4. Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Creative Economy Report 2008:4
“Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi, produksi, serta distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal
intelektual sebagai input utama. Industri kreatif terdiri dari seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas yang menghasilkan barang-barang riil dan
intelektual nonriil atau jasa-jasa artistik yang memiliki kandungan kreatif tersusun dari suatu bidang yang heterogen yang saling mempengaruhi dari
kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari seni dan kerajinan tradisional, penerbitan, musik, visual dan pembentukan seni
sampai dengan penggunaan teknologi yang intensif dan jasa-jasa yang berbasis kelompok, seperti fil, televisi, dan siaran radio, serta media baru
dan desain.”
2.2 Definisi Daya Saing
Daya saing adalah kapasitas bangsa untuk menghadapai tantangan persaingan pasar internasional dan tetap menjaga atau meningkatkan pendapatan
riil-nya Council of Competitiveness Washington, DC, 2006 Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan
jasa yang memenuhi pengujian internasional dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan atau kemampuan
daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal EuropeanComission, 1999
2.3 Karakteristik Industri Kreatif
Berdasarkan hasil studi pemetaan Industri kreatif yang dilakukan Departemen Perdagangan RI 2007:38, industri kreatif memiliki karakteristik
umum sebagai berikut. 1.
Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor industri kreatif.
2. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi
pertumbuhan jumlah perusahaan. 3.
Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi fluktuasi pertumbuhan perusahaan.
4. Memiliki tingkat teknologi dan produktivitas modal yang relatif
konstan. Artinya teknologi yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri padat modal capital intensive.
2.4 Teori-teori Daya Saing
1. Teori Klasik - Absolut Advantage Adam Smith
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu
negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki
dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-
komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.
- Comparative Advantage JS Mill dan David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative
advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimilikicomparative advantage suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan
mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
2.5 Peran Industri Kreatif Di Indonesia