7
1. Bagaimana keadaan psikologis tokoh Akihiro saat tinggal bersama nenek
Osano di desa Saga dalam novel Saga no Gabai Baachan ? 2.
Bagaimana interaksi struktur kepribadian tokoh Akihiro seperti Id, Ego, dan Superego dalam novel Saga no Gabai Baachan ?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini difokuskan pada sebuah novel terjemahan Jepang yang berjudul Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada yang
diterbitkan kembali ditahun 2013 dengan editan terbaru yang terdiri atas 255 halaman yang dicetak dalam bahasa Indonesia. Agar masalah penelitian tidak
terlalu luas dan lebih terarah, maka dalam penelitian ini penulis hanya fokus membahas kondisi psikologis dari tokoh utama berupa analisis terhadap
interaksi Id, Ego, dan Superego yang saling menekan satu dengan yang lain pada saat Akihiro tinggal bersama sang nenek selama delapan tahun yang
diceritakan dalam novel Saga no Gabai Baachan. Sebelum menganalisis sepuluh cuplikan dengan pendekatan psikologis,
penulis terlebih dahulu akan menjelaskan defenisi novel, resensi novel, teori psikoanalisa Sigmund Freud, pola didik orang tua dalam konsep kyouiku
mama, dan biografi Yoshichi Shimada pengarang.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Secara eksistensial, sastra adalah sesuatu yang konkret dalam dirinya. Tetapi sebagai fenomena, sastra adalah cermin yang mendukung proses
8
kehidupan dan kemanusiaan Sukada, 1987:88. Pembaca dapat menikmati sastra dari karya sastra yang dihasilkan. Salah satu jenis dari karya sastra
adalah novel. Novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang
dalam kehidupan sehari-hari, tentang suka-duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya, dan sebagainya Badudu dan Zain dalam Aziez dan Hasim,
2010:2. Sastra dapat dikaji melalui beberapa pendekatan dan dalam novel Saga no Gabai Baachan sudah dianalisis melalui pendekatan pragmatik dan
pendekatan sosiologis. Psikologi adalah ilmu jiwa. Psikologi merupakan sebuah bidang ilmu
pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah httpWikipedia.orgwikipsikologi.html.
Karya sastra merupakan ungkapan kejiwaan pengarang yang menggambarkan emosi dan pemikirannya. Hal ini dituangkan salah satunya
melalui tokoh-tokoh yang diciptakan pengarang dalam cerita. Oleh karena itu, karya sastra dapat diteliti melalui pendekatan psikologi. Menurut Endraswara
2013:97, karya sastra merupakan cerminan psikologis pengarang dan sekaligus memiliki psikologis terhadap pembaca. Dalam hal ini dapat
diartikan bahwasanya, sastra dan psikologis memiliki hubungan atau titik temu yang membahas tentang “kejiwaan” seseorang tokoh.
Psikologi sastra ditopang tiga pendekatan menurut Roekhan dalam Endraswara 2013:97-98 yaitu, pendekatan tekstual, pendekatan reseptif-
pragmatik, dan pendekatan ekspresif. Pendekatan tekstual adalah yang mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Pendekatan reseptif-
9
pragmatik, yang mengkaji aspek psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya sastra yang dibacanya. Dan
pandekatan ekspresif mengkaji aspek psikologis sang penulis. Dari hal ini penulis menggunakan pendekatan tekstual yang khusus mengkaji aspek
psikologis tokoh. Menganalisis aspek psikologis seseorang ataupun tokoh harus
berdasarkan aturan-aturan ataupun teori yang khusus menjelaskan tentang perilaku dan karakter manusia. Untuk menopang pendekatan psikologis dari
aspek tekstual dalam novel ini, penulis menggunakan teori kepribadian oleh Sigmund Freud.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam menganalisis suatu karya sastra, diperlukan suatu teori pendekatan yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra
tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan psikologis yaitu teori kepribadian oleh Sigmund Freud dan pendekatan semiotika.
Teori kepribadian merupakan segugusan asumsi tentang tingkah laku manusia beserta defenisi-defenisi empirisnya. Teori harus siap menangani,
atau membuat prediksi-prediksi tentang berbagai macam tingkah laku manusia Hall, 1993:37.
Pada teori Sigmund Freud menyatakan bahwa kehidupan psikis itu sebenarnya tidak disadari. Pengaruh-pengaruh ketidaksadaran memainkan
peranan yang besar Mar’at, 2006:64. Artinya bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai alam bawah sadar. Oleh karena itu, perilaku manusia
10
didasari hal yang tidak disadari, seperti keinginan atau dorongan. Dari hal ini terbentuklah struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Superego.
