10
tidur dengan berdampingan atau memeluk pinggang induk, serta ridecarry menunggangi induk atau dibawa oleh induk, juga suckle aktivitas menyusui
Wiens, 2002.
Interaksi sosial kukang berkisar antara 0-7,7 Wiens, 2002. Sedangkan aktivitas menyelisik individu lain dilakukan oleh kukang tidak lebih dari 6,7
dari masa aktifnya. Infant N. coucang lebih banyak menghabiskan waktunya guna berjaga-jaga atau mengamati individu lain 40,8 dapat dilhat dengan
perbandingan aktivitas lainnya 26,5 berjalan, 6,1 siaga, 4,2 menyelisik diri sendiri, 2 berdiri, 2 bergerak berpindah dengan cepat, dan 12,3 interaksi
sosial termasuk click calling Wiens, 2002.
3. Infant Parking
Infant parking merupakan perilaku meninggalkan infant saat induk pergi mencari
makan Napier; Napier, 1967; Nekaris; Bearder, 2007. Di penangkaran Infant parking pada kukang teramati pada hari ke dua setelah lahir Zimmermann, 1989.
Wiens 2002 dua kali mengamati Indikasi infant parking di alam saat menjumpai infant, masing-masing dengan berat tubuh 105 g dan 119 g, sendirian di semak
dan pohon pada saat tengah malam pukul 00:35 dan 02:05. Ketinggian infant yang teramati dari permukaan tanah adalah 2,2 m di semak dan 3,5 m di pohon.
Semak dan pohon tersebut merupakan vegetasi untuk tidur pada siang hari.
D. Habitat dan Sumber Pakan
Odum mendefinisikan habitat merupakan tempat organisme tinggal dan hidup,
atau tempat seseorang harus pergi untuk menemukannya. Famili Lorisidae
11
memiliki kecenderungan mendiami berbagai tipe strata dan substrata Nekaris; Bearder, 2007. Kukang menyuka habitat hutan hujan tropis dan subtropis di
dataran rendah dan dataran tinggi, hutan primer, hutan sekunder, serta hutan bambu Rowe, 1996; Nekaris; Shekelle, 2007. Kukang menyukai habitat perifer
tepi karena di bagian ini terdapat kelimpahan serangga dan faktor pendukung lainnya. Tahun 1986 dari seluruh area yang mungkin menjadi habitat kukang,
hanya 14 saja yang berada di dalam kawasan dilindungi MacKinnon; MacKinnon, 1987. Kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi
penyebaran dan produktivitas suatu satwa. Habitat yang mempunyai kualitas yang tinggi nilainya, diharapkan akan menghasilkan kehidupan satwa yang lebih baik.
Habitat yang rendah kualitasnya akan menghasilkan kondisi populasi satwa yang daya reproduksinya rendah Prowildlife, 2007.
E. Vegetasi Pakan
Pakan kukang secara umum adalah berupa tumbuhan 50 buah-buahan dan 10
getah, 40 lainnya dari sumber pakan hewan. Sedangkan kukang Sumatera lebih menyukai getah atau cairan tumbuhan 34,9 dan bagian bunga 31,7
daripada buah-buahan 22,5 dan arthopoda Wiens, 2002; Streicher, 2004; Swapna, 2008. kukang Sumatera di Kabupaten Manjung Malaysia Barat
menggunakan 27 spesies tumbuhan dari 15 famili sebagai sumber pakan Wiens, 2002; Streicher, 2004; Swapna, 2008. Infant kukang Sumatera memakan sumber
pakan tumbuhan pertamanya pada umur 4 minggu untuk nektar, 17 minggu untuk sari bunga, dan 19 minggu untuk getah Wiens; Zitzmann, 2003b.