Strategi bauran pemasaran majelis taklim nurul musthofa Ciganjur Jakarta Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
LUTFI AFIF NIM: 107053002927
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H. / 2011 M
(2)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H. / 2011 M.
(3)
(4)
i MM
Bauran pemasaran adalah suatu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan atau lembaga apapun di dalam mempengaruhi permintaan terhadap produk yang dihasilkan yang terdiri dari empat variabel, yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bauran pemasaran dakwah di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan, melihat bagaimana strategi yang dijalankan berkaitan dengan bauran pemasaran dan melihat bagaimana implementasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dalam melihat strategi bauran pemasaran yang dijalankan tersebut dapat dilihat dari posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa. Lalu di dalam melihat implementasi bauran pemasaran tersebut terdapat 4 dimensi yang dapat dikukur, antara lain produk, harga, tempat dan promosi. Di dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan pengamatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa terhadap strategi bauran pemasaran dan implementasinya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kuadran I yang menunjukan rekomendasi progresif yang berarti Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam keadaan mantap dan kondisi prima sehingga dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan, dan meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa variabel bauran pemasaran yang memberikan pengaruh positif terhadap minat masyarakat dan jamaah adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi sesuai dengan keinginan masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa yang terdapat pengaruh yang positif terhadap minat jamaah dan masyarakat adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi.
(5)
ii
memberikan inayah, hidayah dan segala karunia yang tiada tara kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Strategi
Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta
Selatan” yang tidak lain adalah sebagai persyaratan menyelesaikan program S1 di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan gelar S.Kom.I. Waktu, biaya, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai. Namun penulis menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman. Karena beliaulah sebaik-baiknya suri tauladan bagi kita semua agar menjadi insan kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Lalu tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat terselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta staf-stafnya.
(6)
iii
dalam memberikan bimbingan, arahan, perhatian, kritik, serta saran pada tugas skripsi yang telah penulis selesaikan.
3. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bantuan keilmuan bagi penulis sehingga hasil karya skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Papah (Mahfud) dan Mamah (Noorlaily Agusdina S.) penulis yang telah melahirkan dan selalu memberikan kekuatan serta kasih sayang yang tidak terhingga di dalam memberikan motivasi serta dukungan moril maupun materiil.
5. Kakek (alm. Miftach Soebiyanto) dan Nenek (Popy Harwini) tercinta yang telah mengasuh dan mendidik penulis dari kecil hingga saat ini. Semoga amal ibadah kalian diterima dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT, amin.. I love you.. Dan juga untuk seluruh keluarga besarku yang selalu mendukung setiap waktu, Abah, Emak, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
6. Ketua beserta para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan bagi penulis di dalam memberikan referensi.
7. Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ust. Abdurrahman Ayyub, ka Doni, Emha Musyaffa serta jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa umumnya yang telah menerima penulis dengan tangan terbuka selama mengadakan
(7)
iv
selalu menyayangi, mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis. 9. Untuk Dara Puspita Sari, yang selalu menemani setiap saat, mendukung,
menyayangi dan memberikan motivasi untuk tidak henti-hentinya bersemangat di dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Teman-teman seperjuangan MD A angkatan 2007, abi, adoenk imoet, hendri montok, bisri, woro bolang, arif, Hakim, fery van java, ipank, rendy acong, ust. Hery, yulita nying-nying, eka, ita, hany, nurlia, dien, rina dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pahit manis waktu diskusi tidak akan pernah terlupakan dan perjuangan untuk menggapai setiap mimpi yang telah kita lakukan bersama-sama tidak akan selesai sampai disini. Bersemangatlah kawan-kawanku, kita raih masa depan kita yang lebih baik. 11.Teman-teman KKN Cisolok nan Elok, terima kasih untuk persahabatan dan
semua kenangan yang telah kita lakukan semoga kita selalu kompak ya. Hanya doa dan harapan yang bisa penulis sampaikan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umumnya serta kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT, amin.
Jakarta, 10 Juni 2011
(8)
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Tinjauan Pustaka ... 7
E. Metodologi Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi ... 15
1. Pengertian Strategi ... 15
2. Tahapan-Tahapan Strategi ... 19
a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi ... 19
b. Analisis Lingkungan ... 20
c. Formulasi Strategi ... 21
d. Implementasi strategi ... 23
(9)
vi
a. Strategi Produk ... 27
b. Strategi Harga... 30
c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ... 31
d. Strategi Promosi ... 34
C. Majelis Taklim ... 37
1. Pengertian Majelis Taklim ... 37
2. Sejarah Majelis Taklim ... 38
3. Fungsi Majelis Taklim ... 40
BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 42
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 42
C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 44
D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 45
E. Program Kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 46
F. Fasilitas Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 50
(10)
vii
A. Majelis Taklim Nurul Musthofa Dalam Menyusun Strategi
Bauran Pemasaran... 52
1. Visi, Misi dan Tujuan ... 52
2. Analisa Lingkungan ... 52
3. Formulasi Strategi ... 55
a. Analisis SWOT Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 55
4. Implementasi Strategi ... 68
5. Pengendalian Strategi ... 69
B. Implementasi Bauran Pemasaran (marketing mix) Di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 69
1. Strategi Produk ... 69
2. Strategi harga ... 74
3. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ... 76
4. Strategi Promosi ... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran-saran... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
(11)
viii
2. Bagan Matrik Analisis Kuantitatif S.W.O.T. pada Majelis Taklim Nurul Musthofa ... 64
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam adalah agama dakwah. Pengertian agama dakwah adalah suatu agama yang didalamnya terdapat usaha untuk menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai dan menganut dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian terhadap Tuhan.1
Islam merupakan suatu kebenaran, maka agama ini menurut kodratnya harus tersebar luas, diperkenalkan dan diperlihatkan kepada umat manusia. Dakwah diartikan dengan undangan, seruan atau ajakan yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua belah pihak,
dimana pihak pertama (da’i) berusaha menyampaikan pesan, informasi, mengajak, dan mempengaruhi pihak kedua (mad’u), namun dalam proses
berdakwah hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara baik.2 Sepenggal firman Allah SWT selalu mengingatkan kita akan kewajiban sebagai umat Islam untuk saling mengingatkan dan mengajak kepada sesama umat Islam dalam hal kebaikan. Hal ini tercantum dalam ayat Al-Qur’an di dalam surat Ali Imron ayat 104 yang berbunyi.
