Alat dan Bahan Metode Penelitian .1 Area Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Kolam Budidaya daerah Tanjung Morawa dan Laboratorium Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Medan 1 bagian Parasitologi di Jalan Karantina Ikan, Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin Deli Serdang, Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bedah dissecting set, timbangan digital, cawan petri, pinset, kait, pipet tetes, gunting, botol kaca, scalpel, spidol kertas, bak bedah, jarum pentul, tissue, kantong plastik ukuran 10 kg, label nama, kaca objek, termometer, pH meter, kaca penutup, kamera digital, alat-alat tulis dan mikroskop cahaya. Bahan yang digunakan adalah ikan bawal air tawar C. macropomum umur 1-2 bulan benih, umur 3-4 bulan dan umur 5-6 bulan , NaCl fisiologis 0,85 Puhanda, 2012. Bahan yang digunakan BTKLPP untuk pemeriksaan nilai DO kualitas air kolam adalah MnSO 4, 4H 2 O, Mangan Sulfat, Air suling, NaN 3 , H 2 SO 4 , K 2 Cr 2 O 7 , KOH, NaI, Na 2 S 2 O 3 sedangkan untuk nilai BOD adalah Buffer fosfat, air suling, MgSO 4 , CaCl 2 , FeCl 3 , H 2 SO 4 dan NaOH. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Area Penelitian Sampel diambil dari kolam budidaya ikan yang terletak di daerah Tanjung Morawa yang terdiri dari 3 kolam yaitu kolam 1 utuk benih ikan bawal air tawar berumur 1-2 bulan dengan panjang 3 meter, lebar 1,5 m, tinggi 1 meter, kolam 2 untuk ikan bawal air tawar berumur 3-4 bulan dengan panjang 3 meter, lebar 2 meter, tinggi 1 meter dan kolam 3 untuk ikan bawal berumur 5-6 bulan dengan panjang 3 meter, lebar 2 meter, tinggi 1 meter. Dasar masing-masing kolam adalah semen. Sumber air kolam berasal dari air sumur. Pergantian air dilakukan sebulan sekali dan pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari dengan memberikan pellet dan cacing pada masing-masing kolam.

3.3.2 Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel benih ikan bawal air tawar C. macropomum adalah menggunakan metode survey yaitu melalui pengambilan sampel di lokasi budidaya di Kolam Budidaya daerah Tanjung Morawa secara langsung. Pengambilan sampel benih hingga yang siap panen dilakukan secara acak random Mulia, 2006. Sampel ikan diambil dari 3 kolam yang berbeda. Pada kolam 1 merupakan kolam yang berisi benih ikan berumur 1-2 bulan yang terdiri dari ± 300 ekor. Pada kolam 2 merupakan kolam yang berisi ikan berumur 3-4 bulan yang terdiri dari ± 100 ekor. Pada kolam 3 merupakan kolam ikan yang berumur 5-6 bulan ikan yang siap dipanen dengan jumlah ± 80 ekor. Pada masing-masing kolam diambil sampel sebanyak 10 dari jumlah populasi ikan pada kolam Ulkhaq et al., 2012. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengamati bagian morfologi meliputi: permukaan tubuh, warna lembaran insang, dan warna permukaan tubuh yang berwarna pucat Adji, 2008. Sampel ikan bawal air tawar masing-masing dimasukkan kedalam kantong plastik berukuran 10 kg yang berisi air. Kemudian ikan dibawa ke Laboratorium Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Medan 1 bagian Parasitologi di Jalan Karantina Ikan Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin Deli Serdang. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada setiap sampel ikan bawal air tawar C. macropomum.

3.3.3 Pemeriksaan Sampel Ikan Bawal Air Tawar C . macropomum

Sebelum dilakukan identifikasi pada insang dan saluran pencernaan, masing-masing sampel terlebih dahulu ditimbang berat badannya. Selanjutnya sampel diletakkan diatas nampan atau bak bedah, kemudian ikan dimatikan saraf otaknya dengan menusuk kepala bagian Medula Oblongata ikan tersebut Kusmawan, 2012.

3.3.4 Pemerikasaan Cacing Parasitik Pada Insang Ikan

Metode yang dipergunakan yaitu metode mouth insang . Langkah pertama yang dilakukan yaitu tutup insang operculum digunting pada bagian kiri dan kanan. Tutup insang tersebut kemudian dibuang, lalu diambil bagian insang kiri dan kanan, selanjutnya diletakkan di dalam cawan petri berisi NaCl fisiologis 0,85 . Setelah itu diambil potongan dari lembaran insang dan diletakkan diatas kaca objek. Kemudian dikerok dengan menggunakan scalpel dan hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan NaCl Fisiologis 0,85 dan ditutup dengan kaca penutup. Cacing yang ditemukan direlaksasikan di dalam botol kaca yang berisi NaCl Fisiologis 0,85 . Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop. Kabata, 1985.

3.3.5 Pemerikasaan Cacing Parasitik Pada Saluran Pencernaan Ikan

Organ ikan yang akan diperiksa adalah saluran pencernaan usus. Pemeriksaan organ dalam tubuh ikan dilakukan dengan cara membedah bagian tubuh ikan dari kloaka hingga bagian pectoral. Lalu organ usus dikeluarkan dari tubuh ikan dan diletakkan didalam cawan petri berisi NaCl fisiologis 0,85. Pada pemeriksaan usus terbagi menjadi 2 pemeriksaan yaitu:

a. Pengamatan isi usus

Dokumen yang terkait

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

4 99 72

Identifikasi Cacing Parasitik Pada Insang dan Gambaran Leukosit Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) di Kabupaten Bogor

1 10 102

Jenis dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang dan Saluran Pencernaan (Usus) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

2 27 70

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

3 141 72

Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik Pada Saluran Pencernaan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)

1 1 16

Cover Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Chapter I Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 3

Chapter II Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Reference Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 4

Appendix Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 11