BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Awal Perkembangan GSM Global System for Mobile Communications di Indonesia
PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia telah mempersiapkan proyek GSM ini dengan sungguh – sungguh. Sebagai
langkah awal pada bulan Agustus 1992, PT. Telkom mengadakan studi komparasi kebeberapa operator dan manufactures sistem seluler di Eropa, Amerika dan
Hongkong. Menindak lanjuti langkah sebelumnya, PT. Telkom mengundang para vendor
Siemens, Alcatel, Ericsson dan ATT untuk mempresentasikan teknologinya kepada tim di Indonesia, dari sini selanjutnya dapat ditentukan spesifikasi teknis dan
struktur dasar GSM yang akan digunakan. Pemerintah Indonesia menetapkan sistem seluler GSM yang digunakan karena sistem ini sesuai dengan sistem yang telah ada
yaitu EWSD, NEAX dan 5-SS. Oktober 1993 Batam sebagai proyek GSM di Indonesia.
Dirjen Postel mengeluarkan ketetapan nomor 4243Dirjen1993 tanggal 14 desember 1993 yang menetapkan sistem telepon bergerak seluler GSM Batam-
Bintan dengan memakai swiching dari Siemens dan radio BSC, SRB dari Ericsson.
Sebenarnya di Batam pada waktu itu telah beroperasi sistem telepon kabel bergerak inti multy zone memakai sistem AMPS pada frekuensi 800 MHz tetapi kurang
diminati dari 500 subcriber hanya 86 yang terpasang dan sering mengalami interferensi dengan ETACS Singapura.
2.3 Alokasi Frekuensi GSM Telkomsel
GSM Telkomsel di Indonesia berjalan di dua frekuensi yaitu 900 MHz dan 1800 MHz. Di frekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa
dengan rentang nilai frekuensi:
Universitas Sumatera Utara
•
uplink : 890 MHz - 915 MHz
•
downlink : 935 MHz - 960 MHz
Nilai rentang frekuensi untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Kemudian kedua sub-band tersebut dibagi lagi menjadi kanal-kanal, sebuah kanal pada satu
sub-band memiliki pasangan dengan sebuah kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band dibagi menjadi 124 kanal, yang kemudian masing-masing diberi nomor
yang dikenal sebagai ARFCN Absolute Radio Frequency Channel Number. Jadi sebuah MS yang dialokasikan pada sebuah ARFCN akan beroperasi pada satu
frekuensi untuk mengirim dan satu frekuensi untuk menerima sinyal.
Untuk GSM, jarak antar pasangan dengan ARFCN sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal pada tiap awal sub-band digunakan
sebagai guard band. Spektrum GSM menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing diberi nomor 1 sampai 124. Kanal sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi
buat operator-operator GSM yang ada di suatu negara.
Gambar 2.1 GSM GPRS radio interface [sumber : communication management]
Untuk meningkatkan kapasitas kanal GSM, maka digunakan frekuensi selain 900 MHz, yaitu frekuensi 1800 MHz. Penggunaan frekuensi ini akan meningkatkan
kemampuan untuk melayani pelanggan GSM tetapi memiliki sisi negatif karena daerah cakupan suatu BTS akan menjadi semakin sempit. Hal ini dikarenakan oleh
Universitas Sumatera Utara
pengaruh penggunaan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi 900 MHz tadi. GSM di frekuensi 1800 MHz biasa dikenal sebagai DCS Digital
Celluler System 1800. Standarisasi band frekuensi untuk beberapa negara diperlihatkan dalam tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Standarisasi frekuensi bands pada GSM
[Sumber: The Journal of The Communication Network ] Pada DCS 1800, ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan untuk
melayani pelanggan GSM. Kanal-kanal itu dibagi menjadi:
•
uplink : 1720 MHz - 1785 MHz
•
downlink : 1805 MHz - 1880 MHz
Gambar 2.2 Pembatasan Frekuensi GSM
[Sumber: The Journal of The Communication Network ] DCS 1800 biasa diterapkan di daerah perkotaan di mana diperlukan kapasitas
pelayanan yang sangat besar karena jumlah pelanggan yang relatif banyak. Berikutnya untuk melayani pelanggan dengan jumlah yang lebih besar lagi, maka
Universitas Sumatera Utara
digunakan frekuensi yang lebih besar yaitu frekuensi 1900 dan dikenal dengan PCS Personal Communication System 1900.
•
uplink : 1850MHz - 1910MHz
•
downlink : 1930MHz - 1990MHz PCS 1900 akan memiliki coverage area yang lebih sempit tetapi dengan kapasitas
yang lebih besar untuk melayani pelanggan jika dibandingkan dengan kapasitas sel DCS 1800 maupun GSM 900.
2.3 Asitektur Jaringan GSM