Analisis Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010–2014

(1)

LAMPIRAN

Lampiran I OUTPUT SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pertumbuhan Laba

105 .11 10818.49 1119.1593 2223.75435

Current Ratio 105 .51 11.74 3.1218 2.27765

Debt to Equity Ratio

105 .10 3.03 .7210 .53112

Total Asset Turnover

105 .07 164.92 3.3572 16.07318

Net Profit Margin 105 .00 73.32 .7962 7.14635

Valid N (listwise) 105

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 105

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation

2.89697089

Most Extreme Differences

Absolute .105

Positive .057

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.075

Asymp. Sig. (2-tailed) .198

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

(3)

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .34 .12 .087 2.95434 2.037

a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Curent Ratio, Debt to Equity Ratio

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F

Sig

1 Regression 121.231 4 30.308 3.472 .011a

Residual 872.814 100 8.728

Total 994.045 104

a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Curent Ratio, Debt to Equity Ratio


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.597 .959 5.836 .000

Curent Ratio

.268 .683 .046 .392 .696 .639 1.56

6 Debt to

Equity Ratio

-.486 .177 -.322 -2.746 .007 .638 1.56

7 Total Asset

Turnover

.007 .018 .036 .387 .699 .994 1.00

7 Net Profit

Margin

.017 .041 .039 .417 .678 .988 1.01

3 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Angkoso, Nandi, 2006. Teori Keuangan dan Pasar Modal, FE Yogyakarta, Yogyakarta.

Anugrah, Adriyanto, 2014. “Analisis CR, DER, TATO, GPN dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ardiatmi, Uliva Dewi, 2014. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Firm Size dan Debt Ratio terhadap Profitabilitas (ROE)(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Food and Baverages yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012”, Universitas Diponegoro, Semarang.

Bastian, Indra dan Suhardjono, 2006. Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Edisi 1 Jakarta.

Cahyaningrum, Ndaru Hesti, 2012. “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 Sampai Dengan 2010)”, Universitas Diponegoro, Semarang.

Chariri, Anis dan Gozali, Imam, 2003. Teori Akuntansi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Djarwanto, 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Erlina, 2011. Metode Penelitian, USU Press, Medan.

Field, A, 2009. Discovering Statistics Using SPSS, 3rd Edition, Sage, London.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

, 2011. AplikasiA nalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

http://indonesiacompanynews.wordpress.com/ 2010/04/page/28/.

Juliana, Roma Uly dan Sukardi, 2003. MAnfaat Rasio Keuangan Dalam


(6)

Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ketiga, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Raja Wali Pers, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomis, Erlangga, Jakarta.

Meythi, 2005. “Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan BisnisVol. XI No. 2, September

M. Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 2005. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Nugroho, Resa Setya, 2013. “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Perubahan Laba perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Dan Perdagangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Diponegoro, Semarang.

Nurvigia, Thaussie, 2010. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.

Rahardjo, Budi, 2007. Keuangan dan Akuntansi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan, Jilid Dua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepeluh, CV Alfabeta, Bandung.

, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Supranto, J, 2004. Ekonometri, Buku Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Suprihatmi dan Wahyudin. 2003. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kemampuan Memprediksi Perubahan Laba Pada


(7)

Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sjahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman, 2013. Analisis Laporan Keuangan, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Stice, Earl K, James D.Stice, Fred Skousen, 2009. Akuntansi Intermediate, Edisi 16, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Takarini, Nurjanti dan Erni Ekawati, 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia, Ventura, Vol. 6 No.3

Wahyono, Hadi, 2002. Komperasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi

Empiris di Bursa Efek Jakarta Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen,

Vol. 2 No.2

Wild, John J dan K.R, Subramanyam, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Terjemahan Dewi yanti, Edisi Kesepuluh, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisa hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id. Periode penelitian dilakukan pada tahun 2010 sampai dengan 2014 pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian ini adalah :

a. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari current ratio,


(9)

debt to equity ratio, total asset turn over, net profit margin.

Variabel terikatnya adalah pertumbuhan laba.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2007:3) variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen pada penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, total asset

turn over dan net profit margin. a. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.

Current Ratio =

x 100%

b. Debt to Equity Ratio

Debt to equity adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang dan modal sendiri.

Debt to Equity Ratio =

x 1kali

c. Total Asset Turnover

Total asset turnover adalah rasio untuk mambandingkan penjualan bersih


(10)

Total asset turover =

x 1kali d. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio untuk mengukur keuntungan perusahaan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan.

Net profit margin =

x 100%

3.4.2 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2007:3) variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Untuk menghitung pertumbuhan laba dalam penelitian ini digunakan laba bersih. Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2013) adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Laba

=

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.

Dari penjelasan variabel tersebut, definisi operasional tiap variabel dapat diringkas dalam tabel 3.1


(11)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Operasional

Indikator Skala 1. Variabel

Independ en Current Ratio Menggambarkan Kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.

x100% Rasio

Debt to Equty Ratio

Menilai utang jangka panjang dengan modal sendiri.

x 1kali Rasio

Total Assets Turn Over Mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.

x 1kali Rasio

Net Profit Margin Mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. x100% Rasio

2. Variabel Dependen Pertumbuhan Laba

Selisih laba periode sekarangdengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode

sebelumnya.

Y – Yt-1 Tt-1


(12)

3.5 Populasi

Dalam penelitian kuantitatif Sugiyono (2010 :72) mengungkapkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industry barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2010 dan 2014 yang berjumlah 37 perusahaan.

Pengumpulan data dari pihak luar ini meliputi studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari buku, internet, dan penelitian terdahulu.

3.6 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107). Sedangkan Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purpose Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (Jogiyanto, 2004:79). Kriteria-kriteria pengambilan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 2. Perusahaan yang secara terus menerus melaporkan laporan keuangan yang

diaudit dari tahun 2010-2014.


(13)

Berdasarkan kriteria tersebut terdapat jumlah data yang diobservasi sebanyak 21 sampel x 5 tahun = 105 data observasi dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kriteria diatas dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 ADES PT. Akasha Wira

International Tbk.

√ √ √ 1

2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

√ - - -

3 ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk. √ - - -

4 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ 2

5 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. √ √ √ 3

6 ICBP PT.Indofood CBP Sukses Makmur SekaTbk.

√ √ √ 4

7 INDF PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk.

√ √ √ 5

8 MLBI PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk.

√ √ √ 6

9 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. √ √ √ 7

10 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk.

√ - - -

11 ROTI PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk.

√ - √ -

12 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. - - - -

13 SKLT PT. Sekar Laut Tbk. √ √ √ 8

14 STTP PT. Siantar Top Tbk. √ √ √ 9

15 ULTJ PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.

√ √ - -

16 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. √ √ √ 10

17 HMSP PT. Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk.

√ √ √ 11

18 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk.

√ √ - -

19 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.


(14)

20 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.

√ √ √ 12

21 INAF PT. Indovarma Tbk. √ √ √ 13

22 KAEF PT. Kimia Farma Tbk. √ √ √ 14

23 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. √ √ √ 15

24 MERK PT. Merck Tbk. √ √ √ 16

25 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. √ √ √ 17

26 SCPI PT.Schering Plough

Indonesia Tbk.

√ √ - -

27 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

- - - -

28 SQBB PT.Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

√ - - -

29 TSPC PT.Tempo Scan Pasifik Tbk.

√ √ √ 18

30 BMTO PT. Martin Berto Tbk. √ √ √ 19

31 MRAT PT.Mustika Ratu Tbk. √ √ - -

32 TCID PT.Mandom Indonesia

Tbk.

√ √ √ 20

33 UNVR PT.Unilever Indonesia Tbk. √ - - - 34 CINT PT. Chitose Internasional

Tbk.

- - - -

35 KDSI PT.Kedawung Setia

Industri Tbk.

√ - - -

36 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk.

√ √ √ 21

37. LMPI PT.Langgeng Makmur

Industry Tbk.

√ √ - -

Sumber : www.idx.co.id (diolah oleh peneliti)

3.7 Jenis dan Sumber Penelitian

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Sumber data penelitian ini diperoleh laporan keuagan yang telah diaudit pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2014.


(15)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber.

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata–rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian.

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:102), tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau


(16)

residual memiliki distribusi normal”. Dengan melakukan uji Kolmogorav -Smirnov terhadap model yang diuji, cara ini dapat mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, mmaka model regresi memenuhi asumsi normalitas

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor (VIF). VIF merupakan suatu jumlah yang menunjukkan variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini:

Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolineritas Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas


(17)

Jika tolerance > 0.01, maka terjadi multikolinearitas Jika tolerance < 0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis menetukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005:95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.

3.9 Pengujian Hipotesis

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model


(18)

regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi pertumbuhan laba.

Keterangan :

Y = pertumbuhan laba

β = konstanta

X1 = current ratio X2 = debt to equity ratio X3 = total asset turnover X4 = net profit margin

β1, β2.... β4 = koefisien regresi e = error

a. Uji Signifikan Simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan Fhitung dengan ketentuan : Jika Fhitung < F Tabel pada α 0.05, maka H1 ditolak

Jika Fhitung > F Tabel pada α 0.05, maka H1 diterima. b. Uji Signifikan Parsial


(19)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan ketentuan :

Jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka H1 ditolak Jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka H1 diterima.


(20)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2010-2014. Alasan penggunaan data mulai tahun 2010 sampai 2014 adalah karena tahun 2010-2014 merupakan data perusahaan yang dapat memberikan profil atau gambaran mengenai variabel-variabel yang terkait di dalam penelitian ini. Ada beberapa variabel-variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1) sehingga peneliti menggunakan data tahun 2009 untuk melengkapi data tahun 2010. Sektor industri barang dan konsumsi dipilih karena peneliti terdahulu meneliti perusahaan manufaktur sektor aneka industri. Untuk itu, penulis memilih untuk meneliti industri lain yaitu sektor industri dasar dan kimia. Tabel 4.1 berikut menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 4.1

Tahapan seleksi sampel dan kriteria

No Keterangan Jumlah

1 Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014.

37 2 Perusahaan yang tidak secara terus menerus

melaporkan laporan keuangan yang diaudit dari tahun 2010-2014.

11

3 Perusahaan manufaktur tersebut tidak memiliki laba bersih pada tahun 2010-2014.

15

4 Jumlah perusahaan sampel 21

5 Tahun pengamatan (tahun) 5

6 Jumlah sampel total selama periode penelitian 105 Sumber : data diolah


(21)

Jumlah perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014 berjumlah 37 perusahaan. Dari 37 perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi tersebut terdapat 11 perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang tidak secara terus menerus melaporkan laporan keuangan yang diaudit pada kurun waktu penelitian (tahun 2010-2014), dan 15 perusahaan manufaktur sektor industry barang dan konsumsi yang tidak memiliki laba bersih pada kurun waktu penelitian (tahun 2010-2014), sehingga yang dijadikan sampel adalah sebanyak 21 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 105 pengamatan.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science). Analisis yang dilakukan yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda.

4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi, dari variabel pertumbuhan laba, current

ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, net profit margin.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.


(22)

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif dari Pertumbuhan Laba, Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pertumbuhan

Laba

105 .11 10818. 1119. 2223.75435

Current Ratio 105 .51 11.74 2.959 2.05110

Debt to Equity Ratio

105 .10 3.03 .7285 .53101

Total Asset Turnover

105 .07 164.92 3.357 16.07318

Net Profit Margin 105 .00 73.32 .7962 7.14635

Valid N (listwise) 105

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai pertumbuhan laba minimum adalah 0,11 (dalam milyar), sedangkan nilai pertumbuhan laba maksimum adalah 10818,49 (dalam milyar). Diketahui rata-rata (mean) pertumbuhan laba dari tahun 2010-2014 adalah 1119,1593 (dalam milyar), dan standar deviasinya adalah 2223,75435. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi lebih tinggi dari nilai rata-rata, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi dari data pertumbuhan laba pada periode tahun 2010-2014.

Diketahui nilai current ratio minimum adalah 0,51, sedangkan nilai current ratio maksimum adalah 11,74. Diketahui rata-rata (mean)

current ratio dari tahun 2010-2014 adalah 2,95, dan standar deviasinya

adalah 2,05. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data


(23)

menunjukkan tidak terlalu tinggi fluktuasi dari data current ratio pada periode tahun 2010-2014.

Diketahui nilai debt to equity ratio minimum adalah 0,1, sedangkan nilai debt to equity ratio maksimum adalah 3,03. Diketahui rata-rata (mean) debt to equity ratio dari tahun 2010-2014 adalah 0,7285, dan standar deviasinya adalah 0,53101. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan tidak terlalu tinggi fluktuasi dari data debt to equity ratio pada periode tahun 2010-2014.

Diketahui nilai total asset turnover minimum adalah 0,07, sedangkan nilai total asset turnover maksimum adalah 164,92. Diketahui rata-rata (mean) total asset turnover dari tahun 2010-2014 adalah 3,3572, dan standar deviasinya adalah 16,07318. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi dari data total asset turnover pada periode tahun 2010-2014.

Diketahui nilai net profit margin minimum adalah 0,00, sedangkan nilai net profit margin maksimum adalah 73,32. Diketahui rata-rata (mean) net profit margin dari tahun 2010-2014 adalah 0,7926, dan standar deviasinya adalah 7,14635. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi dari data net profit


(24)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengkajian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.2.2.1Uji Asumsi Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.


