e. Rasio Pasar mengukur nilai pasar saham biasa yang ada dalam perusahaan Moeljadi, 2006. Earnings Per Share EPS merupakan alat analisis tingkat
profitibilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk
mengevaluasi saham biasa disamping PER Price Earning Ratio dalam lingkaran keuangan Fabozzi, 1999:359. EPS atau laba per lembar saham
menunjukkan tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Semakin tinggi
EPS maka laba yang dibagikan kepada para pemegang saham itu besar, hal ini menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa mendatang bagus.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Dari setiap penelitian yang berbeda
objek penelitian, berbeda periode penelitian serta berbeda variabel yang digunakan maka hasil penelitiannya berbeda-beda pula.
Warsidi dan Pramuka 2000 meneliti tentang kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Hasil penelitiannya
menunjukkan sebanyak 7 rasio keuangan terbukti signifikan sebagai prediktor. Rasio-rasio tersebut adalah cost of goods sold inventories CGSI, net sales to
quick assets NSQA, working capital to total assets WCTA, cost of goog sold to net sales CGSNS, net sales to trade receivables NSTR, dan profit before taxes
to shareholder equityPBTSE. Supriatmi dan Wahyudin 2003 meneliti tentang pengaruh rasio keuangan
terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba. Dalam penelitiannya rasio yang digunakan adalah debt to equity, leverage ratio, grosss profit margin, net
profit margin, inventory turnover, total assets turnover, return on invesment, return on equity. Hasil penelitiannya menunjukkan GPM, IT, ROI, dan ROE
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Elyzabet 2001 meneliti tentang kemampuan laba, piutang, persediaan,
biaya administrasi dan penjualan dan rasio gross profit margin dalam
memprediksi laba perusahaan dengan menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ
dari tahun 1999 sampai 2001. Penelitian ini memperlihatkan bahwa laba, piutang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, dan rasio gross profit margin
bermanfaat dalam memprediksi laba tahun yang akan datang. Secara parsial laba dan rasio gross profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba
tahun yang akan datang. Widiasih 2006 meneliti tentang kemampuan rasio keuangan dalam
memprediksi laba dengan melakukan penelitian terhadap 153 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ sekarang BEI dengan
menggunakan rasio Laba per saham, price earnings ratio, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, gross profit margin, dan leverage. Hasil penelitiannya
menunjukkan keenam rasio keuangan tersebut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio gross profit margin dan Leverage berpengaruh secara
parsial terhadap pertumbuhan laba. Epri
2007 menganalisis
rasio keuangan
Untuk memprediksi
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sejak tahun 2001 sampai dengan 2005 berjumlah 152 perusahaan. Rasio keuangan yang
digunakan adalah Working Capital to Total Assets WCTA, Current Liabilities to Inventory CLI, Operating Income to Total Liabilities OITL, Total Assets
Turnover TAT, Net Profit Margin NPM, Gross Profit Margin GPM dan hasilnya bahwa Total Assets Turnover TAT, Net Profit Margin NPM, Gross
Profit Margin GPM berpengaruh signifikan terhadap laba tahun yang akan datang.
Meythi 2007 mengukur rasio keuangan mana yang paling baik sebagai prediktor risiko sistematik pada perusahaan manufaktur dan hasilnya adalah
Return On Assets adalah yang terbaik untuk memprediksi risiko sistematik pada perusahaan manufaktur. Risiko sistematik adalah risiko yang melekat dan tidak
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematik adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi.
Dan hasil dari penelitian tersebut diatas adalah Return On Assets ROA adalah
yang terbaik untuk memprediksi risiko sistematik pada perusahaan manufaktur sektor basic dan chemical 2000
–2003 karena pendapatan yang stabil dan pengelolaan assets secara efektif dan efisien akan mempengaruhi risiko
sistematik. Ardi 2007 menganalisis rasio likuiditas, profitabilitas, aktifitas, dan
solvabilitas terhadap Capital Gain Loss dan Deviden Yield pada perusahaan manufaktur, dan hasilnya bahwa rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap deviden yield dan tidak berpengaruh terhadap capital gain loss secara bersama-sama. Secara parsial rasio aktivitas
berpengaruh signifikan terhadap deviden yield. Secara parsial rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap capital gain loss.
