83
menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan si anak dapat mandiri.
Vygotsky juga mengemukakan konsepnya tentang zona perkembangan proksimal zone of proximal developmet.Vygotsky meyakini bahwa
pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-
tugas itu berada dalam “zone of proximal development
” mereka. Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan
pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di
bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Menurutnya perkembangan kemampuan seorang anak dapat dibedakan ke
dalam dua tingkat yaitu perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak
untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental. Sedangkan tingkat
perkembangan potensial tampak dari kemampuan seorang anak untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika di bawah
bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan intermental. Jarak
antara keduanya yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial ini disebut zona perkembangan proksimal.
Budiningsih 2004 :101
84
Implikasi utama dari pemikiran Vygotsky dalam pembelajaran adalah hendaknya pembelajaran dilakukan dengan setting kelas kooperatif,
sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi - strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of
proximal development mereka. Pembelajaran disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara
aktif sehingga diperlukan peranan peranan orang dewasa dan anak -anak lain serta lingkungannya dalam memudahkan perkembangan si anak dengan
mengoptimalkan seluruh sumber belajar yang tersedia agar terjadi interaksi antara aspek “internal” dan “eksternal” dari pembelajaran dan lingkungan
sosial pembelajaran, karena anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan
memusatkan perhatian.
2.12. 3 Teori Behaviorisme
Paham behaviorisme memandang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Belajar
menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-
faktor kondisional yang diberikan lingkungan Siregar Nara, 2010:25. Tokoh penting aliran ini adalah Burrhusm Frederic Skinner 1904 -1990.
Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat
85
rangsangan dari lingkungannya. Teori Skinner dikenal denganoperant conditioning
“ dengan enam konsepnya, yaitu : 1
Penguatan positif dan negatif. 2
Shapping, proses pembentukan tingkah laku yang makin mendekati tingkah laku yang diharapkan.
3 Pendekatan suksesif, proses pembentukan tingkah laku yang
menggunakan penguatan pada saat yang tepat, hingga respons py
n
sesuai dengan yang diisyaratkan. 4
Extinction, proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakannya penguatan.
5 Chaining of response, respons dan stimulus yang berangkaian satu sama
lain. 6
Jadwal penguatan, variasi pemberian penguatan: rasio tetap dan bervariasi,
interval tetap
dan bervariasi.
http:id.wikipedia.orgwikiTeori_Belajar_Behavioristik
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan
tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana
itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan.
Respon yang
diberikan ini
memiliki konsekuensi -konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya
86
perilaku. Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya,
serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.
Implikasi dari teori behaviorisme yang memandang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respons ini adalah bahwa pembelajaran harus memberikan rangsangan yang tepat dan penguatan untuk mencapai respon belajar yang diinginkan. Dalam
hal ini, pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar yang dirancang dengan baik dapat menyediakan konsistensi, rangsangan yang handal dan
berimplikasi pada penguatan secara individual.
2.12 Evaluasi Program Perpustakaan 2.12.1 Evaluasi Program
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana
hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan Yusuf, 2000: 3. Sedangkan
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi National Study Committee on Evaluation Engking Mudyana dan Royani 2012 :12, menyatakan bahwa:
“Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing
information in order to report summary data useful to decision makers
in selecting among alternatives”.