D isin e r gia de t r u sor - sfin gt e r D D S Kon t r a k si de t r u sor y a n g le m a h Pe n in gk a t a n volu m e r e sidu pa sk a m ik si

    2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 5 1 . Le si su pr a pon s Pusat m ik si pons m erupak an pusat pengat uran refleks- refleks m ik si dan seluruh ak t iv it asny a diat ur k ebany ak an oleh input inhibisi dari lobus front al bagian m edial, ganglia basalis dan t em pat lain. Kerusak an pada um um ny a akan berakibat hilangnya inhibisi dan m enim bulkan keadaan hiperrefleksi. Pada k erusak an lobus depan, t um or, dem y elinisasi periv ent rik uler, dilat asi kornu ant erior vent rikel lat eral pada hidrosefalus at au kelainan ganglia basalis, dapat m enim bulkan kont raksi kandung kem ih yang hiperrefleksi. Ret ensi urine dapat dit em uk an secara j arang y ait u bila t erdapat k egagalan dalam m em ulai proses m iksi secara volunt er 2 . Le si a n t a r a pu sa t m ik si pon s da n sa k r a l m e du la spin a lis Lesi m edula spinalis y ang t erlet ak ant ara pusat m ik si pons dan bagian sak ral m edula spinalis akan m engganggu j aras yang m enginhibisi kont raksi det rusor dan pengat uran fungsi sfingt er det rusor. Beberapa keadaan yang m ungkin t erj adi ant ara lain adalah: a . Ka n du n g k e n cin g y a n g h ipe r r e fle k si Sepert i halnya lesi supra pons, hilangnya m ekanism e inhibisi norm al akan m enim bulkan suat u keadaan kandung kencing yang hiperrefleksi yang akan m enyebabkan kenaikan t ekanan pada penam bahan yang kecil dari volum e kandung kencing.

b. D isin e r gia de t r u sor - sfin gt e r D D S

Pada k eadaan norm al, relak sasi sfingt er ak an m endahului k ont rak si det rusor. Pada k eadaan DDS, t erdapat k ont rak si sfingt er dan ot ot det rusor secara bersam aan. Kegagalan sfingt er unt uk berelak sasi ak an m engham bat m ik si sehingga dapat t erj adi t ek anan int rav esikal y ang t inggi y ang k adang- k adang m eny ebabk an dilat asi saluran k encing bagian at as. Urine dapat keluar dri kandung kencing hanya bila kont raksi det rusor berlangsung lebih lam a dari k ont rak si sfingt er sehingga aliran urine t erput us- put us

c. Kon t r a k si de t r u sor y a n g le m a h

Kont raksi hiperrefleksi yang t im bul seringkali lem ah sehingga pengosongan kandung kencing yang t erj adi t idak sem purna. Keadaan ini bila dikom binasikan dengan disinergia akan m enim bulkan peningkat an v olum e residu paska m ik si

d. Pe n in gk a t a n volu m e r e sidu pa sk a m ik si

Volum e residu paska m ik si y ang bany ak pada k eadaan k andung k encing yang hiperrefleksi m enyebabkan diperlukannya sedikit volum e t am bahan unt uk t erj adinya kont raksi kandung kencing. Penderit a m engeluh m engenai seringny a m ik si dalam j um lah y ang sedik it . 3 . Le si Low e r M ot or N e u r on LM N Kerusakan pada radiks S2- S4 baik dalam kanalis spinalis m aupun ekst radural akan m enim bulkan gangguan LMN dari fungsi kandung kencing dan hilangnya sensibilit as kandung kencing. Proses pendahuluan m iksi secara volunt er hilang dan karena m ekanism e unt uk m enim bulkan kont raksi det rusor hilang, kandung kencing m enj adi at onik at au hipot onik bila kerusakan denervasinya adalah parsial. Com pliance kandung kencing j uga hilang karena hal ini m erupakan suat u proses akt ig yang t ergant ung pada ut uhnya persarafan. Sensibilit as dari peregangan kandung kencing t erganggu nam un sensasi nyeri m asih didapat k an disebabk an inform asi aferen y ang dibaw a oleh sist im saraf sim pat is m elalui n.hipogast rikus ke daerah t orakolum bal. Denervasi ot ot sfingt er m engganggu m ekanism e penut upan nam unj aringan elast ik dari leher     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 6 kandung kencing m em ungkinkan t erj adinya kont inens. Mekanism e unt uk m em pert ahankan kont inens selam a kenaikan t ekanan int ra abdom inal yang m endadak hilang, sehingga st ress inkont inens sering t im bul pada bat uk at au bersin. I V . GEJALA GAN GGUAN D I SFUN GSI M I KSI Gej ala- gej ala disfungsi kandung kencing neurogenik t erdiri dari urgensi, frekuensi, ret ensi dan inkont inens. Hiperrefleksi det rusor m erupakan keadaan yang m endasari t im bulnya frekuensi, urgensi dan inkont inens sehingga kurang dapat m enilai lokasi kerusakan localising value karena hiperrefleksia det rusor dapat t im bul baik ak ibat k erusak an j aras dari suprapons m aupun suprasak ral. Ret ensi urine dapat t im bul sebagai ak ibat berbagai k eadaan pat ologis. Pada pria adalah pent ing unt uk m enyingkirkan kem ungkinan kelainan urologis sepert i hipert rofi prost at at au st rik t ur. Pada penderit a dengan lesi neurologis ant ara pons dan m ed spinalis bagiansak ral, DDS dapat m enim bulk an berbagai deraj at ret ensi m eskipun pada um um nya hiperrefleksia det rusor yang lebih sering t im bul. Ret ensi dapat j uga t im bul ak ibat gangguan k ont rak si det rusor sepert i pada lesi LMN. Ret ensi j uga dapat t im bul ak ibat k egagalan unt uk m em ulai refleks niksi sepert i pada lesi susunan saraf pusat .Meskipun hanya sedikit kasus dari lesi front al dapat m enim bulk an ret ensi, lesi pada pons j uga dapat m enim bulkan gej ala serupa. I nk ont enensia urine dapat t im bul ak ibat hiperrefleksia det rusor pada lesi suprapons dan suprasakral. I ni sering dihubungkan dengan frekuensi dan bila j aras sensorik m asih ut uh, akan t im bul sensasi urgensi. Lesi LMN dihubungkan dengan k elem ahan sfingt er y ang dapat berm anifest asi sebagai st ress ink ont inens danket idakm am puan dari kont raksi det rusor yang m engakibat kan ret ensi kronik dengan overflow V . EVALUASI D AN PEN ATALAKSAN AAN 1 . Ev a lu a si Pendekat an sist em at is unt uk m enget ahui m aslah gangguan m iksi selam a rehabilit asi pasien dengan cedera m edula spinalis m erupakan hal yang pent ing k arena penat alak sanaan y ang baik sej ak aw al ak an m encegah kom plikasi urologis dan kerusakan ginj al perm anen. Pem eriksaan m eliput i penilaian saluran kencing bagian at as, penilaian pengosongan k andung k encing dan det ek si hiperrefleksia det rusor