3. Perlu diadakannya biro konsultasi konsultan pendidikan yang bersifat independen untuk membantu terwujudnya kualitas pendidikan yang
diharapkan 4. Adanya Political Will dari pemerintah setempat yang mendukung misi
pendidikan yang lebih moralitas.
35
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam membuat karakter anak didik. Mengambil yang positif dan menolak segala bentuk
kebudayaan yang negatif yang dapat merusak moral generasi penerus.
B. Kerangka Berfikir
Ditinjau dari perkembangan manusia secara luas, pendidikan pada dasarnya tidak terbatas pada aspek tertentu. Pendidikan akan selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, sosial, dan kebudayaan. Dasar pendidikan yang penting adalah long life education
pendidikan seumur hidup . Dalam pendidikan Islam, pendidikan berlangsung seumur hidup yang dimulai
dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ini mengacu kepada pendidikan formal dan nonformal. Di mana pendidikan non-formal merupakan pendidikan
masyarakat luas, khususnya dalam lingkungan masyarakat, memiliki peranan dan tanggungjawab terhadap Islam bagi anggota masyarakat. Masyarakat hendaknya
biasa meyediakan berbagai faktor pendukung atau fasilitas dalam menggalakan
35
Zuhairani, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hal. 28
pelaksanaan ibadah bagi terlaksananya pendidikan Islam. Fasilitas tersebut tidak hanya fisik tetapi juga nonfisik. Fasilitas yang dibutuhkan dapat diusahakan dengan
kerjasama antar keluarga, sekolah dan masyarakat. Kerjasama ini dapat dilakukan dengan dua jalan yaitu secara formal dan non-formal. Adapun secara non-formal,
pendidikan agama dilaksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Wujud dari pendidikan agama nonformal tersebut adalah pengajian atau penerangan Islam
Majlis Ta’lim.
Be git u pu la da la m lin gk u n ga n m a sya r a k a t u m u m , k h u su sn ya pa da lin gk u n ga n RW 0 1
Ke lu r a h a n Te ga l Pa r a n g, Ke ca m a t a n M a m pa n g Pr a pa t a n Ja k a r t a Se la t a n ya n g pe n du du k n y a da t a n g
da r i be r ba ga i da e r a h da n m e m pu n ya i la t a r be la k a n g ya n g be r be da . Ole h se ba b it u , le m ba ga M a j lis Ta ’lim
sa n ga n t dipe r lu k a n u n t u k t e r la k sa n a n ya pe n ye le n gga r a a n pe n didik a n I sla m , gu n a m e m bin a
m e n t a l da n m or a l m a sy a r a k a t n ya , ya n g dih a r a pk a n pa da gilir a n n ya n a n t iu m a sya r a k a t RW 0 1 da pa t
m e n a j a di m a sya r a k a t ya n g I sla m i a t a u pa lin g t ida k m e n ga n t isipa si da m pa k n e ga t if da r i pe n ga r u h
lin gk u n ga n da n k e m a j u a n t e k n ologi. Se h in gga w a la u pu n lin gk u n ga n m a sya r a k a t k om ple k s da la m
be r ba ga i h a l a ga m a n ya t e t a p e k sis da la m k e h idu pa n m e r e k a se h a r i- h a r i.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN