W :Bagaimana kemampuan menulis siswa Ibu setelah menerapkan Mind- Mapping di kelas?
T :Wah sangat meningkat ya Ki, dari awalnya yang rata-rata kelasnya rendah, jauh dibawah KKM, terus meningkat cepat. Tadinya saya pikir ya,
writing itu kan sulit ya, jadi kayaknya hampir mustahil kalau nilai bisa meningkat secepat ini, tapi ternyata bisa ya. Mungkin karena mereka bisa
fokus pas ngarang dan udah gak repot cari ide lagi, jadinya ya nilai mereka bisa meningkat. Yang bisa terlihat sih, dari segi content dan organization
of the text-nya yang meningkat. Tadinya kan gak jelas tuh bagian-bagian teksnya mana, isi ceritanya juga gak nyambung. Tapi pas pakai Mind-Map
karangan mereka lebih terorganisir, isinya juga jelas, idenya jelas. Terus dari segi past tense nya juga mereka meningkat tuh, mungkin karena di
Mind-Map keywords nya udah pakai verb dua kali ya, jadi anak-anak udah gak bingung lagi. Ya, surprise lah buat saya.
W :Apakah Mind-Mapping ini terlalu memakan waktu jika diterapkan di kelas?
T :Saya rasa gak ya, kan tiap skill itu ada alokasi waktunya, lagipula kan di tengah-tengah pelajaran itu gak cuma bikin Mind-Map aja. Misalnya, kalo
menerangkan schematic structure kan kita ngebahas teks, terus siswa ditanya-tanya, nah itu kan termasuk reading juga. Malah menurut saya ini
jadi lebih efisien waktunya, misalnya kalo gak pakai Mind-Mapping untuk mengejar KKM harus remedial bahkan sampai dua kali, tapi pas pakai
Mind-Map, nilainya sudah baik sehingga tidak harus ada remedial test atau remedial teaching. Malah lebih cepat kan?
B. Kategori Kesulitan Yang Dialami Siswa dalam Membuat Mind-Maps
W :Apakah siswa mengalami kesulitan dalam membuat Mind-Map? T :Ya, pada awalnya mereka agak sulit menulis keywords-nya makanya ada
yang nulis satu kalimat full. Terus ya paling mereka bingung ngegambarnya aja, tapi secara umum sih mereka gak terlalu bermasalah
saat buat Mind-Map.
W :Menurut ibu, apa penyebab dari kesulitan itu? T :Mungkin karena pada saat saya menjelaskan konsepnya mereka belum
terlalu memperhatikan jadinya ya mereka nulis satu kalimat di cabangnya. Tapi pas di siklus 2, mereka sudah gak ada kesulitan lagi kok. Paling
mereka bingung gambarnya aja, soalnya kalo kemampuan gambar kan bakat ya. Jadi gak bisa dipaksa juga.
C. Kategori Kesulitan Yang Dialami Guru saat menerapkan Mind- Mapping
W :Apakah ibu juga mengalami kesulitan saat menerapkan Mind-Mapping? T :Ya pertamanya sih masih bingung ya gimana cara menyampaikan ke
siswanya, biasanya kan siswa cuma dikasih topik terus ngarang, terus ya sulitnya itu karena awalnya siswa gak bisa konsentrasi, jadi mereka
bingung gimana buatnya.
W :Bagaimana cara Ibu mengatasi masalah tersebut? T :Pas setelah siklus 1 kan kita diskusi gimana cara menyampaikannya
supaya nanti di siklus 2 anak-anak gak bingung lagi. Jadi, di siklus 2 anak tidak dilepas buat Mind-Map sendiri, tapi ngikutin saya langkah per
langkah, jadi ya mereka kan bisa jelas ngeliat langkahnya. Mungkin nanti saat ngajar teks lain, mereka bisa saya lepas buat Mind-Map sendiri,
paling tinggal saya kontrol aja.
W :Apakah Ibu akan menggunakan Mind-Mapping dalam mengajar jenis teks lainnya?
T :Ya, tentu saja. Ini kan membantu siswa juga ya, kan kalau nilai siswa bagus kita sebagai guru juga senang ya liat anaknya bisa. Saya juga akan
rekomendasi cara ini ke teman-teman sesama guru bahasa Inggris, jadi gak sulit lagi ngajar writingnya
Cireundeu, 24 Februari 2011 Guru Mata Pelajaran
Tri Endang Lestari, S.E NIP. 19671007 200801 2 006