Data-data yang digunakan dalam perencanaan

27

3.2.1 Data-data yang digunakan dalam perencanaan

Dalam sistematis perencanaan balok , akan dilakukan dengan merencanakan balokbeton bertulangdan beton prategang. Adapundata-dataperencanaansebagaiberikut: 1. Konstruksiportalbalokbetonbangunangedung 10 tingkat terdiriluasbangunandenganpanjang34m,lebar 40 mdan tinggi35 m. 2. DalamperencanaaninidigunakanmaterialBeton danbajadenganmutu.  UntukBetonBertulang: • fc=25Mpa • fy=300MPa.  UntukBetonPrategang: • fc=40Mpa • fy=300MPa. 3. Komponenstrukturyangdibandingkanhanyalahbaloktampangpersegi. 4. Perletakanstrukturgedungadalahjepit-jepit. 5. Struktur gedung bertingkat 10 direncanakan sebagai tempat parkir Beban-beban yangbekerjayangdisesuaikandengan peraturan Anonim 1, 2002 . Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2487-2002 yang berlaku yaitu : a. BebanMati Besarnyabeban matiyangakanditentukanharusberdasarkanberatisi pada bahan-bahanbangunantersebut,diantaranya: o BetonBertulang=2400 Kgm 3 Universitas Sumatera Utara 28 b. BebanHidup BerdasarkanperaturanyangberlakudiIndonesia,bebanhiduppada atapadalah100kgm 2 . c. BebanGempa BerdasarkanperaturanyangberlakudiIndonesia,bebanbebangempa statikekuivalendiperoleh : Perhitungn Base Shear V = �. � � � . �� Direncanakan • Waktu getar bangunan : Tx = Ty = 0,0731.H 34 = 0,0731 35 ¾ = 1,052 detik • Struktur dalam wilayah gempa 3 • Struktur dalam tanah lunak • Dari grafik respons spectrum gempa rencana sesuai dengan Anonim 2, 2002 . Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2002 Diperoleh nilai C = 0,75 • Faktor Daktilitas R untuk beton bertulang = 8,5 • Faktor keutamaan gedung I = 1,0 Universitas Sumatera Utara 94 3.2.1a Building Code Dalammerencanakansebuahbangunansetidaknyakitaharusmemiliki acuanyangjelas,sehingganantinyatidakditemukankesalahan-kesalahan dalamperencanaan.Olehkarenaitu,penulismenggunakanbeberapabuildingcode atauperaturan- peraturanyangdigunakandalamperencanaanini,diantaranya: 1. Wight K,James . Building Code Requirements for Structural Concrete ACI 318- 05 commentary 2. Anonim 1, 2002 . Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2487-2002 3. Anonim 2, 2002 . Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2002 3.2.1b Syarat-syarat Batas pada beton prategang Berdasarkan peraturan yang tertera pada building code, diperoleh data ketentuan-ketentuan untuk mencari tegangan pada beton dan tendon yaitu sebagai berikut: Mutu beton f’c dan syarat-syarat batasnya :  Kuat tekan beton pada saat prategang awal : Untuk tujuan desain, Kuat tekan beton pada saat prategang awal �′ �� yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-05 adalah sebesar : �′ �� = 0,75 �′ � Dimana : �′ �� = Kuat tekan beton pada saat prategang awal Universitas Sumatera Utara 95 �′ � = Kuat tekan beton  Tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal : Untuk tujuan desain, tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat transfer � �� yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-05 adalah sebesar : � �� = 0.6 �′ �� Dimana : � �� = Tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat transfer �′ �� = Kuat tekan beton pada saat prategang awal  Tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal. Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal � �� yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-05 adalah sebesar : � �� = 6 �′ �� Dimana : � �� = Tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat transfer �′ �� = Kuat tekan beton pada saat prategang awal Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja Untuk tujuan desain, tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja � � yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-05 adalah sebesar : � � = �′ Dimana: � � = Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja �′ � =Kuat tekan beton Universitas Sumatera Utara 96 Tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja � � yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-05 adalahsebesar : ��=12 �′� Dim ana: f t = Tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja f c = Kuat tekan beton ฀฀ Mutu Baja Tendon fpu Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja � � yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-05 adalah sebesar : � �� = 0,70 � �� � � = A ps x f pi � �� = ��� �� Pe = A ps x f pe Dimana: � �� = Tegangan awal pada tendon � �� = Kuat tarik tendon yang ditetapkan � � = Prategang awal A ps = Luas tuangan prategang di daerah tarik Universitas Sumatera Utara 97 � �� = Prategang efektif pada tendon Tegangan tarik dalam tendon pratekan tidak boleh melampaui nilai berikut : a. Akibat gaya penjangkaran tendon ฀฀ 0,94 fpy = 157.400.000 Kgm 2 ฀฀ Tetapi tidak lebih besar dari 0,8 fpu = 148.800.000 Kgm2 Atau nilai maksimum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat tendon pratekan atau jangkar. b. Sesaat setelah pemindahan gaya pratekan ฀฀ 0,82 fpy = 137.300.000 Kgm2 ฀฀ Tetapi tidak boleh lebih besar dari 0,74 fpu = 137.600.000 Kgm2 c. Tendon pasca tarik, pada daerah jangkar dan sambungan, sesaat setelah penjangkaran tendon . ฀฀ 0,70 fpy = 137.300.000 kgm2 Tabel 3.1 Konversi Satuan Untuk beton prategang direncanakan :  Direncanakan kehilangan total lost Prestress = 18 ; � = 1- 0,18 = 0,82 • �′�� = 0,75.�′� = 3.000.000 kgm2 • ��� = 0,6 .�′�� = 1.800.000 kgm2 • ��� = 6 �′�� = 18.000.000 kgm2 • ��=12 �′� = 48.000.000 kgm2 Keterangan Konversi Satuan MPa Kgm 2 Mutu Beton f’c 40 4.000.000 MutuBaja fy 300 30.000.000 KuatTarikTendon f’pu 1860 186.000.000 Kuatleleh Tendon f’py 1674 167.400.000 Universitas Sumatera Utara 98 • ���= 0,70 .��� = 130.200.000 kgm2 • ��� =0,82.��� = 137.300.000 kgm2 ฀฀ Dimana : �′� = Kuat tekan beton �′�� = Kuat tekan beton pada saat prategang awal ��� = Tegangan tekan izin maksimum dibeton pada saat prategang awal �� = Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ��� = Tegangan tarik izin maksimum di beton segera sesudah transfer dan sebelum terjadi kehilangan �� = Tegangan tarik izin maksimum dibeton sesudah semua kehilangan pada taraf beban kerja ��� = Tegangan awal pada tendon ��� = Prategang efektif pada tendon 3.2.1.c Kombinasi Pembebanan Kombinasi Pembebanan yang digunakan sesuain dengan Anonim 1, 2002 . Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2487-2002 yaitu : 1. 1,4 DL 2. 1,2 DL + 1,6 LL 3. 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 E 4. 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 E Keterangan DL = beban mati Universitas Sumatera Utara 99 E = beban gempa LL =beban hidup 3.3 Perhitungan 3.3.1Perencanaan pelat atap dan pelat lantai