Pengamatan isi usus Pemeriksaan dinding usus ikan

3.3.4 Pemerikasaan Cacing Parasitik Pada Insang Ikan

Metode yang dipergunakan yaitu metode mouth insang . Langkah pertama yang dilakukan yaitu tutup insang operculum digunting pada bagian kiri dan kanan. Tutup insang tersebut kemudian dibuang, lalu diambil bagian insang kiri dan kanan, selanjutnya diletakkan di dalam cawan petri berisi NaCl fisiologis 0,85 . Setelah itu diambil potongan dari lembaran insang dan diletakkan diatas kaca objek. Kemudian dikerok dengan menggunakan scalpel dan hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek lalu ditetesi dengan NaCl Fisiologis 0,85 dan ditutup dengan kaca penutup. Cacing yang ditemukan direlaksasikan di dalam botol kaca yang berisi NaCl Fisiologis 0,85 . Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop. Kabata, 1985.

3.3.5 Pemerikasaan Cacing Parasitik Pada Saluran Pencernaan Ikan

Organ ikan yang akan diperiksa adalah saluran pencernaan usus. Pemeriksaan organ dalam tubuh ikan dilakukan dengan cara membedah bagian tubuh ikan dari kloaka hingga bagian pectoral. Lalu organ usus dikeluarkan dari tubuh ikan dan diletakkan didalam cawan petri berisi NaCl fisiologis 0,85. Pada pemeriksaan usus terbagi menjadi 2 pemeriksaan yaitu:

a. Pengamatan isi usus

Isi usus dikeluarkan dengan cara dibedah atau menggunting usus secara ventrikal. Isi usus diambil sedikit demi sedikit dan diletakkan diatas gelas objek, kemudian ditetesi dengan larutan NaCl fisiologis, lalu ditutup dengan menggunakan kaca penutup. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop.

b. Pemeriksaan dinding usus ikan

Setelah seluruh isi usus dikeluarkan, selanjutnya dinding usus di letakkan di cawan petri dan ditetesi NaCl fisiologis 0,85 dan diamati seluruh dinding usus dibawah mikroskop, untuk melihat apakah ada parasit yang menempel pada dinding usus Kabata, 1985.

3.3.6 Identifikasi Cacing Parasitik

Identifikasi dilakukan dengan mengamati sampel di bawah mikroskop sehingga didapat famili, genus dan spesies dari sampel tersebut dengan menggunakan buku acuan dalam Kabata 1985, Wasito et al., 1999, dan Dana et al., 1994.

3.3.7 Prevalensi dan Intensitas

Menurut Kusmawan 2012 tingkat infeksi ikan dinyatakan dalam prevalensi. Prevalensi merupakan persentase ikan yang terinfeksi parasit Tabel 3.1.. Untuk menghitung prevalensi dari sampel dapat dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut : Prevalensi = X 100 Tabel 3.1. Kategori Infeksi berdasarkan Prevalensi No Nilai Kategori 100-99 Always 2 98-90 Almost alwasy 3 89-70 Usually 4 69-50 Frequently 5 49-30 Commonly 6 29-10 Often 7 9-1 Occasionally 8 1-0,1 Rorely 9 0,1-0,01 Very rorely 10 0,01 Almost never Keterangan: always : cacing parasit selalu menginfeksi ikan dan tingkat infeksi ditimbulkan sangat parah 99-100 almost always : cacing parasit hampir selalu menginfeksi ikan dan tingkat infeksi ditimbulkan parah 98-99 usually : cacing parasit biasanya menginfeksi ikan 70-89 frequently : cacing parasit tersebut sering kali menginfeksi ikan 50- 69 Commonly : cacing parasit tersebut biasa menginfeksi ikan 30-49 often : cacing parasit tersebut sering menginfeksi ikan 10-29 occasionally : cacing parasit kadang-kadang menginfeksi ikan 1-9 Rarely : cacing parasit tersebut jarang menginfeksi ikan 0,1-1 Very rorely : cacing parasit sangat jarang menginfeksi ikan 0,01- 0,1 Almost never : cacing parasit tersebut tidak pernah menginfeksi ikan 0,01 Jumlah ikan yang terserang parasit Jumlah ikan yang diperiksa Untuk menghitung jumlah jenis parasit yang terdapat pada ikan menggunakan rumus intensitas, nilai intensitas infeksi parasit dapat dilihat pada Tabel 3.2. Menurut Bush et al., 1997 untuk menghitung intensitas dari sampeldapat dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut : Intensitas = Tabel 3.2. Nilai Kategori Intensitas Williams Williams, 1996 Nilai Keterangan 1 Inventaris parasit sangat ringan 1-5 Inventaris parasit ringan 6-50 Inventaris parasit sedang 51-100 Inventaris parasit berat 100 Inventaris parasit sangat berat 1000 Super infeksi parasit

3.3.8 Analisis Data

Jenis dan jumlah parasit dari hasil pemeriksaan dicatat. Data prevalensi dan intensitas dianalisis secara deskriptif Adji, 2008.

3.3.9 Pemeriksaan Kualitas Air

Sebagai parameter pendukung dilakukan pengukuran kualitas air pada masing-masing kolam penelitian antara lain : suhu, pH, DO dan BOD dapat dilihat pada Tabel 3.3. Siagian, 2009. Tabel 3.3. Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan NO Faktor Fisik Alat Metode 1. Suhu Termometer Dimaskkan termometer kedalam masing-masing kolam ikan kemudian dibiarkan beberapa saat lalu dibaca sklala dari termometer tersebut dan dicatat hasilnya 2. pH pH meter Dimasukkan pH meter ke dalam sampel air, kemudian di baca nilai pH air dan dicatat hasilnya 3. DO - Pemeriksaan DO dilakukan di Laboratorium BTKLPP 4. BOD - Pemeriksaan BOD dilakukan di Laboratorium BTKLPP Jumlah parasit yang menginfeksi Jumlah ikan yang terserang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

4 99 72

Identifikasi Cacing Parasitik Pada Insang dan Gambaran Leukosit Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) di Kabupaten Bogor

1 10 102

Jenis dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang dan Saluran Pencernaan (Usus) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

2 27 70

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

3 141 72

Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik Pada Saluran Pencernaan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)

1 1 16

Cover Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Chapter I Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 3

Chapter II Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Reference Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 4

Appendix Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 11