(25)

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Resi dual

N 105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.075

Asymp. Sig. (2-tailed) .198

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,198. Karena nilai probabilitas , yakni 0,198, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan output dari SPSS. Perhatikan bahwa kurva pada histogram berbentuk kurva normal, sehingga disimpulkan bahwa asumsi normalitas error dipenuhi. Di samping itu pada normal probability plot (Gambar 4.2), titik-titik menyebar cukup dekat pada garis diagonal, maka disimpulkan bahwa asumsi normalitas dipenuhi.


(26)

Sumber : hasil olahan software spss Gambar 4.1

Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas

Sumber: hasil olahan software SPSS Gambar 4.2


(27)

4.2.2.2Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

Current Ratio .638 1.567

Debt to Equity Ratio

.639 1.566 Total Asset

Turnover

.994 1.007 Net Profit Margin .988 1.013

Sumber: hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.4, nilai VIF dari variabel current ratio adalah 1,567, nilai VIF dari variabel debt to

equity ratio adalah 1,566, nilai VIF dari variabel total asset turnover adalah 1,007, dan nilai VIF dari variabel net profit margin

adalah 1,013. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.2.2.3Uji Asumsi Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson


(28)

(Field, 2009:220). Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009:220) menyatakan sebagai berikut. “Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated. The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals are uncorrelated".

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.

“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 2.037

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 2,037. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.


(29)

4.2.2.4Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. (Field, 2009:230). Menurut Ghozali (2011:139) dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: hasil olahan software SPSS Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di


(30)

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto, 2005:158). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel tak bebas.

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .349a .122 .087 2.95434

a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien determinasi terletak pada

kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar


(31)

mempengaruhi variabel pertumbuhan laba sebesar 12,2%, sisanya sebesar 87,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.2.4 Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji pengaruh simultan bertujuan untuk menguji apakah seluruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan signifikan atau tidak, dalam mempengaruhi variabel tak bebas, yakni variabel pertumbuhan laba. Hipotesis nol menyatakan seluruh variabel bebas secara bersamaan atau simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap variabel pertumbuhan laba pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan laba pada tingkat signifikansi 5%.

Gambar 4.4


(32)

Tabel 4.7

Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 121.23

1

4 30.308 3.472 .011a Residual 872.81

4

100 8.728

Total 994.04

5 104

a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Total Asset Turnover,

Debt to Equity Ratio, Current Ratio

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai F hitung adalah 3,472. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung F tabel, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan variabel bebas terhadap pertumbuhan laba signifikan (perhatikan Gambar 4.5).

Gambar 4.5

Daerah Keputusan untuk Uji F

Daerah penerimaan


(33)

4.2.5 Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji pengaruh parsial bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas, yakni variabel pertumbuhan laba.

Tabel 4.8 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 5.597 .959 5.836 .000

Curent Ratio

.268 .683 .046 .392 .696

Debt to Equity Ratio

-.486 .177 -.322 -2.746 .007

Total Asset Turnover

.007 .018 .036 .387 .699

Net Profit Margin

.017 .041 .039 .417 .678

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut

Pertumbuhan laba = 5,597 + 0,268 Current Ratio –0,486Debt to Equity Ratio + 0,007Total Asset Turnover + 0,017Net Profit Margin

Hipotesis nol menyatakan suatu variabel bebas tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel tak bebas, yakni variabel pertumbuhan laba. Sementara hipotesis alternatif menyatakan suatu variabel bebas signifikan dalam mempengaruhi variabel tak bebas, yakni variabel


(34)

pertumbuhan laba. Berikut aturan dalam pengambilan keputusan terhadap hipotesis.

Jika nilai probabilitas (Sig.) 0,05 maka hipotesis nol diterima. Jika nilai probabilitas (Sig.) 0,05 maka hipotesis alternatif diterima.

Cara lain pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dari uji ( hitung) terhadap tabel. Sebelum menghitung nilai tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.

Perhatikan bahwa menyatakan jumlah elemen dalam sampel yang diteliti, sedangkan merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel penelitian ini sebanyak 105 dan jumlah variabel adalah 5, sehingga derajat bebas adalah . Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai tabel dengan derajat bebas 100 dan tingkat signifikansi adalah . Gambar 4.5 merupakan penghitungan tabel berdasarkan Microsoft Excel.