Id merupakan kebutuhan dan emosi yang tidak tertata, tidak konsisten, kadang tidak dikenal, dan bahkan bersifat antisosial yang melekat pada tubuh
kita Nelson, 2003:17. Dapat diartikan Id merupakan hal yang tidak disadari yang terdapat di bawah alam sadar sesorang yang hanya mengikuti prinsip
kepuasaan orang itu sendiri, mengandalkan pengalaman subjektif, secara sederhana Id merupakan prinsip kesenangan. Menurut Hall 1995:30, tujuan
dari prinsip kesenangan adalah untuk membebaskan seseorang dari ketegangan sehingga menjadi lebih sedikit untuk menekannya sehingga
sedapat mungkin menjadi tetapkonstan. Secara sederhana yaitu usaha mencegah penderitaan dan menemukan kesenangan.
Ego adalah sesuatu yang tertata, lebih atau kurang sadar dan lebih atau kurang konsisten terhadap prinsip prasangka yang secara bebas yang diartikan
sebagai diri Nelson, 2003:17. Berdasarkan hal tersebut dikatakan Ego bila perilakunya berdasarkan prinsip kenyataan yang peranan utamanya adalah
penyeimbang dari kebutuhan-kebutuhan insting dari seseorang. Superego merupakan wewenang moral dari kepribadian; ia
mencerminkan yang ideal bukan yang real; dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah
memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai norma-norma moral yang diakui wakil-wakil masyarakat
Hall, 1993:67. Superego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluatif menyangkut baik buruk.
11
Berdasarkan teori kepribadian di atas, maka penulis akan melihat interaksi struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Superego yang dilahirkan
oleh tokoh utama. Ketiga struktur kepribadian ini saling mengisi dimana Id dapat ditekan oleh Ego, Ego dapat ditekan oleh Id, atau sebaliknya. Dalam
Hall 1993:63, masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme sendiri, namun mereka berinteraksi begitu
erat satu sama lain sehingga sulit tidak mungkin untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia.
Untuk menganalisis dari kepribadian tersebut penulis menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik berasal dari bahasa Yunani: semeion yang
berarti tanda. Semiotik adalah penelitian sastra dengan memperhatikan tanda- tanda yang dianggap mewakili objek secara representatif Endraswara,
2013:64. Tanda-tanda akan tampak pada setiap komunikasi manusia lewat bahasa, baik lisan maupun isyarat. Demikian pula saling berhubungan dan
mendukung dalam karya sastra dimana karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan lewat bahasa. Penulis menggunakan
pendekatan semiotika ini untuk melihat interaksi Id, Ego, dan Superego dalam cerita dan penulis dapat menunjukkan kepribadian tokoh Akihiro maupun
tindak perilaku atau sikap dari pengaruh lingkungan dan pola didik dari setiap dialog dalam cerita.
12
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dikemukakan, maka secara ringkas tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keadaan psikologis Akihiro saat tinggal bersama nenek
Osano di desa Saga dalam novel Saga no Gabai Baachan. 2.
Untuk mendeskripsikan interaksi struktur kepribadian tokoh Akihiro seperti Id, Ego, dan Superego dalam novel Saga no Gabai Baachan.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai psikologi kepribadian oleh Sigmund Freud melalui karya sastra non fiksi.
2. Bagi peneliti dan pembaca dapat menambah wawasan mengenai pola didik
orang tua dalam konsep kyouiku mama. 3.
Bagi pembaca, penelitian ini dapat sebagai bahan penunjang untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara, guna memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
1.6 Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode dilakukan dengan langkah-langkah
kerja yang diatur sebagaimana yang berlaku bagi penelitian–penelitian pada umumnya. Dalam hal ini penulis harus memilih metode dan langkah-langkah
13
yang tepat, yang sesuai dengan karateristik objek kajiannya Pradopo, 2001:12. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang dianalisis dalam
novel Saga no Gabai Baachan ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kualitatif yang didalamnya terkandung metode
penelitian secara deskriptif. Menurut Djodjosuroto, dkk 2000:9 data kualitatif adalah data yang
diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau bahan tertulis, dan data ini tidak berbentuk angka. Dan metode penelitian deskriptif adalah suatu
penelitian yang bertujuan menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti acurately and precisely tentang karaktristk yang sangat luas dari suatu
populasi. Data-data juga diperoleh dari Library Research atau studi kepustakaan.
Studi kepustakaan adalah teknik mengumpulkan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, catatan-catatan, laporan-laporan yang
berhubungan dengan masalah yang dipecahkan Nazir, 2005:11. Penulis juga melakukan penelusuran data melalui internet seperti blog-blog yang
membahas mengenai masalah yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Setelah data diperoleh dari referensi yang berkaitan, maka data tersebut dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah: 1.
Mengumpulkan data dan refrensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian.
14
2. Membaca novel Saga no Gabai Baachan karya Yoshichi Shimada yang
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 3.
Mencari, mengumpulkan, menganalisis, mendeskripsikan cuplikan yang berhubungan dengan psikologis.
4. Setelah dianalisis, penelitian tersebut disusun dalam bentuk laporan.
15
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL, PSIKOANALISA SIGMUND
FREUD, POLA DIDIK ORANG TUA DALAM KONSEP KYOUIKU MAMA,
DAN BIOGRAFI PENGARANG
2.1 Defenisi Novel