubungan erat dengan amalan lahiriyah (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.36 Atau lebih familiarnya disebut sebagai rukun Islam (Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, Haji).

c. Pesan Akhlak (Budi Pekerti)

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata Khuluk yang berarti Budi Pekerti, Perangai, Tingkah Laku atau Tabiat.37 Secara terminologi Akhlak adalah budi pekerti yang berarti perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karya dan tingkah laku manusia.38

Dalam Islam, Akhlak menempati tempat yang paling tinggi, Islam dengan bimbingan Ruhuddin menanamkan sifat-sifat mulia dan mengutamakan akhlak sebagai sendi-sendi kehidupan yang kokoh dan kuat untuk menjamin kerukunan hidup dan ketertiban masyarakat. Masalah akhlak yakni jalan merenungkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan secara individual atau kolektif.

35 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1997), jilid 2, Cet. Ke-4, H. 143.

36

Asmuni Syukur, Op. Cit, H. 61.

37

Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: Al Maktabah Al-Katukiyyah, Tt), H. 194.

38


(28)

xxviii

Materi kajian akhlak termasuk akhlak kepada Allah, kepada orang lain maupun terhadap diri pribadi adalah pesan yang mengandung unsur sabar, jujur, tepat janji, amanah, dan lain-lain. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi materi dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang luas itu menjadi materi dakwah Islam.

4. Media Dakwah

Media dakwah adalah segala yang membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan efisien.39 Ia merupakan bentuk jamak dari Bahasa Latin yaitu “median” yang berarti alat perantara.40 Media dakwah berarti segala macam alat perantara yang dapat digunakan da’i (juru dakwah) dalam menyampaikan dakwah Islamnya kepada masyarakat atau mad’u.

Menurut M. Bahri Ghazali, “kepentingan dakwah terhadap adanya media atau alat yang tepat dalam berdakwah sangat urgen sekali”, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah akan lebih mudah diterima oleh komunikannya (mad’u).41

Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan

39

Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, (Jakarta: Media Dakwah, 1984), Cet. ke-2, H. 225.

40

Onong Uchjana Efendi, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), Cet. ke-2, H. 65.

41

M. Bahri Ghazali, “Dakwah Komunikatif” Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1997), H. 12.


(29)

xxix

sebagainya. Ada beberapa media dakwah yang dapat digolongkan menjadi 4 (empat) golongan besar, yaitu:

1- Lisan: Yang termasuk dalam bentuk dakwah melalui lisan adalah; Khutbah, Pidato, Diskusi atau musyawarah, Nasehat, Ramah-tamah, atau sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lisan atau suara.

2- Tulisan atau Lukisan: Dakwah yang melalui media tulis atau gambar diantaranya; Buku-buku, Majalah, Surat kabar, famplet, buletin, Spanduk atau Stiker, foto, lukisan dan lain sebaginya. 3- Audio-Visual (elektronik): Yaitu suatu cara penyampaiannya

sekaligus merangsang indera penglihatan dan atau indera pendengaran. Cara ini dilaksanakan dalam bentuk televisi, film-film, radio atau tape, dan media-media elektronik lainnya.

4- Akhlak: Yaitu cara menyampaikan langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan (Amaliyah) langsung yang nyata, atau biasa dibahasakan dengan Uswatun Hasanah.42

Dalam literatur lain dikatakan bahwa dakwah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagaman yang dihadapkan pada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih, memerlukan suatu adaptasi terhadap itu semua, artinya dakwah dituntut agar dapat dikemas dengan terapan media komukasi sesuai dengan aneka mad’u yang dihadapi dan perkembangan zaman yang semakin canggih.43

42

Hamzah Ya’kub, Publisistik Islam: Tehnik Dakwah dan Ledership, (Bandung: Diponogoro, 1998), H. 17-18.

43


(30)

xxx

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik keterangan bahwa musik atau lagu termasuk dalam kelompok dakwah yang dimediakan oleh media elektronik audio-visual.

D. Musik Dan Lagu Menurut Islam

Menurut M. Quraish Shihab, seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan, ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu.44

Seni musik memiliki kedudukan yang berbeda-beda dalam pandangan para Ulama, ada yang memperbolehkan seni musik, ada juga yang mengharamkannya. Menurut Quraish Shihab, tidak ada larangan menyanyikan lagu dalam Islam. Bukankah ketika Nabi SAW pertama kali datang di Madinah, Beliau disambut dengan nyanyian “Thala’al Badru ‘Alainaa Mintsaniyatil Wada…”. Ketika ada perkawinan, Nabi merestui nyanyian yang menggambarkan kegembiraan. Yang dilarang adalah mengucapkan kalimat-kalimat (syair), baik ketika bernyanyi atau berbicara yang mengandung makna-makna yang tidak sejalan dengan ajaran Islam.45 Jadi seni musik diperbolehkan selama tidak diikuti atau dikaitkan dengan hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama Islam.

Seni musik dan lagu sudah sejak zaman klasik sampai zaman modern mempunyai peranan dalam menyampaikan dakwah dan pesan-pesan moral, seperti terlihat dalam syair-syair Fuqoha, ahli Sastra Arab, para Sufu, Pujangga,

44

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur an, (Bandung: Mizan, 1996), H. 385.

45

M. Quraish Shihab, Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama, (Bandung: Mizan, 1999), H.8.


(31)

xxxi

dalam berbagai bahasa Arab Urdu, Melayu, Jawa, Sunda, dan sebagainya. Bahkan para Sufi menempatkan musik yang mengandung nilai-nilai dakwah, sebagai suatu yang sangat penting keberadaannya. Walaupun ada para Ulama yang memiliki dalil-dalil yang melarang musik. Tapi sejarah telah menjelaskan kepada kita bahwa musik yang dimaksud disini adalah sebagai alat atau media dakwah untuk mencapai tujuan yang mulia.

E. Lagu Sebagai Media Dakwah

Berdakwah merupakan bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama. Dalam ajaran agama Islam, ia merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama terhadap pemeluknya, dengan tujuan bukan hanya untuk memberikan informasi tentang Islam melainkan juga membujuk dan mempengaruhi orang lain agar bersedia menerima atau masuk kedalam agama Islam atau bersedia melakukan suatu tindakan berfikir, bersikap, atau bertingkah-laku yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan dakwah Islam bukan hanya informatif tetapi juga persuasif.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut kita harus bisa mengemas materi-materi dakwah yang akan dikomunikasikan, diantaranya melalui jalur musik yang lagu-lagunya atau syair-syairnya memiliki muatan dakwah Islam yang dikemas dengan menarik dan aktual.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengemas materi dakwah agar selalu berada dalam kualitas menarik dan aktual, salah satunya dengan media musik (seni musik) atau lagu. Musik dan lagu merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan dakwah Islam yang sangat mengena


(32)

xxxii

bagi kelangsungan aktivitas dakwah. Dakwah yang dikemas lewat lagu memiliki muatan pesan moral yang terasa lembut, menyentuh, romantis, persuasif dan ia tetap dekat dengan hati para pendengar dan penggemarnya.

Tentunya berdakwah melalui jalur musik dan lagu ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, ia membutuhkan keahlian yang tinggi untuk menciptakannya. Dengan demikian berdakwah lewat lagu memerlukan keahlian khusus yang tidak semua orang bisa melakukannya, keahlian khusus yang dimaksud (yang harus dimiliki) bagi para pendakwah (da’i) adalah:

1. Pendakwah (da’i) harus mampu, paham dan cakap akan ajaran Islam secara utuh dan memiliki wawasan keIslaman yang luas.

2. Da’i menguasai (mampu, paham dan pandai memainkan) berbagai macam alat musik (setidaknya salah satu dari alat musik menguasai), serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan seni musik dan lagu. 3. Memiliki kemampuan dalam menuangkan ide kedalam totalitas

bangunan yang membentuk sebuah lagu. Disini yang menjadi perhatian adalah pemilihan kata-kata yang kemudian membentuk kalimat yang indah menjadi sebuah lirik lagu.

Oleh karenanya tidak semudah yang dikira untuk membuat musik dan lagu dalam sebuah album, apalagi jika lagu tersebut hadir bukan hanya untuk sekedar didengarkan atau sebuah karya saja, tetapi sebagai alternatif dakwah yang kontemporer dimasyarakat.46

46

Steward, L. Tubbs, Human Communication, Konteks-konteks Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), H. 198. Terjemah DR. Deddy Mulyana. MA.


(33)

xxxiii BABIII

PROFILGROUPBANDUNGU

A. Sejarah Berdiri dan Visi Misi Group Band Ungu

Berawal dari pertemanan, seringnya bertemu dan latihan bersama dalam mengisi kekosongan waktu, para penghobi musik ini memulai suatu hubungan, masing-masing dari mereka adalah Makki, Pasha, Enda, dan Rowman mencoba untuk menggabungkan dari masing-masing keahliannya dalam bermain musik dengan latihan musik bersama. Seiring dengan konsep main band di studio latihan, pada akhirnya diterapkan sampai dibawa ke panggung-panggung pentas musik seperti pagelaran musik dan festival-festival musik sampai ke acara Pen-Si (Pentas Seni) sekolah-sekolah disekitar Tebet dan Jakarta pada umumnya.

Group band Ungu terbentuk pada tahun 1996, yang diawali dengan pertemanan beberapa personil band berbeda yang kerap bertemu saat latihan di salah satu studio di kawasan Tebet-Jakarta. Nama UNGU sendiri lahir secara spontan tanpa rencana dan rekayasa, nama Ungu disebutkan secara tiba-tiba ketika ditanya oleh pembawa acara di sebuah event musik “Spontan kita bilang Ungu. Nama itu sederhana, mudah diingat, dan cepat menempel di otak.” komentar Makki. Jadilah kami memberi nama band ini UNGU.”47

Tahun 2000 Ungu mengukuhkan personil yaitu PASHA (vokal), ENDA (gitar), MAKKI (bass) dan ROWMAN (drum) karena ungu ingin mencoba untuk meraih keinginannya bermain musik dan menjadi legendaris dengan ikut mengisi dalam pembuatan album KLIK “Kumpulan Lagu Indonesia terKini” (kompilasi)

47


(34)

xxxiv

bersama group-group band lain, dan dari situ Ungu mengawali kariernya di dunia industri musik.

Arlonsy Miraldi atau yang dikenal sebagai Oncy baru bergabung dengan Ungu di-tahun 2002. Awalnya Oncy adalah awak band Funky Kopral yang kemudian hijrah ke band Ungu, keterlibatan di Ungu mulanya hanya sebagai gitaris tambahan. Baru kemudian ia ditawari bergabung sebagai anggota penuh untuk melengkapi band Ungu, berbarengan dengan masuknya personil baru pada band Ungu, pada tahun itu juga Ungu merilis pembuatan album pertamanya yang diberi nama LAGU-KU dan selesai penggarapannya awal tahun 2003.48

Ungu memiliki visi dalam musiknya agar musik-musik atau lagu-lagu yang dinyanyikan atau diciptakannya dapat diterima oleh segala golongan, baik golongan usia (tua-muda), laki-laki, perempuan, maupun golongan Ras. Sedangkan misi dari group band Ungu ingin bermain musik selama mungkin dan menjadi legenda.49

B. Biografi Personil Group Band UNGU

Berikut ini adalah biodata para persaonil group band Ungu : I. Pasha (Vokalis)

Nama Lengkap : Sigit Purnomo Syamsudin Said. Tempat, Tanggal lahir : Donggala, 27 November 1979 II. Makki (Bassis)

Nama Lengkap : Makki Omar Parikesit Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 23 Oktober 1971

48

Bookmagz Ungu, (Jakarta: Trinity Optima Production “Trinity Artist Management”, Maret 2007), Hot Spot.