(35)

Gambar 4.6

Menentukan Nilai Tabel dengan Microsoft Excel

Gambar 4.7

Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis berdasarkan Uji

Daerah penerimaan ,

penolakan (pengaruh

tidak signifikan) Daerah penerimaan

, penolakan (pengaruh

signifikan) Daerah penerimaan

, penolakan (pengaruh signifikan)


(36)

Atau sama saja dengan sebagai berikut.

| | | | | | | |

4.3Pembahasan

4.3.1 Pengujian Pengaruh Current Ratio ( ) Terhadap Pertumbuhan Laba ( )

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel current Ratio adalah 0,696. Karena nilai probabilitas current Ratio, yakni 0,696, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara current Ratio dengan variabel pertumbuhan laba tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai | | | |, yakni

| | | |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji .

4.3.2 Pengujian Pengaruh Debt To Equity Ratio ( Pertumbuhan Laba (

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel debt to equity ratio adalah 0,007. Karena nilai probabilitas debt to equity ratio, yakni 0,007, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara debt to equity ratio dengan variabel pertumbuhan laba


(37)

signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai | | | |, yakni | | | |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji .

4.3.3 Pengujian Pengaruh Total Aseets Turnover ( Pertumbuhan Laba (

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel total asset turnover adalah 0,699. Karena nilai probabilitas total asset turnover, yakni 0,699, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara total asset turnover dengan variabel pertumbuhan laba tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai | | | |, yakni | | | |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji .

4.3.4 Pengujian Pengaruh Net Profit Margin (( Pertumbuhan Laba (

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel net profit margin adalah 0,678. Karena nilai probabilitas net profit margin, yakni 0,0,678, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara net profit margin dengan variabel pertumbuhan laba tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai | | | |,


(38)

yakni | | | |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji .


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover,dan net profit margin terhadap pertumbahan laba dengan menggunakan data yang mendekati distribusi normal, tidak terdapat mutikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heteroskedastisitas, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Current Ratio (X1) Berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba (Y) Pada Perusahaan Manufaktur Secara Parsial periode 2010-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anugrah (2014).

2. Debt to Equity Ratio (X2) Berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Laba (Y) Pada Perusahaan Manufaktur Secara Parsial periode 2010-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2012).

3. Total Assets Turnover (X3) Berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba (Y) Pada Perusahaan Manufaktur Secara Parsial periode 2010-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2005).


(40)

4. Net Profit Margin (X4) Berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba (Y) Pada Perusahaan Manufaktur Secara Parsial periode 2010-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2012) dan Meythi (2005).

5. Curren Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

manufaktur secara simultan.

5.2 Saran

Adapun saran- saran yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

yaitu evaluasi secara terus menerus sebaiknya dilakukan perusahaan untuk menilai kinerjanya sehingga dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan dari kinerja perusahaan. Selain itu dengan adanya evaluasi maka pihak perusahaan dapat mengetahui penyebab kenaikan atau penurunan kinerjanya sehingga dapat menentukan kebijakan yang tepat guna mencapai keuntungan yang optimal di masa yang akan datang.

2. bagi investor

Sebelum mengambil keputusan investasi, para investor sebaiknya mempertimbangkan analisis rasio keuangan yang dapat memprediksi hasil yang akan diperolehnya.


(41)

3. Peneliti selanjutnya

a. disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan periode penelitian yang lebih terbaru.

b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.


(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur - unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur –unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui perkembangannya. (Djarwanto, 2004:59) dan juga analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

Menurut Kasmir (2008:66) agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.

Hanafi (2005) mengemukakan bahwa untuk menganalisis laporan keuangan, seorang analis keuangan harus melakukan beberapa hal:

1. Menentukan tujuan dari analisis keuangan

2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut.


(43)

3. Memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut.

Analisis laporan keuangan merupakan kumpulan proses yang merupakan bagian dari analisis bisnis (Subramanyam, 2010:23). Terdapat lima alat penting untuk analisis keuangan, yaitu:

1. Analisis laporan keuangan komparatif

Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yag berurutan dari suatu periode ke periode berikutnya.

2. Analisis laporan common-size

Menurut Fraser (2008), analisis laporan keuangan common-size adalah analisis rasio keuangan memperkenalkan perbandingan perusahaan-perusahaan dengan tingkatan yang berbeda atas penjualan atau total aktiva dengan memakai suatu penyebut umum.

3. Analisis rasio keuangan

Yang dimaksud rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan (Djarwanto 2004:143). Menurut Kasmir (2008), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. 4. Valuasi

Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan keuangan. Valuasi mengacu pada estimasi nilai instrinsik sebuah perusahaan


(44)

atau sahamnya dengan dasar present value thoery dari time value of money yang menyatakan bahwa sebuah entitas lebih menyukai konsumsi saat ini daripada konsumsi di masa depan (Subramanyam, 2010:47).

5. Analisis arus kas

Analisis arus kas digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dana dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaaan memperoleh pendanaanya dan menggunakan sumber dayanya (Subramanyam 2010:47).

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya. Pada dasarnya ada beberapa jenis analisis yang dapat dipakai menurut Djarwanto (2004:61) yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Internal

Analisis Internal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. analisis demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mnegukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.

2. Analisis Eksternal

Analisis Eksternal adalah analisis yang dilakukan oleh merekayang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. analisis demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. bagi seorang penganalisis eksternal hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada khalayak ramai yaitu neraca dan laporan laba-rugi.


(45)

3. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis Horizontal adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan yang bersangkutan.

4. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis Vertikal adalah laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja.

2.1.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) yaitu :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating)

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain :


(46)

1) dapat menilai prestasi perusahaan.

2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan.

3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:

a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan

c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas

g. Indikator pasar modal

4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu. 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan

lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai


(47)

2.1.2 Rasio Keuangan

Rasio Keuangan merupakan bagian dari Analisis Laporan Keuangan yang sangat erat kaitannya, karena Rasio Keuangan merupakan alat analisis laporan keuangan yang tergolong pada alat analisis Umum (Sjahrial, 2013:36) . Berikut ini merupakan bagian dari Alat Analisis Umum :

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif (Comparative Analysis) 2. Analisis Laporan Keuangan Berukuran Sama (Common Size Analysis) 3. Analisis Rasio (Ratio Analysis)

4. Analisis Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement Analysis)

Analisis Rasio (Ratio Anlysis) merupakan salah satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks (sjahrial, 2013:36). Menurut kasmir (2008:104) analisis Rasio Keuangan adalah laporan keuangan melaporakan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. artinya kita hanya dapat melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. caranya adalah dengan membandingkan angka -ngka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. setelah melakukan


(48)

perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama Analisis Rasio Keuangan.

Rasio keuangan menurut James dalam Kasmir (2008:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Jadi Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan, kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

2.1.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Analisis rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba-rugi dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu :


(49)

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa dasar perhitungan rasio diperoleh dari aktiva lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar. semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga tidak baik karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif (sjahrial, 2013:37).

Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Menurut Simamora (2000:523) untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan.

Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan menurut Kasmir (2008:134) yaitu :

1. Rasio Lancar ( Current Ratio)

2. Rasio Yang Sangat Lancar (Quick Ratio Atau Acid Test Ratio) 3. Rasio Kas (Cash Ratio)

4. Rasio Perputaran Kas


(50)

Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio). Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Subramanyam (2010:44) adalah :

Current Ratio (Rasio Lancar) =

x 100%

2. Rasio Solvabilitas

Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Subramanyam, 2010:46). Menurut Kasmir (2008:157) DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

Menurut Rahardjo (2008:118) rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham


(51)

dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Menurut Kasmir (2008:155) beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah :

1. Debt to asset ratio 2. Debt to equity ratio

3. Long term debt to equity ratio

4. Tangible asset debt coverage

5. Current liabilities to net worth

6. Time interest earned

7. Fixed charge coverage

Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio

Debt To Equity Ratio. Menurut Subramanyam (2010:44) rumus untuk

menghitung total utang terhadap ekuitas ( Debt To Equity Rasio)

Debt to Equity Ratio =

x 1kali

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Terdapat beberapa jenis rasio aktivitas menurut Kasmir (2008:175) yaitu:

1. Perputaran Piutang Usaha (Account Receveible Turnover) 2. Hari rata-rata penagihan piutang ( Days of receivable) 3. Perputaran persediaan (inventory turnover)

4. Hari Rata-rata penagihan sediaan (days of inventory) 5. Perputaran modal kerja (working capital turnover) 6. Perputaran aktiva tetap (Fix Asset turn over) 7. Perputaran Aktiva (asset turnover).

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian dan variabel adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk


(52)

memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Subramanyam (2010:45)

Total Asset Turn Over =

x 1kali

4. Rasio Rrofitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Profit Margin ( profit margin on sales) a. Gross Profit Margin

b. Net Profit Margin 2. Return On Investment (ROI) 3. Return On Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham

Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah Net profit margin yang merupakan bagian dari rasio profit margin. NPM yang merupakan ukuran keuntungan antara laba setelah beban bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir, 2008:200). Rumus untuk mengukur NPM menurut Subramanyam (2010:45)

Net Profit Margin =

x 100%


(53)

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sedangkan pengertian laba menurut IAI dalam Chariri (2003:213) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan tersendiri secara ekonomik seperti halnya aktiva atau hutang (Chariri, 2003:213).

Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Belkaoui dalam Chariri (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:


(54)

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.

3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.

5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Takarini, 2003).

Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba menghitung pertumbuhan laba sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2012) adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Laba =

2.2.1 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Menurut Hanafi (2005) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:


(55)

1. Besarnya perusahaan

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

3. Tingkat leverage

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4. Tingkat penjualan

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

5. Perubahan laba masa lalu

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.2.2 Analisis Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung. Analisis fundamental merupakan analisishistoris atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis.Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba


(56)

memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor

2. Analisis Tehnikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan pertumbuhan laba dapat dilakukan dua analisis, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui rasio keuangan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai rasio keuangan terhadap perubahan laba telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain :

Anugrah (2014) meneliti Analisis CR, DER, TATO, GPM dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER, TATO, GPM dan ROE Berpengruh positif terhadap pertumbuhan laba CR Berpengruh negatif terhadap pertumbuhan laba

Ardiatmi (2014) meneliti Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover, Firm Size Dan Debt Ratio Terhadap Profitabilitas (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, DER, TAT, Debt Ratio Berpengaruh Positif Terhadap ROE sedangkan Firm Size Berpengaruh Negatif Terhadap ROE


(57)

Cahyaningrum (2012) dengan judul Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Working Capital To Assets , TAT, NPM, Berpengaruh Positif Terhadap

Pertumbuhan Laba sedangkan DER Berpengaruh Negatif Terhadap Pertumbuhan Laba.

Nugroho (2013) dalam penelitian analisis rasio keuangan untuk memprediksi perubahanlaba perusahaan (studi empiris pada perusahaan jasa dan perdagangan yang terdaftar di bursa efek indonesia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Berpengaruh Positif Terhadap Perubahan Laba Perusahaan.

Nurvigia (2010) meneliti Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, WCTA, DER, dan NPM Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Pertumbuhan Laba.

Meythi (2005) meneliti Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: suatu studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA yang berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba sedangkan TAT, NPM dan Gross Profit Margin Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pertumbuhan Laba


(58)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul Variabel Hasil

Penelitian

1 Anugrah (2014) Analisis CR,DER, TATO,GPM dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel Independen: CR,DER, TATO,GPM dan ROE Variabel Dependen: Perubahan Laba DER, TATO,GPM dan ROE Berpengruh positif terhadap pertumbuhan laba CR Berpengruh negatif terhadap pertumbuhan laba 2 Ardiatmi

(2014)

Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity

Ratio, Total Assets Turnover,

Firm Size Dan Debt Ratio Terhadap Profitabilitas (ROE) Variabel Independen: CR, DER, TAT,

Firm Size, Debt Ratio Variabel Dependen: Profitabilitas

(ROE)

CR, DER, TAT, Debt Ratio Berpengaruh Positif Terhadap ROE Firm Size Berpengaruh Negatif Terhadap ROE

3 Cahya

ningrum (2012) Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Variabel Independen: WCTA,DER, TAT, NPM. Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba WCTA, TAT, NPM, Berpengaruh Positif Terhadap Pertumbuhan Laba. DER Berpengaruh Negatif Terhadap Pertumbuhan Laba.


(59)

4 Nugroho (2013) Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Perubahan Laba perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Dan Perdagangan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia) Variabel Independen: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Variabel Dependen: Prediksi Perubahan Laba Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Berpengaruh Positif Terhadap Perubahan Laba Perusahaan.

5 Nurvigia (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI.

Variabel Independen: Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Variabel Dependen: Perubahan Laba CR, WCTA, DER, dan NPM

Berpengaruh Secara Simultan

Terhadap Pertumbuhan

Laba.

6 Meythi (2005)

Rasio Keuangan yang paling baik

Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa

Efek Jakarta Variabel Independen: TAT, NPM, GPM, ROA Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba Hanya ROA yang Berpengaruh Positif Signifikan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba TAT, NPM, GPM, Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pertumbuhan Laba Sumber data diolah penulis.


(60)

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel Independen dengan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1

H1

H2

H3 H4 H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan

kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

Variabel Independen :

Current Ratio

Debt to Equity Ratio Total Asset Turnover Net profit margin

Variabel Dependen : Pertumbuhan Laba


(61)

jangka pendeknya. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa CR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.

Debt to equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik

dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin tinggi penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resikoyang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan akan dihadapkan pada biaya bunga yang tinggi sehingga dapat menurunkan laba perusahaan. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa DER berpengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.

Total assets turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran

aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau


(62)

diperbesar. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.

Net profit margin Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap

penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial.

Pertumbuhan laba merupakan adanya peningkatan laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting.

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.

Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa CR,

DER, TAT, dan NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan


(63)

2.5 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2007:51) hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan.

H1: Curren Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014.

H2: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial sektor yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014.

H3: Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014.

H4: Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014.

H5: Curren Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit

Margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan


(64)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi dengan perusahaan lainnya. Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan dari kinerja. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana, 2003). Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh informasi tentang kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat digunakan dalam kebijakan pengambilan keputusan.

Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat penting bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam pengambilan keputusan. Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan


(1)

6. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda Asmara Darma Siregar dan Ibunda Rostina Harahap. Buat Abang dan Kakak saya yaitu: Ikhsan Andi Mulia Siregar, Emily Fauzy Siregar dan Ladyana Siregar. yang telah memberikan dukungan baik moril dan material serta selalu mendo’akan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta para sahabat dan teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 2016 Penulis

Rahmi Utami Siregar NIM: 140522149


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Analisis Laporan Keuangan ... 8

2.1.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 11

2.1.2 Rasio Keuangan ... 13

2.1.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 14

2.2 Pertumbuhan Laba ... 19

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba ... 20

2.2.2 Analisis Pertumbuhan Laba ... 21

2.3 Penelitian Terdahulu ... 22

2.4 Kerangka Konseptual ... 26

2.5 Hipotesis ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

3.4.1Variabel Independen ... 31

3.4.2Variabel Dependen ... 32

3.5 Populasi ... 34

3.6 Sampel ... 34


(3)

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 36

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 37

3.9 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV : ANALISIS HASIL DAN PENELITIAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Statistik Deskripsi ... 42

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.2.1. Uji Asumsi Normalitas ... 45

4.2.2.2. Uji Asumsi Multikolinearitas ... 48

4.2.2.3. Uji Asumsi Autokorelasi ... 48

4.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.2.3. Analisis Koefisien Determinasi ... 51

4.2.4. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ... 52

4.2.5. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) ... 54

4.3 Pembahasan ... 57

4.3.1 Pengujian Pengaruh Current Ratio (X1) Terhadap Pertumbuhan Laba (Y) ... 57

4.3.2 Pengujian Pengaruh Debt to Equity Ratio (X2) Terhadap Pertumbuhan Laba (Y) ... 57

4.3.3 Pengujian Pengaruh Total Assets Turnover (X3) Terhadap Pertumbuhan Laba (Y) ... 58

4.3.4 Pengujian Pengaruh Net Profit Margin (X4) Terhadap Pertumbuhan Laba (Y) ... 58

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(4)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur ... 35

4.1 Tahapan seleksi Sampel dan Kriteria ... 41

4.2 Statistik Deskriptif dari Pertumbuhan Laba Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Net profit Margin ... 43

4.3 Uji Normalitas ... 46

4.4 Uji Multikolinearitas ... 48

4.5 Uji Autokorelasi ... 49

4.6 Koefisien Determinasi Model Summary... 51

4.7 Uji Signifikan Simultan (UJi F) ... 53


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas ... 47

4.2 Normalitas dengan Normal Probability Plot ... 47

4.3 Uji Heteroksidasitas ... 50

4.4 Menentukan Nilai F Tabel Dengan Microsoft Excel ... 53

4.5 Daerah Keputusan untuk Uji F ... 54

4.6 Menentukan Nilai t Tabel Dengan Microsoft Excel ... 56

4.7 Aturan Pengambilan Keputusan Terhadap Hipotesis Berdasarkan Uji t ... 56


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Perhitungan Current Ratio ... 66

2 Perhitungan Debt to Equity Ratio ... 71

3 Perhitungan Total Asset Turnover ... 76

4 Perhitungan Net Profit Margin ... 81

5 Perhitungan Pertumbuhan Laba ... 86

6 Data Sampel ... 91


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

2 85 108

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”

5 79 104

Analisis Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas Dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Dalam LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 34 114

Analisis Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur dalam LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 29 7

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2015

0 3 83

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005.

0 1 10

Pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas terhadap perubahan laba : studi empiris di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.

0 0 132

Pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas terhadap perubahan laba studi empiris di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 2012

0 0 130

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 1 22