Sistem Respirasi Ikan Penyakit Pada Ikan

memiliki bibir bawah menonjol dan memiliki gigi besar yang tajam untuk memecah bibi-bijian atau buah-buahan yang ditelannya. Klasifikasi ikan bawal air tawar C.macropomum menurut Saanin, 1984: Filum : Chordata Subfilum : Craniata Kelas : Pisces Subkelas : Neopterigii Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprimoidea Famili : Characidae Genus : Colossoma Spesies : C.macropomum Sistem pencernaan ikan pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Setiap spesies ikan mempunyai bermacam- macam variasi saluran cerna dan kelenjarnya. Saluran pencernaan ikan terdiri dari rongga mulut, faring, esofagus, usus dan lambung Hibiya, 1995. Menurut Kusmawan 2012 lambung ikan bawal air tawar C.macropomum berkembang baik dan memiliki 43-75 buah cecapylorica. Panjang usus berkisar 2- 2,5 kali panjang badannya.

2.2 Sistem Respirasi Ikan

Insang merupakan alat respirasi ikan seperti paru-paru pada mamalia atau hewan darat lainnya. Luas permukaan epitel insang hampir setara dengan luas total permukaan kulit, bahkan pada sebagian besar spesies ikan luas permukaan epitel insang ini jauh melebihi kulit. Fungsi lain dari insang yaitu mengatur homeostasis ikan. Lapisan epitel insang yang tipis dan berhubungan langsung dengan lingkungan luar menyebabkan insang berpeluang besar terinfeksi penyakit. Insang juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran garam dan air serta pengeluaran limbah-limbah yang mengandung nitrogen. Kerusakan struktur yang ringan sekalipun dapat mengganggu proses pengaturan osmosis dan kesulitan didalam pernafasan. Insang mempunyai beberapa glandula yang disebut dengan glandula brankhial. Glandula brankhial merupakan sel-sel epitel insang yang mengalami diferensiasi Kusmawan, 2012.

2.3 Penyakit Pada Ikan

Menurut Kordi, 2010, penyakit pada ikan terbagi menjadi 2 yaitu penyakit non-infeksi dan penyakit infeksi. a. Penyakit Non–infeksi Penyakit non-infeksi atau sering juga disebut sebagai penyakit non-parasiter. Penyakit ini tidak disebabkan oleh organisme infektif, sehingga tidak menyebabkan infeksi dan tidak menular. b. Penyakit Infeksi Penyakit infeksi atau penyakit parasiter disebabkan oleh organisme infektif penyebab infeksi seperti jamur, virus, bakteri dan parasit. Penyakit ini menular dalam waktu cepat bila kondisi perairan memungkinkan. Namun sampai saat ini belum ada laporan dari pembudidaya mengenai penyakit yang spesifik yang menyerang ikan. Berikut ini dikemukakan beberapa penyakit infeksi yang dikenal umum menyerang ikan air tawar. Penyakit-penyakit ini sebelumnya juga tidak menginfeksi ikan-ikan budidaya, terutama ikan-ikan yang dikenal unggul, misalnya ikan mas Cyprinus carpio, lele dumbo Clarias gariepinus, dan nila Oreochromis nilotica. Meskipun demikian, ikan-ikan yang dikenal unggul pun tidak bisa menghindar dari serangan parasit Kordi, 2010. Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya untuk berkembang biak Wiyatno, et al., 2012 . Parasit dapat merugikan inangnya karena mengambil makanan pada tubuh inangnya selain itu, parasit adalah suatu organisme yang mengambil bahan untuk kebutuhan metabolismenya makanan dari tubuh inangnya dan merugikan bagi inangtersebut. Sehingga parasit tidak dapat hidup lama di luar tubuh inangnya Alifuddin, 2002. Dogiel et al., 1961 menyatakan bahwa parasit memiliki dua habitat dan dua tipe distribusi. Habitat parasit tersebut adalah mikrohabitat dan makrohabitat. Mikrohabitat adalah lokasi penempelan parasit sedangkan makrohabitat adalah lingkungan di luar lokasi penempelan. Dua tipe distribusi parasit terdiri dari distribusi mikro yaitu penyebaran parasit pada mikrohabitat dan distribusi makro adalah penyebaran parasit pada makrohabitat. Parasit ikan akan memilih lokasi penempelan sebaik mungkin di tubuh ikan. Usaha pemilihan ini bertujuan untuk mendapatkan kebebasan mencari makanan dan kesempatan bereproduksi secara maksimal. Adanya persaingan antara parasit untuk mendapatkan makanan dan ruang mengakibatkan parasit berusaha untuk mencapai hampir seluruh jaringan inang. Parasit menemukan organ target berdasarkan rangsangan dari inang Noble Noble, 1989.

2.4 Parasit Pada Ikan Air Tawar

Dokumen yang terkait

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

4 99 72

Identifikasi Cacing Parasitik Pada Insang dan Gambaran Leukosit Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) di Kabupaten Bogor

1 10 102

Jenis dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang dan Saluran Pencernaan (Usus) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

2 27 70

Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

3 141 72

Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik Pada Saluran Pencernaan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)

1 1 16

Cover Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Chapter I Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 3

Chapter II Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 13

Reference Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 4

Appendix Jenis Dan Tingkat Serangan Cacing Parasitik Berdasarkan Perbedaan Tingkatan Umur Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Pada Kolam Budidaya Di Tanjung Morawa

0 0 11