3.2 Fungsi – fungsi logika
Banyak situasi kontrol yang mengharuskan dilakukannnya kombinasi tindakan-tindakan pengontrol agar kondisi – kondisi tertentu terpenuhi. Kombinasi –
kombinasi logika dari pengontrolan tersebut diharapkan akan membentuk suatu rangkaian proses kontrol yang diharapkan. Dalam kombinasi logika, hanya dikenal
dua logika keadaan, yaitu situasi ON atau situasi OFF atau bisa juga diandaikan dengan situasi saklar terbuka dan saklar tertutup. Dua kondisi ini juga dapat disebut
sebagai konsep bilangan biner atau konsep Boolean. Bilangan biner 1 merepresentasikan adanya sinyal, sedangkan bilangan 0 merepresentasikan tidak
adanya sinyal. Pada sistem digital kondisi ini direpresentasikan oleh level tegangan yang berbeda yaitu +1V dan -0V.
Tabel 3.1 Contoh konsep bilangan biner
+1V 0V Contoh
Beroperasi Tidak beroperasi
Limit switch Tertutup
Terbuka Valve
ON OFF Lampu Berjalan Berhenti Motor
Berbunyi Diam
Alarm
Konsep bilangan biner seperti di atas pada dasarnya juga digunakan pada PLC, dimana fungsi – fungsi yang terdiri dari : AND, OR, NOT mengkombinasikan
variabel – variabel biner, sehingga membentuk suatu pernyataan logika. Setiap
Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009
USU Repository © 2008
fungsi memiliki aturan yang menentukan hasil keluaran, apakah hasil keluaran tersebut benar atau salah.
3.2.1 Logika AND
Pada Gambar 3.2 a di bawah menunjukkan bahwa perangkat output C lampu tidak akan menyala apabila salah satu A tau B atau saklar A dab B tidak
dalam posisi tertutup. Sehingga apabila kita menggunakan logika bilangan biner, maka keluaran bernilai 1 lampu menyala tidak akan beroperasi apabila kondisi
saklar A atau saklar B bernilai 0 atau kondisi keduanya bernilai 0. Jika ditabulasi dalam sebuah tabel, maka hubungan antara input dan outputnya dapat digambarkan
pada Tabel 3.2
Gambar 3.2
a.Logika AND dalam hubungan listrik b.Gerbang
logika AND
Tabel 3.2 Tabel kebenaran logika AND
Input A Input B
Output C 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 1 1
Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009
USU Repository © 2008
3.2.2 Logika OR
Pada Gambar 3.3 a menunjukkan situasi dimana sebuah perangkat output lampu akan menghasilkan output menyala apabila salah satu saklar yaitu: saklar
A atau B dihubungkan. Hubungan logika tersebut dapat juga dilihat pada kombinasi bilangan biner dalam Tabel 3.3 di bawah ini. Dimana apabila input A atau input B
bernilai 1, maka output C akan bernilai 1.
Gambar 3.3 a.Logika OR dalam hubungan listrik
b.Gebang logika
OR
Tabel 3.3 Tabel kebenaran logika OR
Input A Input B
Output C 0 0 0
0 1 1 1 0 1
1 1 1
Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009
USU Repository © 2008
3.2.3 Logika NOT
Logika NOT dapat direpresentasikan dengan Gambar 3.4. perangkat output lampu akan menyala apabila kondisi saklar A tetap dalam keadaan tertutup. Tabel
kebenaran logika ini dapat dilihat pada Tabel 3.4. gerbang logika NOT terkadang disebut juga logika pembalik inverter.
Gambar 3.4
a.Logika NOT dalam hubungan listrik b.Gebang
logika NOT
Tabel 3.4 Tabel kebenaran logika NOT
Input A Output C
0 1 1 0
3.2.4 Logika NAND
Pada dasarnya logika NAND merupakan kebalikan dari logika AND. Sehingga apabila nilai bilangan biner dari output logika AND bernilai 1, maka output
logika NAND akan bernilai 0. Pada aljabar Boolean notasi logika NAND dituliskan sebagai
. A B
, dimana sesuai sifat komutatif
. .
A B B A
=
. Gambar logika NAND dan
Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009
USU Repository © 2008
tabel logika kebenaran logika NAND diperlihatkan pada gambar dan tabel di bawah ini.
Gambar 3.5 Gerbang logika NAND
Tabel 3.5 Tabel kebenaran logika NAND
Input A Input B
Output
. C
A B =
0 0 1 0 1 1
1 0 1 1 1 0
3.2.5 Logika NOR
Jika logika NAND merupakan kebalikan dari logika AND, maka logika NOR merupakan kebalikan dari logika OR. Pada aljabar Boolean logika NOR dituliskan
sebagai
A B
+
, dimana dapat juga dituliskan
A B
B A
+ = +
. Tabel kebenaran logika NOR dan simbolnya ditunjukkan pada tabel dan gambar di bawah ini.
Gambar 3.6 Gerbang logika NOR
Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 3.6 Tabel kebenaran logika NOR
Input
A
Input
B
Output
C A
B = +
0 0 1 0 1 0
1 0 0 1 1 0
3.2.6 Logika XOR
Sebuah gerbang akan menghasilkan output ketika salah satu kedua inputnya bernilai 1. Akan tetapi pada saat kondisi tertentu diperlukan sebuah gerbang yang
mampu menghasilkan output apabila salah satu inputnya bernilai 1. Simbol gerbang logika dan tabel kebenaran logika XOR OR executive dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.7 Gerbang ogika XOR
Tabel 3.7 Tabel kebenaran logika XOR
Input A Input B
Output C A
B = ⊕
0 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 0
Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009
USU Repository © 2008
3.3 Diagram ladder