49

Email jawaban dari pihak management Ungu yang dikutip dari pernyataan para personil Ungu.


(35)

xxxv III. Enda (Gitaris)

Nama Lengkap : Franco Medjaja Wellyjat Kusumah Tempat, Tanggal lahir : Kudus, 4 Maret 1978

IV. Onci (Gitaris)

Nama Lengkap : Arlonsy Miraldi Tempat, Tanggal lahir : Palu, 2 Oktober 1982

V. Rowman (Drummer)

Nama Lengkap : M. Nur Rohman

Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 9 Januari 1974

C. Karya - karya Group Band Ungu

Karya Ungu yang pertama adalah lagunya yang berjudul Hasrat dan Bunga yang ikut mengisi album kompilasi KLIK produksi Hemaswara bersama Lakuna, Borneo, Piknik, dan Energy. Pada album kompilasi inilah awal karier Ungu di industri dunia musik pada tahun 2000.

Pada tanggal 6 juli 2002, album pertama Ungu dirilis produksi Hemaswara dengan nama Laguku yang berisikan; Bayang Semu, Jika Itu Yang Terindah, Bebas, Embun Hati, Terang, Sepi Gelisah, Jangan, Maafkanlah, Sirna, Tiada Kata, Kisah, Laguku. Album ini beredar pada tahun 2003

Album ke-dua Ungu pada tahun 2003 dengan nama Tempat Terindah

masih diproduksi oleh Hemaswara / Musica Group, Ungu resmi memiliki anggota baru, yakni Onci (gitaris) yang sebelumnya tergabung dalam Funky Kopral. Lagu-lagu yang terdapat dalam album Tempat Terindah diantaranya: Antara Kita, Karena Dia Kamu, Hanya Cinta, Rasa Sayang, Suara Hati, Dia dan Dirimu, Semoga, Coba Tuk- Temukan, Mengertilah, Dunia Menangis, Cinta; Cintaku, Tempat Terindah, Suara-Hati (accoustic Version). Album ini beredar pada tahun 2004. Video-klip single pertama Karena Dia Kamu cukup menarik perhatian. Sejak pembuatannya video ini sempat memacetkan kota Jakarta karena dengan


(36)

xxxvi

kostum gothic-look serba hitam menggunakan mobil truk-trailer, tampil menyusuri jalan utama Thamrin, Sudirman, Senayan hingga terminal Blok M. Lagu lain yang populer dari album ini adalah Suara Hati, Rasa Sayang, dan Tempat Terindah.

Kehadiran Ungu tidak bisa dipisahkan dari histeria dunia sinetron tanah air. Lagu Bayang Semu dari album Laguku menjadi original soundtrack (OST) sinetron populer ABG. Sedangkan lagu Jangan didaulat jadi OST sinetron remaja Tanpa Saksi Mata. Tak hanya itu Ungu juga mengisi OST film layar lebar Buruan Cium Gue yang sempat dicekal penayangannya. Sukses lagu Demi Waktu menambah deretan daftar OST Ungu lewat sinetron berjudul sama.

Album ke-Tiga Ungu berjudul Melayang yang di buat pada tahun 2004 sedikit berbeda dari album terdahulunya, Ungu sudah berani memainkan karakter musik yang sedikit berat. Perbedaan ini terlihat pada segi lirik maupun aransemen musiknya. Lagu-lagu yang terdapat di dalam album ini: Melayang, Seperti Yang Dulu, Demi Waktu, Berikan Aku Cinta, Berjanjilah, Dari Satu Hati, Aku Bukan Pilihan Hatimu, Tak Perlu, Ungu (tak Terulang), Tercipta Untukku, Ciuman Pertama, Sejauh Mungkin. Meluncurkan single-nya yang berjudul Demi Waktu, Ungu mencoba untuk melakukan pembuktian diri dengan mencampurkan permainan musik mereka dengan aransemen musik orkestra dan piano, single lain yang dapat menjadi pilihan adalah lagu Dari Satu Hati. Album ini baru beredar pasaran pada tahun 2005.

Pada tahun 2006 tepatnya di bulan suci Ramadhan 1427 H, Ungu mengeluarkan sebuah mini album atau dapat dinamakan album religius yang berisikan 10 track (lagu), terdiri dari 5 buah lagu versi audio dan 5 buah lagu versi


(37)

xxxvii

karaoke. Empat buah lagu yang ada di dalam album ini mereka (personil Ungu) ciptakan sendiri dan satu lagu Shalawat yang disenandungkan dengan versi Ungu. Dalam album religi ini mereka memberi nama SurgaMu, dari album ini Ungu memiliki lagu andalan yang berjudul SurgaMu, Ungu menaruh kepedulian tentang keadaan yang terjadi di sekitar kita, entah itu kekerasan, tawuran, kesibukan dan ketamakan manusia atau hal-hal yang penuh dengan prinsip keduniawian. Dengan lagu tersebut Ungu ingin mencoba mengingatkan kita untuk kembali menyebut Asma Allah SWT.

