2
Menurut Klocke 1997 isu pemesinan kering mulai masuk ke industri pemotongan logam. Pemesinan kering memiliki kelebihan yaitu tidak digunakannya
cairan pemotongan, oleh harena itu dapat mengurangan ongkos produksi sebesar 16- 20 Sreejith, at al, 2000 dan penyelamatan lingkungan karena tidak ada cairan
pemotongan bekas dibuang ke lingkungan. Namun demikian suhu yang tinggi disebabkan tidak adanya media cairan pemotongan mengakibatkan gangguan pada
pahat dan permukaan akhir surface finish benda kerja. Penggunaan proses pembubutan keras dan kering pada dunia industri relatif
masih rendah meskipun memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan proses pemesinan biasa karena proses pembubutan keras relatif baru Dowson, 2002. Hal
ini melatar belakangi dibuatnya penelitian ini sehingga dapat menjadi salah satu sumber informasi secara akademis.
1.2. Perumusan Masalah
Kekerasan benda kerja yang tinggi lebih besar dari 45 HRC pada proses bubut keras membutuhkan gaya potong dan temperatur kerja yang tinggi pada saat
berlangsungnya pemotongan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sifat fisik dan kimia dari pada pahat potong. Kerusakan berupa keausan atau bahkan pecah pada pahat
dapat terjadi bila pahat potong yang digunakan tidak mampu bekerja pada kondisi ini. Abrasi, adhesi, difusi dan reaksi kimia adalah mekanisme aus yang dominan pada
proses bubut keras dengan pola aus utama adalah aus tepi flank wear, aus kawah crater wear, pecah,
nothing wear dan chipping Chou, 1994 ; Huang, 2002.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik Al2O3 + TiC, 2008. USU e-Repository © 2008.
3
Disebabkan terjadinya keausan ini akan mengakibatkan pahat makin lemah dan rapuh sehingga akan mengurangi usia pakai pahat tool life.
Agar proses pemesinan dapat dilakukan pada proses bubut keras dan kering, pahat potong yang digunakan harus mampu menahan beban yang tinggi dan
komposisi kimianya harus tahan terhadap proses abrasi, adesi, dan difusi ke dalam benda kerja pada temperatur tinggi sehingga dapat meningkatkan usia pakai tool
life. Dari berbagai bahan pahat yang ada hingga kini keramik memiliki potensi besar untuk digunakan, karena sifat harafiah keramik yang tidak tahan terhadap kejutan
termal yang disebabkan oleh cairan pemotongan maka keramik cocok digunakan untuk pemesinan keras dan kering.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum
Mengetahui kondisi pemotongan optimum pembubutan keras baja Perkakas AISI O1 menggunakan pahat keramik.
Tujuan khusus
1. Menyusun model matematika umur pahat Tc, Volume benda kerja terbuang
Qc, dan laju pembuangan geram MRR. 2.
Menggunakan ketiga model Tc, Qc, MRR untuk memperoleh kondisi pemotongan optimum sesuai metode Ginting dan Nouari 2007.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik Al2O3 + TiC, 2008. USU e-Repository © 2008.
4
3. Menggunakan response surface methodology RSM untuk memperoleh kondisi
pemotongan optimum dan membandingkan hasilnya dengan metode Ginting dan Nouari 2007.
4. Menganalisis kemungkinan laju pemotongan tinggi high speed machining
dapat diimplementasikan pada pembubutan keras berdasarkan metode Ginting dan Nouari 2007.
1.4. Manfaat Penelitian