29
Kekurangan dari metode pre-tentioning menurut Budiadi,Andri,2008, antara lain :
a. Tidak dapat digunakan untuk bangunan tingkat tinggi.
b. Kabel yang dipakai umumnya lurus sehingga tidak tahan terhadap pergeseran atau
letak konstruksi yang berjauhan. c.
Pemberian tegangan yang berlebihan sangat tidak cocok sesuai. Untuk profil tendon harped, landasan untuk memberikan prategang berupa alat
pemegang. Karena landasan dapat mempunyai panjang ratusan feet, maka elemen prategang pracetak dapat dihasilkan pada satu operasi, dan strands prategang yang diekspos
diantaranya dapat dipotong setelah beton mengeras. Prinsip : “Kabel ditarik terlebih dahulu, kemudian beton dicor di sekeliling kabel.
Setelah beton cukup umur, lalu kabel dilepas.”
2.5.2. PEMBERIAN PRATEGANG SECARA PASCATARIK
Kebanyakan pelaksanaan pretensioning dilapangan dilaksanakan dengan metode post-tensioning. Post-tensioning berdasarkan Budiadi,Andri,2008 juga banyak digunakan
konstruksi beton prategang segmental pada jembatan dengan bentang yang panjang. Metode pelaksanaan post-tension adalah sebagai berikut :
Selongsong kabel tendon dimasukkan dengan posisi yang benar pada cetakan beton beserta atau tanpa tendon dengan salah satu ujungnya diberi angkur hidup dan ujung lainnya angkur
mati atau kedua ujungnya dipasang angkur hidup. Beton dicor dan dibiarkan mengeras hingga mencapai umur yang mencukupi. Selanjutnya, dongkrak hidrolik dipasang pada
angkur hidup dan kabel tendon ditarik hingga mencapai tegangan atau gaya yang direncanakan. Untuk mencegah kabel tendon kehilangan tegangan akibat slip pada ujung
Universitas Sumatera Utara
30
angkur terdapat baji. Gaya tarik akan berpindah pada beton sebagai gaya tekan internal akibat reaksi angkur.
a Beton Dicor
b Tendon Ditarik dan Gaya Tekan ditransfer
c
c Tendon Diangkur dan digrouting
Gambar 2.7 Proses Pembuatan Beton Prategang Pascatarik Post-Tentioning
Didalam pemberian pascatarik, strand, kawat-kawat , atau batang-batang ditarik sesudah beton mengeras. Strand diletakkan di dalam saluran longitudinal di dalam elemen
beton pracetak. Gaya prategang ditransfer melalui penjangkaran ujung seperti chucks dari supreme products. Setelah terjadi prategang penuh, kemudian selongsong tempat
dimasukkannya baja prategang tersebut disuntikkan dengan cairan beton di grouting . Prinsip : “Beton dicor terlebih dahulu disediakan tempat di dalamnya agar setelah
mengeras dengan tegangan mencapai ±275 kgcm
2
, kemudian kabel ditarik sampai gaya rencana yang diinginkan keujung-ujungnya diangker.”
Universitas Sumatera Utara
31
Tegangan yang disebabkan oleh prategang umumnya merupakan tegangan kombinasi yang disebabkan oleh beban langsung dan lenturan yang dihasilkan oleh beban
yang ditempatkan secara eksentris. Analisa tegangan-tegangan yang timbul pada suatu elemen struktur beton prategang
didasarkan atas asumsi-asumsi berikut: 1. Beton prategang adalah suatu mineral yang elastic serta homogen
2. Didalam batas-batas tegangan kerja, baik beton maupun baja berperilaku elastis, tidak dapat menahan rangkak yang kecil yang terjadi pada keduamaterial tersebut pada
pembebanan terus-menerus. 3. Suatu potongan datar sebelum melentur dianggap tetap datar meskipun sudahmengalami
lenturan, yang menyatakan suatu distribusi regangan linier padakeseluruhan tinggi batang. Selama tegangan tarik tidak melampaui batas modulus keruntuhan beton yang
sesuai dengan tahap retakan yang terlihat pada beton, setiap perubahan dalam pembebanan batang menghasilkan perubahan tegangan pada beton saja, satu-satunya fungsi dari tendon
prategang adalah untuk memberikan dan memelihara prategang pada beton. Tegangan yang disebabkan oleh prategang umumnya merupakan tegangan
kombinasi yang disebabkan oleh aksi beban langsung dan lenturan yang dihasilkan oleh beban yang ditempatkan secara eksentris maupun kosentris.
2.6 MaterialBetonPrategang