9
pragmatik, yang mengkaji aspek psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya sastra yang dibacanya. Dan
pandekatan ekspresif mengkaji aspek psikologis sang penulis. Dari hal ini penulis menggunakan pendekatan tekstual yang khusus mengkaji aspek
psikologis tokoh. Menganalisis aspek psikologis seseorang ataupun tokoh harus
berdasarkan aturan-aturan ataupun teori yang khusus menjelaskan tentang perilaku dan karakter manusia. Untuk menopang pendekatan psikologis dari
aspek tekstual dalam novel ini, penulis menggunakan teori kepribadian oleh Sigmund Freud.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam menganalisis suatu karya sastra, diperlukan suatu teori pendekatan yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra
tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan psikologis yaitu teori kepribadian oleh Sigmund Freud dan pendekatan semiotika.
Teori kepribadian merupakan segugusan asumsi tentang tingkah laku manusia beserta defenisi-defenisi empirisnya. Teori harus siap menangani,
atau membuat prediksi-prediksi tentang berbagai macam tingkah laku manusia Hall, 1993:37.
Pada teori Sigmund Freud menyatakan bahwa kehidupan psikis itu sebenarnya tidak disadari. Pengaruh-pengaruh ketidaksadaran memainkan
peranan yang besar Mar’at, 2006:64. Artinya bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai alam bawah sadar. Oleh karena itu, perilaku manusia
10
didasari hal yang tidak disadari, seperti keinginan atau dorongan. Dari hal ini terbentuklah struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Superego.
Id merupakan kebutuhan dan emosi yang tidak tertata, tidak konsisten, kadang tidak dikenal, dan bahkan bersifat antisosial yang melekat pada tubuh
kita Nelson, 2003:17. Dapat diartikan Id merupakan hal yang tidak disadari yang terdapat di bawah alam sadar sesorang yang hanya mengikuti prinsip
kepuasaan orang itu sendiri, mengandalkan pengalaman subjektif, secara sederhana Id merupakan prinsip kesenangan. Menurut Hall 1995:30, tujuan
dari prinsip kesenangan adalah untuk membebaskan seseorang dari ketegangan sehingga menjadi lebih sedikit untuk menekannya sehingga
sedapat mungkin menjadi tetapkonstan. Secara sederhana yaitu usaha mencegah penderitaan dan menemukan kesenangan.
Ego adalah sesuatu yang tertata, lebih atau kurang sadar dan lebih atau kurang konsisten terhadap prinsip prasangka yang secara bebas yang diartikan
sebagai diri Nelson, 2003:17. Berdasarkan hal tersebut dikatakan Ego bila perilakunya berdasarkan prinsip kenyataan yang peranan utamanya adalah
penyeimbang dari kebutuhan-kebutuhan insting dari seseorang. Superego merupakan wewenang moral dari kepribadian; ia
mencerminkan yang ideal bukan yang real; dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah
memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai norma-norma moral yang diakui wakil-wakil masyarakat
Hall, 1993:67. Superego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluatif menyangkut baik buruk.
11
Berdasarkan teori kepribadian di atas, maka penulis akan melihat interaksi struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Superego yang dilahirkan
oleh tokoh utama. Ketiga struktur kepribadian ini saling mengisi dimana Id dapat ditekan oleh Ego, Ego dapat ditekan oleh Id, atau sebaliknya. Dalam
Hall 1993:63, masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme sendiri, namun mereka berinteraksi begitu
erat satu sama lain sehingga sulit tidak mungkin untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia.
Untuk menganalisis dari kepribadian tersebut penulis menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik berasal dari bahasa Yunani: semeion yang
berarti tanda. Semiotik adalah penelitian sastra dengan memperhatikan tanda- tanda yang dianggap mewakili objek secara representatif Endraswara,
2013:64. Tanda-tanda akan tampak pada setiap komunikasi manusia lewat bahasa, baik lisan maupun isyarat. Demikian pula saling berhubungan dan
mendukung dalam karya sastra dimana karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan lewat bahasa. Penulis menggunakan
pendekatan semiotika ini untuk melihat interaksi Id, Ego, dan Superego dalam cerita dan penulis dapat menunjukkan kepribadian tokoh Akihiro maupun
tindak perilaku atau sikap dari pengaruh lingkungan dan pola didik dari setiap dialog dalam cerita.
12
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian