Diagram ladder DASAR PEMROGRAMAN PLC DENGAN MENGGUNAKAN

3.3 Diagram ladder

Diagram Tangga ladder diagram merupakan satu garis yang menggambarkan suatu proses kontrol sekuensial yang umum dijumpai di dalam dunia industri. Diagram ini menunjukkan hubungan interkoneksi antara perangkat input dengan perangkat output sistem kontrol. Dinamakan diagram tangga ladder diagram karena mirip dengan tangga. Sama seperti halnya sebuah tangga, diagram ini memiliki sejumlah anak tangga sebagai tempat setiap peralatan dikoneksikan. Gambar 3.8 memperlihatkan salah satu contoh sederhana sebuah ladder diagram yang digunakan pada pemograman PLC. Gambar 3.8 Contoh ladder diagram Dari gambar 3.8 di atas, garis vertikal pada ladder diagram yang ditandai dengan L1 dan L2 pada dasarnya adalah line tegangan yang dapat berupa sumber tegangan DC maupun sumber tegangan AC. Jika line tersebut merupakan sumber tegangan AC, maka L1 disebut line fasa, sedangkan L2 disebut line netral. Tetapi apabila line tersebut merepresentasikan sumber tegangan DC, maka L1 merupakan terminal positif dan L2 merupakan terminal negatif. Dalam menggambarkan sebuah ladder diagram, ditetapkan beberapa konvensi – konvensi tertentu, antara lain : Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009 USU Repository © 2008 a. Garis – garis vertikal diagram merepresentasikan rel – rel daya, yang dapat berupa sumber tegangan DC atau AC,dimana di antara keduanya komponen – komponen rangkaian terhubung. b. Tiap – tiap anak tangga merepresentasikan sebuah operasi sekuensial di dalam suatu sistem kontrol. c. Sebuah ladder diagram dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Anak tangga teratas dibaca dari kiri ke kanan, berikutnya anak tangga kedua dibaca dari kiri ke kanan begitu seterusnya. Ketika PLC dalam keadaan bekerja, PLC akan membaca seluruh program tangga dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah. Prosedur ini disebut sebagai sebuah siklus. d. Tiap-tiap anak tangga harus dimulai dari sebuah input atau beberapa input dan harus berakhir dengan setidaknya sebuah output. Istilah output ini digunakan sebagai sebuah langkah kontrol seperti menutup sebuah saklar, sedangkan istilah output digunakan pada sebuah perangkat yang terkoneksi pada sebuah output PLC. e. Perangkat – perangkat listrik ditampilkan dalam kondisi normalnya, ini berarti bahwa sebuah saklar yang terbuka dalam keadaan normalnya akan digambarkan terbuka dalam ladder diagram-nya begitu juga sebaliknya. Sebuah saklar yang tertutup dalam keadaan normalnya digambarkan tertutup pada ladder diagram-nya. f. Sebuah perangkat tertentu dapat digambarkan lebih dari satu anak tangga. Sebagai contoh, menggunakan relay untuk menjalankan sebuah motor. Seperti pada Gambar 3.8 di atas, beberapa input terdiri dari beberapa anak Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009 USU Repository © 2008 g. Alamat – alamat bagi tiap – tiap perangkat IO menggunakan notasi yang tergantung pada pabrikan PLC pembuatnya. Sebagai contoh pada Mitsubishi menggunakan huruf X untuk alamat inputnya dan huruf Y untuk alamat outputnya, misalnya X001, X040, Y002, Y020, dan lain sebagainya. Sedangkan Siemens menggunakan huruf I sebagai input dan Q sebagai output, misalnya I0.1, Q2.0. Gambar 3.9 membaca sebuah ladder diagram Khoirul Irpan : Simulasi Pengaturan Start-Stop Dan Pembebanan Tiga Generator Dengan Kontrol Menggunakan PLC, 2009 USU Repository © 2008

3.4 Pemrograman PLC dengan Menggunakan Mitsubishi GX