PEMBAHASAN Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodonti Berdasarkan Aesthetic Component pada Murid SMP Putri Cahaya di Medan

30

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 150 murid SMP Putri Cahaya Medan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada Tabel 6 terlihat lebih banyak perempuan 61,3 daripada laki-laki 38,7. Sedangkan tingkat kebutuhan perawatan ortodonti terlihat pada Tabel 7. Berdasarkan hasil penelitian kategori tidak membutuhkan perawatan membutuhkan perawatan ringan 57,33, membutuhkan perawatan sedang 35,33, dan sangat membutuhkan perawatan 7,33. Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan di SMP Negri 1 Tarean desa Rumoong pada bulan Maret 2014. Hasil yang diperoleh adalah 73,77 tidak atau butuh perawatan ringan, 22,95 perawatan borderline dan 3,28 sangat membutuhkan perawatan. 4 Penelitian yang dilakukan pada SMAN 16 Kota Banda Aceh dengan menggunakan komponen AC juga memiliki hasil yang sama, yaitu 86 tidak membutuhkan atau membutuhkan perawatan rigan, 12,2 kebutuhan sedang, dan 1,8 sangat membutuhkan perawatan. 8 Hasil penelitian dengan menggunakan komponen AC yang paling mendekati adalah penelitian yang dilakukan oleh Dika dkk., pada penelitian mereka diperoleh 53 tidak memerlukan perawatanperawatan ringan, 34 dengan kebutuhan sedang, dan 13 sangat membutuhkan perawatan. 5 Tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan pendidikan orang tua murid dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil penelitian menunjukkan murid dengan orang tua lulusan sarjana paling banyak, yaitu 72,67 yang terdiri atas 56,89 pada kategori tidak membutuhkan perawatanperawatan ringan, 35,77 membutuhkan perawatan sedang dan hanya 7,34 sangat membutuhkan perawatan. Latar belakang pendidikan orang tua yang tinggi mempengaruhi kebutuhan akan perawatan ortodonti yang lebih rendah karena adanya kesadaran mereka untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi dalam hal perawatan lebih tinggi disebabkan keadaan sosial ekonomi yang mendukung. 4 Pada penelitian yang dilakukan Agusni di Surabaya tahun 2007 Universitas Sumatera Utara 31 ditemukan bahwa pada ayah dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi terdapat kebutuhan perawatan ortodonti yang lebih rendah. 6 Penelitian yang dilakukan oleh Rumampuk dkk., juga menyatakan bahwa dengan keadaan sosial ekonomi orang tua yang mampu, akan lebih banyak siswa yang tidak membutukan perawatanmembutuhkan perawatan ringan. 24 Tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan pekerjaan orang tua murid dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan orang tua murid pada golongan D paling banyak, yaitu sebanyak 90,67 yang terdiri atas 57,35 tidak membutuhkan perawatanmembutuhkan perawatan ringan, 35,3 membutuhkan perawatan sedang, dan 7,35 sangat membutuhkan perawatan. Tingkat kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan pendapatan orang tua murid dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan orang tua murid dengan rentang 2 - 5 juta paling banyak. Pekerjaan dan pendidikan orang tua merupakan 2 hal yang saling berkaitan, sehingga dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa persentase pekerjaan terbanyak terdapat pada golongan D yang seimbang dengan persentase pendapatan orang tua, yaitu 2-5 juta 68. Penelitian yang dilakukan Guray menyatakan bahwa status sosial ekonomi yang rendah, kebutuhan akan perawatan ortodonti lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak membutuhkan perawatan ortodonti. 24 Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan yang diperoleh Guray. Pada penelitian ini diperoleh bahwa pada pekerjaan golongan D yaitu golongan menengah ke atas, kebutuhan perawatan ortodonti lebih rendah daripada yang tidak membutuhkankebutuhan ringan. Pada pendapatan orang tua juga terlihat bahwa dengan pendapatan yang berkisar antara 2-5 juta kebutuhan perawatan ortodonti lebih rendah dibandingkan yang tidak membutuhkan perawatan membutuhkan perawatan ringan. Universitas Sumatera Utara 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN