Uji Efektifitas Antibakteri HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Uji Efektifitas Antibakteri

Pengujian efektifitas antibakteri bahan coba dilakukan dengan mengamati perubahan kekeruhan pada tiap konsentrasi bahan coba. Dimulai dari konsentrasi 8, 4, 2, 1, 0,5 dan 0,25. Perubahan yang terjadi ditandai dengan hasil biakan mulai tampak jernih bila dibandingkan dengan kontrol Mc Farland yang diinkubasi 24 jam. Selanjutnya, dilakukan penghitungan jumlah bakteri menggunakan metode Drop Plate Mills Mesra yang bertujuan membuktikan bahwa perubahan tingkat kekeruhan pada setiap konsentrasi menunjukkan kemampuan bahan coba membunuh bakteri sebesar 99-100, yang disebut dengan MBC Minimum Bactericidal Concentration. Setelah dilakukan prosedur pengujian efek antibakteri, pada bahan coba minyak atsiri kayu manis 0,5 tidak dijumpai pertumbuhan bakteri dalam media perbenihan yang berarti bahwa semua bakteri Enterococcus faecalis mati. Sedangkan pada penentuan MIC, kekeruhan tabung tidak berubah sehingga dianggap tidak representatif untuk mengukur nilai MIC. Oleh karena itu, nilai MIC tidak dapat diketahui. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Perhitungan jumlah bakteri untuk bahan coba minyak atsiri kayu manis Bahan Uji Replikasi Kons. 8 CFUml Kons. 4 CFUml Kons. 2 CFUml Kons. 1 CFUml Kons. 0,5 CFUml Kons. O,25 CFUml Kontrol Mc Farland CFUml minyak atsiri 1 1, 1. 10 2 1, 18. 10 2 1, 16. 10 2 9, 6. 10 1 1. 10 8 kayu manis 2 3 4 Keterangan: 0 CFUml = steril, tidak dijumpai pertumbuhan bakteri Setiap CFUml telah dikali 20 faktor pengali Dari tabel, terlihat bahwa pengujian antibakteri penghitungan jumlah koloni yang terbentuk terhadap Enterococcus faecalis pada bahan coba minyak atsiri kayu manis pada konsentrasi 0,5 adalah steril 0 CFUml, yang berarti bahwa setelah penanaman pada media MHA dan diinkubasi selama 24 jam tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri atau koloni bakteri, sehingga dapat disimpulkan bahwa MBC dari bahan coba minyak astiri kayu manis adalah 0,5 terhadap Enterococcus faecalis. Data hasil penelitian ini tidak dapat dilakukan uji secara statistik karena nilai perhitungan koloni bakteri adalah 0 yang artinya tidak dijumpai pertumbuhan bakteri dalam media perbenihan atau bakteri yang berkontak dengan bahan coba 100 mengalami kematian. Universitas Sumatera Utara i ii iii iv Gambar 14. Menunjukkan koloni yang terbentuk pada media MHA dengan konsentrasi minyak atsiri kayu manis 0,25, i replikasi ke 1, ii replikasi ke 2, iii replikasi ke 3, iv replikasi ke 4. Gambar 15. Kontrol Mc Farland 0.5 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Efek Antibakteri Sea Cucumber (Stichopus Variegatus) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar

2 53 101

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In vitro)

1 47 71

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa.Scheff (Boerl)) Terhadap Enterococcus faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

2 65 72

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 2 21

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 1 2

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 0 11

Pengaruh Hidrogel Teripang Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis (In Vitro)

0 1 32

2.1 Bahan Medikamen Saluran Akar - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

0 0 11

EFEK ANTIBAKTERI SEA CUCUMBER (Stichopus variegatus) SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis (In Vitro)

0 0 19