Lagu-lagu yang terdapat dalam album SurgaMu : SurgaMu, Andai Ku Tahu, Selamat Lebaran, Do a, Shalawat, SurgaMu (Karaoke Version), Andai Ku Tahu (Karaoke Versioan), Selamat Lebaran (Karaoke Version), Do a (Karaoke Version), Shalawat (Karaoke Version).50 Dalam pembuatan album SurgaMu awalnya Ungu mendapat tawaran dari Record Company untuk membuat album Rohani (Religi). Dari situ Ungu menerima tawaran pembuatan album religi karena dirasa oleh Ungu selama membidangi seni musik, Ungu belum pernah menengok untuk membuat lagu antara hubungan manusia dengan Tuhannya (Allah SWT), dan para personil Ungu merasa tertantang dengan jiwanya apakah bisa jujur dalam membuat lagu-lagu yang nantinya dimuat dalam album Religi tersebut, karena dalam proses pembuatan lagu, pemilik atau pencipta lagu harus benar-benar dapat jujur merasakan apa yang dialami oleh jiwanya maupun oleh perbuatannya.51 pada album SurgaMu ini group band Ungu mendapatkan penghargaan dalam bidang pemasaran (penjualan). Hanya dalam hitungan sepuluh hari sejak peluncurannya,

50

Bookmagz Ungu, Discography.

51


(38)

xxxviii

mini album Ungu bertajuk SurgaMu telah terjual 150 ribu kopi.52 Dan dalam satu bulan, mini album SurgaMu terjual lebih dari 400 ribu kopi.53

D. Sinopsis Album SurgaMu

Bulan Ramadhan membawa inspirasi tersendiri bagi musisi indonesia, mulai dari pemusik sekuler sampai pemusik rohani merilis album religi bernafaskan nuansa Ramadhan. Entah latah atau tidak, group band Ungu pun ikutan merilis album ‘SurgaMu’.

Album SurgaMu sebagai bentuk interpretasi musik religi Ungu yang Universal, SurgaMu adalah single pertama ciptaan Enda, gitaris Ungu. Melalui lagu ini Enda mengajak manusia untuk tetap mengingat Tuhan pada masa senang atau pun susah. Begitu juga dengan single ‘Doa’ Enda menawarkan pop Ungu dengan distorsi gitarnya bersama Oncy.

Dua lagu berikutnya, giliran Pasha sang vokalis yang ambil kendali. Pasha menulis single ‘Selamat Lebaran’ karena terinspirasi dari suasana lebaran di kota salnya Poso. Berikutnya, ‘Andai Ku Tahu’ masih dari hasil garapan Pasha, lagu ini di daulat sebagai ‘universal song’. Pasha menggunakan sebutan Tuhan untuk menyentuh lebih banyak umat manusia yang berpasrah pada Tuhan, jikalau ajal menjemput. Sebelum ajal itu tiba, manusia hendaklah memperbaiki diri.

Total dalam pembuatan mini album Ramadhan SurgaMu ada lima lagu, lagu kelima adalah Shalawat. Lima lagu berikutnya adalah dalam versi karaoke.

52

http://www.suaramerdeka.com/harian/0609/30/bud02.htm 53


(39)

(40)

xl BAB IV

KANDUNGAN LAGU-LAGU DALAM ALBUM SURGA-MU

A. Latar Belakang Pembuatan Lagu-lagu Dalam Album Surga Mu

Pembuatan album Surga-Mu pada awalnya group band Ungu mendapat tawaran dari record company untuk membuat album rohani (religi), karena dalam beberapa tahun bergelut di bidang musik belum pernah membuat lagu yang mengkisahkan atau mengekspresikan antara Hamba dan Tuhan (Allah). Oleh sebab itu Ungu merasa tertantang untuk menerima tawaran tersebut walaupun dengan membawa beban pertanyaan yang amat besar ”Apakah mampu membuat lagu-lagu yang akan mengisi nantinya dalam pembuatan album religius” Karena dalam pembuatan lagu membutuhkan kejujuran dalam menuangkan kalimat-kalimat syair yang nantinya menjadi untaian lirik lagu.54

Setelah beberapa waktu menjalani proses pembuatan lagu-lagu yang nantinya dapat mengisi di album religi, pada akhirnya para personil Ungu mendapatkan inspirasi-inspirasi dalam pembuatan lagu tersebut. Group band Ungu berhasil menciptakan 5 (lima) buah lagu dalam mengisi album religi yang diberi nama SurgaMu. Lagu-lagu yang mengisi album tersebut diantaranya : 1. Andai ku tahu, 2. Surga Mu, 3. Do’a, 4. Selamat Lebaran dan 5. Shalawat.

Lagu Andai ku tahu yang diciptakan oleh Pasha (Sigit Pramono S.S), di inspirasikan dari sebuah Qodrat manusia yang tidak pernah tahu dan tidak akan pernah tahu masa hidupnya. Menurutnya, lagu ini mewakili kepada perasaan manusia pada umumnya (tanpa melihat latar belakang agama) yang hidupnya

54


(41)

xli

dihiasi oleh perbuatan dosa, dan tidak ada seorang pun yang tahu kapan kenikmatan hidup akan berakhir (mati). Sedangkan lagu Selamat Lebaran yang juga hasil dari ciptaannya, diinspirasikan dari pengalaman perjalanan hidup yang pernah dialaminya (sampai dengan sekarang) masih berstatus sebagai anak rantau yang rindu akan suasana lebaran (hari raya Idul Fitri) di kampung halamannya, juga merupakan ungkapan rasa syukur setelah menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.55