1
Zaini Mukhtarom, Dasar-Dasar Manajemen dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996),cet ke-1,h.15
2
Toha yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992) cet ke-5, h.1
(13)
Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.S. Ali Imron: 104).3
Dalam menghadapi kehidupan yang serba kompleks seperti sekarang ini, perlu adanya pola atau sistem yang mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui Mimbar atau Tabligh, melainkan dibentuknya suatu lembaga dakwah dengan perencanaan yang teratur dan terarah. Dakwah merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Untuk itu di dalam dakwah ada pemikiran. Pertama, dakwah dipandang sebagai suatu tugas aktivitas penerangan, penyiaran, dan penyebaran agama Islam. Kedua, dakwah dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan. 4
Dakwah dalam pengertian sebagai usaha merealisasikan ajaran Islam dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu lembaga yang
3
DEPARTEMEN AGAMA R.I., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf), h. 14
4
Prihananto, Jurnal Ilmu Dakwah, fakultas dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Oktober, 2001, Vol. IV,h.22
(14)
berkompeten untuk mewujudkan ajaran Islam tersebut. Majelis Taklim adalah salah satu lembaga nonformal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamahnya. Dalam prakteknya, Majelis Taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Majelis Taklim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, tempat pengajarannya pun bisa melakukan dirumah, masjid, gedung, halaman dsb.
Selain itu Majelis Taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga nonformal. Fleksibelitas inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling terdekat dengan umat (masyarakat). Majelis Taklim mempunyai tujuan secara umum, yaitu untuk membina dan hubungan yang santun antara manusia dan Allah SWT, sesamanya, lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
Pada saat ini, lembaga Majelis Taklim yang dilatarbelakangi keagamaan selalu tumbuh dan menjamur dalam berbagai bentuk dan cara. Seperti, Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan lembaga pendidikan Islam yang berazaskan Islam dan berlandaskan Al-qur’an dan sunnah. Menarik untuk dikaji, karena Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan
(15)
sarana yang efektif dalam menyampaikan ajaran Islam melalui pengajian harian, mingguan yang rutin diadakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Majelis Taklim ini diikuti oleh semua kalangan yang berasal dari setiap daerah di Jakarta khususnya. Hal ini menjadi menarik karena dapat dilihat bahwa pengikut Majelis Taklim ini kian hari selalu bertambah. Tentunya hal ini tidak terjadi dengan sendirinya karena di balik itu semua pasti ada pengelolaan manajemen yang sangat terampil di dalam melaksanakan setiap acara pengajian tersebut agar berjalan efektif dan efisien.
Di dalam ilmu manajemen terutama dalam manajemen pemasaran, kita mengenal istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tidakan konkret.5 Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tidakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu tindakan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).
Tentunya menarik untuk melihat bagaimana penerapan manajemen pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam sebuah Majelis Taklim yang tentunya akan memberi manfaat juga untuk Majelis Taklim Nurul Mustofa untuk dapat terus bertahan di tengah-tengah masyarakat. Keberadaan Majelis Taklim ini mutlak diperlukan
5
Ds. H. Indriyo Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2001), h. 203
(16)
sebagai tempat bagi siapapun yang selalu ingin mendalami ilmu agama Islam agar hidupnya menjadi lebih terarah dan lebih baik lagi.
Dengan memahami bahwa urgensi strategi bauran pemasaran pada suatu organisasi, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis mengenai upaya pengelola Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk dapat bertahan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mangadakan penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganur Jakarta Selatan mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari strategi pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga apapun yang menghasilkan produk baik berupa barang ataupun jasa. Seperti halnya Majelis Ttaklim Nurul Musthofa yang merupakan sebuah lembaga yang memberikan jasa pada jamaahnya.
Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan membatasi pada seputar strategi berkenaan dengan bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
(17)
b.Penulis juga akan membahas mengenai implementasi dari bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan?
b.Bagaimana implementasi strategi bauran pemasaran pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian.
a. Untuk mengetahui bagaimana pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa di dalam menerapkan strategi bauran pemasaran.
b.Untuk mengetahui bagaimana implementasi bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa.
2. Manfaat Penelitian. a.Bagi Akademis.
1) Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang manajemen, khususnya mengenai penerapan bauran pemasaran pada suatu Majelis Taklim di dalam mempengaruhi jamaahnya.
2) Untuk kepentingan akademis sebagai pelengkap tugas akhir/skripsi jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
(18)
b.Bagi Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah keilmuan berbagai kalangan, seperti teoritis, praktisi atau aktifitas manajemen pada umumnya dan pengelola Majelis Taklim Nurul Mustofa khususnya dimana sebagai lembaga yang harus selalu meningkatkan kembali kualitasnya, khususnya di bidang pemasaran mengenai bauran pemasarannya untuk lebih menarik lagi minat jamaah dan masyarakat terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
c. Bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
1) Sebagai formula baru di dalam mengefektifkan bauran pemasaran pada sebuah Majelis Taklim.
2) Memahami bahwa bauran pemasaran sangat penting bagi jamaah dalam mempengaruhi keinginan dan minat jamaahnya.
D.Tinjauan Pustaka
Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka dan ternyata belum ditemukan skripsi yang membahas secara utuh mengenai bauran pemasaran yang diterapkan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa. Tetapi walaupun begitu, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu
mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang sedang dibahas yaitu sebagai berikut:
(19)
1. Bauran Pemasaran Produk Deposito Mudharabah BPR Syariah Harta Insan Karimah Bekasi Cabang Jakarta Pusat Oleh Chriswulandari (104053002043) Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya memaparkan mengenai merancang dan menggunakan strategi pemasaran yang harus digunakan untuk mencapai target.
2. Analisis Terhadap Bauran Pemasaran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kafilah Akbar Jakarta Timur Oleh Wellda Sapta Milanda Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya memaparkan mengenai penerapan bauran pemasaran pada sebuah KBIH.
Sedangkan judul skripsi penulis berjudul “STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
CIGANJUR, JAKARTA SELATAN.” sehingga dalam segi
pembahasannya lebih menekankan pada penerapan strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
E. Metodologi Penelitian. 1. Metode Penelitian.
Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller
mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
(20)
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.6
2. Ruang Lingkup Penelitian. a. Subjek dan Objek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok orang yang dapat memberikan informasi. Mereka terdiri dari bagian koordinator, pengurus dan para jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah “Strategi Bauran Pemasaran Majelis
Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan”. b. Waktu dan Tempat Penelitian.
Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai Juni 2011. Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan penulis di dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualiatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3
(21)
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Maret
2011
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
1. Penyusunan proposal skripsi. 2. Seminar proposal skripsi. 3. Pengajuan permohonan
melakukan penelitian di tempat Majelis Taklim Nurul Musthofa. 4. Observasi kegiatan majelis taklim
pada malam senin dan malam minggu.
5. Wawancara dan mencari data.
6. Melakukan analisis data dan penyusunan laporan.
Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di Majelis Taklim Nurul Musthofa Jalan RM. Kahfi 1 Gg. Manggis No. 9A Rt.002 Rw.001, Ciganjur, Jagakarsa - Jakarta Selatan. Adapun alasan pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1) Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan salah satu Majelis Taklim yang cukup berpengaruh di daerah Jakarta dan sekitarnya.
(22)
2) Karena bagi penulis dapat menghemat waktu, biaya, tenaga dan pikiran sehingga penelitian akan dapat selesai tepat pada waktunya.
3) Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis sehingga mudah dijangkau.
3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dengan kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.7 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk memperoleh data-data yang diinginkan.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian8, antara lain: 1) Interview (Wawancara).
Teknik yang digunakan oleh peneliti apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
7
Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 329
8
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet. ke-4, h. 120
(23)
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.9 Dalam hal ini peneliti mewawancarai orang yang representative di dalam lembaganya guna menambah bahan acuan dalam penelitian ini.
2) Observasi (Pengamatan).
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik dimana dalam berkomunikasinya tidak hanya dengan orang saja, tetapi juga dapat dengan obyek-obyek alam yang lain.10 Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan langsung mengenai kegiatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam menerapkan bauran pemasaran di dalam menarik minat jamaahnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari pihak yang berkaitan khusus dengan kegiatan Majelis Taklim itu. Teknik yang digunakan adalah.
1) Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku, majalah, surat kabar, atau
9
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2008), cet. IV, h. 137
10
(24)
berbagai literature-literatur yang berkaitan dengan materi yang dibahas didalam skripsi ini.
2) Teknik Dokumentasi
Teknik Dokumentasi data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa dan data lain yang diperoleh dari jamaah yang bersangkutan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar.11
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa dan implementasinya di masyarakat. Penulis mencoba memaparkan segala informasi yang didapat dengan menggabungkan data-data yang telah diperolehnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini secara sistematis penulis membagi ke dalam lima bagian. Adapun sistematika selengkapnya adalah sebagai berikut:
11
(25)
BAB I : PENDAHULUAN.
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI.
Bab ini terdiri dari pengertian strategi, tahapan-tahapan strategi, bauran pemasaran, unsur-unsur bauran pemasaran, pengertian Majelis Taklim, sejarah Majelis Taklim dan fungsi Majelis Taklim.
BAB III : GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
Bab ini terdiri dari letak geogradis, latar belakang berdirinya, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, serta program kerja Majelis Taklim.
BAB IV : PEMBAHASAN.
Bab ini terdiri analisis strategi bauran pemasaran dan implementasinya.
BAB V : PENUTUP.
Bab ini terdiri dari pembahasan secara singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
(26)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi.
1. Pengertian Strategi.
Kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu Strategos, yang berasal dari kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai
Generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.12
Dari sudut etimologi (asal kata), penggunaan kata strategi dalam
manajemen suatu organisasi diartikan sebagai “kiat”, cara, dan taktik
utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah kepada tujuan strategi organisasi.13
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
12
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8
13
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), cet.
Ke-1, h. 14
(27)
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.14
Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepkan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai factor masukan yang kemudian dikelompokan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna SWOT, bahwa analisa ini adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditunjukan untuk mneggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang mudah bagi masalah-masalah yang dihadapi.15
Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan di dalam mengambil strategi tersebut.
a. Strength (kekuatan), yakni kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran.
14
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 12
15
(28)
b. Weakness (kelemahan), yakni keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
c. Opportunity (peluang), yakni berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
d. Threats (ancaman), yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.16
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep ataupun seni seorang jenderal di masa seorang pimpinan (manajemen puncak).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah
strategi adalah “seni atau ilmu menggunakan sumber daya-sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.”17 Dalam perkembangan selanjutnya, para pakar memberikan definisi yang berbeda tentang manajemen strategi. Antara lain dikatakan bahwa manajemen strategis adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
16
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), cet. Ke-5, h. 172
17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199
(29)
implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.18
Meskipun para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda tentang manajemen strategik kiranya tidak akan jauh dari kebenaran apabila dikatakan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.19
Manajemen strategis (strategic management) adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.20 Proses manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.
Dari beberapa pengertian di atas mengenai manajemen strategis dapat penulis simpulkan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian keputusan yang dirancang secara menyeluruh di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi yang dilakukan oleh seluruh elemen yan berada di dalamnya.
18
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis Formulasi
Implementasi dan Pengendalian,(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 5
19
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, h. 15 20
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
(30)
2. Tahapan-tahapan Strategi.
a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi.
Pada tahap pertama sebelum merumuskan strategi perlu dilakukan analisis terhadap visi, misi dan tujuan organisasi karena ketiga komponen tersebut merupakan langkah awal dalam proses perencanaan. Hal ini dilakukan agar didapatkan kesesuaian antara strategi dengan ketiga komponen tersebut.
Visi dalam manajemen strategi merupakan suatu proses aktivitas, dimana di dalamnya mencakup cita-cita di masa depan yang ada dalam benak atau di pemikiran para pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota dalam suatu organisasi.21 Sedangkan misi dalam manajemen strategi merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan secara operasional oleh sebuah manajemen dalam merealisasikan tujuan strategik yang setelah secara keseluruhannya tercapai berarti organisasi juga terwujud.22 Setelah visi dan misi dijelaskan kemudian tujuan dari manajemen strategi adalah hasil yang ingin dicapai dari proses aktivitas atau akhir dari perjalanan yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasional serta merupakan sasaran yang lebih nyata dari pernyataan misi.23
21
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara), cet. Ke-1, h. 38
22
Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, h. 155 23
M. Ismail Yuswanto dan Karebet Widjaja Kusuma, Manajemen Strategis Perspektif
(31)
b. Analisis Lingkungan.
Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.24 Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para manajer puncak, yaitu:
1) Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap saat.
2) Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah perusahaan.25
Rumit serta tidak pastinya masa depan membuat para penyusun strategi harus lebih berhati-hati dalam melakukan analisa lingkungan. Sejumlah asumsi-asumsi yang relevan harus dikaji ulang setiap waktu agar penyesuaian-penyesuaian dapat segera dilakukan. Berikut ini disajikan beberapa bentuk analisa yang dapat digunakan pimpinan perusahaan dalam melakukan analisa lingkungan. Bentuk analisa tersebut adalah:
24
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, h.87
25
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, h. 49
(32)
a. Analisa Produk (Product Analysis).