Upik 2009 meneliti pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi laba dimasa yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2002 – 2007. Rasio keuangan yang dipakai adalah
Rasio Lancar RL dan Rasio Quick RQ, Rata-Rata Umur Piutang RUP, Perputaran Aktiva Tetap PAT, Total Hutang terhadap Total Aset THTA, Time
Interest Earned TIE, Profit Margin PM, Return On Assets ROA, Price Earning Ratio PER, dan Pembayaran Deviden PD dan hasilnya bahwa Rasio
Solvabilitas THTA TIE, Rasio Profitabilitas ROA PM, Rasio Pasar PER, Rasio Likuiditas RL RQ dan Rasio Aktifitas RPV PAT
berpengaruh signifikan terhadap laba tahun yang akan datang. Eko 2012 menganalisis kemampuan rasio keuangan sebagai prediktor
perubahan laba triwulanan. Rasio yang digunakan working capital to total assets WCTA, total assets turnover TAT, inventory turnover IT. Hasil penelitian ini
adalah total assets turnover TAT berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Miuty 2013 menganalisis prediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur subsektor tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Rasio yang digunakan adalah working capital to total assets, current ratio, debt to equity ratio, debt to total capital assets, total assets turnover, working capital
turnover, gross profit margin, net profit margin. Hasil penelitian ini adalah secara
parsial debt to total capital assets yang berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Secara simultan WCTA, CR, DER, Debt to Total Capital
Assets, TAT, WCT, GPM dan NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Ade dan Sri 2013 menganalisis tentang pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perdagangan di Indonesia. Rasio
keuangan yang dipakai total assets turnover, fix assets turnover, inventory turnover, current ratio, debt to assets ratio, debt to equity ratio. Hasilnya adalah
rasio total assets turnover, fix assets turnover, inventory turn over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun
Variabel-Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian Ardi
2007 Variabel dependen:
capital gain loss, deviden yield
Variabel Independen: rasio likuiditas, aktivitas,
solvabilitas, dan profitabilitas.
Analisis regresi
linear berganda
rasio likuiditas, aktivitas,
solvabilitas, dan profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap
deviden yield dan tidak berpengaruh
terhadap capital gain loss secara
bersama-sama. Secara parsial rasio
aktivitas berpengaruh
signifikan terhadap deviden yield. Dan
secara parsial rasio likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap
capital gain loss.
Peneliti Tahun
Variabel-Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian Upik
2009 Variabel dependen:
perubahan laba Variabel Independen: Rasio
Lancar RL dan Rasio Quick RQ, Rata-Rata Umur Piutang
RUP, Perputaran Aktiva Tetap PAT,
Total Hutang terhadap Total Aset THTA,
Time Interest Earned TIE, Profit Margin PM, Return On Assets
ROA, Price Earning Ratio PER, dan
Pembayaran Deviden PD. Analisis
regresi linear
berganda Rasio Solvabilitas
THTA TIE, Rasio Profitabilitas
ROA PM, Rasio Pasar PER,
Rasio Likuiditas RL RQ dan
Rasio Aktifitas RPV PAT
berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba
Eko 2012
Variabel dependen: perubahan laba
Variabel Independen: working capital to total assets WCTA,
total assets turnover TAT, inventory turnover IT
Analisis regresi
linear berganda
total assets turnover TAT
berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba
Miuty 2013
Variabel dependen: perubahan laba
Variabel Independen: working capital to total assets, current
ratio, debt to equity ratio, debt to total capital assets, total assets
turnover, working capital turnover, gross profit margin, net
profit margin. Analisis
regresi linear
berganda Secara simultan
WCTA, CR, DER, Debt to Total
Capital Assets, TAT, WCT, GPM
dan NPM berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Ade Sri Fitri
2013 Variabel dependen: perubahan
laba Variabel Independen: total assets
turnover, fix assets turnover, inventory turnover, current ratio,
debt to assets ratio, debt to equity ratio
Analisis regresi
linear berganda
rasio total assets turnover, fix assets
turnover, inventory turn over
berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba
2.3 Kerangka Konseptual