Lagu yang berjudul Surga-Mu yang diciptakan oleh Enda (Franco Medjaya), terinspirasi setelah dirinya melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah yang isinya mengingatkan bahwa tujuan hidup manusia mencari Ridlo sang Pencipta Alam (Allah SWT) dan pada intinya semua manusia membutuhkan Tuhan, sejalan dengan pengalaman hidup yang dulunya pernah merasa jauh dan merindukan Allah. “Sebenarnya yang kita cari di dunia (hidup) ini adalah Surga. (karena itu gue tulis lagu ini dengan judul Surga-Mu) semua manusia yang mengenal Tuhannya pasti menginginkan SurgaNya”. Sedangkan lagu yang berjudul Do’a dibuat karena pencipta lagu (Enda) merasa tidak dapat berdo’a layaknya Ustadz, Kiyai, Ulama, Pemimpin pondok pesantren atau imam-imam shalat lakukan. Semua ini dibuat karena keahliannya menggeluti seni musik dan lagu maka dibuatlah cara berdo’anya melalui untaian lirik lagu.56

Dalam album Surga-MU, Ungu bermaksud mengingatkan kembali kepada semua manusia, khususnya para pendengar lagu-lagu album Surga-Mu untuk sama-sama berbenah membersihkan dan menyucikan diri, serta bersegera mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Lagu atau syair yang dibuat bukan

55

Wawancara Pribadi dengan Pasha (pencipta lagu), Jakarta, 27 Juli 2007.

56


(42)

xlii

bermaksud untuk menggurui orang lain, namun ketika ada orang yang setelah mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan itu tersentuh dan dapat merubah kebiasaan yang selalu menjauh dengan Tuhannya menjadi dekat kepada Tuhan merupakan nilai tersendiri bagi group Band Ungu.

Dari uraian wawancara di atas dapat terlihat bahwa pembuatan album Surga-Mu oleh grup band Ungu, walaupun pada awalnya berupa tawaran dari sebuah produksi rekaman namun disamping itu yang terpenting dalam album Ungu ini menitik beratkan pada berbagai pengalaman spiritual yang ada pada jiwa setiap manusia untuk mendorong diri menjalani kehidupan yang lebih baik lagi, dalam hal ini pemaknaan hidup sebagai seorang manusia biasa yang rindu akan sebuah keabadian yakni cita-cita atau harapan kebahagiaan di dunia serta di akhirat. Album tersebut juga memberikan makna yang teramat dalam kepada semua manusia pada umumnya agar menjalankan kehidupan ini sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri, yaitu selalu melakukan perbuatan yang baik serta introspeksi diri, jika melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku untuk segera mengarahkan diri pada sebuah perbaikan-perbaikan.

B. Isi Pesan Dakwah Dalam Lagu-Lagu Ungu Album Surga-Mu

Penulis menganalisa isi dari lagu-lagu yang terdapat dalam album Surga-Mu group band Ungu dengan menggunakan kategori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu kategori isi pesan tentang Aqidah, Akhlak, dan Ibadah. Pesan Aqidah terbagi menjadi beberapa sub kategorisasi atau pokok bahasan, diantaranya ; Pokok Aqidah yang didalamnya Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah, Iman kepada Kitab-Kitab Allah, Iman kepada


(43)

Rasul-xliii

Rasul Allah, Iman kepada Hari akhir, serta Iman kepada Qadha dan Qadar. Pesan Ibadah terbagi atas Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Sedangkan pesan Akhlak terbagi menjadi dua bagian, Akhlak kepada Allah diantaranya : Tawakal, Tawadlu, Sabar, Ikhlas, Syukur dan Taubat. Dan Akhlak kepada sesama manusia : Dermawan, Sayang dan Maaf-memaafkan.

Ketiga kategorisasi ini kiranya menjadi pesan yang disampaikan dalam album surga-Mu, dan pada dasarnya materi-materi dakwah pun tidak terlepas dari ke tiga hal tersebut.

1. Judul lagu Surga-Mu.

Pada judul lagu surga-Mu dalam album ini, secara garis besar memiliki pemahaman konsepsi seorang hamba kepada sang pencipta, serta keinginan yang selalu diberikan petunjuk dan bimbingan-Nya, hal tersebut dilakukan dengan jalan memuji akan kebesarannya, memahami akan segala kesalahan-kesalahan sebagai manusia kemudian melakukan perbaikan-perbaikan dengan jalan bertaubat. Sebuah konsep dialogis pada lagu Surga-Mu terhadap makna ke Tuhanan serta makna penghambaan kepada sang pencipta.

Isi pesan dakwah terkait dengan Aqidah

Kata aqidah berdasarkan pada kata ‘aqada, ya’idu, ‘aqidatan yang berarti ikatan, penetapan pengukuhan, pemahaman Aqidah merupakan dasar atau landasan pokok dalam keyakinan setiap mausia, aqidah juga dapat juga disebut Tauhid, kata ini terambil dari kata wahada, yuwahidu, tauhiidan, yang berarti meng Esakan, satu, absolut. Hal ini juga merupakan hubungan bathiniyah kepada sang pencipta; seorang mahluk menggantung seluruh hidupnya untuk selalu


(44)

xliv

melakukan penghambaan kepada-Nya sebagaimana firmanNya QS. al-Dzaariyat ayat 56;

$

CD

>.E

F (/ #$%

GH+DG$%

IJ

B

3 6* L

”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Ayat tersebut memberikan indikasi bahwasanya tujuan hidup di ciptakannya manusia adalah untuk selalu beribadah kepada-Nya dari seluruh aktifitas kehidupan di dunia. Menurut Sayyid Sabiq dalam al-‘Aqaid al-Islamiyah yang dimaksud dengan aqidah adalah membenarkan sesuatu dan meyakininya tanpa kebimbangan, dalam hal ini objek kajian aqidah ada pada enam prinsip keimanan yaitu ; iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, kepada takdir baik dan buruk-Nya, serta pada hari akhir.57

Sub Kategorisasi Muatan Isi Lagu :

Bait Lagu Surga-Mu Unsur terkait Aqidah Keterangan

Segala yang ada dalam hidupku

Ku sadari semua milikmu

Konsepsi Tauhid (Iman kepada Allah)

Yaitu mempercayai akan adanya Allah serta ke Esaan-Nya, tidak ada Tuhan selain daripada Dia.

Bait lagu disini menjelaskan proses pemahaman akan kekuasaan-Nya yang meliputi seluruh alam serta isinya.

Kuhanya hambaMu yang berlumur dosa

Konsepsi Taubat, Dalam pertaubatan langkah pertama adalah penyesalan; mengakui kesalahan-kesalahan di hadapan-Nya. Memberikan pemahaman bahwa manusia tidak terlepas dari salah dan dosa, hal tersebut supaya menjadi self control dalam menjalani kehidupan.

57


(45)

xlv

Dalam bait segala yang ada dalam hidupku kusadari semua milikMu; disini mengandung makna penghayatan bahwasanya segala yang diciptakan oleh Allah di alam ini adalah milik-Nya QS. Al-Baqarah ayat 115 dan 142:

MN

O2! P +&,$%

QR2!  +&,$%

5

$.4 0

'"&

T% U

*V

H "W"&

X Y

ZN$%

5

I=

[N$%

\\(]^

_`a > b

”Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah [83]. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”58

c C

L.]

d N$./e?fg

$%

E

 $ 0

$%

$

3/

[

 iA4 > j k

lAm[

$%

T% +ken

$./ L > b

5

o*k

pN

O

q +&,$%

QR2! .4

$%

5

r

i

d N$ Pst

5

#u^ (v

w`aA

xgy

”Orang-orang yang kurang akalnya [93] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"[94].59

Sebuah proses penghambaan kepadaNya dengan melihat akan apa yang ada dalam realitas yang tampak dijadikan sebagai alat observasi atas kebesaran-Nya sebagaimana pengalaman spiritual yang di lakukan oleh Nabi Ibrahim AS,

58

[83] Disitulah wajah Allah. Maksudnya; Kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, Karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

59

[93] Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.

[94] di waktu nabi Muhammad s.a.w. berada di Makkah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. tetapi setelah 16 atau 17 bulan nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. untuk persatuan umat islam, Allah menjadikan ka'bah sebagai kiblat.


(46)

xlvi

ketika pada masa pencariannya kepada Tuhan ini diabadikan dalam al-Qur’an pada QS, al-‘An’Am ayat 76-79 sebagai berikut:

$F4 >"&

F .Y

X L > 

o L[

$%

%

z

$ jen

en

T

c$"k

%eL:.;

{ z

T

N$F4 >"&

|o"&

c$"k

}J

f>

X

<~•

> & .$%

1€ B

$F4 >"&

%

z

!.4"

$%

$0• U$

-c$"k

%eL:.;

{ z

T

N$F4 >"&

|o"&

c$"k

‚B"

[

i

{ z

I~"… C†W‡

E

,

"

$%

‚ˆ

iNN$I_

$%

1€€B

$F4 >"&

%

z

GH 4‰P

$%

0 e• U$

-c$"k

%eL:.;

{ z

N%eL:.;

Š†

T

N$F4 >"&

D >"&

c$"k

A,

" :

s„

‹ •r2!

-$F4

n

q*o

1€B

s„

CD /HY

Gz

/ Y

r k[%

!"Q"&

(W^

:.4gg

$%

<3 z ‡$%

$0?L 0.X

T

N$

`$ +

<•

<~•

n q34

$%

1€_B

”Ketika malam Telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” (QS. al-an’am: 76).

”Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat.” (QS. al-an’am: 77)

”Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (QS. al-an’am: 78)

”Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. al-An’Am: 79)

Hal terpenting disini adalah pencarian akan sesuatu yang benar-benar memiliki kekuasaan mutlak (absolut) yang menguasai seluruh yang ada termasuk


(47)

xlvii

dirinya, dengan menggunakan perbandingan dengan ciptaan seperti matahari, bulan, bintang yang mana ternyata itu semua tidak menghantarkannya pada sebuah kemutlakan. Dimana inti dari keimanan itu sendiri tertuangkan dalam makna syahadat “ashadualla ilalaha illallah” atau kalimat tauhid “la ilaha illah” dari rukun iman yang pertama. Iman di definisikan dengan mempercayai akan adanya wujud Allah swt sebagai pencipta.

Syair lagu Kuhanya hambaMu yang berlumur dosa, memberikan makna bahwasanya manusia adalah tempatnya dosa dan lupa “al-Insan matsalul khata’ wa al-nisyaan”, setelah mengakui dengan sempurna ke Esaan Allah serta meyakini akan apa yang diciptakan oleh-Nya merupakan sebuah tanda akan kebesaranNya. Bait ini mengajak manusia agar selalu mengintrospeksi dirinya terhadap perbuatan yang telah di lakukannya (taubat) seperti terdapat dalam QS. Hud ayat 3:

B

T% !

? 