Menganalisa dan membandingkan semua atribut produk atau jasa terhadap produk atau jasa dari para pesaing.
b. Analisa Pasar (Market Analysis).
Analisa ini mendefinisikan semua karakteristik dari pasar (a.l. demografis, geografis, gaya hidup, dll) dimana produk tersebut bersaing.
c. Analisa Lingkungan (Environment Analysis).
Analisa ini menganalisa semua perubahan yang terjadi pada variabel lingkungan (a.l. ekonomi, sosial, politik dan peraturan pemerintah).
d. Analisa Pelanggan (Consumer Analysis).
Menganalisa motif konsumen membeli produk, melakukan segmentasi pasar dan mengidentifikasi profil konsumen a.l. tingkat sosial, kebudayaan, jenis kelamin dan lain sebagainya.
e. Analisa Keuangan (Financial Analysis).
Analisa ini terdiri dari beberapa macam dan yang terkenal adalah analisa rasio. Analisa rasio melibatkan metode-metode perhitungan dan penginterpretasian rasio-rasio keuangan dalam rangka menilai kinerja dan status perusahaan.
c. Formulasi Strategi.
Di dalam buku manajemen strategi formulasi, implementasi, dan pengendalian karangan John A. Pearce dan Richard B. Robinson,
(33)
JR. Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan terdiri atas sembilan tugas penting yaitu:
1) Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal).
2) Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya.
3) Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum.
4) Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern.
5) Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. 6) Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum
yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.
7) Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
(34)
8) Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, dan system imbalan. 9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi
pengambil keputusan yang akan datang.26
Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.27
d. Implementasi Strategi.
Implementasi strategi adalah sejumlah aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis.28 Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi disusun, implementasi merupakan kunci sukses manajemen strategis.
Untuk memulai proses implementasi, manajer strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan berikut:
1) Siapa yang akan melakukan rencana strategis yang telah disusun? 2) Apa yang harus dilakukan?
26
Pearce dan robinson, Manajemen strategik (formulasi, implementasi, pengendalian), Binarupa Aksara, Jakarta 1997 hal, 20
27
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998),,15 28
J. David Hunger & Thomas L. Wheelan, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1996), ed. II, h. 296
(35)
3) Bagaimana sumber daya manusia yang bertangggung jawab dalam implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang perlu dilakukan?
Pihak manajemen harus lebih dulu memusatkan perhatian mereka pada pertanyaan-pertanyaan tersebut ketika menganalisis pihak yang pro dan kontra terhadap alternatif strategi yang ditawarkan. Dalam setiap kesempatan, manajemen harus mempertimbangkannya sebelum merencanakan strategi. Jika pihak manajemen tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memuaskan, maka sulit bagi strategi yang telah disusun dengan sempurna untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan.
e. Pengendalian Strategi.
Aspek pengendalian yang perlu dicapai menurut Rowe dan Carlson adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian manajemen, yang didasarkan pada prestasi dan data historis di masa lampau.
2) Pengendalian waktu-nyata, yang memusatkan perhatian khusus pada aspek-aspek teknis pengendalian sehingga informasi yang aktual dapat diperoleh.
3) Manajemen pelaksanaan, yang memusatkan perhatian pada keselarasan tujuan dan efektivitas organisasi.
(36)
4) Pengendalian adaptif, yang berkaitan dengan penentuan cara yang paling cepat dan efektif untuk memberikan tanggapan terhadap perubahan.
5) Pengendalian strategis, yang melibatkan cara mengantisipasi atau mengembangkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan dari hasil yang diinginkan.29
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Pengertian Bauran Pemasaran.
Marketing mix (Bauran Pemasaran) merupakan kombinasi pilihan kebijaksanaan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat pertimbangan ini; produk, promosi, harga dan tempat sering disebut sebagai 4P. Bauran pemasaran 4P dapat diberlakukan sebagai daftar periksa kebijaksanaan pemasaran bisnis.30
Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat
29
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategisdan Kebijakan
Perusahaan, h. 409
30
Catherine Hayden, Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991), cet. 1., h. 200
(37)
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.31
Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.32 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu cara pengusaha di dalam mempengaruhi konsumen yang membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang matang dengan melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).33
Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix”. Selain daripada itu karena keempat
tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P maka sering pula dikenal sebagai
“4P” dalam pemasaran yaitu: Product, Price, Place dan Promotion. Bauran pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
31
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Ed. 1., cet. 7., h. 198
32
Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun, (Jakarta: FEUI, 1987), cet. ke-3, h. 63
33
(38)
2. Unsur-unsur Bauran Pemasaran. a. Strategi Produk (product).
Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju. Sehingga konsumen puas dan keuntungan meningkat. Faktor-faktor yang terkandung dalam produk adalah kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merk, kemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau buah pikiran.34 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.35
Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu mencakup keputusan tentang acuan/produk (product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan
34
Ibid.,h. 200
35
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006). Ed. 2., h. 70
(39)
produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan pelayanan (services) yang diberikan.36
1) Merk Dagang (Brand).
Merk adalah nama, istilah tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklan mudah diingat, mudah dibaca
dan mudah dibedakan.37 Penciptaan merk harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: a. Mudah diingat.
b. Terkesan hebat dan modern. c. Memiliki arti positif.
d. Menarik perhatian. 2) Kemasan (packaging).
Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karena itu, kemasan
36
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200 37
(40)
ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus etiket, warna dan lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut mutu atau kualitasnya baik. 3) Kualitas (mutu) produk.
Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
4) Pelayanan (services).
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran produk. Pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, yang mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan (instalasi) produk itu dan asuransi atau jaminan risiko rusaknya barang dalam perjalanan atau pengangkutan, dan pelayanan setelah/purna penjualan, yang mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh konsumen,
(41)
perbaikan dan pemeliharaan (service) dari produk itu apabila rusak.38
b. Strategi Harga (price).
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.39 Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk membeli barang tersebut. Sering kita jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang akan dapat membelinya dan demikian berarti semua orang dapat memakai barang tersebut. Oleh karena itu maka penetapan harga jual haruslah dipikirkan baik-baik dan dalam hal ini terdapat beberapa dasar penetapan harga, yaitu biaya, konsumen, dan persaingan.
Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah
citra atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan.
Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan atas. Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan
38
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 203 39
(42)
tercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang murah harganya atau barang murah. Strategi ini dikenal dengan strategi barang murah, sebagai kebalikan dari strategi barang mewah seperti diuraikan sebelumnya. Dalam merumuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain:
1) Bertahan.
2) Memaksimalkan laba. 3) Memaksimalkan penjualan. 4) Gengsi atau prestis.
5) Pengembalian atau investasi (return of investment).40
c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat (place).
Distribusi (place) adalah mencakup aktifitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran.41
Pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat konsumen itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dua kuncci area keputusan. Keputusan
40
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105 41
(43)
lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya.42
1) Lokasi.
Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak
terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.43
42
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 233 43
(44)
2) Saluran Distribusi.
Saluran disribusi mencakup siapa saja yang berpartisipasi dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipan dalam distribusi jasa:
a) Penyedia jasa.
b) Perantara (intermediarry). c) Konsumen.44
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain: a) Penjualan langsung (direct sales).
b) Agen (Agent) atau boker.
c) Agen/broker penjual atau pembeli.
d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak (contracted service deliverer).
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.45
44
Ibid, h. 93 45
(45)
d. Strategi Promosi (promotion).
Promosi (promotion) adalah aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.46 Promosi adalah cakupan terakhir dari “adonan/bauran
pemasaran”, keputusan tentang bagaimana berkomunikasi dengan kelompok sasaran produsen adalah keputusan yang penting. Alat-alat atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran pemasaran (promotion mix) yang terdiri dari:
1) Iklan (advertising).
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positoning jasa.
Media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame (outdoor advertising) dan surat langsung (direct mail).47
46
Kotler, Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 85 47
(46)
2) Penjualan perorangan (personal selling).
Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal-balik dalam rangka membuat, mengubah, menggunakan, dan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dengan konsumen.48 Personal selling merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual.
3) Promosi penjualan (sales promotion).
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Points of Sales Promotion terdiri atas brosur, lembar informasi, dan lain-lain. Promosi penjualan dapat dibedakan kepada:
a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sample, demo produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi.
b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowences, iklan kerja sama, distribution contest, penghargaan.
48
(47)
c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan hadiah untuk tenaga penjual terbaik.49
4) Hubungan Masyarakat (public relation).
Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain: publikasi, acara-acara penting, hubungan dengan investor, pameran, dan mensponsori beberapa acara.50
5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.
49
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122 50
(48)
C. Majelis Taklim.
1. Pengertian Majelis Taklim.
Secara etimologis (arti kata), kata „Majelis Taklim’ berasal dari
bahasa Arab, yakni Majlis dan Taklim. Kata „Majlis’ berasal dari kata
jalasa, yajlisu, julusan, yang arinya duduk atau rapat. Selanjutnya, kata
„Taklim’ sendiri berasal dari kata ‘alima, ya’lamu, ilman, yang artinya mengetahui sesuatu, ilmu, ilmu pengetahuan. Arti Taklim adalah hal mengajar, melatih, berasal dari kata ‘alama, ‘allaman yang artinya
mengecap, memberi tanda, dan ta’alam berarti terdidik, belajar. Dengan demikian, arti Majelis Taklim adalah tempat mengajar, tempat mendidik, tempat melatih, atau tempat belajar, tempat berlatih, dan tempat menuntut ilmu.51
Sedangkan Musyawarah Majelis Taklim Se-DKI pada tanggal 9-10 Juli 1980 merumuskan definisi (ta’rif) Majelis Taklim, yaitu lembaga pendidikan Islam non-formla yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti peserta jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dan Allah SWT (habluminallah), dan antara manusia dan sesama (habluminannaas) dan dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi dan masyarakat bertakwa kepada Allah SWT.
51
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan
(49)
Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, Majelis Taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan, pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar (khususnya bagi kaum muslimah) dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat sekitarnya.
2. Sejarah Majelis Taklim.
Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan yang tertua dalam sejarah islam dan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan dakwah Islamiyyah sejak awal, yang dimulai saat Rasulullah SAW mengadakan kegiatan kajian dan pengajian di rumah Arqam bin Abil Arqam (Baitul Arqam), yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi ketika beliau masih berada di Mekkah.52. Setelah adanya perintah Allah SWT untuk menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka.
Di zaman Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat lagi. Nabi Muhammad SAW duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian kepada para sahabat kaum muslimin ketika itu. Para sahabat yang dalam sejarah terkenal dalam sebutan Ashabus Shafa telah mengkhususkan dirinya selalu berdekatan dengan Nabi untuk mendapatkan pelajaran lebih
52
(50)
banyak lagi. Dari merekalah, generasi berikutnya termasuk kita dewasa ini, dapat mengetahui sebagian besar ucapan, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad SAW.
Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil menyiarkan agama Islam dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter dan ketahanan umat. Lebih jauh dari itu, nabi juga berhasil membina para pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan bersenjata, dalam membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil di dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat.
Di abad kejayaan Islam, Majelis Taklim disamping sebagai tempat menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir (mujtahidin) menyebarluaskan hasil penemuannya (ijtihadnya). Barang kali tidak akan salah bila dikatakan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai disiplin ilmu seperti Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, bahkan juga dalam berbagai ilmu yang dewasa ini kita kenal sebagai ilmu umum seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran, Politik, Matematika, dan sebagainya adalah produk majelis-majelis taklim yang ada ketika itu. Mereka memperoleh ilmu di Majelis Taklim dan kemudian membina Majelis Taklim mereka sendiri, lalu mengembangkan ilmu yang dewasa ini terdapat dalam dunia Islam.
Para wali dan penyiar Islam di Indonesia juga mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka untuk Indonesia, Majelis Taklim juga merupakan lembaga pendidikan
(51)
Islam tertua. Barulah kemudian sesuai dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, disamping Majelis Taklim yang sifatnya seperti pesantren, madrasah, sekolah, dan sebagainya.
Dengan demikian ,Majelis Taklim mempunyai kedudukan dan ketentuan tersendiri di dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau dakwah Islamiyyah, disamping lembaga-lembaga lain yang mempunyai tujuan yang sama. Perpaduan lembaga pendidikan formal (sekolah dan madrasah) dengan lembaga pendidikan non-formal seperti Majelis Taklim merupakan alat pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
3. Fungsi Majelis Taklim.
Apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya Majelis Taklim dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini berfungsi sebagai berikut.
a. Tempat Belajar-Mengajar.
Majelis Taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar-mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.
b. Lembaga Pendidikan dan Keterampilan.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakat yang berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian serta pembinaan keluarga dan rumah tangga sakinah warahmah.
(52)
c. Wadah Berkegiatan dan Berkreativitas.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain, dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan, sosial, dan politik yang sesuai dengan kodratnya.
e. Jaringan Komunikasi, Ukhuwah, dan Silaturahim.
