Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Pelaksanaan Penelitian

3. pada tanaman seperti padi dilakukan pengambilan data dengan menggunakan bujur sangkar 1 x 1 m 2 , pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali pada tempat yang berbeda, kemudian ditimbang berdasarkan bahan segar, lalu dijemur dan di timbang kembali berdasarkan berat kering udara. Hijauan digiling terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis lab; Gambar 2. Proses pengambilan sampel padi Padi Pemanenan Bujur sangkar 1x1m 2 Potong bagian bawah padi ketinggian 5 cm dari tanah Gabah Jerami Timbang bobot segar Jemur Timbang bobot kering udara Giling Sampel Analisis kadar air 4. menghitung produksi limbah dari padi dengan rumus : produksi perhektar = produksi limbah 1 m 2 x 1 hektar produksi pertahun = produksi limbah perhektar x luas wilayah areal x frekuensi panen dalam setahun 5. pada tanaman pertanian seperti singkongketela pohon, dilakukan pengambilan data dengan menggunakan bujur sangkar 3 x 3 m 2 , pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali pada tempat yang berbeda. Kemudian di timbang berdasarkan bahan segar, lalu dijemur dan ditimbang kembali berdasarkan berat kering udara. Hijauan digiling terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis lab; Gambar 3. Proses pengambilan sampel singkong Ketela pohon Pemanenan Bujur sangkar 3x3 m 2 Potong bagian bawah ketela pohon Timbang bobot segar Daun Batang Jemur Timbang bobot kering udara Giling Sampel Analisis kadar air menghitung produksi limbah singkongketela pohon dengan rumus: produksi perhektar = produksi limbah 1 m 2 x 1 hektar produksi pertahun = produksi limbah perhektar x luas wilayah areal x frekuensi panen dalam setahun 7. menghitung kapasitas tampung ternak dengan rumus : jumlah produksi hijauan kgth kapasitas tampung = -------------------------------------------------- kebutuhan pakan kgsatuan ternakth Ket : konsumsi ekor tahun berdasarkan bahan kering 8. mencatat hasil data yang diperoleh dan melakukan analisis kadar air dari tiap sampel; Analisis proksimat : 1 Kadar air Cara kerja analisis kadar air Fathul., 2007 yaitu : a. memanaskan cawan porselin beserta tutupnya yang telah dibersihkan ke dalam oven 105 C selama ± 1 jam; b. mendinginkan di dalam desikator selama 15 menit; c. menimbang cawan porselin beserta tutupnya dan mencatat bobotnya A; d. memasukkan sampel analisa ke dalam cawan porselin sekitar satu gram kemudian mencatat bobotnya B; e. memanaskan cawan porselin yang berisi sampel di dalam ovenn105 C selama ≤ 6 jam penutup jangan dipasang; f. mendinginkan di dalam desikator selama 15 menit; g. timbang cawan porselin tanpa tutup berisi sampel analisis tersebut C; h. menghitung kadar air dengan rumus sebagai berikut : B –A — C –A Kadar air = X 100 B –A Keterangan : KA = kadar air A = bobot cawan porselin g B = bobot cawan porselin berisi sampel sebelum dipanaskan g C = bobot cawan porselin berisi sampel sesudah dipanaskan g i. melakukan analisis sebanyak dua kali duplo, kemudian menghitung kadar air rata –rata dengan rumus sebagai berikut : KA 1 + KA 2 Kadar air = 2 Keterangan : KA 1 = kadar air pada ulangan pertama KA 2 = kadar air pada ulangan kedua j. menghitung kadar bahan kering dengan rumus sebagai berikut : BK = 100 KA Keterangan : BK = kadar bahan kering KA = kadar air

E. Peubah yang diamati

Peubah yang diamati adalah produksi limbah jerami padi dan daun singkong yang dapat dijadikan pakan ternak serta kapasitas tampung sapi PO bibit pejantan berdasarkan produksi tanaman padi dan singkong di Desa Sidomukti Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Luas lahan padi dan singkong di Desa Sidomukti penghasil limbah hijauan masing – masing seluas 43 ha dan 11,6 ha dengan produksi bahan kering masing – masing sebesar 469.669,81 kgth 46,96 tonth dan produksi protein 27.511,677 kgth 2,75 tonth. 2. Berdasarkan limbah jerami padi dan daun singkong kapasitas tampung untuk bibit sapi PO pejantan di Desa Sidoumkti Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten lampung Selatan sebanyak 54 UTtahun.

B. Saran

Perlu dilakukan pengolahan pada jerami padi dan daun singkong seperti amoniasi dan silase, sehingga sesuatu hal baik itu kualitas dan kuantitasnya dapat terjamin serta pemanfaatan limbah jerami padi dan daun singkong sebagai hijauan pakan ternak dapat lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Abbas, S., A. Halim, A. Ahmad, dan S.T. Amidarmo. 1986. Limbah Tanaman Ubi Kayu. Dalam: Limbah Hasil Pertanian. Kantor Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Pangan. Jakarta Anonim. 1993. Perbaikan Kualitas Jerami Padi dan Pucuk Tebu Sebagai Pakan Ternak. Lipatan lembar Informasi Pertanian Departemen Pertanian. BPTP Yogyakarta Anonimus. 2008. Pengolahan Ubi Kayu. http: Files.wordpress.com200802ubi kayu. Diakses tanggal 17 Maret 2009 Badan Standardisasi Nasional. 2008. Bibit Sapi Peranakan Ongole. Jakarta Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP3K Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan. 2013. Jenis dan Populasi Ternak. Lampung Boer, M., P. B. Arizal, Y. Hendri, dan Ermidias. 2003. Tingkat penggunaan onggok sebagai bahan pakan penggemukan sapi bakalan. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 29 – 30 September 2003. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 99 – 103 Balitbang Pertanian. 1987. 5 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sumbangan Penelitian dalam Pembangunan Pertanian. Departemen pertanian. Jakarta B. Sudaryanto. Kulit Ubi sebagai Bahan Pakan Ternak. Warta Litbang Pertanian. No. 3 Vol. XI, Mei 1989. Departemen Pertanian. Jakarta Ciptadi, W. 1977. Umbi Ketela Pohon Sebagai Bahan Industri. Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Departemen Pertanian. 2003. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta