Peningkatan Virulensi Viral Necrosis Virus VNN

3.3. Pengukuran Kadar Hematokrit

Dalam Penelitian ini pengukuran kadar hematokrit pada darah dilakukan menurut Anderson and Siwicki 1993 dengan sedikit modifikasi. Sampel darah dimasukan kedalam tabung hematokrit sampai kira-kira 45 bagian tabung, ujungnya bertanda merah disumbat dengan kretoseal. Hematokrit tersebut disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3.500 rpm. Pengukuran kadar hematokrit dilakukan dengan membandingkan volume padatan sel darah dengan volume seluruh darah pada skala hematokrit.

3.4. Uji Aktifitas Fagositosis

Pengujian aktifitas fagositosis dari leukosit yang dilakukan merujuk pada Amlacher 1970 dengan sedikit modifikasi. V.alginolyticus dikultur pada TSA, dan diinkubasi pada 37 o C selama 24 jam. Kultur V.alginolyticus dipanen dengan penambahan PBS dan dibunuh dengan 2 formalin selama 24 jam. V.alginolyticus dicuci dengan menggunakan PBS sebanyak 3 kali dengan sentrifugasi pada 3000 rpm selama 15 menit. Kepadatan V.alginolyticus diestimasi dengan spektrofotometer. Tabung kapiler hematokrit diisi dengan sampel darah+EDTA dan disentrifus dengan cara yang sama seperti pada uji leukokrit dan hematokrit. Tabung kapiler hematokrit kemudian dipotong pada batas antara eritrosit dan leukosit, bagian leukosit ditampung pada mikrotube. Leukosit sebanyak 100 l dimasukkan dalam mikroplate well, kemudian ditambah Kadar Hematokrit = volume sel darah merah x 100 total darah dengan V.alginolyticus kepadatan 10 8 selml dengan volume yang sama. Kemudian V. alginolyticus dicampur dengan leukosit secara pipetting dan diinkubasi selama 20 menit. Berikutnya sampel dari mikroplate well diambil sebanyak 5 l dan diletakkan pada objek glass, dibuat preparat ulas, dan didiamkan dengan cara dikeringanginkan. Objek glass difiksasi dengan etanol 95 selama 5 menit, dan dikeringanginkan. Kemudian preparat diwarnai dengan safranin 0,15 selama 10 menit dan diamati dengan mikroskop perbesaran 1000x, minimal 100 sel. Sel dengan aktifitas fagositosis dan sel yang tidak beraktifitas fagositosis dihitung minimal 100 sel. Kemudian aktifitas fagositosis AF, dihitung dengan rumus : AF =   diamati yang fagosit aktif yang fagosit x 100

3.5. Perhitungan Relative Percent Survival RPS dan Survival Rate SR

Kerapu Tikus Pengamatan jumlah kematian ikan dari masing-masing perlakuan dilakukan setiap hari dimulai dari uji tantang hingga akhir perlakuan. Selanjutnya dihitung kelangsungan hidup relatif menurut Ellis 1988 dengan rumus sebagai berikut : RPS = [ 1 – v ] x 100 k Keterangan: RPS = Relative Percent Survival v = mortalitas ikan yang diberi perlakuan k = mortalitas ikan kontrol

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi dari Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 11 80

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) YANG DISTIMULASI JINTAN HITAM (Nigella sativa) DAN DIINFEKSI Viral Nervous Necrosis (VNN)

5 38 54

PENGARUH JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP HISTOPATOLOGI IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DENGAN UJI TANTANG VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN)

5 61 52

PENGARUH PEMBERIAN JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK KAKAP PUTIH (Lates calcarifer B.) YANG DIINFEKSI VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN)

4 47 55

APLIKASI BAKTERIN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI VIRAL NERVOUS NECROSIS (VNN) PADA BENIH IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis | Roza | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 8875 16124 1 PB

0 0 10

Peningkatan Respon Imun Non-Spesifik Benih Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis dengan Imunostimulan dan Bakterin terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) | Roza | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 160 93 1 PB

0 1 11

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN Macaranga tanarius DALAM MENGINAKTIFASI VIRAL NERVOUS NECROSIS IKAN KERAPU TIKUS

0 0 8

PENGARUH JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) YANG TERINFEKSI VIRAL NERVOUS NECROSIS SECARA BUATAN

0 0 6

TESIS GENOTYPING Viral Nervous Necrosis (VNN) PADA IKAN KERAPU DI WILAYAH JAWA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT

0 0 16