Majelis Taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.53
53
(53)
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kediaman guru besar sekaligus pembinanya yaitu Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Jalan RM. Kahfi 1 Gg Manggis Rt.002 Rw.001, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempatnya berkesampingan dengan rumah Habib Hasan yang disana disediakan tempat Aula. Aula tersebut berfungsi sebagai tempat kegiatan Majelis dan juga sebagai tempat melaksanakan shalat fardhu lima waktu sebagaimana mestinya. Dengan fasilitas yang telah memadai maka jamaah dapat mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dengan nyaman.
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majlis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada
tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”.
Bermula dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari rumah-kerumah.
(54)
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang.
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat
kepada para Jama’ah.
Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hampir kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-ilmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi
ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru -guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan masih banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.
(55)
Pada tahun 2005, Majlis Nurul Musthofa mengokohkan yayasan
“Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI.
Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan
Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada
tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang sedang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib
Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008 sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah organisasi keagamaan yang berorientasi kepada pemuda. Hal ini senada dengan visi, misi dan tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu:
1. Visi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk lebih mengenal Rasullullah Saw.
(56)
b. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk meneladani akhlak Rasulullah Saw.
2. Misi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir. b. Memberikan pengajaran tentang Islam secara menyeluruh. c. Memperbanyak membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw. 3. Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Menjadi wadah organisasi yang memberikan manfaat kepada masyarakat baik dunia maupun akhirat.
b. Menjadi pusat informasi dan dakwah Islam.
c. Memberikan informasi dan pengajaran tentang Islam kepada kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda.54
D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Pelindung : DR. Ing. H. Fauzi Bowo.
Drs. H. Fatahila (Wakil Walikota Jakarta Pusat).
Pembina : Habib Hasan bin Ja’far Assegaf. Penasihat : Habib Musthofa bin Ja’far Assegaf.
Habib Abu Bakar, S.H, M.M KH. Abdul Hayyi Na’im.
54
Ust. Abdurrahman Ayyub, Wawancara Pribadi, Asisten Habib, Pengurus Koordinator Majelis Taklim Nurul Musthofa, Jakarta, 15 Mei 2011.
(57)
Pengawas : Drs. Andy Basrandi.
Makmun, S.Kom. H. Edy Rahman.
Ketua Umum : Habib Abdullah bin Ja’far Assegaf. Sekretariat Umum : Angga Hermawan.
Bendahara Umum : Zainal Arifin.
Divisi-Divisi
Divisi Keagamaan : Rohimin.
Muhammad Sholeh.
Divisi Sosial : Donny.
Budiansyah.
Divisi Keuangan : Achmad. Irfan Akhyari.
Divisi Humas : Imam Wahyudi.
Kusyori.55
E. Program Kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Dalam rangka mengembangkan konsep dakwah yang dimiliki Majelis Taklim Nurul Musthofa, maka segenap pengurus merumuskan dan menyusun seluruh kegiatan dakwahnya secara sistematis, terarah, dan berkesinambungan. Berhasil tidaknya ditentukan oleh perencanaan dan perumusan yang matang.
55 Ibid
(58)
Adapun program kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa terdiri dari: 1. Program Jangka Pendek.
a. Taklim keliling setiap malam minggu. b. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). c. Maulid Akbar di kediaman Habib Hasan. 2. Program Jangka Panjang.
a. Haul Akbar Habib Umar bin Ja’far assegaf.
b. Ziarah Kubro ke Makam Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Faqih.
c. Perayaan Harlah Majelis Taklim Nurul Musthofa dan santunan terhadap anak yatim piatu.
d. Buka puasa bersama.
e. Halal bi Halal Akbar di kediaman Habib Hasan. 3. Kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Pembacaan Maulid Simtuddurrar dan riwayat kisah-kisah para shalihin.
Hari : Minggu Malam Senin, pukul: 18.00 – 20.00 WIB. Tempat : Kediaman ad-Da’I illalah al-Habib Hasan bin
Ja’far Assegaf.
Pembina : al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. b. Pembacaan Kitab Fikih.
(59)
Tempat : Kediaman ad-Da’I illalah al-Habib Hasan bin
Ja’far Assegaf.
Pembina : al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf dan al-Habib
Abdullah bin Ja’far Assegaf.
c. Majelis Aqidatul Awam.
Hari : Malam Selasa, pukul: 20.00 – 21.00 WIB. Tempat : Pejaten dan Sekitarnya.
d. Pembacaan Shalawat Nabi Muhammad Saw & Fadhilah-fadhilahnya.
Hari : Malam Rabu, pukul: 19.00 – 20.00 WIB.
Tempat : Kediaman ad-Da’I illalah al-Habib Hasan bin
Ja’far Assegaf.
Pembina : al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf.
e. Pembacaan nama-nama Rasulullah Saw berikut penjelasannya. Hari : Malam Kamis, pukul: 19.00 – 20.00 WIB.
Tempat : Kediaman ad-Da’I illalah al-Habib Hasan bin
Ja’far Assegaf.
Pembina : al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf dan al-Habib
Abdullah bin Ja’far Assegaf.
f. Pembacaan Kitab Dalail Khairat.
Hari : Malam Jum’at, pukul: 18.00 – 20.00 WIB.
Tempat : Kediaman ad-Da’I illalah al-Habib Hasan bin
(60)
Pembina : al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf.
Dilanjutkan ziarah ke makam Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad, bersama al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.
Hari : Malam Jum’at, pukul: 21.00 – 22.30 WIB.
g. Tafsir al-Qur’an, yang dilanjutkan dengan pembacaan Ratib al -Attas.
Hari : Malam Sabtu, pukul: 19.00 WIB.
Tempat : Kediaman ad-Da’I illalah al-Habib Hasan bin
Ja’far Assegaf.
Pembina : al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf.
Maulid Simtuddurrar dan Kitab Aqidatul Awwam. Hari : Malam Sabtu, pukul: 20.30 – selesai.
Tempat : Seputar Jagakarsa, Ciganjur, Pondok Labu, dan sekitarnya.
Pembina : al-Habib Abdullah bin Ja’far Assegaf.56
h. Majelis Akbar Nurul Musthofa Pembacaan Maulid Simtuddurror dan Kitab Nashoihuddiniyyah.
Hari : Malam Minggu, pukul: 20.30- 01.30.
Tempat : Berpindah-pindah, sesuai dengan ketentuan jadwal yang sudah diatur dan ditetapkan pengurus.
Pembina : al-Habib Abdullah bin Ja’far Assegaf.
56
Abdul Qadir Umar Mauladdawilah, dkk, Dakwah Pemuda Ibu Kota, (Malang: Pustaka Basma, 2010), h. 225
(61)
i. Acara hari besar seperti Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW,
Isra Mi’raj, Tahun Baru Islam 1 Muharram, Tabliqh Akbar, Zikir,
Idul Adha, Idul Fitri, Lebaran anak yatim piatu serta undangan-undangan dakwah.
j. Pengajian Bulanan bagi jamaah perempuan yang diadakan di Istana Segaff. Pengajian tersebut diadakan setiap minggu siang
F. Fasilitas Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Fasilitas yang berada di Majelis Taklim Nurul Mustofa antara lain: a. Set Sound System 80.000 Watt.
b. Layar Slide 8 lembar.
c. Handy cam yang lama dan yang terbaru ada 15 handy cam. Di istana menggunakan 5, sedangkan di luar menggunakan 10 handy cam.
d. Majelis Taklim mempunyai tempat yang permanen dan memadai (Jauwiyah) yang dilengkapi dengan rak buku lengkap, perlengkapan shalat, tempat dokumentasi, dan sekretariat serta yayasan Assegaf. e. Kendaraan 4 unit, yang digunakan untuk mengangkut barang-barang
keperluan dan para pengurus dalam melaksanakan kegiatan Majelis Taklim.
f. Memiliki 2 Outlet, yaitu outlet pakaian muslim dan segala perlengkapannya serta outlet cellular.
g. Memiliki 3 grup Hadroh yang masing-masing grup memiliki 1 set perlengkapan hadroh.
(62)
a) Ada tim inti pada acara Majelis Taklim Nurul Musthofa malam Minggu dan malam selasa.
b) Tim kedua malam rabu dan sabtu. c) Tim ketiga di istana ssegaf.
G. Kurikulum Majelis Taklim Nurul Musthofa.
Materi kajian Majelis Taklim Nurul Musthofa sudah disusun secara sistematis dan berkesinambungan, berkaitan dengan ajaran Islam yang bersumberkan al-Qur’an dan as-Sunnah Rasulullah saw. Materi kajian ini diberikan pada waktu taklim/pengajian yang dilaksanakan secara rutin tiap setiap pekan sekali dan tidak dicampuradukan dengan acara lainnya, seperti tabligh akbar.
No Materi Sub Materi Sumber Materi
1 Tarbiyah a. Pendidikan Islam.
Kitab Simtuddurrar dan riwayat para shalihin.
2 Dakwah a. Fiqud Dakwah.
b. Ilmu Dakwah.
Kitab Fiqih.
3 Akidah a. Tauhid Uluhiyah.
b. Tauhid Rububiyah. c. Tauhid Asma Wa Sifat.
Kitab-kitab Akidah dan Tauhid.
4 Syariah a. Ibadah.
b. Muamalah.
Kitab-kitab syariah, ibadah, dan muamalah.
(63)
BAB IV
ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Majelis Taklim Nurul Musthofa Dalam Menyusun Strategi Bauran Pemasaran.
1. Visi, Misi dan Tujuan.
Sebagai sebuah lembaga, Majelis Taklim Nurul Musthofa juga mempunyai visi, misi dan tujuan yang diharapkan bisa diwujudkan di dalam segala kegiatan yang dilakukannya. Visi, misi dan tujuan dari Majelis Taklim Nurul Musthofa berorientasi kepada kalangan pemuda dimana di dalamnya mengajak untuk lebih mengenal dan meladani segala tingkah laku Rasulullah Saw.
2. Analisa Lingkungan.
Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para manajer puncak, yaitu:
a. Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap saat.
(64)
b. Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah perusahaan.57
“Tentunya di dalam melaksanakan kegiatan ceramah pada saat apapun, kami selalu mendiskusikan bagaimana membuat ceramah yang dilakukan agar menarik perhatian jamaah terutama bagi kalangan pemuda agar tidak bosan di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dan tentunya selalu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan”58
Demikian halnya dengan Majelis Taklim Nurul Musthofa, di dalam menjalankan setiap kegiatannya agar lebih menarik lagi perhatian dan minat jamaah di dalam mengikutinya, Majelis Taklim Nurul Musthofa juga akan mempertimbangkan asumsi-asumsi yang ada pada diri jamaah yang harus dikaji setiap waktu agar penyesuaian dapat segera dilakukan. Berikut ini adalah beberapa bentuk analisa yang dilakukan pengurus dalam menganalisa lingkungan sebagai berikut:
1) Analisa Produk (Product Analysis).
Menganalisa dan membandingkan semua atribut produk atau jasa terhadap produk atau jasa dari para pesaing. Dalam hal ini Majelis Taklim Nurul Musthofa melakukan pengamatan dan
57
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, h. 49
58
Ust. Abdurahman Ayyub, Wawancara Pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa
(65)
berdiskusi langsung dengan para pengurus dan jamaah mengenai gaya ceramah yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa
melalui pembinanya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.
2)Analisa Pasar.
Analisa ini digunakan untuk mendefinisikan semua karakteristik dari pasar dimana produk tersebut bersaing. Dalam hal ini Majelis Taklim Nurul Musthofa mendefinisikan bahwa karakter geografis jamaah yang berada di Jakarta memungkinkan untuk akses yang sangat mudah di dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim. Karakter yang selanjutnya yaitu dimana melihat masyarakat ibu kota Jakarta sekarang banyak yang haus di dalam mendengarkan siraman-siraman rohani yang dapat menyejukan hati di tengah kehidupan Jakarta yang penuh dengan berbagai macam tekanan dimanapun berada.
3) Analisa Lingkungan (Environment Analysis).
Analisa ini menganalisa semua perubahan yang terjadi pada variabel lingkungan (a.l. ekonomi, sosial, politik dan peraturan pemerintah). Dalam hal ini Majelis Taklim melakukan analisa mengenai peraturan-peraturan pemerintah di dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebagai sebuah organisasi.
4) Analisa Pelanggan (Consumer Analysis).
Menganalisa motif konsumen membeli produk, melakukan segmentasi pasar dan mengidentifikasi profil konsumen a.l. tingkat
(66)
sosial, kebudayaan, jenis kelamin dan lain sebagainya. Dalam hal ini Majelis Taklim melakukan analisis kepada jamaah yang mengikuti kegiatan Majelis Taklim. Pengurus biasanya menganalisis dengan cara melakukan wawancara baik langsung maupun tidak langsung dengan orang yang mengikuti kegiatannya.
3. Formulasi Strategi.
Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.59
a. Analisis SWOT Majelis Taklim Nurul Musthofa.
Sebelum menetapkan bauran pemasaran yang akan dijalankan Majelis Taklim Nurul Musthofa, para pengurus Majelis Taklim harus menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi yang tergambar dalam analisis SWOT sebagai berikut.
1) Strength (kekuatan).
Majelis Taklim Nurul Musthofa perlu melihat terlebih dahulu kekuatan yang dimiliki, sekalipun kekuatan ini tidak sepenuhnya merupakan keunggulan dalam bersaing. Yang terpenting bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah
59
(67)
memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menarik perhatian jamaah dan masyarakat terhadap kegiatan yang akan diadakan.
Adapun kekuatan yang dimiliki oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah sebagai berikut:
a. Tim Kru yang solid.
Kru Majelis Taklim Nurul Musthofa sudah sangat mengenal satu sama lainnya sehingga di dalam menjalankan segala kegiatan yang diadakan mereka dapat tampil solid. Kebersamaan ini tentunya tidak dibangun dengan waktu yang singkat karena berdasarkan fakta, mereka telah ada sejak pertama kali Majelis Taklim Nurul Musthofa berdiri pada tahun 1997. Dengan kebersamaan dan silaturahmi yang telah terjalin dengan erat diantara semua kru Nurul Musthofa, maka dapat membuat setiap kegiatan yang diadakan menjadi mudah. Jumlah kru yang ada diperkirakan sudah mencapai 150 orang, yang mana mereka bekerja dengan tulus ikhlas tidak mengaharapkan imbalan apapun dari Majelis Taklim Nurul Musthofa.60
60
Ust. Abdurrahman Ayyub, Wawancara pribadi, Pengurus, Koordinator Majelis Taklim Nurul Musthofa
(68)
b. Mempunyai fasilitas kendaraan, tempat dan sound yang memadai.
Majelis Taklim Nurul Musthofa menyediakan berbagai fasilitas yang cukup memadai di dalam menunjang segala kegiatan yang akan dilaksanakannya. Fasilitas tersebut diantaranya kendaraan yang memadai, tempat yang cukup representative, dan fasilitas sound yang memadai. Dengan adanya berbagai fasilitas tersebut diharapkan jamaah dan masyarakat yang mengikuti setiap kegiatan majelis taklim dapat merasa nyaman sehingga dapat lebih khusyuk lagi di dalam beribadahnya tersebut.
c. Memiliki aset jamaah yang banyak di daerah Jabotabek. Dengan keberadaan Majelis Taklim Nurul Musthofa yang cukup lama dan disertai perkembangan yang pesat di dalam berbagai aspek yang ada di dalam organisasinya, maka jumlah jamaah yang mengikuti setiap kegiatan pun semakin banyak. Dengan semakin banyaknya jamaah dan masyarakat yang mengikuti setiap kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa maka secara tidak langsung terbentuk sebuah komunitas dan akan menjadi aset yang tak ternilai harganya bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa di dalam melaksanakan setiap kegiatannya.
(1)
Lampiran Wawancara
Tanggal Wawancara : 4 Juni 2011. Interviewer : Lutfiafif.
NIM : 107053002927.
Interviewee : Ka Doni (Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa). Tempat : Jl. Rawa Kopi, Pangkalan Jati Baru, Cinere, Depok. Jam : 18.00 – 19.00 WIB.
Tanya : Bagaimana perkembangan Majelis Taklim Nurul Musthofa dari tahun ke tahun?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat menyangkut ketertarikan minat jamaahnya pada setiap kegiatan yang akan diadakan. Setiap tahun diperkirakan pertambahan jamaah diperkirakan para pengurus mencapai 2000 – 3000 orang. Hal ini terjadi dengan semakin banyaknya jamaah yang terus menginformasikann keberadaan Majelis Taklim Nurul Musthofa sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Tanya : Apa kelebihan yang dimiliki Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa melalui Guru Besarnya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh ulama – ulama lain yaitu berupa pendidikan hati. Hal ini tidak ada
(2)
yang memilikinya kecuali Habib Hasan bin Ja’far Assegaf sehingga dakwah yang disampaikan dapat masuk ke dalam hati jamaah dan tidak terjadi paksaan sehingga jamaah pun akan tertarik hatinya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
Tanya : Bagaimana Majelis Taklim Nurul Musthofa melihat masalah yang terjadi pada jamaah?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa melihat kondisi permasalahan jamaah yang terjadi dengan melakukan pengamatan pada berita-berita teraktual sehingga setiap materi dakwah yang akan disampaikan selalu membahas masalah yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Hal ini menjadi penting karena dengan masalah materi yang sesuai dengan kondisi terkini maka masyarakat dapat mengambil pelajaran langsung bagaimana menanggapi setiap apa yang terjadi disekitarnya.
Tanya : Bagaimana Majelis Taklim Nurul Musthofa menganalisis lingkungannya di dalam melaksanakan dakwahnya?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa menganalisis lingkungannya dengan mempertimbangkan asumsi – asumsi yang terjadi pada diri jamaah. Misalnya mengenai produk dakwah yang akan disampaikan. Dakwah Majelis Taklim Nurul Musthofa yang disampaikan melalui Habib Hasan bin Ja’far Assegaf menggunakan gaya ceramah yang menekankan pada kelembutan sehingga jamaah akan tertarik mendengarkannya. Dengan menggunakan pendidikan hati tersebut di
(3)
harapkan jamaah akan menjadi semakin tertarik di dalam mengikuti setiap kegiatan yang akan diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
Tanya : Bagaimana proses formulasi strategi dakwah menyangkut bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Proses formulasi di dalam pembuatan strategi dakwah tentunya tidak telepas dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kita miliki. Setelah kita mengetahui hasil dari analisis terhadap
Tanya : Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Proses evaluasi selalu dilakukan pada setiap kegiatan yang dilakukan telah selesai dilaksanakan. Jika memang kegiatan yang dilakukan menunjukan hasil positif maka kegiatan tersebut dapat dilanjutkan tetapi jika kegiatan tersebut kurang mendapat respon dari jamaah dan masyarakat maka kegiatan tersebut akan ditinjau kembali pelaksanannya.
Tanya : Apa target yang ingin dicapai Majelis Taklim Nurul Musthofa ke depannya?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa ingin menjadi sebagai salah satu wadah terbesar di Indonesia yang selau ingin mengajak jamaah dan masyarakat untuk lebih mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sehingga dapat menjadi suri tauladan dan idola di dalam kegiatan
(4)
sehari-hari dan dapat juga menjadi benteng di dalam menyaring semua propaganda yahudi melalui berbagai medianya yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.
(5)
Dokumentasi Kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa
Pembina Majelis
Taklim Nurul Musthofa
Al- Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf
(6)