D. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah abstraksi hasil pemikiran atau kerangka acuan atau dasar yang relevan untuk pelaksaan penelitian hukum
7
. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Koordinasi
Menurut Inu Kencana
8
, koordinasi adalah suatu mekanisme hubungan dan kerjasama antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Koordinasi antara pemerintah daerah dengan organisasi eksternal dilakukan
dalam upaya untuk pelaksanaan kebijakan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum,
fasilitas penerapan dan penegakan peraturan perundang – undangan.
Berdasarkan Pasal 83 Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
tindak pidana narkotika, bahwa penyidik dapat melakukan kerjasama untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredarn gelap narkotika
dan perkusor narkotika. Menurut laporan penbentukan satgas Seaport Interdiction pelabuhan penyeberangan Bakauheni dalam pelaksaannya BNN
berkoordinasi dengan Seaport Interdiction mengenai tugas dan tanggung jawab.
7
Soerjono Soekanto. 1983. Pengantar Penelitian Hukum.universitas Indonesia. Jakarta: Press. Hal.73.
8
Inu Kencana. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Nageri. Jatinegoro. Bandung. Hal. 22.
b.
Teori Penanggulangan Kejahatan
Penanggulangan kejahatan atau tindak pidana disebut dengan kebijakan criminal criminal policy, yaitu usaha untuk mengulangi kejahatan melalui
penegakan hukum pidana, yang rasional yaitu memenuhi rasa keadilan dan daya guna. Dalam rangka menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana
sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa saran pidana maupun non hukum pidana, yang dapat diintergrasikan satu dengan
yang lainnya. Apabila sarana pidana dipanggil untuk menangulangi kejahatan, berarti akan dilaksanakan politik hukum pidana, yakni
mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil perundang – undangan pidana
yang sesuai dengan kadaan dan situasi pada waktu dan untuk masa – masa
mendatang
9
.
Penanggulangan kejahatan atau kebijakan kriminal dapat dilaksakan dengan menggunakan dua sarana, yaitu:
1. Kebijakan Kriminal dengan Sarana Penal
Sarana penal adalah penaggulangan kejahatan dengan menggunakan hukum pidana yang di dalamnya terdapat dua masalah sentral, yaitu perbuatan yang
seharusnya dijadikan tindak pidana dan sanksi apa yang sebaiknya digunakan utau dikenakan pada pelanggar.
2. Kebijakan Kriminal Sarana Non Penal
Kebijakan penanggulangan kejahatan dengan sarana non penal hanya meliputi penggunaan sarana sosial untuk memperbaiki kondisi sosial tertentu,
9
Barda Nawawi Arief. 2002. Kebijakan Hukum pidana. Bandung: PT Citra Aditia Bakti. Hlm. 156.
namun secara tidak langsung mempengaruhi upaya pencegahan terjadinya kejahatan
10
. c.
Teori Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Faktor
– faktor yang mempengaruhi penegakan hukum adalah sebagai berikut: 1.
Faktor Perundang – undangan substansi hukum Praktek penyelenggaraan penegakan hukum dilapangan seringkali terjadi
pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal tersebut dikarenakan konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak sedangkan
kepastian hukum merupakan prosedur yang telah ditentukan secara normatif.
2. Faktor Penegakan Hukum
Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian dari penegak hukumnya sendiri, dalam kerangka penegakan
hukum dan implementasi penegakan hukum bahwa penegakan keadilan tanpa kebenaran adalah suatu kebejatan.
3. Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang mendukung mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,
keuangan yang cukup. Tanpa sarana dan fasilitas yang memadai penekgakan hukum tidak akan berjalan dengan lancar dan penegak hukum tidak mungkin
menjalankan peranan semestinya.
4. Faktor Masyarakat
Masyarakat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan hukum sebab penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk
mencapai dalam masyarakat.
5. Faktor kebudayaan
Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat, berlakunya hukum tertulis perundang - indangan harus mencerminkan nilai-
nilai dasar hukum adat. Dalam penegakan hukum, semakin banyak penyesuiaan antara peraturan perundang
– undangan dengan kebudayaan masyarakat, maka akan semakin mudahlah dalam penegakannya
11
.
10
Ibid. Hlm., 158.
11
Soerjono Soekanto. 1996. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta:
Raja Grafindo Persada. Hlm. 8