]$%

-

Ž- z

H *`

T%• - *V

X L"

*

x.4

$•*: x

$•0‘g.X

%

o.Y

zJ’‘gy

"

o n

r “

o _"&

”

"% _"&

T

T%

[

"V

s„ •"&

3$k"‡

-

L > b

ER%eL 

w,

c ! jen

12B

”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”

Bait lagu Surga-Mu Unsur terkait Ibadah Keterangan

Ibadah terbagi menjadi dua bagian besar; mahdah dan

Bait ini menunjuk pada sebuah permohonan atau


(48)

xlviii Tunjukkan aku jalan

lurus Mu

Untuk menggapai Surga Mu

Terangi ku dalam setiap langkah hidupku

ghair mahdah. Ibadah yang pertama terkait dengan ritual-ritual ibadah pada umumnya, sedangkan yang ke dua yang disebut juga ibadah sosial yakni dengan berhubungan langsung dengan

masyarakat seperti tolong-menolong serta mu’amalah

do’a ketika melakukan ibadah seorang hamba diharapkan selalu memohon agar selalu di tunjukan jalan yang lurus, yang di ridhoinya serta memohon agar hidup yang dijalani lebih bermakna ibadah.

Dalam bait ini Tunjukan aku jalan lurusmu, untuk menggapai surga-Mu, terangi aku dalam setiap langkah hidupku. Mengandung makna akan akhlak secara teoritis akhlak terbagi menjadi dua bagian; akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah (perangai yang baik dan perangai yang buruk). Dalam ilmu tasawuf akhlak pun diberlakukan antar mahkluk dan sang Khaliknya dalam artian wujud nyata seorang mahluk kepada sang Khaliknya ialah permohonan (do’a) yakni agar selalu ditunjukan jalan yang lurus seperti yang telah diberikan kepada para Nabi dan Rasul serta orang-orang shalih untuk menuju surga yang dijanjikan kepada mereka semua orang-orang yang mendapat petunjuk, kemudian terangiku dalam setiap langkah hidupku. Hal tersebut sesuai dengan apa yang terdapat dalam QS. al-Fatihah ayat 5-7:60

e–$Ž

3 6* +

.–$Ž

—~• * xg ˜

1

B

“Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”[7].

Makna iyyakana’budu dalam tafsir Mizan di katakan bahwa adanya sebuah proses penghambaan terhadap sang pencipta yang mana hal tersebut

60

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah : mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.


(49)

xlix

dilakukan dengan melakukan penghadiran dirinya ketika menghadap Allah swt (dalam hatinya), jika ia melakukan penghadiran selain daripadanya maka ini dapat dikatakan sebuah kemusyrikan, inilah yang di namakan dengan perealisasian makna ‘ubudiyyah.61 Setelah menegaskan makan penghambaan Allah menegaskan kembali dengan iyyakanasta’in bermakna kami hanya menisbatkan ibadah ini kepada diri kami dan hanya kepada Engkau kami memohon dan tidak ada tempat lagi memohon selain Engkau dengan demikian makna keduanya adalah pemurnian ibadah.62

Bait lagu Surga-Mu Keterangan

Karena ku tahu Hanya Kau Tuhan ku Allahu Akbar

Allah Maha Besar

Proses penghambaan di atas membawa pada sebuah pengakuan, keyakinan bahwa Dia yang segala Maha, spontanitas akan penghambaan tersebut terwujud dengan kalimat dzikir atas pengAgungan.

Bait lagu Surga-Mu Unsur terkait dengan

Ibadah (dzikir,berdo’a). Keterangan

Ku memujaMu di setiap waktu

Hanyalah pada Mu Tempat ku berteduh Ku mohon Ridho dan ampunan Mu

Dzikir adalah termasuk dari ibadah yang sangat penting, dzikir terbagi menjadi dua yaitu dzikir jahr dan khafi (keras dan pelan) dengan kalimat-kalimat yang di ajarkan oleh nabi spt; Allahu Akbar, Subhanallah, dll. Kemudian do’a dapat di artikan dengan permohonan sang hamba kepada pencipta

Bait tersebut mengajak pada manusia agar tidak meninggalkan diri mengingat Allah serta memohon kepada Nya dalam kehidupan ini kemudian selalu meminta ampunan dan

keridhaanNya.

Bait lagu Surga-Mu Keterangan

61

Al -‘Alamah Thabathaba’i, Tafsir Mizan (mengupas surat al-Fatihah), CV. Firdaus, Jakarta, 1991, h. 31.

62


(50)

l Tunjukkan aku jalan

lurus Mu

Untuk menggapai Surga Mu

Terangi ku dalam setiap langkah hidup ku

Bait ini mengindikasikan kepada sebuah permohonan dari seorang hamba dalam menjalankan kehidupan di dunia yang penuh dengan tantangan, cobaan, untuk selalu dibimbing dan di tunjukan kepada jalan yang lurus.

Penjelasan ;

Berdzikir, bertasbih, serta berdoa kepada Alah swt adalah merupakan bagian dari ibadah yang mempunyai kedudukan penting, untuk menghantarkan manusia pada keridhaan-Nya dan kebahagiaan didunia dan akhirat. Islam mengajarkan agar selalu memaknai kehidupan ini dengan kata ibadah, dalam bahasa ibadah terambil dari kata ‘abd yang berarti hamba, sedangkan ibadah adalah penghambaan kepada Allah dengan jalan yang telah di ajarkan oleh nabi-Nya seperti terlihat dalam QS. al-Hajj ayat 77.

$./y

'9:

<~ k[N$%

T% 0

%

T% *|† z$%

T% 3 Cš]$%

T% 3 j $%

Ž- z

T% *>.* &$%

!.–

$%

Cj9>.*"

<= 3"

> ?*V

1€€B

”Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”

Kemudian dzkir juga merupakan bagian dari ibadah yang sangat penting, kata dzikir berasal dari dzakara yaitu ingat, dalam jaran Islam dzikir sangatlah dianjurkan karena dengan media dzikir akan menghasilkan ketenangan hati serta nilai ibadah yang sangat tinggi, hal tersebut sebagaimana terdapat dalam QS. Raad ayat 28 ;

‚ k[N$%

T% 0

%

‚B ’ Q"V

`3/- *>*k

2! nAL

-ZN$%

|J

2!Š†AL


(1)

penganalisaan dari lagu-lagu tersebut. Dari keempat lagu Ungu pada album Surga-Mu lebih dominan menyampaikan pesan mengenai materi ajaran Aqidah, yang dalam hal ini lebih banyak mengangkat tentang keAgungan Allah SWT. Sedangkan materi pesan ibadah dan akhlak lebih sedikit, dalam hal ini materi penyampaian tentang taubat dan puasa.


