Kriteria Inklusi dan Eksklusi

38

I. Cara Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Klinis

Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi eksperimen, dimana 3 perlakuan pada masing-masing tikus dilakukan pengamatan setiap dua hari sekali untuk melihat penyembuhan secara makroskopis. Pengamatan ini mulai dilakukan dari awal pemberian terapi sampai hari terakhir penyembuhan untuk mengetahui perubahannya dengan batas waktu penelitian selama 7 hari. Lalu untuk mengukur persentase kesembuhan dilakukan dengan menggunakan rumus : px = [p1-pxp1] x 100 dimana : px = Persentase hari ke x p1 = panjang hari ke 1 px = panjang hari ke x

2. Histopatologi

Penyembuhan luka sayat diobservasi pada fase proliferasi. Sampel biopsi diambil satu kali dan serentak pada hari ke 7. Gambaran yang dinilai adalah panjang reepitelisasi dengan sistem skoring pada pembesaran 40x yaitu : 39 Tabel 3. Tabel penilaian mikroskopis. Parameter dan Diskripsi Skor Derajat terjadinya epitelisasi  Epitelisasi normallapang pandang kecil mikroskop  Epitelisasi sedikitlapang pandang kecil mikroskop  Tidak ada epitelisasilapang pandang kecil mikroskop 3 2 1 Jumlah pembentukan pembuluh darah baru  Lebih 2 pembuluh darah barulapang pandang kecil 3 mikroskop  1-2 pembuluh darah barulapang pandang kecil 2 mikroskop  Tidak ada pembuluh darah barulapang pandang kecil 1 mikroskop Derajat pembentukan kolagen  Kepadatan kolagen lebih dari jaringan normallapang pandang kecil mikroskop  Kepadatan kolagen sama dengan jaringan normal lapang pandang kecil mikroskop  Kepadatan kolagen kurang dari jaringan normallapang pandang kecil mikroskop 3 2 1 3 2 1

3. Analisis Data

Hasil penelitian lalu akan dianalisis apakah memiliki distribusi normal p0,05 atau tidak secara statistik dengan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel ≤50. Kemudian dilakukan uji Levene untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data memiliki varians yang sama p0,05 atau tidak. Jika varians data berdistribusi normal dan homogen, akan dilanjutkan dengan metode uji parametrik

Dokumen yang terkait

EFEK PEMBERIAN PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP PERTUMBUHAN JARINGAN GRANULASI PADA LUKA SAYAT TIKUS

0 3 16

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DIBANDINGKAN DENGAN PEMBERIAN MUPIROSIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

4 38 62

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR ANTARA PEMBERIAN MADU DAN KLINDAMISIN SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

2 16 60

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU BUNGA AKASIA TOPIKAL, OXOFERIN, DAN OKSITETRASIKLIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN DEWASA GALUR Sprague Dawley

1 13 78

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN SILVER SULFADIAZINE PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 7 82

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DAN PEMBERIAN GENTAMISIN TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

1 17 71

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN HIDROGEL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague Dawley

1 14 71

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TUMBUK DAN HIDROGEL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague Dawley

3 24 41

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PROPOLIS SALEP 2,5 %, PROPOLIS SALEP 5%, DAN PROPOLIS SALEP 7,5% TERHADAP WAKTU KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 7 64

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA SAYAT TERBUKA ANTARA PEMBERIAN ETAKRIDIN LAKTAT DAN PEMBERIAN PROPOLIS SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

0 0 7