(2)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bermusik (lagu) dapat dijadikan media dakwah sebagai penyampai pesan-pesan ajaran Islamiyah, dari setiap syair lagu yang dilantunkan akan mudah dapat diterima dan lebih mudah diingat untuk selalu diulang-ulang atau dinikmati. Dalam album Ungu “SurgaMu” ini lagu-lagunya merupakan hasil perenungan panjang dari para pencipta lagunya dan merupakan pengalaman perjalanan masa lalunya yang gelap, yang mungkin juga pernah dialami oleh orang lain. Namun dari semua yang telah diciptakan oleh Ungu Band bukan bermaksud untuk mengajarkan atau menggurui, karena personil Ungu pun menyadari keadaan dirinya masih merasa kurang dalam pengetahuan agama.

Pesan yang terdapat dalam lirik-lirik lagu yang terdapat pada album SurgaMu terdiri dari pesan Aqidah, Ibadah, dan Akhlak. keTiga pesan ini sangat penting untuk disampaikan karena begitu mengena terhadap perjalanan kehidupan di dunia tidak hanya berkaitan dengan hubungan keTuhanan (Habluminallah) tetapi berhubungan juga dengan sesama manusia dan makhluk (Habluminannas) agar hidup manusia di dunia tidak membawakan beban pada kehidupan selanjutnya di akhirat.


(3)

Karena setelah kehidupan di dunia ini masih ada kehidupan lagi yang merupakan kehidupan untuk mempertanggung jawabkan kehidupan semasa hidup di dunia.

B. Saran-Saran

1. Kepada pencipta lagu diharap dapat mengaplikasikan apa yang telah diciptakan dan disampaikan kepada penikmatnya dalam kesehariannya. 2. Kepada seluruh jajaran Ungu (management, crew dan personil) agar

lebih aktif meningkatkan hasil-hasil karyanya.

3. Kepada para praktisi Dakwah ; Da’I, Penulis, Musisi Islam, Seniman, dan sebagainya untuk jangan ragu menampilkan atau menciptakan yang segar dalam menyampaikan pesan ajaran Islamiyah melalui karya-karyanya.

4. Kepada Mahasiswa/I UIN Jakarta khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam untuk lebih kreatif dalam mengemas cara penyampaian dan isi pesan dakwah yang akan disampaikan, agar masyarakat pada umumnya lebih menyukai dan tertarik kepada sesuatu yang baru dan menarik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yoyakarta: PLP2M, 1985), Cet. ke-2.

Ahmad, Mahmud. Dakwah Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet. Ke-1.

Al-Baghdadi, Abdurrahman. Seni Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Gema Insani Pers, 1993) Cet. Ke-1.

Amin, Jum’ah & Abdul Azis, Fiqh Dakwah: Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam, (Solo: Citra Islami Press 1997), Cet. ke-I.

Arifin, H. M. Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Askara, 1997), Cet. ke-4. Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. ke-1.

Bookmagz Ungu, Hot Spot, (Jakarta: Trinity Optima Production “Trinity Artist Management”, Maret 2007).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1986).

………. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999).

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), Jilid 2, Cet. Ke-4.

Djatmika, Rahmat. Ilmu Akhlak, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992).

Efendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994).

………. Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), Cet. ke-2.

Gazilba, Sidi. Islam dan Kesenian, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998) Cet. Ke-I. Ghazali, M. Bahri. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. Ke-I. Hasanudin, A.H. Retorika Dakwah dan Publisistik Dalam Kepemimpinan,

(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. ke-2.

Hadi, Sutrino. Metodologi Reserch II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1990).


(5)

Mahfudh, Sahal. Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKIS, 1994) Cet. Ke-3. Ma’luf, Luis. Kamus Al-Munjid, (Beirut: Al Maktabah Al-Katukiyyah, 1986). Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2000) Cet. Ke-I.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).

Qardhawi, Yusuf . Islam Bicara Seni, (Solo: Era Intermedia, 2000), Cet. Ke-II. …………. Fiqih Musik dan Lagu (Bandung: Mujahid, 2001), Cet.1.

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-11.

Saleh, Abdul Rosyad. Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet. ke-2.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. ke-17.

………… Wawasan Al-Qur an, (Bandung: Mizan, 1996).

………… Fatwa-Fatwa Seputar Wawasan Agama, (Bandung: Mizan, 1999). Soejono, dan H. Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pengantar dan

Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-1.

Syukur, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), Cet. Ke-1.

Tim Dirasat Islamiah Universitas Islam Jakarta, Akhlak Ijtimaiyyah, (Jakarta: PT. Pamator, 1998).

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. Ke-4.

Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan Desertasi ), (Jakarta, Ceqda, 2007).

Wajidi, Farid. Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, (Terj), (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1993).

Ya’kub, Hamzah. Publisistik Islam: Tehnik Dakwah dan Leadership, (Bandung: Diponegoro, 1998).


(6)

Zaidan, Abdul Karim. Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, (Jakarta: Media Dakwah, 1984), Cet. ke-2.

Situs Internet :

http://www.suaramerdeka.com/harian/0609/30/bud02.htm http://www.unguband.com/forum/news_ungu_award.htm